Anda di halaman 1dari 17

BIOPROSES DALAM SEL

Kelompok 3 :
• Dominica Violita A.A
(13)
• Eka Fitri R (14)
• Faiz Zulfa F (15)
• Fariza Ina H (16)
• Hafiisya Sekar W(17)
• Hanif Arif R (18)
Bioproses Dalam Sel

Tr
an
me spo in d
an
r t e
me lalu pro n
esa nga
Sint d e
mb i ann
ya
rukt
ur
ra n kait nan
s t
n yusu si se
l
pe f u ng
1 Reproduk dan
si mitosis
dan kaitan
nya
dengan 3
pertumbu
han
makhluk
hidup

KELUAR
“klik pada judul yang diinginkan.
Transpor melalui Membran
Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membua
ng sisa-sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam si
toplasma, sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu. Pengatura
n keluar masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh per
meabilitas membran.
Bagian dalam lapisan lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus
oleh molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor materi-mate
ri yang larut dalam air dan bermuatan diperankan oleh protein integral membran.
Fungsi membran sel antara lain sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan itu
memungkinkan sel untuk memperoleh pH yang sesuai, dan konsentrasi zat-zat menja
di terkendali. Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat dan ion-ion yang diperluka
n serta membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Bagaimana selapis membran dapat
melakukan pengontrolan yang demikian penting itu? Semua pengontrolan itu bergan
tung pada transpor lewat membran.
Perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu transpor pasi
f dan transpor aktif.

Transpor pasif & Aktif


p r
oort
n s
s p
TTraran aluuii Transfor Aktif
meellal
m mbraan n
membr
me
Endositosis dan
1
Eksositosis
Pompa Natrium
- Kalium

Transfor Pasif

Difusi
Terfasilitasi
Difusi
Osmosis
Transfor
Aktif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul melawan suatu gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi untuk masuk atau keluar sel
melalui membran sel.  Selain memerlukan energi berupa ATP, transpor aktif
pada transpor melalui membran sel juga memerlukan enzim untuk
memindahkan molekul dan ion dari tempat konsentrasi rendah ke tempat
konsentrasi tinggi. Agar enzim dapat berfungsi sebagai pompa, maka enzim
tersebut harus dapat mengikat ion dan mengangkut ion dari satu sisi
membran ke sisi yang lain. Molekul gula dan asam amino diangkut secara
aktif ke dalam sel menggunakan energi. Energi ini di peroleh dari gradien
konsentrasi Na+ yang terjadi pada pengangkutan natrium-kalium. Dengan
bantuan suatu protein transpor khusus, molekul glukosa dan ion natrium
masuk ke dalam sel bersama-sama. Kemudian, natrium tersebut dikeluarkan
lagi oleh pompa natrium-kalium. Dengan demikian, pompa natrium-kalium
tidak hanya mengangkut secara aktif Na+ dan K+, tetapi secara tidak
langsung menyediakan energi untuk proses pengangkutan yang lain.
Pompa Natrium - Kalium
Pompa Natrium – Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan energi
untuk mengangkut kedua macam ion itu. Pada transpor aktif, zat dapat berpindah dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi, perjalanan zat dapat melawan gradien
konsentrasi atau gradien kadar.
Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu
transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran, karena
kebutuhan akan ion K+ tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel
dan pengeluaran ion Na+ keluar sel. Konsentrasi ion K+ diluar sel rendah dan di dalam
sel tinggi. Sebaliknya, konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi.
Jika terjadi proses osmosis, maka akan terjadi osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan
osmosis ion Na+ dari luar ke dalam sel. Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis,
karena pergerakan ion-ion itu melawan gradien kadar, yaitu terjadi pemasukan ion
K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP
dengan pertolongan protein yang ada pada membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari
dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar sel. Karena itu disebut
sebagai pompa natrium – kalium. Zat-zat yang dapat diangkut secara transpor aktif
misalnya gula, protein, enzim, dan hormon.
Endositosis dan Eksositosis
Endositosis artinya pemasukan zat ke dalam sel, sedangkan eksositosis artinya pengeluaran zat
dari dalam sel. Proses ini tergolong transpor aktif dan melawan gradien kadar (dari konsentrasi
rendah ke tinggi). Contoh endositosis adalah fagositosis dan pinositosis.
Fagositosis (phagein = memakan; cytos = sel) adalah proses di mana membran plasma suatu sel
membungkus partikel dari lingkungan luar dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan.
Vakuola kemudian menyatu dengan lisosom membentuk heterofagosom dan lisosom mencerna
atau menghancurkan partikel tersebut. Contohnya sel darah putih dan sel ameba yang memakan
bakteri. Sel-sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya dalam suatu vakuola
makanan. Selanjutnya bakteri akan dicerna oleh lisosom. Pinositosis (pinein = meminum) adalah
peristiwa sel memakan zat cair. Sel mengelilingi setetes cairan dan membentuk sebuah
gelembung. Cairan yang dimakan itu dimasukkan ke dalam vakuola makanan.
Transfor
Pasif
Perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan
molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Jadi perjalanan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah
difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.
Difusi
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi rendah,
tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga dicapai
kerapatan molekul yang sama dalam suatu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan
menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan
menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat dalam medium
air), hingga kerapatan zat tersebut merata. Molekul atau zat dapat mengalami difusi keluar masuk
sel, dari kerapatan tinggi ke kerapatan nol atau rendah. Dengan demikian zat tersebut dapat 
“diangkut” keluar masuk sel tanpa menggunakan energi. Hal itu tentu sangat menguntungkan sel.
Osmosis
Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut
melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari
pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air) dalam
proses transpor melalui membran sel. Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi di dalam dan
di luar sel telah seimbang.
Bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (sedikit air atau hipertonik) daripada di luar sel,
maka air yang ada di luar sel akan masuk ke dalam sel. Peristiwa masuknya air ke dalam sel
tersebut dapat mengakibatkan pecahnya sel pada sel hewan (hemolisis). Sedangkan, pada sel
tumbuhan, sel hanya akan menggembung karena ditahan oleh dinding sel. Konsentrasi air yang
tinggi di luar sel disebut hipotonik.
Sedangkan, bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah (banyak air) daripada di luar sel,
maka air yang ada di dalam sel akan keluar sel. Keluarnya air dari sel akan mengakibatkan sel
mengerut. Pada sel hewan, mengerutnya sel ini disebut krenasi, sedangkan pada sel tumbuhan
disebut plasmolisis.
Difusi Terfasilitasi
Difusi dapat diperlancar oleh adanya protein pada membran sel. Misalnya pada
waktu proses pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah
usus halus. Glukosa tidak dapat berdifusi secara spontan tanpa adanya protein
pembawa. Prosesnya adalah sebagai berikut. Mula-mula molekul glukosa diikat oleh
protMula-mula molekul glukosa diikat oleh protein yang ada di membran sel.
Selanjutnya protein pembawa ini mengalami perelanjutnya protein pembawa ini
mengalami perubahan konformasidan mendorong glukosa ke dalam sel. Setelah itu
protein pembawa kembali pada konformasi semula.
Reproduksi Sel Mitosis

Makhluk hidup melakukan reproduksi dalam rangka memperbanyak keturunan, menj


aga kelestarian jenisnya, dan dalam rangka mewariskan sifat dari induk kepada keturu
nannya. Karena makhluk hidup tersusun atas sel-sel, maka reproduksi tingkat sel mem
punyai peranan penting, khususnya dalam pewarisan sifat.
Reproduksi pada tingkat sel dilakukan dengan cara pembelahan, baik secara mitosis
maupun meiosis. Pembelahan tersebut melibatkan inti sel yang di dalamnya terdapat
kromosom dalam bentuk DNA atau lebih dikenal dengan gen.
Kromosom bertugas membawa sifat individu dan membawa informasi genetika yang
tugas tersebut dilaksanakan oleh gen, yaitu menyampaikan informasi genetik dari gen
erasi ke generasi, terutama pada saat gen melakukan duplikasi diri. Agar sifat induk te
rsebut dapat diwariskan kepada keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagi
an gen melalui penggandaan kromosom.

Pembagian Gen
Reproduk
si mitosis
dan kaita
nn y a Mekanisme pembagian gen melalui penggandaan
dengan kromosom terjadi dengan melakukan pembelahan, baik
pertumbu
han secara mitosis maupun meiosis.
makhluk
hidup

mb elahan
Pe
is
Meios
han
ela
m b
Pe tosis
Mi
Pembelahan Mitosis
Pada saat sel membelah menjadi dua sel anak, maka terjadi pula penggandaan kromosom
yang membawa gen sehingga setiap sel anak akan mendapatkan jumlah kromosom yang
sama dan identik dengan sel induknya. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut.

 Semua sifat induk diwariskan pada kedua sel anaknya.


 Setiap sel anak memiliki sifat yang identik dengan sel induknya.

Proses pembelahan sel mitosis berlangsung di seluruh sel-sel jaringan tubuh, kecuali pada
sel kelamin, sehingga pewarisan sifat seluruh sel-sel tubuh akan senantiasa sama atau
identik dengan induknya. Contoh nyata pembelahan mitosis yaitu pada cara-cara reproduksi
vegetatif seperti setek, cangkok, kultur jaringan, dan kloning.Daur hidup merupakan proses-
proses di mana suatu organisme menghasilkan organisme lain sesamanya. Kromosom
memegang peranan utama dan penting dalam daur hidup.
Organisme yang berkembang biak secara seksual memulai kehidupannya dari satu sel yang
terbentuk karena penggabungan dari dua sel kelamin induk yang bersifat haploid.
Sel gabungan atau zigot mempunyai susunan kromosom diploid (2n) baru kemudian mulai
pembelahan mitosis yang menghasilkan pertumbuhan, perkembangan dan perbedaan-
perbedaan serta sifat dari individu dewasa.
Pembelahan Meiosis
Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis
mirip dengan tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar perilaku kromosom
dalam kedua proses tersebut. Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan
empat sel haploid dari satu sel diploid. Pada pembelahan meiosis I terjadi
pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel anak. Pembelahan meiosis II
tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan du[likasi
kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak. Meiosis menyebabkan terjadinya
variasi antara induk dengan keturunannya serta antarketurunan itu sendiri. Hal
tersebut terjadi melalui pengelompokkan kromosom secara bebas dan pindah
silang ( crossing over )
Sintesis Protein yang disebut juga biosintesis protein adalah proses
pembentukan partikel protein dalam bahasan biologi molekuler yang
didalamnya melibatkan sistesis RNA yang dipengaruhi
i n da n oleh DNA. Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah
e
s a prot g an
sumber pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang
n t e e n menyusun protein tetapi tidak terlibat secara langsung dalam
Si n ya d t ur
i ta n r u k prosesnya. Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi
ka na n st molekul RNA. Molekul RNA inilah yang ditranslasi menjadi asam
y us u sel
pe n g s i amino sebagai penyusun protein. Dengan demikian molekul RNA lah
fun
dan yang terlibat secara langsung dalam proses sintesis
protein. Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino
dalam proses pembentukan protein dikenal dengan istilah "Dogma
sentral biologi” yang dijabarkan dengan rangkaian proses DNA
3 membuat DNA dan RNA, RNA membuat protein, yang dinyatakan
dalam persamaan DNA >> RNA >> Protein.

Seperti kebanyakan dogma, terdapat pengecualian pada proses pembentukan protein berdasarkan


bukti-bukti yang ditemukan setelahnya, sehingga dogma ini akhirnya disebut sebagai aturan.
Tujuan dari proses sintesis protein adalah untuk menghasilkan protein yang akan digunakan untuk
proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan.
Proses sintesis protein perlu dilaksanakan dalam sel karena protein memiliki peranan penting dalam
sebuah sel, bagi sel protein digunakan dalam penyusunan membran sel, proses sintesis protein
biasanya karena adanya signal dari luar akan kebutuhan sebuah protein. Protein yang dihasilkan dalam
proses sintesis protein ini akan digunakan sebagai penyusun hormon, enzim serta antibodi, selain itu
protein juga memiliki fungsi sebagai sumber energi dan merupakan kunci utama dalam pembentukan
dan perbaikan jaringan dan sel di dalam tubuh. Selain itu, protein yang dihasilkan juga berguna untuk
mengatur kadar asam basa di dalam sel-sel yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai