SISWA BUKU
Siswa adalah harapan orang tua Oh buku
Generasi penerus bangsa Kau sahabat sejatiku
Pelita di dalam gelap gulita Aku mencari ilmu darimu
Kalau aku kesepian, aku selalu
Berjuang demi masa depan Membacamu
Belajar menjadi yang terdepan
Menuntut ilmu setinggi langit Oh buku ku
Tanpa terasa lelah dan sakit Kau sebagai sumber ilmu
Ilmu untuk anak bangsa
Dengan tegap kami melangkah Karenamu anak bangsa menjadi pintar
Bagai bunga sedang merekah Oh terima kasih buku
Maju terus pantang menyerah
Menyambut esok yang makin cerah LAYANG-LAYANG
Layang-layang
KI HAJAR DEWANTARA Bila tertiup angin kencang
Ki Hajar Dewantara Kau terbang tinggi di awan
Kaulah pahlawan pendidikan Nampak apik dan menawan
Bagi bangsa Indonesia
Layang-layang
Namamu harum Kau memang menawan
Kau selalu dikenang Laksana burung yang terbang
Baktimu sungguh agung Membuat orang jadi senang
Cita-citamu akan kami lanjutkan
GURUKU Tidak perlu menembus kulitku
Guruku. Aku tetap meradang menerjang
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Kau jadi kami tahu Luka dan bias kubawa berlari
Kau jadikan kami mengerti Berlalri hingga hilang pedih perrih
Dak aku akan lebih tidak peduli
Guruku. Aku mau hidup seribu tahun lagi
Kau tak kenal lelah
Kau tak kenal putus asa SAHABAT TERBAIKKU
Kau didik kami dengan kesabaran Sahabat terbaiku
Kau didik kami dengan kesungguhan Yang dekati aku saat yang lain menjauh
Kaulah pembendung tangisku
Guruku. Kaulah yang sudahku anggap saudara sendiri
Selalu kupanjatkan doa untukmu Kaulah pengingatku saat aku berbuat
Semoga Tuhan membalas ketulusanmu kesalahan
Terima kasih guru Kaulah sahabaat disaat aku kesepian
Kau takkan kulupakan Dan kau selalu temani aku disaat aku sedih
maupun senang
LAUT Kaulah pemberi pelita di dalam gulita
Berdiri aku di tepi pantai Kaulah sahabat terbaikku
Memandang lepas ditengah laut
Ombak pulang memecah berderai GURUKU
Keribuan pasir rindu berpaut Guruku.
Ombak datang bergulung-gulung Sepintas wajahmu tampak letih
Balik kembali ke tengah segara Dengan titik-titik air di keningmu
Yang menetes pelan-pelan
Aku takjub berdiri termenung
Beginilah rupanya permainan masa Namun semua itu kau samarkan
Hatiku juga seperti dia Demi kewajibanmu menebar ilmu di sekolah
Bergelombang-gelombang memecah ke Semua itu kau lakukan dengan hati yang tulus
pantai
Arus suka beraih duka Guruku
Payah mendapatkan perasaan damai Engkau adalah cahaya
Cahaya yang tetap bersinar di dalam gelapnya
AKU malam
Kalua samapi waktuku Yang tetap terang walau awan tebal
Ku tak mau seorang kan merayu Terima kasih guru karena engkau telah
Idak jug aku memberiku ilmu
IBU Maafkanlah.
Ibu oh ibu Anakmu ini yang selalu membuatmu marah
Kau yang telah mengandungku Dan belum bias membahagiakanmu
Kau juga yang melahirkanku Tapi kelak besar nanti
Kau membesarkanku Aku akan membahagiakan kalian
Hingga besar Ayah ibu
SEPEDA BUTUT
Aku punya sepeda
Tetapi sekarang sepedaku sudah jelek
Sudah lama aku diberi sepeda itu
Pada tahun 2003
Sekarang dia tak berdaya lagi
Badannya sudah hancur
Kini tersisa tantainya