Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR Guruku

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Ibu


Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat Ayah Dan Ibu
dan bimbingan-Nya, sehingga saya dapat Ibu
menusun puisi yang pernah saya alami Alam
ataupun yang tidak pernah saya alami. Bungaku
Akhirnya sadari bahwa puisis ini jauh dari Petani
kata sempurna. Oleh karena itu saya mohon Laut
para pembaca berkenan untuk memberikan Sahabatku
kritik dan saran yang membangun demi Bersekolah
perbaikan, untuk itulah saya ucapkan Desaku
terimakasih. Rumahku
Bola
Belajar
DAFTAR ISI Lebah
Kata pengantar Naik motor
Daftar isi Perpisahan
Kutilang Memancing ikan
Keindahan sawah Sepeda Butut
Temanku
Cinta Pertama KUTILANG
Cinta Burung kutilang dicabang ranting
Maaf Kicaunya nyaring membangunkan ku
Jalan-Jalan Kicaunya nyaring menyambutku
Taman Bunga Kicaunya nyaring menghantarkan petang
Seruling
Borobudur Burung kutilang mematuki buah pisang
Aku Anak Sehat Betapa girangnya burung kutilang
Kereta Api Orang-orang mengintai dari balik semak
Siswa Bila tertangkap dipelihara dalam sangkar
Ki Hajar Dewantara
Kupu-Kupu Burung kutilang berkicau setiap pagi
Buku Membuat hari semakin indah
Layang-Layang Berterbangan di desa untuk mencari makan
Guruku Burung kutilang berkicau dipetang hari
Laut
Aku KEINDAHAN SAWAH DIMUSIM
Sahabat Baikku PANEN
Ketika ku berangkat sekolah
Ku melewati hamparan sawah yang luas Mungkin inilah jatuh cinta
Hamparan padi yang menguning Cinta yang saat ini selalu menghantui
Gemercik gelombang padi ditiup angina Dan membuatku bertanya-tanya

Petani berpesta Tak berjumpa sehari


Menyambut datangnya pesta panen Akan terasa satu tahun
Hingar binger suasana disawah Slalu jalani bersamanya
Dewi Sri tersenyum menyambut datangnya Suka duka ataupun bahagia
dewi sri
Kalau memang ini cinta
TEMANKU Akan kupertahankan dia
Temanku oh temanku Tidak akan pernah kulepaskan
Setiap hari kau temani aku Walau harus aku lalui banyak hambatan
Setiap hari kau support aku
Setiap hari kau hibur aku
CINTA
Teman Cinta datang tiba-tiba
Kusemangat belajar karnamu Tanpa peduli siapa
Saat aku susah Dan dari mana asalnya
Saat aku senang
Kita selalu bersama Cinta tak pernah memilih
Walau berkeping-keping pedih
Terkadang juga Tetapi tersenyum tanpa aroma sedih
Teman menjadi musuh
Saat dia pura-pura baik di depan kita Karena cinta yang sebenarnya
Tetapi jahat di dalam hatinya Menerima apa adanya
Sebab dan syarat tiada dalam cinta
Saat teman menjadi musuh
Hati kita akan sakit MAAF
Karena kenangan indah bersamanya Maaf mungkin selama ini
Harus lenyap karena permusuhan Aku bukanlah sahabat yang baik
Maaf juga, mungkin selama ini
CINTA PERTAMA Aku membuatmu rasa sedih tersisih
Berdebar hati ini
Saat dia melihatku Maaf juga, mungkin selama ini
Merasa deg-degan bertemu dia Ada bicaraku yang pedih
Merasa rindu saat jauh darinya Maaf sungguh, mungkin selama ini
Aku sering tidak memahami Ketika senja berganti malam
Maaf, aku hanya hamba yang biasa Suaramu tetap merdu

JALAN-JALAN Seruling oh seruling


Gedung-gedung yang lewat bersama kita Betapa setianya kau seruling
Jari-jari yang mengusap mata Si anak pengembala itu
Nafas yang menghela kita pagi Pagi, siang, senja, dan malam
Sama terbakar matahari
BOROBUDUR
Gedung-gedung dan toko-toko Borobudur etrcinta
Bertengger berwarna, terasa hampa Berdiri tegak mempesona
Air mengalir begitu coklat di kali Kebanggaan Indonesia
Sama terbakar matahari Dikagumi seluruh dunia

Jejak dimana tangan bertemu tangan Borobudur tercinta


Menekankan hatiku pada hatimu Sebuah mahakarya
Suara yang terdengar terasa ganjil Batang nenek moyang kita
Terasa begitu saat berjalan Yang tiada duanya

TAMAN BUNGA AKU ANAK SEHAT


Bila kutatap engkau Aku anak sehat
Hatiku sangat senang Setiap hari makanku banyak
Rupamu cantik Sayur dan buah tak pernah kulewatkan
Warnamu amat menarik Minum susu menjadi kesukaan

Oh.teman bungaku Aku anak sehat


Berserilah sepanjang waktu Tubuhku kekar dan kuat
Jangan pernah layu Olah raga tak pernah kulewatkan
Jangan lupa bersendu Lari pagi bersama teman-teman

Oh.angin dari segala penjuru Aku anak sehat


Jangan kau sapu tanaman bungaku Karena ibuku rajin dan cermat
Biarkan taman bungaku Sejak bayi selalu dijaga dan dirawat
Menebar keindahan, menebar harum Jika aku sakit segera diajak berobat

SERULING KERETA API


Suaramu merdu memecah alam Deru bunyi kereta api
Aku terbuai alunan yang emrdu Penguasa darat mulai berjalan
Pandangan terpaku padanya KUPU-KUPU
Bagaikan emas di tengah tumpukan Alangkah elok warnamu
Terbang diantara burung-burung mencari
Penguasa darat melaju kencang madu
Bagai petir membelah daratan Kadang kulihat engkau berayun
Asap hitam mengepul Ditangkai dan daun-daun
Mengotori udara
Kupu-kupu
Zaman telah berubah Alangkah indah semua melihatmu
Penguasa darat memakai listrik Dapatkah ku memiliki sayap indah
Tiada lagi kepulan asap hitam Seperti sayapmu
Rakyat bersorak gembira Kau terbang begitu indah

SISWA BUKU
Siswa adalah harapan orang tua Oh buku
Generasi penerus bangsa Kau sahabat sejatiku
Pelita di dalam gelap gulita Aku mencari ilmu darimu
Kalau aku kesepian, aku selalu
Berjuang demi masa depan Membacamu
Belajar menjadi yang terdepan
Menuntut ilmu setinggi langit Oh buku ku
Tanpa terasa lelah dan sakit Kau sebagai sumber ilmu
Ilmu untuk anak bangsa
Dengan tegap kami melangkah Karenamu anak bangsa menjadi pintar
Bagai bunga sedang merekah Oh terima kasih buku
Maju terus pantang menyerah
Menyambut esok yang makin cerah LAYANG-LAYANG
Layang-layang
KI HAJAR DEWANTARA Bila tertiup angin kencang
Ki Hajar Dewantara Kau terbang tinggi di awan
Kaulah pahlawan pendidikan Nampak apik dan menawan
Bagi bangsa Indonesia
Layang-layang
Namamu harum Kau memang menawan
Kau selalu dikenang Laksana burung yang terbang
Baktimu sungguh agung Membuat orang jadi senang
Cita-citamu akan kami lanjutkan
GURUKU Tidak perlu menembus kulitku
Guruku. Aku tetap meradang menerjang
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Kau jadi kami tahu Luka dan bias kubawa berlari
Kau jadikan kami mengerti Berlalri hingga hilang pedih perrih
Dak aku akan lebih tidak peduli
Guruku. Aku mau hidup seribu tahun lagi
Kau tak kenal lelah
Kau tak kenal putus asa SAHABAT TERBAIKKU
Kau didik kami dengan kesabaran Sahabat terbaiku
Kau didik kami dengan kesungguhan Yang dekati aku saat yang lain menjauh
Kaulah pembendung tangisku
Guruku. Kaulah yang sudahku anggap saudara sendiri
Selalu kupanjatkan doa untukmu Kaulah pengingatku saat aku berbuat
Semoga Tuhan membalas ketulusanmu kesalahan
Terima kasih guru Kaulah sahabaat disaat aku kesepian
Kau takkan kulupakan Dan kau selalu temani aku disaat aku sedih
maupun senang
LAUT Kaulah pemberi pelita di dalam gulita
Berdiri aku di tepi pantai Kaulah sahabat terbaikku
Memandang lepas ditengah laut
Ombak pulang memecah berderai GURUKU
Keribuan pasir rindu berpaut Guruku.
Ombak datang bergulung-gulung Sepintas wajahmu tampak letih
Balik kembali ke tengah segara Dengan titik-titik air di keningmu
Yang menetes pelan-pelan
Aku takjub berdiri termenung
Beginilah rupanya permainan masa Namun semua itu kau samarkan
Hatiku juga seperti dia Demi kewajibanmu menebar ilmu di sekolah
Bergelombang-gelombang memecah ke Semua itu kau lakukan dengan hati yang tulus
pantai
Arus suka beraih duka Guruku
Payah mendapatkan perasaan damai Engkau adalah cahaya
Cahaya yang tetap bersinar di dalam gelapnya
AKU malam
Kalua samapi waktuku Yang tetap terang walau awan tebal
Ku tak mau seorang kan merayu Terima kasih guru karena engkau telah
Idak jug aku memberiku ilmu
IBU Maafkanlah.
Ibu oh ibu Anakmu ini yang selalu membuatmu marah
Kau yang telah mengandungku Dan belum bias membahagiakanmu
Kau juga yang melahirkanku Tapi kelak besar nanti
Kau membesarkanku Aku akan membahagiakan kalian
Hingga besar Ayah ibu

Jika ku sakit IBU


Kau yang merawatku Jika aku boleh meminta
Jika ku sedih Ijinkan aku terus menjaganya
Kau yang menyemangatiku Ijinkan aku terus bersamanya
Ijinkan aku menemani sisa hidupnya
Ibu. Karena kasihku padanya begitu suci
Aku berhutang budi kepada mu Sayangku untukmu abadi
Jika besar nanti Takkan pernah bias terhenti
Aku akan membahagiakanmu Walau dengan kilauan duniawi

Tuhan Ku hormati dia sepanjang hidupku


Tolong kasih dia sehat selalu Karena dia wanita terindahku
Biar bias menemaniku Karena dia yang melahirkanku
Jagalah dia selalu Menjadikan manusia utuh dan sempurna
Terimakasih ibu
AYAH DAN IBU
Ayah ibu. ALAM
Kaulah yang pertama kali ku kenal Suatu pagi
Kau yang mengajari kebaikan Kubuka mata
Kau tak kenal lelah Cahaya pagi menembus kaca jendela
Untuk mendidiku dari kecih hingga besar Udara yang segar
Membuat hati kita nyaman
Ayah.
Engkaulah pahlawan di keluarga ini Burung bernyanyi
Diterik menatari yang panas Sesuai panorama alam
Engkau membanting tulang untuk kami Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi
Tetes embun membasahi daun
Ibu
Engkau pendampingku Angina menembus halus menembus kulit
Bagaikan malaikat yang selalu disisiku Kulihat awan
Seputih salju
Juga langit seribu lautan samudra Tak pernah kau lupakan akan pekerjaanmu
Kini aku siap menghadapi hari yang baru yang kau geluti
Dan indahnya panorama di bumi ini
LAUT
BUNGAKU Laut.
Oh bungaku.. Pesonamu begitu indah
Kau sangat indah Deburan ombakmu memecah keheningan
Sungguh elok warnamu Pohon-pohon melambai seakan menyapa
Berbagai macam jenis Dan awan berwarna biru menghiasi lautku
Semua orang takjub melihat keindahanmu
Kau bias menghiasi alam
Kau ku tempatkan di tanah Laut.
Tetapi kau tetap indah Udaramu begitu sejuk
Kau terbentang luas layaknya samudra
Oh bungaku Airmu biru
Kau sangat indah Kupandangi pesonamu
Bagaikan bunga surge Kau sangat indah
Bila hujan turun
Kau sangat segar SAHABATKU
Menyenangkan untuk dilihat Oh betapa senang hatiku
Aku punya seorang sahabat
PETANI Kami berdua duduk sebangku
Petani oh petani Sahabatku bernama Irfan
Dikala musim panen tiba
Engkau bersiap menuju lading Dia dari desa kebowan
Tak peduli kondisi asikmu Ramah dan sopan sifatnya
Tubuh membungkuk dan rapuh Wahai Irfan sahabatku
Dengan ketekatan yang pasti Semoga kita iterus bersama
Bekerja demi kami tanpa henti Dalam suka dan duka

Kau rela berkorban untuk mendapatkan padi BERSEKOLAH


Aku kagum akan sosokmu wahai petani Ketika aku berangkat kesekolah
Aku bangga akan kesederhanaanmu Aku melihat temanku sekolah
Tenagamu yang terbatas Ketika di luar kelas
Aku dikantin dengan temanku
Terimakasih wahai petani
Berkatmu aku dapat menikmati Aku sedang menjalani persahabatan
Nasi setiap hari Ketika aku didalam kelas
Akau belajar dengan keras
Ketika pulang LEBAH
Aku berdoa dengan tertip Bentukmu kecil
Supaya dijalan di beri keselamatan Kau suka menghisap madu
Sengatanmu begitu sakit
Segala bunga kau hadiri
DESAKU Hingga penyerbukan terjadi
Sungguh indah desaku Kau amat berjasa
Dekat dengan gunung Bagi semua tumbuhan
Dimana sungai mengalir
Airnya jernih berdesir-desir NAIK MOTOR
Naik motor dijalan raya
Sungguh indah desaku Harus hati-hati dan waspada
Dekat dengan gunung yang indah Nai motor jangan ditengah
Tempat aku berada Pilihlah ditepi
Desa tak akan kulupakan Naik motor jangan berjajat tiga
Cukup berjajar dua
RUMAHKU Agar tidak celaka
Rumahku kecil
Rumahku mungil PERPISAHAN
Aku saying rumahku Kini perpisahan telah tiba
Rumahku di Desa Tanggel Air mata teteslah sekarang
Jauh dari kecamatan Di geladak guru yeng berdiri tegar
Dekat dengan gunung Sejak dulu telah mempertahankan kita
Mengarungi berbagai tantangan
BOLA Guru akan selalu kurindu
Bentukmu bulat Guru melambaikan tangan tanda berpisah
Warnamu berbagai macam Samapi jumpa
Ada yang putih
Ada juga yang belang-belang MEMANCING IKAN
Setiap saat kau akan ditendang Hari minggu telah tiba
Telah temanku persiapkan alat yang ada
BELAJAR Pancing, umpan dan bekal lainnya
Disekolah aku belajar Dengan teman dia pergi bersama
Dirumah aku belajar Berjalan kaki penuh canda ria
Aku ingin pandai Menuju kesungai
Dan menjadi guru Penuh semangat kami berharap
Aku harus rajin belajar Akan mendapat banyak ikan
Jika tidak tercapai apa yang kita harap
Kita akan tetap bergembira

SEPEDA BUTUT
Aku punya sepeda
Tetapi sekarang sepedaku sudah jelek
Sudah lama aku diberi sepeda itu
Pada tahun 2003
Sekarang dia tak berdaya lagi
Badannya sudah hancur
Kini tersisa tantainya

Anda mungkin juga menyukai