Reproduksi
Jantan &
Spermatogenesis
PRAKTIKUM PERKEMBANGAN
HEWAN
Tujuan Praktikum
● Mempelajari anatomi sistem reproduksi jantan dan
cara analisis sperma.
● Mempelajari perkembangan atau diferensiasi sel
sperma, komponen sel somatik yang berperan dalam
proses spermatogenesis, kompartemen testis, serta
asosiasi sel dan siklus epitelium seminiferus.
Sistem Reproduksi Jantan
● Suatu sistem reproduksi umumnya disusun dengan tiga komponen,
yaitu: kelenjar kelamin, saluran reproduksi, dan kelenjar aksesoris.
● Pada hewan jantan, testis merupakan kelenjar kelamin yang
menghasilkan sperma. Dari testis, sperma dikeluarkan melalui saluran
reproduksi yang terdiri dari duktus epididimis, vas deferens, dan uretra
di dalam penis. Kelenjar aksesoris seperti vesikula seminalis, kelenjar
bulbouretra, dan kelenjar preputium, masing-masing memiliki fungsi
untuk membantu pengeluaran sperma dengan menghasilkan cairan
medium bagi sperma dan lubrikasi, baik sewaktu kopulasi maupun
ejakulasi. Sperma dengan cairan mediumnya dinamakan semen.
● Fertilitas sperma penting untuk diketahui. Kemampuan sperma untuk
mencapai dan membuahi sel telur merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan reproduksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa
parameter, yaitu morfologi, jumlah, motilitas, dan velositas sperma.
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI JANTAN
● Bagian Eksterna
Sistem reproduksi bagian
luar (eksterna) terdiri dari
penis dan skrotum. Batang
penis terbungkus kulit,
dengan pinset tarik kulit
tersebut ke arah posterior
hingga gland penis,
preputium, dan orifisium
uretrae. Skrotum berisi
sepasang testis.
Kompartemen
Adluminal
Tunika
Viseral
Kompartemen
Interstitial
PREPARAT KOMPARTEMEN TESTIS
P.100X Kompartemen
Vaskular
DIFERENSIASI SEL SPERMATOZOA
● Carilah satu tubulus seminiferus yang di dalamnya terdapat sel-sel
spermatogonia (spermatogonium A, In, dan B). Gunakan objektif 40x dengan
pemutar halus. Spermatogonium A memiliki inti besar berbentuk lonjong dan
berwarna pucat, spermatogonium In inti nya lebih kecil dari inti A dan pada
membran inti terdapat bintik-bintik semacam sisik berwarna gelap.
Spermatogonium terletak pada bagian basal tubulus.
● Lanjutkan pengamatan pada tubulus yang sama, apakah ada spermatosit
primer R, L, Z, P, atau Di yang dapat diketahui dari karakteristik bentuk inti
selnya. Spermatosit primer R adalah sel dalam keadaan interfase (R, resting)
sehingga inti yang bulat berwarna pucat tidak menampakkan benang
kromatin. Spermatosit primer L dan Z merupakan sel dalam fase leptoten dan
zigoten yang masing2 memiliki inti bulat , namun warna inti Z lebih gelap dari
L. Sedangkan spermatosit primer P dan Di warna intinya hampir sama sangat
gelap dan kasar, namun ukuran inti Di satu setengah lebih besar dari inti P.
DIFERENSIASI SEL SPERMATOZOA
● Untuk mengetahui sel spermatosit sekunder, spermatid, dan
spermatozoa, fokuskan pengamatan pada bagian tengah epitel
tubulus seminiferus. Gunakan lensa objektif 40x dan amati inti
spermatosit sekunder yang besarnya hampir seperdua dari inti
spermatosit primer diploten (Di) dengan membran inti sangat jelas.
Perubahan dari spermatosit sekunder menjadi spermatid terjadi
amat cepat, sehingga pada bagian ini pun terlihat sel-sel spermatid
bulat dengan inti kecil, bulat, dan jernih. Bentuk spermatid
selanjutnya sangat variasi hingga akhirnya terjadi bentuk paling
ekstrim pada spermatozoa.
Spermatozoa
Spermatosit primer
Spermatid
Spermatosit
sekunder
Spermatogonium
(A, In, B)
SEL SERTOLI
● Mengisi lembar kerja pada halaman 14-16 (untuk sistem reproduksi) dan
halaman 23 (untuk spermatogenesis)
● Untuk tugas II-3, soal diskusi sebanyak 3 nomor ada di halaman 11-12 pada
modul
● Untuk semua lembar kerja menggunakan gambar tangan atau gambar
digital, bukan hasil literatur ataupun gambar foto internet. Kemudian
masukkan gambar ke dalam laporan.
● Literatur gambar + keterangan
Testis, Sistem reproduksi Eksterna dan Interna
● Dikumpulkan Besok, Kamis 11 Maret 2021 pukul 23.59 wib