Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

ANTARA EYD DAN PUEBI: SUATU ANALISIS


KOMPARATIF
(ZETTY KARYATI)

NAMA MAHASISWA : MERY HAMDANI SAMOSIR

NIM : 5173331025

MATA KULIAH : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : HERA CHAIRUN NISA, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review
ini dengan baik dan lancar.
Critical Journal Review ini penulis review dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia program studi Pendidikan Teknik Elektro
semester III tahun 2018 dan sebagai sarana penambah wawasan ilmu pengetahuan yang ingin
diketahui oleh pembaca. Dalam penyampaian materi dan kritik didalam CJR ini
penulis mencoba menyajikannya dengan bahasa yang mudah dan ringan agar dapat
dimengerti oleh semua pihak.

Dalam penyelesaian CJR ini, penulis mendapatkan bantuan dari beberapa sumber dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan CJR ini sehingga
dapat diselesaikan dengan baik
Harapan penulis kedepannya, semoga CJR ini berguna untuk proses kegiatan belajar
mengajar dan mengetahui caranya mengkritik buku, dan penulis sadar dalam pembuatan CJR
ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada penulisan maupun
materi. Mengingat kemampuan yang penulis miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan CJR ini.

Medan, 20 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II RINGKASAN JURNAL 3

BAB III KEUNGGULAN JURNAL 10

BAB IV KELEMAHAN JURNAL 9

BAB V PENUTUP 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh
masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak
semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar
Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk
mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat
digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan
hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam
bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan
variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa
tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll. Pidato
sering digunakan dalam acara-acara resmi. Misalnya pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS,
ataupun pidato dari pembina upacara.

Sistematika dalam pidato pun hendaklah dipahami betul-betul. Agar pidato yang
disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama halnya denan ceramah. Hanya saja
ceramah lebih membahas tentang keagamaan.kalau pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam
banyak acara.

B. Tujuan
1. Mengulas isi sebuah jurnal
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada pada jurnal
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada di dalam jurnal
4. Memberikan perbandingan pada isi jurnal yang baik untuk para pelajar atau Mahasiswa
5. Critical Jurnal Review ini bertujuan agar mampu digunakan sebagai pembanding
kelayakan terhadap jurnal yang lain
6. Menjadi salah satu sumber belajar bagi para penuntut ilmu
7. Menjadi acuan terhadap penggunaan jurnal dalam pembelajaran
8. Sebagai tingkatan dan bukti pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dilalui.

1
C. Manfaat
1. Kita mampu memahami dan mengetahui isi jurnal
2. Kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal
3. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang Bahasa Indonesia.

2
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL

JURNAL I
Judul Jurnal : Antara EYD dan Puebi: Suatu Analisis Komparatif
Penulis : Zetty Karyati

Keterangan Penulis : Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI


No. ISSN : ISSN: 2527-967X

JURNAL II
Judul Jurnal : Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Iklan Luar Ruang Di Kota
Surakarta
Penulis : Ratna Susanti, S.S.,M.Pd
Keterangan Penulis : Politeknik Indonusa Surakarta
No. ISSN : ISSN : 2355-5009

B. RINGKASAN JURNAL

JURNAL I
“Antara EYD dan Puebi: Suatu Analisis Komparatif”

Tujuan Penelitian
Di dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia, terjadi beberapa kali perubahan ejaan.
Ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan Van Ophuijsen (1901). Pada 19 Maret 1947, Ejaan Van
Ophuijsen digantikan dengan Ejaan Soewandi/Republik. Pada akhir 1959, dirumuskan Ejaan
Melayu-Indonesia (Melindo). Namun, ejaan itu tidak sempat diresmikan oleh pemerintah karena
keadaan politik di Indonesia yang sedang kacau. Kemudian, pada 16 Agustus 1972, berlakulah
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) berdasarkan Keputusan Presiden No. 57.Tahun 1972.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kepustakaan dan metode komparatif. Tujuan dari
penelitian komparatif ialah untuk menemukan persamaan-persamaan dan/atau
perbedaanperbedaan dari dua(atau lebih) objek. Penelitian seperti ini bisa juga dilakukan pada

3
sebuah objek, tetapi dalam kurun waktu berbeda. Adapun, seperti telah disebutkan di atas, objek
yang akan dianalisis dalam penelitian ini ialah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Hasil dan Pembahasan


Setelah membaca, menganalisis, dan membandingkan kedua lampiran peraturan menteri
tersebut, ditemukan banyak sekali perubahan. Adapun butir-butir perubahan dariPedoman
Umum EYD (lampiran Permendiknas RI No. 46 Tahun 2009) ke PUEBI (lampiran
Permendikbud RI No. 50 Tahun 2015) ialah sebagai berikut.
1. Pada PUEBI halaman 5-6 diberi penambahan informasi pelafalan penggunaan diakritik é dan
è, seperti dapat dilihat pada bagian keterangan di bawah ini.
2. Pada bagian keterangan mengenai “Huruf Konsonan” terdapat dua perbedaan, yaitu a.
Penghilangan keterangan: * Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah. b. Penambahan
keterangan: Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
3. Pada EYD, hanya terdapat tiga diftong (ai, au, dan oi), sedangkan pada PEUBI terdapat empat
diftong (ai, au, ei, dan oi). Berarti, ada penambahan diftong “ei”, misalnya pada kata “survei”.
4. Catatan pada bagian “Gabungan Huruf Konsonan” EYD yang menyatakan bahwa “Nama
orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus” dihilangkan.
5. Pada bagian penulisan “Huruf Kapital” terdapat enam perbedaan, yaitu: a. Penambahan
penjelasan unsur nama orang, yaitu yang termasuk julukan ditulis dengan huruf kapital,
misalnya: Jenderal Kancil dan Dewa Pedang. b. Penambahan penjelasan unsur nama orang yang
bermakna „anak dari‟ (seperti bin, binti, boru, dan van) tidak ditulis dengan huruf kapital.
6. Pada bagian penulisan “Huruf Miring” terdapat tiga perbedaan, yaitu:
a. Perubahan “bukan bahasa Indonesia” menjadi “dalam bahasa daerah atau bahasa asing”
ditulis dengan huruf miring.
b. Penambahan catatan bahwa nama diri dalam bahasa daerah atau bahasa asing tidak perlu
ditulis dengan huruf miring.
c. Penghilangan bagian 3c, yaitu klausul “Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa
Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
7. Pada bagian penulisan “Huruf Tebal” terdapat empat perbedaan, yaitu sebagai berikut.
a. Penghilangan klausul bahwa bukan huruf tebal yang dipakai untuk menegaskan, melainkan
huruf miring.
b. Penghilangan klausul penggunaan huruf tebal dalam kamus.
c. Penambahan klausul “Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
dengan huruf miring”.
d. Penambahan contoh bagian karangan yang ditulis dengan huruf tebal.
8. Pada bagian penulisan kata, terdapat enam perubahan, yaitu
a. Penambahan catatan pada butir B1.

4
b. Penghilangan bagian B.1.b, yaitu klausul “Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika
ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
c. Pemindahan bagian B.2. yaitu klausul “Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan
atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya” ke
bagian D.3. (Gabungan Kata).
d. Pemindahan bagian B.3. yaitu klausul “ Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai” ke bagian
D.4. (Gabungan Kata).
e. Penghilangan klausul “Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
f. Penghilangan klausul “Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai
denganbentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk
berimbuhan.
9. Penambahan klausul “Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih
tidak dipenggal”. Selain itu juga ditambahkan contoh dan catatan.
10. Pada Bag II.F. terdapat perubahan judul. Jika pada EYD, judul pada bagian ini ialah “Kata
Depan di, ke, dan dari”, pada PUEBI judulnya diubah menjadi “Kata Depan” Seperti terlihat
pada PUEBI
11. Penambahan keterangan “Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis
serangkai” dan dilengkapi pula dengan contoh pemakaiannya dalam kalimat.
12. Pada bagian “Angka dan Bilangan” terdapat penambahan klausul “Bilangan yang digunakan
sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf”.
13. Penghilangan klausul “Kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan dengan tanda hubung
apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf
kapital”.
14. Pada bagian pemakaian tanda baca “Tanda Hubung” terdapat tiga perbedaan.
15. Pada bagian pemakaian tanda petik terdapat penambahan klausul “Tanda petik dipakai untuk
mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat”.
16. Perubahan klausul “Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan” menjadi “Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian”.
17. Pada EYD, penggunaan garis miring (/) hanya terdapat 2 butir, sedangkan pada PUEBI ada
tiga butir, Penambahan klausul pada pemakaian garis miring miring pada PUEBI ialah “Tanda
garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain”.
18. Pada bagian tentang penulisan unsur serapan terdapat penambahan atau pendetailan banyak
unsur serapan dari bahasa Arab (berikut huruf Arabnya).

5
JURNAL II
“Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Iklan Luar Ruang Di Kota Surakarta”

I. Pendahuluan
Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran tersebut akan
mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta komunikasi yang baik. Kegiatan
bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu penutur (komunikator) dan petutur (komunikan).
Kegiatan bertutur pada dasarnya akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Hal ini
dikarenakan kegiatan bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya.
bahasa, sehingga bahasa sering dianggap sebagai komunikasi karena pada kenyatannya sistem
lambang yang paling prinsipil dalam komunikasi adalah bahasa.Bahasa juga berperan dalam
menyatukan masyarakat.
Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika
antarmasyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa alat
komunikasi yang mampu mewujudkan tersebut adalah bahasa.Bahasa juga merupakan media
bagi setiap manusia untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan.

II. Kajian Literatur


Dalam kaitannya dengan pengertian analisis, Chrystal (dalam Pateda, 1989:32)
mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan,
mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat
siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan menggunakan teori-teori dan
prosedurprosedur berdasarkan linguistik. Kesalahan itu biasanya ditentukan berdasarkan ukuran
keberterimaan.Apakah bahasa (ujaran atau tulisan) si pembelajar bahasa itu berterima atau tidak
bagi penutur asli atau pengajarnya.Jadi, jika pembelajar bahasa Indonesia membuat kesalahan,
maka ukuran yang digunakan adalah apakah kata atau kalimat yang digunakan pembelajar benar
atau salah menurut penutur asli bahasa Indonesia.
Jika kata atau kalimat yang digunakan pembelajar bahasa tadi salah, dikatakan
pembelajar bahasa membuat kesalahan. Analis kesalahan berbahasa berdampak positif terhadap
pembelajaran bahasa.Bahasa sebagai perangkat kebiasaan dipakai setiap orang sebagai media
komunikasi yang sangat kompleks.Pada umumnya pemakai bahasa dalam berbahasa cenderung
menggunakan jalan pikirannya tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang ada dalam bahasa.
Di samping itu ada juga pembelajar bahasa yang memperhatikan kaidah-kaidah atau
aturan bahasa yang berlaku sehingga menghasilkan konsep sesuai dengan struktur bahasa yang
dipelajari.Seperti telah dijelaskan di atas bahwa pengkajian terhadap segala aspek kesalahan itu
disebut analisis kesalahan.Agar dapat menganalisis kesalahan berbahasa secara baik diperlukan
langkahlangkah.Langkah-langkah yang dimaksud sebagai berikut. 1. Pengumpulan data 2.
Pengidentifikasian kesalahan 3. Penjelasan kesalahan 4. Pengklasifikasian kesalahan 5.
Pengevaluasian kesalahan

6
Atas dasar langkah-langkah di atas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para peneliti bahasa
dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam
data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya,
serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan, 2011:68).

III. Metode Penelitian


Desain penelitian yang direncanakan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap awal adalah tahap persiapan untuk mengidentifikasi masalah dan pencarian studi
pustaka khususnya dengan referensi jurnal penelitian sebelumnya. Hal ini berguna untuk
mengetahui permasalah yang akan diteliti.
2. Setelah masalah teridentifikasi dan dasar-dasar studi pustaka ditemukan, tahap berikutnya
mulai mengadakan pengumpulan data dengan cara observasi langsung melalui pengamatan dan
pendokumentasian. Objek yang diamati adalah penulisan pada media iklan ruang yang ada di
Kota Surakarta,
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun
2016
53
khususnya di Jalan Slamet Riyadi Surakarta, yang meliputi papan nama pertokoan dan instansi,
baliho, serta spanduk.
3. Setelah terkumpul data-data yang diperlukan, data tersebut diolah dan dijadikan dasar untuk
pelaksanaan penelitian.
4. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan yang menunjang dalam penelitian. Kegiatan
yang dilakukan adalah mengidentifikasi kesalahan berbahasa Indonesia dalam penulisan media
luar ruang yang ada di wilayah
Kota Surakarta, lalu menjelaskan bentuk-bentuk kesalahan, dan dilanjutkan mengklasifikasikan
kesalahan berbahasa Indonesia.
5. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap hasil pengidentifikasian dan
pengklasifikasian untuk mendapatkan kesimpulan akhir.
6. Selama penelitian selalu diadakan diskusi dengan peneliti senior guna menjaga kualitas hasil
penelitian. Berikut gambaran desain penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

IV. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan mengenai kaidah penulisan media luar
ruang, banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya yang belum memenuhi kaidah penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut ini
akandiuraikan data-data yang ditemukan di lapangan, bentuk kesalahanan, serta analisis
kesalahan penulisan berdasarkan kaidah kebahasaan.

7
BAB III
KEUNGGULAN JURNAL
Jurnal I
Setelah saya membaca isi dalam buku ini saya membaca jurnal yang berjudul
“Antara EYD dan Puebi: Suatu Analisis Komparatif” Saya menarik menarik kesimpulan
antara lain :
1. Pada jurnal ini menjelaskan pengertian Bahasa Indonesia secara umum.
2. Pada jurnal ini disertai hasil penelitian dengan bentuk gambar dan tabel-tabel untuk
memutakhirkan dan mempertanggung jawabkan hasil penetian sipenulis.
3. Menjabarkan jenis-jenis dan bagian-bagian Bahasa Indonesia.
4. Jurnal ini dijelaskan dengan singkat saja membuat si pembaca dapat tidak bosan.

Jurnal II
Setelah saya membaca isi dalam buku ini saya membaca jurnal yang berjudul “Analisis
Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Iklan Luar Ruang Di Kota Surakarta” Saya menarik
menarik kesimpulan antara lain :
1. Pada jurnal ini menjelaskan pengertian Bahasa Indonesia secara umum.
2. Pada jurnal ini disertai hasil penelitian dengan bentuk gambar dan tabel-tabel untuk
memutakhirkan dan mempertanggung jawabkan hasil penetian sipenulis.
3. Menjabarkan jenis-jenis dan bagian-bagian Bahasa Indonesia.
4. Pada buku ini dijelaskan dengan singkat saja membuat si pembaca dapat tidak bosan.

8
BAB IV
KELEMAHAN JURNAL

Jurnal I
Setelah saya membaca isi jurnal yang berjudul “Antara EYD dan Puebi: Suatu
Analisis Komparatif” Saya melihat ada sedikit kesulitan dan menjadi penghambat untuk
memahaminya, yaitu :
1. Kelemahan dalam jurnal ini adalah sebagian penjelasannya kurang jelas karena
terlalu singkat
2. Sebagian kalimat tidak nyambung dalam pembahasan
3. Pemakaian tanda baca sebagian tidak benar pada posisi pas
4. Sebagian gambar tidak jelas keterangannya.

Jurnal II
Setelah saya membaca isi jurnal yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa
Pada Penulisan Iklan Luar Ruang Di Kota Surakarta” Saya melihat ada sedikit
kesulitan dan menjadi penghambat untuk memahaminya, yaitu :
1. Kelemahan dalam jurnal ini adalah sebagian penjelasannya kurang jelas karena
terlalu singkat
2. Sebagian kalimat tidak nyambung dalam pembahasan
3. Pemakaian tanda baca sebagian tidak benar pada posisi pas
4. Sebagian gambar tidak jelas keterangannya.

9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan saya tentang Bahasa Indonesia, dapat saya simpulkan bahwa
Dengan mempelajari jurnal ini, diharapakan akan meningkatkan pengetahauan anda tentang
kaidah bahasa indonesia dan kemampuan berbahasa indonesia lisan dan tulis. Khususnya
mampu menulis tulisan ilmiah menggunakan bahasa indonesia yang benar.

B. Saran
Saran dari penulis kepada teman-teman calon sarjana teknik sipil, untuk
Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa indonesia, yang nantinya diharapkan dapat
mendorong mahasiswa memelihara bahasa indonesia. Menumbuhkan kebanggaan terhadap
bahasa indonesia, yang nantinya diharapkan mampu mendorong mahasiswa mengutamakan
bahasa indonesia dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa. Menumbuhkan
memelihara kesadaran adanya norma bahasa indonesia, yang nantinya diharapkan mahasiswa
terdorong untuk menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku.
Penulis juga menyarankan buku utama (1) dan buku pendukung (2) untuk digunakan
sebagai acuan dalam memahami Bahasa Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Alek A. dan H. Achmad H. P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Badudu, J.S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai