Anda di halaman 1dari 133

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Millennium Development Goals merupakan visi misi Indonesia Sehat

2025. Dalam Indonesia Sehat 2025 lingkungan strategis pembangunan

kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif yang dimana

terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani, maupun sosial yaitu lingkungan

yang bebas dari kerawanan sosial, budaya, dan polusi; tersedianya air minum

dan sarana sanitasi yang memadai; perumahan dan pemukiman yang sehat;

perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan; serta terwujudnya

kehidupan bersasyarakat yang memiliki solidaritas sosial, dengan memelihara

budaya-budaya bangsa.

Dalam melaksanakan perannya di titik beratkan pada promotif,

preventif dengan tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dalam setiap

tindakan keperawatan. Sejalan dengan hal tersebut maka tindakan pencegahan

dan peningkatan kesehatan menjadi area perhatian perawat yang bertujuan

untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sehingga diperlukan

peranan masyarakat itu sendiri. Perawat sebagai tenaga kesehatan professional

berkewajiban untuk memfasilitasi dalam pencapaian tujuan tersebut. Peran

serta mahasiswa keperawatan dapat dilakukan melalui kegiatan Praktek

Profesi Keperawatan komunitas dan keluarga di masyarakat.

1
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan baik di rumah sakit, puskesmas, keluarga

maupun masyarakat. Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi

kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan

kesehatan yang optimal di berbagai bidang. Pelayanan keperawatan yang

dilaksanakan di masyarakat atau komunitas merupakan bidang khusus dalam

ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu sosial. Keperawatan

komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan

peran serta aktif masyarakat. Peran serta masyarakat diartikan sebagai suatu

proses dimana individu, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab atas

kesehatan sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.

Praktek profesi keperawatan komunitas merupakan pengalaman belajar

lapangan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa meningkatkan

kemampuan menganalisa serta mensintesa berbagai ilmu pengetahuan di

dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk memantapkan

profesionalisme keperawatan. Praktek profesi ini dilakukan di RW I

Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, kota Padang mulai tanggal 3 Februari

2020 – 7 Maret 2020.

Pelaksanaan Praktek Profesi dilaksanakan melalui tahapan antara lain;

observasi fisik lingkungan (windshield survey), penyebaran kuesioner untuk

memperoleh data kesehatan masyarakat, musyawarah masyarakat pertama

untuk menindak lanjuti hasil survey dan kuesioner (hasil angket),

2
implementasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disepakati dengan

masyarakat, dan musyawarah masyarakat kedua untuk menyampaikan hasil

evaluasi kegiatan yang telah direncanakan.

Dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh mahasiswa

bersama masyarakat dapat dilaksanakan sesuai perencanaan dengan bantuan

dan dukungan berbagai pihak meskipun ada berbagai kendala yang dihadapi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaporkan hasil kegiatan serta tindak lanjut kegiatan Praktek

Profesi Keperawatan oleh Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas

Andalas di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang

Sumatera Barat

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan informasi tentang data-data kesehatan yang terdapat

di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang

b. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terdapat di RW I

Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang berdasarkan data

kesehatan masyarakat yang sudah dikumpulkan.

c. Menjelaskan kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa

Fakultas Keperawatan UNAND Kelompok P’19 bersama masyarakat

RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang

3
d. Menggambarkan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh masyarakat di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan

Kuranji, Kota Padang

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah

kesehatan di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

2. Bagi pihak terkait (lintas program dan sektoral)

Diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan maupun

data untuk menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan di

masa yang akan datang.

3. Untuk institusi pendidikan

Diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi bahan perbandingan

untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap program

atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Pengertian

Konsep komunitas mempunyai arti yang sangat luas. Komunitas

menurut WHO tahun 1974 adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan

oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta

adanya saling mengenal dan berintegrasi, antara anggota masyarakat yang

satu dengan yang lainnya. Spradley (1985) menyatakan bahwa komunitas

merupakan sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting

dalam hidupnya. Konsep komunitas mencakup tiga dimensi yaitu orang,

tempat, dan fungsi. Orang adalah masyarakat, tempat adalah daerah dan

fungsinya mencakup tujuan dan aktifitas dari komunitas tersebut

(Stanhope M dan Lancaster J, 1996).

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,

dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu

menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat

dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam

5
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,

masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak,

2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif

serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui

proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam

upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

professional yang berfokus pada kelompok resiko tinggi dari semua

tingkat perkembangan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang

optimal melalui preventif, promotif tanpa mengabaikan pelayanan

rehabilitatif dan kuratif (Spradley, Logan, Dakwin dalam Sahar, 1995)

Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan

professional yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan

mempunyai konsep-konsep, teori-teori, legalitas dan etika yang

ditunjukkan kepada masyarakat yaitu terutama balita, ibu hamil, ibu

menyusui, lansia untuk mencapai derajat kesehatan optimal melalui

6
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin

ketergantungan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan

ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagai mitra

dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Keperawatan kesehatan masyarakat (komunitas) merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan

promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan kuratif

dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang

utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya

(Hasil Rapat Kerja Keperawatan Masyarakat, 1989).

Keperawatan komunitas dalam kenyataan didasari oleh konsep

partnership, kolaborasi dan empowerment (Anderson dan Mc Farlane,

2000), di samping juga adanya kegiatan dalam kelompok (Swanson.

1997). Perawat dengan keberadaannya di masyarakat sebagai tenaga

kesehatan memiliki peran penting dalam asuhan keperawatan meliputi

peran klinik, edukator, advokator, konselor, manager, kolaborator,

leadership dan peneliti (Spradley dan Alexander, 2001). Dimana semua

perannya itu dilaksanakan saling mendukung satu sama lain untuk

mencapai kesehatan masyarakat yang lebih baik.

7
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,

keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti

pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan

(Wahyudi, 2010).

2. Tujuan

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk

pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya

sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap

individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks

komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau

isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu,

dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah

tersebut;

c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;

8
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,

yangakhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara

kesehatan secara mandiri (self care).

3. Fungsi Keperawatan Komunitas

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah

klien melalui asuhan keperawatan.

b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.

c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran

serta masyarakat.

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan

dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan (Mubarak, 2006).

4. Sasaran

Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga,

masyarakat, dan kelompok khusus dalam keadaan sehat maupun sakit.

a. Individu

Individu yang dirawat inap di puskesmas/klinik maupun

individu yang dirumah.

9
b. Keluarga

1) Keluarga yang teridentifikasi mempunyai atau potensial terjadinya

masalah, mampu mengenal masalah atau belum memanfaatkan

pelayanan kesehatan.

2) Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi belum

mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.

3) Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah tetapi belum mampu merawat anggota yang

sakit.

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan dan

termasuk diantaranya:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus

sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti :

- Ibu Hamil

- Bayi baru lahir

- Anak Balita

- Anak Usia sekolah

- Remaja

- Dewasa

10
- Usia Lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan

diantaranya:

- Penderita penyakit tidak menular seperti: DM, Jantung

Koroner, Cacat Fisik, dan Gangguan Mental.

- Penderita penyakit menular seperti: TBC, HIV AIDS,

Penyakit Kelamin, dll.

3) Kelompok yang beresiko terserang penyakit, diantaranya :

- Wanita tuna susila

- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika

- Kelompok pekerja khusus

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya:

- Panti Wherda

- Panti Asuhan

- Pusat Rehabilitasi Mental dan Fisik

- Penitipan Anak Balita

d. Masyarakat

1) Kelompok masyarakat yang terikat dalam institusi, misalnya

rumah tahanan, panti dan lokalisasi WTS

2) Kelompok masyarakat yang tidak terikat dalam institusi misalnya

panti werdha, kelompok remaja, karang taruna dan lain-lain.

11
B. Model Keperawatan Komunitas

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang

bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati

kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari

sebuah teori dan konsep praktek (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health

Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model

konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada

penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri,

baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan

adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 20I2).

Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma

keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait

dengan keperawatan komunitas adalah:

1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari

keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel

yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan

spiritual

2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-

pengaruh dari sekitar atau sistem klien

12
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.

Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari

keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

Model ini menganalisa interaksi antara empat variabel yang menunjang

keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,

aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural

danspiritual. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:

1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan sosial

2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan

baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)

3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu

secara sosial, baik ekonomi maupun interaksi sosial dengan masyarakat

4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan

5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur

6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada

menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan,

seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang

untuk kesehatan/keselamatan orang lain

7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi

mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam

penyembuhan sakit medisnya

13
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan

sosial

C. Prinsip Keperawatan Komunitas

1. Azas Manfaat

Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara

manfaat dan kerugian.

2. Azas Autonomi

Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih

alternatif yang terbaik yang sesuai untuk komunitas

3. Azas Keadilan

Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau

kapasitas komunitas

D. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah keperawatan komunitas adalah :

1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia, dapat diterima dan

di jangkau masyarakat

2. Melibatkan penerima pelayanan, dalam melakukan tindakan penyelesaian

masalah

3. Kerjasama antara perawat dan masyarakat

4. Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat

5. Meningkatkan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu

14
D. Peran Perawat Komunitas

1. Pemberi pelayanan

Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan

secara langsung kepada masyarakat

2. Pendidik

Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi

kesehatan kepada masyarakat melalui promosi kesehatan

3. Pengelola

Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui

pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok kerja

kesehatan.

4. Konselor

Perawat komunitas juga berperan memberikan bimbingan, arahan

kepada masyarakat, sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dapat diwujudkan

5. Pembela klien/advokat

Perawat komunitas dapat berperan dalam membela masyarakat

dalam kegiatan pelayanan kesehatan yang menyimpang dari norma-norma

maupun kaedah kesehatan yang berlaku.

6. Peneliti

Perawat komunitas juga berperan dalam penelitian kesehatan

khususnya penelitian kesehatan masyarakat, sehingga didapatkan suatu

15
penemuan-penemuan maupun ilmu yang baru yang dapat menunjang

terhadap status kesehatan masyarakat.

7. Pemberi pelayanan

Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan

secara langsung kepada masyarakat.

8. Pendidik

Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi

kesehatan kepada masyarakat melalui promosi kesehatan.

9. Pengelola

Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui

pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok kerja

kesehatan.

F. Perbedaan Kesehatan Klien di Rumah Sakit Dan Komunitas

Rumah Sakit Komunitas


a. Fokus pada pasien di RS a. Fokus pada individu,

keluarga dan komunitas

(termasuk kelompok resiko

b. Memberikan pelayanan tinggi)

kesehatan yang bersifat kejadian b. Memberikan

kasus (episodik) pelayanan kesehatan yang

c. Bekerja pada pasien pada unit terdistribusi.

tertentu.

c. Bekerja pada semua

16
d. Bekerja pada suatu RS atau kondisi sehat dan sakit

instansi. diberbagai tatanan.

e. Koordinasi keperawatan dengan d. Bekerja dengan

institusi lain. instansi terkait

f. Merencanakan dan memberikan

pelayanan yang bersifat individu. e. Berkoordinasi

g. Membatasi autonomi klien pelayanan dengan berbagai

dengan lingkungan RS. tenaga dikomunitas

h. Observasi yang terbatas pada f. Merencanakan dan

interaksi keluarga dan indikator melakukan pelayanan melalui

kesehatan lain. keluarga

i. Hubungan terbatas hanya dengan g. Mendorong autonomi

profesi lain di RS. dan kontrol keluarga kecuali

kasus menular

h. Mengobservasi

berbagai faktor kesehatan .

i. Memfasilitasi dengan

hubungan profesi lain.

G. Proses Pelaksanaan Keperawatan

Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan

yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat

17
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat

baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah

kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,

preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta

aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk

dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta

memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat

meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin

dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya

(Chayatin, 20I2).

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang

merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep

keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi (Efendi, 20I2).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan

komunitasdilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses

keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara

langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan

18
pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 20I1).

H. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian atau tahap pengonsepan adalah mengidentifikasi

masalah-masalah yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa

wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner ( Stanhope M dan

Jeanette, 1996).

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga

masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga

atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,

sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.

Pengkajian tersebut mencakup :

a. Individu

Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai hubungan satu

sama lainnya dan mempunyai peran masing-masing.

Individumempunyai pola pertahanan dan koping dalam menghadapi

suatu masalah.

b. Keluarga

19
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan

karakteristik keluarga, sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan

dan pemeriksaan fisik

c. Komunitas

Core = inti = komunitas

No Komponen Sumber Informasi


1. Riwayat / sejarah terjadinya Sejarah, perpustakaan

perkembangan

2. Demografi dan penduduk Sensus penduduk/rumah tangga

3. Karakteristik Lokal, kota, propinsi, negara

4. Umur dan jenis kelamin Kelurahan, kecamatan

5. Distribusi suku bangsa Kontak langsung/pribadi

6. Tipe keluarga Kontak langsung/pribadi

7. Status perkawinan Kontak langsung/pribadi

8. Vital statistik : angka kelahiran, Puskesmas

angka kematian dan

9. penyebabnya Kontak langsung/pribadi

Nilai, kepercayaan dan agama

d. Lingkungan fisik

Perbedaaan pengkajian individu dan komunitas :

SUMBER DATA
KOMPONEN
Individu Komunitas
Inspeksi Semua indra Semua indra “windshield

survey” berjalan melalui

20
komunitas
Auskultasi Stetoskop  Mendengar

Tanda Vital Termometer komunitas

Tensimeter  Observasi iklim,

batas, sumber tanda

kehidupan dan kepadatan

penduduk
Review Sistem Dari kepala -kaki Observasi sistem sosial,

perumahan dan bisnis


Laboratorium Darah, Rontgen, Tes Pusat penelitian

Urin dll
e. Pelayanan kesehatan dan sosial / fasilitas pelayanan kesehatan

 Fasilitas didalam komunitas

 Fasilitas diluar komunitas

Data yang diperlukan :

 Pelayanan kesehatan

- Pelayanan, bayaran, jam pelayanan

- Sumber daya

- Karakteristik pemakai

- Statistik (jumlah kunjungan, hari, bulan, tahun)

 Pelayanan sosial

- Sama dengan pelayanan kesehatan misalnya

konseling, pusat belanja dan lain-lain.

21
Elemen-elemen Winshield Survey

No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan Bangunan ; tua, bahan, arsitek, bersatu /

lingkungan daerah berpisah


2 Lingkungan terbuka Halaman depan, samping dan belakang

Luas / sempit

Kualitas : ada / tidak rumput, keadaan : bersih/

kotor

Pribadi / umum
3 Batas Ada batas daerah / jalan, sungai, atau got.

Kondisinya : bersih / kotor


4 Kebiasaan Tempat berkumpul, dengan siapa , jam berapa
5 Transportasi Cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis dan

alat transportasi
6 Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan kesehatan :

dikunjungi / tidak , jaraknya : jauh / dekat


7 Toko. Warung, pusat Siapa pemiliknya, jenis apa, bagaimana

perbelanjaan mencapainya
8 Orang dijalan Siapa yang dijumpai dijalanan, Ibu/bayi ,

orang pengangguran, anak sekolah, binatang

liar dll
9 Tempat Ibadah Mesjid, gereja , wihara , kuil
10 Kesehatan Ada yang sakit : akut / kronis, dekat dengan

tempat pelayanan kesehatan / tidak


11 Politik Kampanye, poster dan dampaknya terhadap

kesehatan ada / tidak


12 Media TV, Majalah, koran, bagaimana mencapainya

mudah / tidak
(Anderson E.T, McFarley J : 2000)

22
f. Ekonomi

Indikator ekonomi dan sumber informasi (Anderson.E.T,McFarley J:

2000)

No Indikator Sumber
1 A. Karakteristik Finansial

a. Rumah

Tangga

 Rata-rata pendapatan Sensus

- Persentase RT dibawah miskin Camat

- Persentase RT yang menerima

pelayanan Lurah

- Persentase RT dikepalaiwanita

 Biaya

perbulan masing-masing Sensus, camat atau lurah

RT

2. Individu : pendapatan per-orang,

persentase yang miskin.


B. Karakteristik Pekerja

 Kelompok Umum

- Persentase bekerja Sensus

- Persentase Depnaker

pengangguran Camat / lurah

- Persentase

pensiunan

23
 Kelompok Khusus

- Persentase wanita

dengan anak bekerja

- Persentase pimpinan

- Persentase teknik

- Persentase petani

- Persentase pekerja lain


g. Komponen keamanan dan transportasi

Komponen :

1. Kualitas : pelayanan perlindungan

 Kebakaran

 Polusi

 Sanitasi Limbah

Sumber :

 Tata kota

 Dinas kebakaran

 Kantor polisi

 Dinas PU

2. Kualitas air , sumber : PAM

3. Transportasi, sumber : departemen perhubungan

4. Swasta / pemerintahan

 Bus

 Jalan tol

24
 Udara

 Laut / kereta Api

h.Politik dan Pemerintahan

1. Pemerintahan : RT, RW, Lurah dan Camat dst

2. Kelompok Pelayanan Masyarakat : PKK, LPMK, Karang Taruna

dll

3. Politik : Peran serta parpol dalam pelayanan kesehatan

4. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan

i. Komunikasi

1. Komunikasi formal : koran, TV, dan radio

2. Komunikasi informal : papan pengumuman di mesjid.

j. Pendidikan

Komponen :

1. Status pendidikan :

 Tingkat Pendidikan

 Tipe sekolah

 Bahasa

Sumber :

 Sensus

 Lurah / Camat

2. Pendidikan yang tersedia dalam dan diluar komunitas

 Pelayanan

 Sumber

25
 Karakteristik Pemakai

 Keadequatan dapat dicapai

Sumber :

 Dikbud

 Kanwil

 Kakandep

 Ka. Sekolah

k. Rekreasi

 Macam

 Tempat

 Bayaran

 Yang menggunakan

2. Analisa Data

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data

dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui

tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah

itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.

Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan

Abraham H Maslow :

• Keadaan yang mengancam kehidupan

• Keadaan yang mengancam kesehatan

• Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

26
3. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan

komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status

kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap

stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu

problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau

manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).

a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya terjadi.

b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang

dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.

c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah

yang terjadi.

Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana

nantinya akan ditemukanlah masalah keperawatan serta etiologi dari

masalah tersebut. Menurut Mucke ( 2004 ), diagnosa keperawatan

dibagi atas :

a. Masalah : sehat sampai sakit

b. Karakteristik Populasi

c. Karakteristik Lingkungan Nyata Resiko dan Potensial

27
d. Rumusan :Sesuai dengan diagnosa NANDA

4. Intervensi

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat

menggunakan NIC (Nursing Intervention Classification) Nursing

Intervention Classification) yang disusun berdasarkan diagnosa

keperawatan NANDA yang telah ditetapkan, mencakup :

a. Merumuskan tujuan keperawatan

yang akan dicapai

Kriteria rumusan tujuan berfokus kepada masyarakat, jelas dan

singkat, dapat diukur dan observasi, realistik, waktu relatif

dibatasi,melibatkan peran serta masyarakat. Formulasi rumusan tujuan

keperawatan itu terdiri dari :

 Satuan objek / masyarakat

 Perilaku masyarakat yang dapat diamati

 Satuan kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat

 Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan

b. Rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan. Langkah- langkah dalam merencanakan

keperawatan kesehatan masyarakat:

 Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

 Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

 Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan

 Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

28
 Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan

yang sangat dirasakan masyarakat

 Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

 Tindakan harus bersifat realistik

 Disusun secara beberurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai

pencapaian tujuan disusun berdasarkan NOC (Nursing Outcome

Classsification)

 Memakai kata kerja yang tepat

 Dapat dimodifikasi

 Bersifat : siapa yang akan melakukan, apa yang akan dilakukan,

bagaimana, dimana, kapan, dan dapat dilakukan serta frekuensi

melakukannya.

Ada 4 strategi intervensi :

a. KIM ( Komunikasi Informasi Motivasi ) keluarga binaan

b. Penyebaran informasi

- Penyuluhan

- Penyebaran leaflet

- Penyebaran pamflet

c. Pendidikan dan pelatihan

- Pelatihan / penyegaran Kader

- Supervisi Kader

29
d. Penggerakan massa

- Kesling : kerja bakti

- Kunjungan balita ke posyandu

- Kunjungan lansia ke posyandu

- Kampanye kesehatan

5. Implementasi Keperawatan

Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang

telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan keperawatan yaitu:

a. Berdasarkan respon masyarakat

b. Disesuaikan dengan sumber daya

yang tersedia di masyarakat.

c. Meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta lingkungannya.

d. Bekerja sama dengan profesi

lain.

e. Menekankan pada aspek

peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit.

f. Memperhatikan perubahan

masyarakat

g. Melibatkan partisipasi dan peran

serta masyarakat dalam pelaksanaan keperawatan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :

30
a. Keterlibatan petugas non keperawatan,

kader, tokoh masyarakat dalam rangka alih peran.

b. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan

keperawatan

c. Setiap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan dicatat pada catatan yang telah disajikan

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk

menentukan apakah program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan

kesehtan memenuhi kebutuhan masyarakat (PosaVIac and Carey, 1990).

Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah :

a. Membandi

ngkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Menilai

efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai

dengan tahap pelaksanaan.

c. Hasil

penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan

selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

Kegunaan Penilaian :

a. Untuk menentukan

perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.

31
b. Untuk menilai hasil guna, daya

guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan

c. Menilai pelaksanaan asuhan

keperawatan

d. Sebagai umpan balik untuk

memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan

Langkah langkah dalam mengevaluasi ;

a. Membuat

garis besar dari masalah keperawatan komunitas.

b. Merumusk

an tujuan keperawatan khusus dalam bentuk hasil yang diharapkan

oleh masyarakat.

c. Menentuka

n kriteria dan standar evaluasi serta sumber data.

d. Membandi

ngkan keadaan yang nyata dengan kriteria dan standar.

e. Mengident

ifikasi hambatan yang dihadapi dan rencana untuk memperbaikinya.

Tujuan umum Evaluasi :

Untuk meningkatkan program dan memberikan arahan eleviator atau

manejer program.

32
Tujuan Khusus Evaluasi :

a. Meningkatkan perencanaan

program pelayanan dan hasilnya.

b. Meningkatkan efisiensi dan

efektifitas program.

c. Menentukan apakah program

dapat dimulai, dilanjutkan atau dipilih alternatif lain.

d. Mengkaji upaya organisasi

efektifitas , efisiensi, edukasi kesesuaian dari pelayanan kesehatan.

e. Mencari informasi untuk

keputusan pelaksanaan program.

Tipe Evaluasi :

a. Evaluasi

proses

Kesesuaian dalam membantu melaksanakan kerja kelompok,

berkomunikasi yang telah disepakati dengan semua anggota atau

berkomunikasi secara efektif dengan target komunitas.

b. Evaluasi

hasil

33
Peran serta secara keseluruhan dalam kerja kelompok,

melakukan tugas yang telah disepakati, menghasilkan pekerjaan yang

berkualitas dan mendemonstrasikan proses belajar dari kelompok.

BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW I KELURAHAN AMPANG

KECAMATAN KURANJI

34
Asuhan Keperawatan Komunitas di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan

Kuranji Padang yang dilaksanakan dari tanggal 03 Februari – 21 Maret 2020

dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yaitu sebagai berikut :

1. Tahap pertama, yaitu tahap pengumpulan data dasar atau pengumpulan

data literatur melalui data yang dimiliki kelurahan, puskesmas, RW dan RT

serta kader Puskesmas yang ada didalam masyarakat

2. Tahap kedua, yaitu melalui Windshield Survey yang dilaksanakan pada

tanggal 03 – 05 Februari 2020

3. Tahap ketiga, yaitu tahap pengumpulan data kesehatan masyarakat melalui

penyebaran angket ke masing-masing keluarga di RW I Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji Padang dari tangggal 06 – 08 Februari 2020

4. Tahap keempat yaitu penentuan masalah kesehatan / keperawatan dan

penyusunan rencana kegiatan (tindakan keperawatan) yang disepakati melalui

Musyawarah Masyarakat (MMK I) yang dilaksanakan pada tanggal 14

Februari 2020.

5. Tahap kelima yaitu tahap pelaksanaan tindakan / implementasi yang

dilaksanakan berdasarkan rencana.

6. Tahap keenam yaitu tahap evaluasi terhadap hasil kegiatan yang telah

dilaksanakan serta tindak lanjut dari tindakan yang dilakukan melalui

musyawarah masyarakat.

Asuhan keperawatan yang dilakukan di wilayah RW I Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji Padang dilaksanakan oleh mahasiswa Praktek Profesi Ners

35
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang bekerjasama dengan

masyarakat serta pihak terkait.

A. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan asuhan

keperawatan komunitas, diantaranya melakukan pengamatan secara umum

(Windshield Survey) tentang situasi dan keadaan wilayah di RW I Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji Padang dan presentase hasil Windshield Survey,

dilanjutkan pada pembuatan kuesioner.

Gambaran umum dan situasi keadaan wilayah di RW I Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji Padang didapatkan melalui data dari kelurahan

dan puskesmas, wawancara dengan tokoh masyarakat dan penduduk setempat,

dan observasi terhadap lingkungan untuk mengetahui faktor resiko yang dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang ada di wilayah RW I sehingga dapat

diperkirakan faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan

faktor penunjang untuk peningkatan kesehatan masyarakat.

Hasil Windshield Survey diperoleh bahwa RW I Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji Padang terdiri dari 4 RT, yaitu RT 01, 02, 03, dan 04. Dari

data yang diperoleh dari Petugas Puskesmas, Ketua RT, dan Kader, diketahui

jumlah KK/penduduk di RW I pada tahun 2020 adalah 464 KK dan data

penduduk di RT 01 sebanyak 250 KK, RT 02 sebanyak 84 KK, RT 03

sebanyak 66 KK dan RT 04 sebanyak 64 KK.

Tahap pengumpulan data dimulai dengan memperbanyak kuesioner dan

selanjutnya mendistribusikan kuesioner ke rumah-rumah penduduk. Kegiatan

36
ini dilakukan dari tanggal 06 – 08 Februari 2020, dengan sampling diambil

dengan cara Accidental Sampling, dan data terkumpul yaitu sebanyak 175 KK.

B. Tahap Pengkajian

Pada tahap ini kami melakukan pengamatan atau Windshield Survey.

Kemudian dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner yang dilakukan pada

tanggal 06 – 08 Februari 2020, dengan sampling diambil dengan cara

Accidental Sampling dan data terkumpul yaitu sebanyak 175 KK. Dilanjutkan

dengan penentuan masalah dan presentasi hasil kuesioner pada 14 Februari

2020.

LAPORAN WINSHIELD SURVEY RW I KELURAHAN AMPANG

KECAMATAN KURANJI

Mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang melakukan Praktek Profesi

Keperawatan Komunitas di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji Padang,

37
telah melakukan pengamatan secara umum (Winshield Survey) tentang situasi dan

keadaan wilayah di RW I. Dari pengamatan secara umum, dapat diperkirakan

faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang

yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil Winshield

Survey kelompok P’19 diperoleh data bahwa di RW I Kelurahan Ampang terdapat

empat RT yaitu RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4. Perkiraan jumlah penduduk di RT 1

250 KK, RT 2 84 KK, RT 3 66 KK, dan RT 4 64 KK.

A. CORE

1. Sejarah

Daerah RW I Kelurahan Ampang berada di tengah-tengah

Kecamatan Kuranji yang dimana pada tahun 1817 merupakan ibu kota dari

Kecamatan Kuranji. Pada tahun 1818 (Penjajahan Belanda), terdapat

keturunan tuanku Ampang (panglima) yang mendiami daerah kuranji.

Pada tahun 1980 an Ampang dipimpin oleh wali nagari bernama Bapak

Malienar yang merupakan pensiunan Angkatan Laut. Setelah berkembang

nya daerah Ampang, daerah dipecah menjadi 2 kelurahan yaitu Kelurahan

Ampang dan Kelurahan Kalawi. Asal usul asli masyarakat Ampang

berasal dari pagaruyung yang menyebar ke solok, painan, dan

payakumbuh. Suku asli Ampang di RW 1 yaitu suku melayu, suku

tanjung, dan suku guci.

2. Demografi Penduduk

Karakteristik masyarakat RW I bersifat homogen. Sebagian besar

penduduk di RW I memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain. Hanya

38
sebagian kecil penduduk di RW I yang merupakan pendatang. Umum nya

masyarakat pendatang tinggal di perumahan dan akan pindah jika

pekerjaan penduduk tersebut juga berpindah. Penduduk pribumi di RW I

pada umunya tinggal dan menetap di lingkungan RW I dan tidak pergi

merantau. Tipe keluarga di RW I sebagian besar adalah extended family,

dimanadalam satu rumah terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu,anak dan

keluarga lainnya, sehingga terdapat lebih dari satu KK di satu rumah.

Usia penduduk di RW I sangat bervariasi, yang terdiri dari bayi /

balita, usia sekolah, remaja, dewasa, dan lansia. Berdasarkan laporan dari

ketua RW terdapat sekitar 464 KK dengan penduduk terbanyak pada usia

dewasa (produktif) dengan perbandingan perempuan lebih banyak dari

laki-laki.

Data statistik yang didapatkan dari puskesmas dan laporan kader,

disimpulkan bahwa distribusi penyakit terbanyak di RW I adalah

hipertensi dengan persentase 65,14% , selanjtnyadiikuti ISPA (12%),

diabetes (10,29%) dandiare (8,57%).

3. Etnik

Sebagian besar penduduk di RW I adalah orang minang.

Kependudukan di RW I tidak dikelompokkan berdasarkan suku, hal ini

dikarena dalam 1 RT memilki beberapa pendatang yang berasal dari

39
luar kota baik itu bersuku minang, maupun suku lainnya seperti suku

Jawa, Batak, dll.

4. Nilai dan Keyakinan

Masyarakat di RW I mayoritas beragama islam, di daerah ini

terdapat 2 masjid yaitu Masjid Raya Ampang dan Masjid Al-Jama’.

Selain masjid, di RW I juga terdapat 2 mushalla yaitu mushalla Al-

Firdaus dan mushalla Nurul Yaqin. Masyarakat di RW I

memanfaatkan masjid dan mushalla untuk kegiatan pelaksanaan

ibadah, selain itu terdapat juga kegiatan seperti remaja masjid, majelis

taqlim, wirid remja, dan didikan subuh serta terkadang menjadi tempat

berkumpul warga untuk bermusyawarah.

B. SUB SISTEM

1. Lingkungan Fisik

a) Perumahan dan Lingkungan Daerah

Perumahan penduduk di RW I sebagian besar berada di

kompleks perumahan yang tidak jauh dari jalan raya. Jalan utama

di RW I sudah di aspal namun jalannya kecil, sempit dan banyak

yang berlobang sehingga menyebabkan sering terjadi kemacetan

jika banyak mobil yang melintas di jalan. Selain itu juga terdapat

beberapa akses jalan yang tidak di aspal dan hanya mengandalkan

pematang sawah seperti yang terdapat di RT 4 dan RT 2. Sebaran

rumah penduduk di RW I umumnya rapat dan terdapat juga

beberapa lahan kosong yang belum dibangun perumahan.

40
Sebagian besar rumah penduduk di RW I bersifat permanen

dan semi permanen, sebagian besar rumah sudah menggunakan

keramik. Kondisi lingkungan rumah bervariasi ada yang sudah

memenuhi syarat kesehatan dan ada yang belum. Sebagan besar

rumah di RW I sudah dilengkapi kamar mandi, toilet dan septic

tank. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey yang menunjukkan

sebanyak 97,71% penduduk sudah melakukan mandi, cuci dan

kakus (MCK) di kamar mandi. Sarana Pembuangan Air Limbah

rumah tangga warga sudah tergolong memenuhi peryaratan. Pada

umunya sebagian besar masyarakat di RW I mendapatkan sumber

air bersih dari sumur (78,29%) danPDAM (17,71%). Perumahan

yang ada di RW 1 memiliki pencahayaan yang cukup dan sirkulasi

udara yang cukup baik.Berdasarkan survey yang dilakukan pad

175 KK 95,43% menyatakan cahaya matahari langsung masuk

kedalama rumah dan 90,86% rumah telah memiliki ventilasi udara.

Pada umumnya kualitas udara kering dan berdebu diakibatkan

polusi yang berasal dari kendaraan dan pembakaran sampah yang

terdapat di lingkungan RW I. Pengelolaan sampah masih belum

efektif, data yang didapatkan bahwa sebanyak 78,29% penduduk

yang disurvey membuang sampah dengan cara dibakar, sebanyak

20% dibuang dengan cara dikumpulkan terlebih dahulu lalu

diangkut petugas sampah dan sebanyak 1,71% dibuang ketanah

kosong.

41
Kondisi jalan di RW 1 belum di aspal masih dalam keadaan

coran semen. Akses jalan menuju RW 1 masih terdapat jalan

berbatu kerikil, dan berlobang. Jika terjadi hujan menyebabkan

jalan digenangi air. Sebagian rumah penduduk sudah memiliki WC

dan jamban.

Penduduk RW I sebagian besar memanfaatkan air PDAM dan

air sumur untuk minum dan memasak juga untuk kebutuhan sehari-

hari. Warga yang memiliki air sumur yang jernih tetap

memanfaatkan air sumur nya untuk minum dan memasak

sedangkan warga yang sumurnya sudah berubah hanya

memanfaatkan nya untuk mandi dan mencuci dan menggunakan air

galon sebagai air konsumsi. Namun banyak juga warga yang

memilih air galon untuk dikonsumsi karena akses penyaluran air

galon yang mudah atau bisa di antar sampai kerumah warga

lansung.

b) Lingkungan Terbuka

Lingkungan terbuka di RW I adalah persawahan dan banyak

warung sehingga banyak masyarakat yang bermata pencaharian

sebagai pegawai, wiraswasasta, buruh dan petani. Masih ada

lingkungan terbuka yang diguankan untuk buang sampah.

c) Kebiasaan

Kebiasaan penduduk RW I sangat bervariasi. Penduduk

pribumi pada umunya pergi ke sawah, menjadi buruh hingga

42
berdagang dan menjaga warung, sedangkan penduduk pendatang

pada umunya merupakan pegawai pemerintahan maupun pegawai

swasta. Apabila sore hari banyak warga yang duduk di warung

sambil berkumpul dan mengobrol dengan tetangga dan anak-anak

kecil. Umumnya kaum bapak paginya beraktifitas dipekerjaan

masing-masing sebagai pegawai dan sore nya berkumpul juga di

warung untuk berdiskusi seputar keadaan kampung.

d) Orang di jalan

Lalu lintas di jalan utama di RW I sangat ramai pada jam-jam

sibuk. Berangkat bekerja, berangkat sekolah, pergi ke sawah,

kemudian kondisi jalan sempit, lebar jalan sekitar 1,5 meter.

e) Kesehatan Masyarakat

Tingkat kesehatan masyarakat di RW I cukup baik. Penyakit

yang biasa dijumpai adalah hipertensi dengan persentase 65,14%

selanjutnya di ikuti ISPA (12%), diabetes (10,29%) dan diare

(8,57%) Pada tahun 2020 terdapat kejadian luar biasa DBD di RW

I.

2. Kesehatan dan Pelayanan Sosial

Pelayanan kesehatan yang ada di RW I ada 1 posyandu yang

berada di RT 2 dekat Kantor Lurah. Jika sakit masyarakat pergi

memeriksakan kondisi kesehatannya Puskesmas Ambacang, maupun

tempat praktek bidan yang terdapat di lingkungan RW I. Akses jalan

43
menuju puskesmas Ambacang cukup dekat, warga biasa nya naik

kendaraan pribadi. Namun kunjungan masyarakat ke posyandu masih

sangat kurang.

3. Ekonomi

Kepala keluarga pada umumnya mempunyai matapencarian

sebagai buruh, pegawai pemerintah, pegawai swasta, maupun petani

serta hanya sebagian kecil yang tidak bekerja. Di wilayah RW I juga

banyak ditemukan rumah penduduk yang memiliki warung kecil-

kecilan. Ada beberapa keluarga yang berkenis kelamin perempuan.

Selain itu juga terdapat beberapa usaha rumahan seperti pengolahan

rumput laut, budidaya keong sebagai hiasan.

4. TransportasidanKeamanan

Alat transportasi yang digunakan untuk keluar masuk wilayah

RW I adalah kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil. Selain

itu bagi warga yang memiliki kendaraan pribadi mereka menggunakan

sepeda motor sebagai alat transportasi. Jalan utama yang melewati RW

I ini sempit dan terbuaat dari beton berlobang sehingga banyak debu

yang berterbangan ketika dilewati kendaraan.

5. Politik dan Pemerintahan

Pemilihan ketua RW dan RT dilakukan satu kali dalam 5

tahun.Pemilihan ketua RW dan RT dilakukan secara demokratis

dimana ketua RT dan RW langsung dipilih oleh rakyat (masyarakat).

Tidak ada posko tim sukses partai politik di daerah RW 1.

44
6. Komunikasi

Pada umumnya masyarakat di RW I menggunakan bahasa

minang, biasanya komunikasi antar warga dilakukan pada sore hingga

malam hari karena pada pagi hari dan siang hari warga sibuk dengan

urusan masing-masing. Komunikasi antar warga berjalan dengan baik.

Sebagian besar warga sudah memiliki TV di rumahnya masing-

masing. Selain itu, sebagai sarana penyampaian informasi seperti ada

berita duka perkumpulan diumumkan di Masjid atau Musholla,

ataupun informasi dari kelurahan biasanya langsung disampaikan ke

Ketua RW lalu ke Ketua RT hingga informasi sampai pada

masyarakat. Informasi mengenai Posyandu dan imunisasi biasanya

langsung diumumkan ke masjid atau diinformasikan oleh kader

langsung.

Selain itu, warga biasanya berkumpul diwarung untuk bercerita

dan berbagi informasi. Warga menggunakan handphone sebagai

sarana komunikasi dan tidak ada yang menggunakan telepon rumah.

7. Pendidikan

Terdapat satu sekolah di wilayah RW I yaitu SDN 01 dan 07

Ampang Padang. Kondisi SD secara umum kurang baik, sekolah tidak

dikelilingi pagar sehingga siswa bisa bebas keluar masuk sekolah

apalagi sampai ke jalan raya. Kebersihan lingkungan sekolah kurang

45
baik, terdapat sampah yang berserakan di perkarangan sekolah.

Terdapat 3 kamar mandi dimana 2 kamar mandi untuk siswa dan 1

kamar mandi untuk guru yang cukup bersih. Tampak terdapat

perpustakaan di sekolah tersebut. Selain itu terdapat satu PAUD yang

berlokasi di kantor kelurahan.

8. Rekreasi

Di wilayah RW I tidak terdapat tempat rekreasi, anak-anak

biasanya bermain di lapangan yang terdapat di RT 03 dan di depan

rumah. Setelah pulang kerja, sebagian besar penduduk menghabiskan

waktunya di rumah bersama keluarga dengan bercerita, istirahat

ataupun menonton TV.

C. PERSEPSI

1. Persepsi Penduduk di Wilayah

Warga mengatakan daerah RW I Kelurahan Ampang ini aman,

damai, tentram, dan jarang terjadi keributan. Apabila terdapat keributan

antar warga, warga yang lain tidak ikut campur akan masalah tersebut.

Sebagian besar masyarakat percaya dengan pelayanan kesehatan.

Untuk membersihkan lingkungan, warga membersihkan sendiri-

sendiri dan sekali-kali melakukan gotong royong dilingkungannya.

Warga melakukan kegiatan senam pagi setiap hari minggu di lapangan

RT 4 .

2. Persepsi Perawat

46
Pada observasi yang dilakukan mahasiswa, sanitasi lingkungan

terlihat cukup bersih, banyak keluarga yang melakukan pembuangan

sampah dengan cara dibakar, dibuang ketempat pembuangan sampah dan

di buang ketanah kosong.

C. Identitas Dan Data Sosial Keluarga

Berdasarkan data dari Kelurahan Ampangdidapatkan :

a. Jumlah KK di RW I : 464 KK

b. Jumlah KK yang terdata : 175 KK

1) Jumlah Ibu hamil : 2 orang

2) Jumlah Balita dan anak : 76 orang

3) Jumlah Remaja : 73 orang

4) Dewasa : 237 Orang

5) Jumlah Lansia : 63 orang

D. Analisa Diagram Masalah


Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 175 KK didapatkan data:
1. Data Umum
Diagram 1.1 Distribusi Frekuensi Masyarakat di RW 1 Kelurahan
Ampang

47
Distribusi Frekuensi Masyarakat Dikelurah Ampang
6%

17%
32% PNS
Wiraswasta
Pensiunan
Petani
Buruh

19%

25%

Berdasarkan diagram di atas, didapatkan data tentang distribusi frekuensi


masyarakat di Kelurahan Ampang, sebanyak 0,2% adalah ibu hamil, 14%
adalah kelompok lansia, kelompok anak dan balita sebanyak 17%, remaja
sebanyak 15,8% dan kelompok usia dewasa yaitu sebanyak 53%.

48
Diagram 1.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Kelamin Kepala
Keluarga di RW 1 Kelurahan Ampang

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Kepala Keluarga di


Kelurahan Ampang

Wiraswasta
44%
PNS
56%

Berdasarkan diagram di atas, distribusi frekuensi jenis kelamin kepala


keluarga masyarakat yang ada Kelurahan Ampang sebanyak 85% adalah
laki-laki dan 15% kepala keluarga adalah perempuan.

Diagram 1.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Kepala


Keluarga di Kelurahan Ampang

Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga


di Kelurahan Ampang
PNS Wiraswasta Pensiunan Petani Buruh

6%

17% 32%

19%

25%

49
Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi
pendidikan terakhir kepala keluarga yang ada di Kelurahan Ampang yaitu
sebanyak 10% kepala keluarga tidak tamat SD, sebanyak 11% tamat SD,
7% kepala keluarga tamat SMP, sebanyak 34% kepala keluarga tamat
SMA, dan sebanyak 38% kepala keluarga tamat perguruan tinggi.
Diagram 1.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kepala Keluarga di
Kelurahan Ampang

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kepala Keluarga di


Kelurahan Ampang
PNS Wiraswasta Pensiunan Petani Buruh Tidak Bekerja

6%
6%

30%
16%

18%
24%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan distibusi frekuensi pekerjaan


kepala keluarga di kelurahan Ampang sebanyak 30% adalah PNS, 24%
adalah wiraswasta, sebanyak 18% adalah pensiunan, 16% kepala keluarga
adalah petani, jumlah kepala keluarga yang tidak bekerja dan buruh sama
banyak yaitu 6%.

50
2. Data Kesehatan Lingkungan

2.1 Data distribusi frekuensi anggota keluarga yang meninggal

dalam 1 tahun terakhir di RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi diatas menunjukkan distribusi


frekuensi anak yang berada di RW 1 Kelurahan Ampang dari 175 responden
sebanyak 98,3% adalah tidak memiliki anggota keluarga yang meninggal dalam 1
tahun terakhir. Dari 175 responden hanya 1,71% yang memiliki anggota keluarga
yang meninggal dalam 1 tahun terakhir yaitu anggota lain, salah satunya
neneknya.

51
2.2 Data distribusi frekuensi pelayanan kesehatan yang biasa digunakan di
RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi frekuensi pelayanan


kesehatan yang biasa digunakan dari 175 responden sebanyak 92,57% adalah
puskesmas.

2.3 Data distribusi frekuensi waktu yang diperlukan responden untuk ke


tempat pelayanan kesehatan di RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi frekuensi waktu yang


diperlukan responden untuk ke tempat pelayanan kesehatan dari 175 responden
sebanyak 82,29% adalah 10 menit.

52
2.4 Data distribusi frekuensi transportasi yang digunakan utuk ke
pelayanan kesehatan di RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi frekuensi transportasi yang


digunakan utuk ke pelayanan kesehatan dari 175 responden sebanyak 80% adalah
angkutan umum.

2.5 Data distribusi frekuensi tentang dana khusus untuk berobatdi RW 1


Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi frekuensi tentang dana


khusus untuk berobat dari 175 responden sebanyak 76% adalah tidak memiliki
dana untuk berobat.

53
2.6 Data distribusi frekuensi yang memiliki jaminan kesehatandi RW 1
Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan data distribusi frekuensi yang memiliki


jaminan kesehatan dari 175 responden sebanyak 98,86% adalah ASKES/BPJS.

2.7 Data distribusi frekuensi yang memanfaatkan fasilitas kesehatan


dalam 3 bulan terakhir di RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi frekuensi responden yang


memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam 3 bulan terakhir dari 175 responden
sebanyak 72%.

54
2.8 Data distribusi frekuensi jenis pelayanan kesehatan yang digunakan
di RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan data frekuensi jenis pelayanan


kesehatan yang digunakan dari 175 responden sebanyak 96% adalah pengobatan
umum

3. Data Ekonomi

3.1 Data distribusi frekuensi pendapatan keluarga perbulandi RW 1


Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan data distribusi frekuensi pendapatan


keluarga perbulan dari 175 responden sebanyak 84,00% adalah >Rp.2.500.000.

55
3.2 Data distribusi frekuensi pengeluaran total keluarga dalam 1 bulan di
RW 1 Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas meunjukkan distribusi frekuensi pengeluaran total


keluarga dalam 1 bulan dari 175 responden sebanyak 84,57% adalah
>Rp.2.000.000.

3.3 Data distribusi frekuensi keluarga yang menabung di RW 1


Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan data distribusi frekuensi keluarga yang


menabung dari 175 responden sebanyak 89,14% adalah ada keluarga yang
menabung.

56
3.4 Data distribusi frekuensi alasan keluarga tidak menabungdi RW 1
Kelurahan Ampang (n=175)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan distribusi frekuensi alasan keluarga


tidak menabung dari 175 responden sebanyak 70,86% adalah lainnya, salah
satunya karena kurangnya penghasilan

4. Data Kesehatan Lingkungan

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi BerdasarkanAnggotaKeluarga yang


Merokok di RW I KelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020

57
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari175 KK
yang dilakukan survey distribusi frekuensi anggota keluarga yang
merokok sebesar 94.29%.

Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pencahayaan yang


Masuk Rumah di RW I KelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari175 KK yang


dilakukan survey 95.43% rumah warga pencahayaan matahari sudah masuk
kerumah warga.

58
Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi BerdasarkanVentilasidi RW I
Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari175 KK yang


dilakukan survey 90.86 % rumah warga pencahayaan sudah mempunyai ventilasi
yang baik.

Diagram 4.4 DistribusiFrekuensiBerdasarkanSumber


AirMinumKeluargadi RW I KelurahanAmpangKecamatanKuranji
2020

59
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang
dilakukan survey 78.29% sumber air minum warga berasal dari sumur diikuti
dengan 17.71% sumber air minum berasal dari PDAM.

Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keadaan Air Minum


Keluarga di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 96% KK telah mempunyai sumber air minum yang tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa.

60
Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Keluarga
Melakukan MCKdi RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji
2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 97.71% KK melakukan MCK di kamar mandi.

Diagram 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Limbah


Kamar Mandi Dialirkan di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan
Kuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 94.29 % KK mengalirkan limbah kamar mandi ke septitank.

61
Diagram 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengolahan Sampah
Rumah Tangga di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji
2020

Berdasarkan diagram diatasdapatdiketahuibahwadari 175 KK yang


dilakukan survey 78.29% KK membuangsampahdengancaradibakar.

Diagram 4.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Tempat


Pembuangan Sampah di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan
Kuranji 2020

62
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang
dilakukan survey 88.57% KK mempunyai tempat pembuangan sampah yang
tertutup.

Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan


Kaleng Bekas di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 74.86% KK menimbun kaleng atau barang bekas yang
digunakan.

Diagram 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Pembuangan


Air Limbah di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

63
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang
dilakukan survey 77.14% KK membersihkan tempat pembuangan limbah hanya
ketika tersumbat.
Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Berapa Kali Membersihkan Bak
Penampungan Air di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji
2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 90.29% KK membersihkan bak penampungan air sebanyak 1
kali seminggu.

64
Diagram 4.13 Distribusi Frekuensi Penyakit Terbanyak di RW I
Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 65.14% KK menderita hipertensi.

Diagram 4.14. Distribusi Frekuensi Keluarga Melakukan CTPS di


RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 175 KK yang


dilakukan survey 69.14% KK telah melakukan cuci tangan pakai sabun.

65
5. Data Ibu Hamil

5.1 Distribusi frekuensi pendidikan pada ibu hamil di RW 1 kelurahan


Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi pendidikan ibu


hamil di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100 % perguruan tinggi.

5.2 Distribusi frekuensi jarak kehamilan pada ibu hamil di RW 1


kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi jarak kehamilan


ibu hamil di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 50% kurang dari 2 tahun dan 50%
merupakan anak pertama. Responden ibu hamil terdiri dari 2 orang.

66
5.3 Distribusi frekuensi penolong persalinan pada ibu hamil di RW 1
kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi penolong


persalinan ibu hamil di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 50% bidan dan 50%
dokter spesialis dengan jumlah responden 2 orang
.
5.4 Distribusi frekuensi keluhan saat hamil pada ibu hamil di RW 1
kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi keluhan saat hamil


di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100% mual muntah dengan jumlah responden
2 orang ibu hamil.

67
5.5 Distribusi frekuensi penyakit saat hamil pada ibu hamil di RW 1
kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi penyakit saat


hamil pada ibu hamil di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100% lainnya atau
tidak memiliki penyakit dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

5.6 Distribusi frekuensi apakah ibu minum pil Fe (penambah darah) pada
ibu hamil di RW 1 kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


meminum pil Fe (penambah darah) di RW 1 Kelurahan Ampang adalah
100% ya dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

68
5.7 Distribusi frekuensi jadwal minum pil Fe (penambah darah) pada ibu
hamil di RW 1 kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi jadwal ibu hamil


meminum pil Fe (penambah darah) di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100%
satu kali sehari rutin dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

5.8 Distribusi frekuensi komposisi makanan pada ibu hamil di RW 1


kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi komposisi makanan ibu


hamil di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 50% nasi, sayur dan lauk serta 50%
nasi, lauk, buah, sayur dan susu dengan jumlah repsonden 2 orang ibu hamil.

69
5.9 Distribusi frekuensi imunisasi TT pada ibu hamil di RW 1 kelurahan
Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


mendapat imunisasi TT di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100% ya dengan
jumlah responden 2 orang ibu hamil.

5.10 Distribusi frekuensi tempat persalinan yang direncanakan pada ibu


hamil di RW 1 kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


merencanakan tempat persalinan di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 50% di
Rumah Sakit dan 50% di Bidan dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

70
5.11 Distribusi frekuensi rencana ikut KB pada ibu hamil di RW 1 kelurahan
Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


merencanakan untuk ikut KB di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100% ya
dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

5.12 Distribusi frekuensi jenis alat KB yang direncakan pada ibu hamil di
RW 1 kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


di RW 1 Kelurahan Ampang merencanakan untuk memakai KB jenis pil
adalah 100% ya dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

71
5.13 Distribusi frekuensi ibu yang mengetahui tentang kelas ibu hamil
di RW 1 kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil di RW 1


Kelurahan Ampang mengetahaui tentang kelas ibu hamil adalah 50% ya dan 50%
tidak dengan jumlah responden 2 orang ibu hamil.

5.14 Distribusi frekuensi kesediaan ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil di
RW 1 kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


mengikuti kelas ibu hamil di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100% tidak dengan
jumlah responden 2 orang ibu hamil.

72
5.15 Distribusi frekuensi kepemilikan buku KIA pada ibu hamil di RW 1
kelurahan Ampang (n = 2)

Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan distribusi frekuensi ibu hamil


mempunyai buku KIA di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 100% ya dengan
jumlah responden 2 orang ibu hamil.

6. Data Balita (1-5 Tahun)

Diagram 6.1 Distribusi FrekuensiJenis Kelamin Balita di RW I Kelurahan


Ampang Kecamatan Kuranji 2020
Jenis Kelamin Balita

43% Laki-Laki
Perempuan

57%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 57% balita


berjenis kelamin laki-laki.

Diagram 6.2 Distribusi Frekuensikategori Usia Balita di RW I Kelurahan


AmpangKecamatan Kuranji 2020

73
Usia Balita

33%

1-2,5 tahun
2,5-5 tahun

67%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 67% balita berusia


2,5-5 tahun.

Diagram 6.3 Distribusi Frekuensi Berat Badan Balita Saat Ini di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Berat Badan Balita

19%

< 20 kg
21-30 kg
31-40 kg
> 40 kg

57%
24%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 57% berat badan


balita adalah < 20 kg.

Diagram 6.4 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Balita Saat Ini di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Tinggi Badan Balita

5%

26% < 100 cm


101-120 cm
1210140 cm
> 140 cm

68%

74
Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 57% berat badan
balita adalah < 20 kg.

Diagram 6.5 Distribusi Frekuensi Berat Badan Balita di Garis KIA Balita di
RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Garis KIA Berat Badan

14%
24%

Kuning
Hijau
Bawah garis merah

62%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 62% berat badan


balita berada di garis hijau.

Diagram 6.6 Distribusi Frekuensi Kerutinan Penimbangan Balita di RW I


Kelurahan AmpangKecamatan Kuranji 2020
Penimbangan Balita

10%

Kadang-kadang
R utin
Tidak Pernah
52%
38%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 52% ibu kadang-


kadang melakukan penimbangan berat badan secara berkala.

75
Diagram 6.7 Distribusi Frekuensi Makan Balita di RW I Kelurahan Ampang
Kecamatan Kuranji 2020
Frekuensi Makan

10%

14%
1 kali
2 kali
3 kali

76%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 76% balita makan


3 kali per hari.

Diagram 6.8 Distribusi Frekuensi Jenis Makanan Balita di RW I Kelurahan


Ampang Kecamatan Kuranji 2020
Jenis Makanan Balita

42% Nasi+Sayur+Lauk pauk+Buah


Nasi+Sayur+Lauk pauk+Buah
50% Nasi+Lauk pauk

8%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 50% jenis


makanan balita setiap harinya yaitu nasi, sayur, lauk pauk, dan buah.

Diagram 6.9 Distribusi Frekuensi Porsi Makan Balita di RW I Kelurahan


Ampang Kecamatan Kuranji 2020
Porsi Makan

27%

36%
< 1 piring makan
1 piring ma kan
> 1 piring makan

36%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 37% balita makan


< 1 piring makan.

76
Diagram 6.10 Distribusi Frekuensi Mengkonsumsi Vitamin di RW I
Kelurahan AmpangKecamatan Kuranji 2020
Vitamin

33%

Ada
Tidak ada

67%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 67% balita tidak


ada mengkonsumsi vitamin.

Diagram 6.11 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Menyusui Anaknya di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Usia Menyusui Anaknya

5%
5% 14%

1 tahun
1,5 tahun
2 tahun
2,5 tahun
24% 3 tahun

52%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 52% ibu menyusui


anaknya sampai usia 2 tahun.

Diagram 6.12 Distribusi Frekuensi Balita Menggosok Gigi Dalam Sehari di


RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

77
Balita Menggosok Gigi

14%

33%
1 kali
2 kali
Lebih 2 kali
Tidak pernah

52%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 53% balita


menggosok gigi sebnayak 2 kali per hari.

Diagram 6.13 Distribusi Frekuensi Tempat Berobat Balita di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Tempat Berobat Balita

10%
14%

19% Rumah sakit


Puskesmas
Praktek Swasta
DLL

57%

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwasebanyak 57% tempat


berobat balita ke pukesmas.

78
7. Data Anak Usia Sekolah

Diagram 7.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak di Kelurahan


Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan distribusi frekuensi jenis


kelamin anak di kelurahan Ampang RW 1 dari 76 responden, sebanyak
55,26% adalah perempuan dan 44,74 % adalah responden laki-laki.

Diagram 7.2 Distribusi Frekuensi Anak Mencuci Tangan Memakai Sabun


Sebelum dan Sesudah Makan di Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

79
Berdasarkan diagram diatas dari 76 anak yang ada di RW 1 Kelurahan Ampang,
lebih dari sebagian responden tidak mencuci tangan memakai sabun sebelum dan
sesudah makan.

Diagram 7.3 Distribusi Frekuensi Anak yang Mencuci Tangan Setelah Buang
Air Besar di Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram di atas dari 76 responden anak, sebanyak 67,11% anak yang
berada dikelurahan Ampang RW 1 mencuci tangan setelah buang air besar.
Sebanyak 32,89% anak tidak mencuci tangan setelah buang air besar.

Diagram 7.4 Distribusi Frekuensi Anak yang Mencuci Tangan Setelah


Kegiatan DiLuar Rumah di Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

80
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan perilaku anak di Kelurahan Ampang
RW 1 dari 76 responden, setelah beraktivitas di luar rumah yang mencuci tangan,
hanya sebanyak 21,05% anak mencuci tangan dan lebih banyakyang tidakmencuci
tangan yaitu 78,95%.

Diagram 7.5 Distribusi Frekuensi Anak yang Mencuci Tangan Menggunakan


Sabun di Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Bedasarkan diagram di atas menunjukkan jumlah anak yang mencuci tangan pakai
sabun di Kelurahan Ampang RW 1 dari 76 responden hanya sebanyak 19,74%
anak yang mencuci tangan apakai sabun.

81
Diagram 7.6 Distribusi Frekuensi Anak yang Mencuci Tangan Menggunakan
Air Bersih di Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan jumalah anak yang mencuci tangan


menggunakan air bersih di Kelurahan Ampang lebih darisebagian anak
mencucitangan menggunakan air bersih yaitu sebanyak 88,16%.

Diagram 7.7 Distribusi Frekuensi Anak yang Membeli Jajanan Tidak


Tertutup di Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

82
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan jumlah anak yang membeli jajanan
yang tidak tertutup di Kelurahan Ampang RW 1 yaitu sebanyak 23,68%
selebihnya anak sudah membeli makanan yang tertutup.

Diagram 7.8 Distribusi Frekuensi Anak yang Pernah Mengalami Batuk dan
Pilek Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan lebih dari sebagian anak di Kelurahan


Ampang RW 1 pernah mengalami batuk disertai pilek 78,95%.

83
Diagram 7.9 Distribusi Frekuensi Anak yang Pernah Mengalami Batuk
Berdahak Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan jumlah anak yang mengalami batuk


berdahak di Kelurahan Ampang yaitu sebanyak 67,11%.

Diagram 7.10 Distribusi Frekuensi Anak yang Pernah Mengalami Kesulitan


Bernapas Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

84
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan distribusi frekuensi anak yang pernah
mengalami kesulitan bernapas di Kelurahan Ampang RW 1 yaitu sebanyak
44,74% anak pernah mengalaminya.

Diagram 7.11 Distribusi Frekuensi Tindakan yang Dilakukan Ketika Anak


Mengalami Kesulitan Bernapas Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram di atas,menunjukkan tindakan yang dilakukan ibu ketika


anak mengalami kesultan bernapas di Kelurahan Ampang, sebanyak 3.95% ibu
membeli obat di warung.

85
Diagram 7.12 Distribusi Frekuensi Anak Mengalami Kesulitan Bernapas
Disebabkan Alergi Kelurahan Ampang RW 1 (n=76)

Berdasarkan diagram di atas, dari 76 responden sebanyak 86,84% anak


menngalami sesak napas bukan disebabkan karena alergi.

8. Data Remaja

8.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Remaja di RW I Kelurahan Ampang


Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

86
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 41 orang
( 56,2% ) remaja laki-laki dan 32 (43,8%) remaja perempuan di RW I Kelurahan
Ampang Kecamatan Kuranji.

8.2 Distribusi Frekuensi Remaja yang merokok di RW I Kelurahan Ampang


Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 49 orang (


67,1% ) remaja yang merokok dan 24 orang (32,9%) remaja tidak merokok di RW
I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

8.3 Distribusi Frekuensi lama merokok di RW I Kelurahan Ampang


Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 65 orang


(89%) masih merokok sampai sekang, terdapat 8 orang ( 11% ) remaja tidak
merokok.

87
8.4 Distribusi Frekuensi Lama remaja merokok di RW I Kelurahan Ampang
Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 52 orang (


71,2% ) merokok kurang dari 1 tahun, 21 orang (28,8%) lebih dari 1 tahun sudah
merokok.

8.5 Distribusi Frekuensi Usia Remaja Mulai Merokok di RW I Kelurahan


Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 52


orang ( 71,2% ) mulai merokok di usia lebih dari 10 tahun, 218 orang
(28,%) mulai merokok di usia kurang dari 10 tahun.

88
8.6 Distribusi Frekuensi Alasan Remaja Mulai Merokok di RW I Kelurahan
Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 50 orang


(68,5%) mulai merokok karena iseng, 5 orang (6,8%) merokok karena penasaran,
2 oranng (2,7%) mulai merokok karena di paksa atau dipaksa teman, 16 oranng
(21,9%) merokak karena agar terlihat seperti tokoh idola.

8.7 Distribusi Frekuensi yang Mempengaruhi Remaja untuk Merokok di RW


I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 30 orang


(41,1%) tipengaruhi oleh teman, 27 porang (37,0%) dipengaruhi oleh orangtua, 9
orang ( 12,3% ) tidak dipengaruhi oleh apapun, 6 orang (8,2%) dipengaruhi oleh
kakak atau adik.

89
8.8 Distribusi Frekuensi Tempat biasa yang dilakukan Remaja untuk
Merokok di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja dapat merokok


di tempat biasa yang bisa merokok, terdapat 9 orang (11,1%) merokok
dirumah, 21 orang (25,9 %) merokok di sekolah dan 43 orang (53,1%)
orang merokok di tempat umum.

8.9 Distribusi Frekuensi Banyaknya Rokok yang dihabiskan tiap harinya


oleh Remaja di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 41 orang


(56,2%) merokok dengan menghabiskan 1-10 batang perharinya, 32 orang
(43,8%) menghabiskan 11-20 batang dalam sehari.

90
8.10 Distribusi Frekuensi Rokok yang diperoleh Remaja di RW I Kelurahan
Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 7 orang


(8,6%) memperoleh rokok dari orangtua,42 orang (51,9%) mendapatkan rokok
dengan membeli sendiri, dan 24 orang (29,6%) mendapatkan rokok dari
temannya

8.11 Distribusi Frekuensi Keadaan yang Mendorong Remaja untuk Merokok


di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja meroko dalam


beberapa keadaan terdapat lansia yang berobat ke puskesmas terdapat 25 orang
(34,2%) merokok dalam keadaan merasa bosan, 25 orang (34,2%) merokok
dalam keadaan stress, !& orang (23,3%) merokok karena merasa tegang, 6 orang
(8,2%) merokok karena merasa mulut tidak enak.

91
8.12 Distribusi Frekuensi tindakan Teman saat melihat temannya Merokok
di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja yang melihat temannya
merokok 26 orang (35,6%) merokok dan ikut-ikutan merokok, 24 orang (32,9)
bersikap tidak peduli , 18 orang (24,7%) bersikap menasehati dan 5 orang (6,8%)
bersikap dengan meminta rokok karena ikut-ikut merokok juga.

8.13 Distribusi Frekuensi bahaya rokok menuju Rokok di RW I Kelurahan


Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 55 orang


(75,3%) membenarkan kalau rokok memiliki bahaya, 18 orang (24,7%)
menyatakan rokok tidak memiliki bahaya.

92
8.14 Distribusi Frekuensi pendapat Remaja tentang zat kimia pada Rokok di
RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapa 67 orang


(91,8%) berpendapat bahwa dalam rokok ada zat kimia, 6 orang (8,2%)
berpendapat tidak ada zat kmia dalam rokok.

8.15 Distribusi Frekuensi Kemauan Remaja untuk Berhenti Merokok di RW


I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja yang terdapat 52 orang
(71,2%) memiliki kemauan untuk berhenti merokok dan 21 orang (28,8%) tidak
memiliki niat untuk berhenti merokok.

93
8.16 Distribusi Frekuensi Pendapat Remaja mengenai tempat mereka
Bercerita di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 85 orang


(89,0%) berpendapat bahwa mereka memendam sediri masalah nya dan 8 orang
(11,0%) menceritakan masalah nya kepada teman.

8.17 Distribusi Frekuensi Banyaknya Remaja yang Menstruasi di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 39 orang


(53,4%) sudah mengalaami menstruasi dan 39 orang (53,4%) belum mengalami
menstruasi.

8.18 Distribusi Frekuensi Menstruasi pertama pada Remaja di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 73)

94
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 73 orang remaja terdapat 41 orang
(56,2%) mengalami menstruasi pada usia kurang dari 10 tahun dan 32 orang
(43,8%) mengalami menstruasi pada usia lebih dari 10 tahun.

9. Data Dewasa

Diagram 9.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Usia Dewasa di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020

Diagram Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Dewasa


Perempuan Laki--laki

42%

58%

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 237 orang dewasa di RW 1 Kelurahan


Ampang terdapat 137 orang perempuan (58%) dan 100 orang laki-laki (42%).

95
Distribusi Frekuensi Dewasa Laki-Laki yang Pernah
Merokok
ya tidak

18%

82%

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 100 orang dewasa laki-laki di RW 1


Kelurahan Ampang terdapat 82 orang (82%) pernah merokok dan 18 (18%) orang
tidak pernah merokok.

Distribusi Frekuensi Dewasa Laki-Laki yang Masih Merokok


ya tidak

19%

81%

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 100 orang dewasa laki-laki di RW 1


Kelurahan Ampang terdapat 81 orang (81%) yang masih merokok dan 19 (19%)
orang tidak merokok.

96
Distribusi Frekuensi Lama Merokok Dewasa Laki-Laki
< 1 tahun > 1 tahun

19%

81%

Diagram di atas menunjukkan bahwa lama merokok dewasa laki-laki di RW 1


Kelurahan Ampang adalah 59 orang (81%) sudah merokok lebih dari 1 tahun dan
14 (19%) orang merokok kurang dari 1 tahun.

Distribusi Frekuensi Jumlah Rokok per Hari Dewasa Laki-


Laki
1-10 batang 11-20 batang 21-31 batang

25%
32%

44%

Diagram di atas menunjukkan bahwa jumlah rokok per hari oleh dewasa laki-laki
di RW 1 Kelurahan Ampang adalah 23 orang (31%) merokok 1 – 10 batang per
hari, 32 orang (44%) merokok 11 – 20 batang per hari dan 18 orang (25%)
merokok 21 – 31 batang per hari.

97
Distribusi Frekuensi Keadaan yang Menjadikan Merokok
pada Dewasa Laki-Laki
saat merasa bosan saat stres
saat tegang saat mulut terasa tidak enak

5% 3%
1%

90%

Diagram di atas menunjukkan bahwa keadaan yang menjadikan merokok pada


dewasa laki-laki di RW 1 Kelurahan Ampang adalah saat merasa bosan 4 orang
(6%), saat stress 2 orang (3%), saat tegang 1 (1%) dan saat mulut terasa tidak
enak 66 orang (90%).

Distribusi Frekuensi Pendapat Rokok Berbahaya Bagi


Kesehatan pada Dewasa Laki-Laki
ya tidak

10%

90%

98
Diagram di atas menunjukkan bahwa pendapat dewasa laki-laki di RW 1
Kelurahan Ampang bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan adalah 66 orang
(90%) mengatakan ya dan 7 orang (10%) mengatakan tidak.

Distribusi Frekuensi Niat Berhenti Merokok pada Dewasa


Laki-Laki
ya tidak

4%

96%

Diagram di atas menunjukkan bahwa dewasa laki-laki di RW 1 Kelurahan


Ampang yang memiliki niat untuk berhenti merokok adalah 70 orang (96%)
mengatakan tidak memiliki niat dan 3 orang (4%) mengatakan memiliki niat
untuk berhenti merokok.

Jenis Kelamin Dewasa RW 1 Lubuk Lintah

Laki-Laki
Perempuan
49%
51%

99
Diagram di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dewasa berdasarkan jenis
kelamin yang ada di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji adalah 51%
jenis kelamin lansia adalah perempuan.

Distribusi Frekuensi Golongan Usia di RW I Kelurahan AmpangKecamatan


Kuranji 2020
Golongan Usia Kategori Dewasa RW 1 Lubuk Lintah

41% Dewasa muda (22-35 tahun)


Dewasa Madya (36-59 tahun)

59%

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dewasa berdasarkan usia


yang ada di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji adalah 55% golongan
usia dewasa madya (56-59 tahun).

Distribusi Frekuensi Berat Badan Dewasa di RW I Kelurahan


AmpangKecamatan Kuranji 2020
Berat Badan Dewasa RW 1 Lubuk Lintah
2%

40-60 kg
37% 60-80 kg
80-100 kg
> 100 kg

61%

100
Diagram di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dewasa berdasarkan berat
badan yang ada di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji adalah 61%
merupakan berat badan 40-60 kg.

Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan 6 Bulan Terakhir di RW I


Kelurahan AmpangKecamatan Kuranji 2020
Masalah Kesehatan 6 Bulan Terakhir RW 1 Lubuk Lintah
1%
11%
1%
3% Hipertensi
1% Stroke
Penyakit jantung
Kanker
DM
TB Paru
DLL
23% Tidak ada
59% Retadarsi Mental

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 11% dewasa menderita hipertensi,


1% menderita penyakit jantung, 3% menderita DM, 1% menderita TB paru, 1%
menderita retadarsi mental, 23% menderita penyakit lainnya, dan 60% dewasa
tidak memiliki penyakit apapun.

101
Distribusi Frekuensi Tindakan untuk Mengatasinya di RW I Kelurahan
AmpangKecamatan Kuranji 2020
Tindakan untuk Mengatasinya RW 1 Lubuk Lintah

3%

18%

Berobat ke rumah sakit


Berobat ke praktel dokter
Berobat ke puskesmas
Pengobatan alternatif
Dibiarkan saja
51%
28%

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 18% berobat ke rumah sakit, 28%
berobat ke prakter dokter, 51% berobat ke puskesmas, dan 3% dibiarkan saja.

Distribusi Frekuensi Kontrol Kesehatan ke Pelayanan Kesehatan di RW I


Kelurahan AmpangKecamatan Kuranji 2020
Kontrol Kesehatan ke Pelayanan Kesehatan

25%

Iya
Tidak

75%

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 75% tidak melakukan kontrol


kesehatan ke pelayanan kesehatan.

102
Distribusi Frekuensi Dewasa yang Merokok di RW I Kelurahan
AmpangKecamatan Kuranji 2020
Dewasa yang Merokok

31%

Iya
Tidak

69%

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 69% dewasa laki-laki yang


merokok.

Distribusi Frekuensi Lama Merokok di RW I Kelurahan AmpangKecamatan


Kuranji 2020
LamaMerokok

34%

Kurang dari 1 tahun


Lebih dari 1 tahun

66%

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 66% dewasa laki-laki yang


merokok kurang dari setahun.

103
Distribusi Frekuensi Lokasi saat Merokok di RW I Kelurahan
AmpangKecamatan Kuranji 2020
Lokasi saat Merokok

Didalam rumah
47% Diluar rumah

53%

Diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 53% dewasa laki-laki yang


merokok di luar rumah dan 47% merokok di dalam rumah.

Distribusi Frekuensi Alasan Pertama Kali Merokok di RW I Kelurahan


AmpangKecamatan Kuranji 2020
Alasan Pertama Kali Merokok

10%

24%
8%

Iseng
Penasaran/ingin coba-coba
Diajak/dipaksa teman
Agar terlihat dewasa/keren
17% Lain-Lain

40%

Diagram di atas menunjukkan bahwa alasan pertama kali merokok sebanyak 24%
iseng, 40% penasaran/ingin coba-coba, 17% diajak/ dipaksa teman, 8% agar
terlihat dewasa/ keren, dan 11% alasan lainnya.

104
Distribusi Frekuensi Jumlah Batang Rokok di RW I Kelurahan
AmpangKecamatan Kuranji 2020
Jumlah Batang Rokok

10%

1 sampai 10 batang per hari


1 sampai 20 batang per hari
Lebih dan 20 batang per hari
54%
36%

Diagram di atas menunjukkan bahwa jumlah batang rokok perharinya adalah


sebanyak 54% 1 sampai 10 batang perhari.

Distribusi Frekuensi Keadaan yang Membuat Merokok di RW I Kelurahan


AmpangKecamatan Kuranji 2020

Keadaan yang Membuat Merokok

2%
5%

Saat merasa bosan


37% Saat mstress/kesal/marah
Saat merasa gugup/menghilangkan
ketegangan
Saat mulut terasa tidak enak
38% Saat santai/iseng
Saat melihat orang merokok
DLL

6%
3% 9%

Diagram di atas menunjukkan bahwa keadaan yang membuat merokok yang


paling besar yaitu sebanyak 38% saat santai/iseng.

105
13. Data Lansia

13.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansiadi RW


IKelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia terdapat 32 orang


(50,8% ) lansia laki-laki dan 31 (49,2%) lansia perempuan di RW I Kelurahan
Ampang Kecamatan Kuranji.

13.2 DistribusiFrekuensiPekerjaanLansiadi RW I
KelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia terdapat 20 orang


(31,7% ) lansia bekerja dan 43 (68,3%) lansia tidak bekerjadi RW I Kelurahan
Ampang Kecamatan Kuranji.

106
13.3 Distribusi Frekuensi Kegiatan Lansia di Rumah di RW I
KelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia terdapat 31 orang


(49,2% ) lansia berkegiatan di rumah dengan mengasuh cucu, 20 orang
(31,7%) lansia melakukan kegiatan rumah tangga dan 12 (19%) lansia yang
berkegiatan membaca atau menonton di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan
Kuranji.

13.4 Distribusi Frekuensi Kegiatan Sosial Lansia di RW I Kelurahan


Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia terdapat 2 orang ( 3,2%)
lansia berkegiatan sosial sebagai pengurus masjid, 30 orang (47,6%) mengikuti
pengajian/wirid dan 31 (49,2%) lansia yang melakukan kegiatan laindi RW I
Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

107
13.5 Distribusi Frekuensi Kegiatan Menjaga Kesehatan Lansiadi RW I
KelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia terdapat 10 orang


(15,9% ) lansia melakukan jalan pagi, 37 orang (58,7%) melakukan kegiatan
rumah tangga dan 16 orang (25,4%) lansia yang melakukan kegiatan lain di RW I
Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

13.6 DistribusiFrekuensiLansiaYang Melakukan Pengecekan Kesehatan di


RW I KelurahanAmpangKecamatanKuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia terdapat 30 orang


(47,6% ) lansia mengecek kesehatan rutindi RW I Kelurahan Ampang Kecamatan
Kuranji.

13.7 Distribusi Frekuensi Lansia Yang Melakukan Pengecekan Kesehatan


Rutin di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 30)

108
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 30 orang lansia yang melakukan
pengecekan kesehatan rutin terdapat 5 orang ( 7,9% ) lansia mengecek kesehatan
1 kali sebulan, terdapat 8 orang ( 12,7% ) lansia mengecek kesehatan 1 kali 3
bulan, terdapat 17 orang ( 27% ) lansia mengecek kesehatan 1 kali 6 bulan di RW
I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

13.8 Distribus i Frekuensi Lansia Yang Melakukan Senam Lansia di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia yang melakukan senam
lansia terdapat 16 orang ( 25,4% ) lansia melakukan senam lansia di RW I
Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

13.9 Distribusi Frekuensi Penyakit Lansia di RW I Kelurahan Ampang


Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

109
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia yang memiliki
hipertensi terdapat 27 orang ( 42,9% ), penyakit jantungterdapat 2 orang ( 3,2% ),
asam uratterdapat 13 orang ( 13% ), rematikterdapat 6 orang ( 9,5% ), DMterdapat
6 orang ( 9,5% ), penyakit lainterdapat 7 orang ( 11,1% ) dan lebih dari satu
penyakit 2 orang (3,2%)di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

13.10 Distribusi Frekuensi LansiaYang Sulit Melakuan Aktivitas di RW I


Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia yang sulit melakukan
aktivitas terdapat 19 orang ( 30,2% ) di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan
Kuranji.

13.11 Distribusi Frekuensi Cara Lansia Mengatasi Masalah Kesehatan di


RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

110
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia yang berobat ke
puskesmas terdapat 41 orang ( 30,2% ), pengobatan alternatif terdapat 1 orang
(1,6% ) dan membiarkan penyakitnya terdapat 21 orang ( 33,3% )di RW I
Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

13.12 Distribusi Frekuensi Cara Lansia Mengatasi Masalah Kesehatan di


RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji 2020 (N= 63)

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 63 orang lansia yang memiliki kartu
jaminan kesehatan terdapat 51 orang (81%) memiliki kartu BPJS dan terdapat 12
orang (19%) tidak memiliki kartu jaminan kesehatandi RW I Kelurahan Ampang
Kecamatan Kuranji.

111
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini akan membahas pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas

di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji dari tanggal 03 Februari 2020

sampai dengan 21 Maret 2020 yang akan dilakukan dalam beberapa tahap

kegiatan, dimana masing-masing tahap tersebut akan dibahas berdasarkan analisa

SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap

masing masing tahap.

A. Tahap Persiapan

Pelaksanaan kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas

bertujuan untuk membantu pelayanan kesehatan di komunitas dan

memberdayakan masyarakat (Community Empowerment) dalam

mengidentifikasi dan menanggulangi masalah kesehatan yang ada

dikomunitas. Dalam melakukan persiapan praktek profesi keperawatan

komunitas yaitu melakukan pengurusan izin pemakaian lokasi praktek dan

izin lainnya di Puskesmas Ambacang dan Kantor Lurah Ampang.

Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan praktek profesi

keperawatan di komunitas, maka terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu:

1. Serah terima secara resmi mahasiswa di Puskesmas Ambacang dari

pembimbing akademik ke pembimbing klinik. Selanjutnya mahasiswa

diserah terimakan ke pihak kelurahan Ampang untuk diorientasikan

112
secara umum gambaran daerah tempat mahasiswa praktek, khususnya di

RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

2. Mengadakan pertemuan dengan ketua RW I, Ketua-ketua RT, kader, dan

Tokoh Masyarakat sebagai upaya dalam menggerakkan peran serta

masyarakat dengan melakukan pendekatan pada Key Person.

3. Mahasiswa juga langsung mencari posko yang akan ditempati oleh

mahasiswa dalam 7 minggu kedepan dalam pelaksanaan kegiatan praktek

profesi keperawatan komunitas.

Tahap persiapan yang telah dilakukan tersebut sesuai dengan teori

oleh Stanhope (2006) yang mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan

kita harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana keadaan lingkungan

kemudian melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen

untuk bekerjasama. Setelah lahan praktek ditinjau mahasiswa mulai

melakukan winshield survey yaitu melihat secara garis besar situasi dan

keadaan wilayah RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji dengan

format kuesioner yang telah dibuat. Kuesioner didiskusikan dengan

pembimbing klinik dan pembimbing akademik setelah melakukan winshield

survey dan menemukan hasil gambaran permasalahan di RW I Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji.

113
1. Analisa Swot Tahap Persiapan

a. Kekuatan

a) Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa untuk mempersiapkan

kegiatan bersama-sama .

b) Bimbingan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan klinik.

c) Mendapat dukungan penuh dari aparat aparat kelurah, dimana

menghadiri kegiatan yang dilakukan mahasiswa.

d) Mendapat dukungan, informasi, dan saran mendukung dari kader

posyandu yang ada di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji

serta dukungan dari ketua RW I dan masing-masing ketua RT dari

Kelurahan Ampang.

e) Masyarakat sangat senang dan Mahasiswa sangat diterima di lingkungan

wilayah RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

f) Peserta yang datang antusias dan banyak menyumbangkan ide-ide

kegiatan yang dilakukan sesuai yang dirasakan perlu dan dibutuhkan

oleh masyarakat.

b. Kelemahan

a) Dana kegiatan sebagian besar berasal dari mahasiswa.

b) Hanya sebagian masyarakat RW I Kelurahan Ampang Kecamatan

Kuranji berpartisipasi menghadiri acara MMK 1 yang diadakan

mahasiswa.

114
c. Peluang

a) Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program (kelurahan, RT/RW,

dan puskesmas)

b) Mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat.

d. Ancaman

a) Beberapa masyarakat ada yang tidak bisa mengikuti kegiatan yang

diadakan oleh mahasiswa, karena masyarakat banyak yang bekerja.

Selain itu masyarakat juga tergolong kurang aktif dalam mengikuti

kegiatan sosial di masyarakat.

b) Kegiatan MMK dilakukan pada sore hari sehingga banyak masyarakat

yang memiliki kegiatan untuk keluarga masing-masing.

Berdasarkan analisa pada tahap persiapan terdapat beberapa kelemahan

yaitu dana kegiatan yang memang berasal dari mahasiswa. Selain itu

kelemahan lainnya adalah kurangnya swadaya dari masyarakat sehingga

menyebabkan kurangnya dukungan masyarakat untuk terjadinya peningkatan

perilaku kesehatan masyarakat. Ini sesuai dengan teori WHO yang mengatakan

sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya

perilaku kesehatan seorang atau masyarakat. Kelemahan yang lainnya

sebagian besar masyarakat di RW I tidak menghadiri MMK I. Hal ini terjadi

karena kurangnya keaktifan masyarakat dalam mengikuti kegiatan RW I

Kelurahan Ampang yang diadakan oleh mahasiswa Praktek Profesi

Keperawatan Komunitas serta beberapa masyarakat juga kurangnya keinginan

untuk mengetahui masalah yang ada di dalam masyarakat RW I Kelurahan

115
Ampang Kecamatan Kuranji sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat

dalam menerima informasi kesehatan yang diberikan. Ini juga sesuai dengan

teori WHO yang mengatakan bahwa perilaku diawali dengan adanya keinginan

sehingga menimbulkan motivasi untuk bertindak dan akhirnya terjadilah

perwujudan niat yang berupa perilaku.

B. Tahap Pengkajian / Pengumpulan Data

Kelompok ini melakukan pengkajian atau pengumpulan data ke

masyarakat seperti penyebaran angket dan melakukan kegiatan winshield

survey untuk melihat gambaran umum keadaan komunitas di RW I Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji. Kelompok mengambil data dengan teknik

wawancara dengan pedoman kuesioner dan hasilnya disampaikan dalam

MMK I.

Dalam tahap pengkajian, masyarakat dapat memberikan informasi

mengetahui tujuan pengkajian yang dilakukan dari rumah ke rumah, dalam

hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2008) yang menyatakan bahwa

total sampling hasilnya lebih representatif.

1. Analisa Swot Tahap Pengkajian

a. Kekuatan

1) Adanya partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan informasi

untuk pengumpulan data.

116
2) Dukungan dari Puskesmas Ambacang, Bapak Lurah serta perangkat,

ketua RW, ketua RT, kader dan Tokoh masyarakat RW I Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji.

3) Tersedianya alat pengumpulan data yang berupa kuesioner.

4) Anggota kelompok bersemangat untuk menyebarkan kuesioner

selama 1 minggu berturut- turut hari yaitu 10 – 14 Februari 2020 di

RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

b. Kelemahan

1) Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah petani,

pedagang dan PNS yang bekerja pada pagi hari sehingga sebagian

besar warga ditemui pada siang dan sore hari.

2) Batas wilayah per RT kurang terinterpretasi dengan baik.

c. Peluang

1) Dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak RT, RW, kader, dan

kelurahan

d. Ancaman

1) Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan

kegiatan tidak memberikan manfaat sehingga sulit bekerja sama dan

berpendapat bahwa kegiatan sepenuhnya tanggung jawab

mahasiswa.

2) Ditemukan beberapa masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh

masyarakat.

117
Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil wawancara dengan

masyarakat untuk menilai keakuratan data maka kelompok mengklarifikasi

kembali data yang telah ada bersama dengan pihak RW dan RT serta tokoh

masyarakat yang ada di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

Berdasarkan analisa SWOT pada tahap pengkajian terdapat ancaman yaitu

adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan

tidak memberikan manfaat sehingga sulit bekerja sama dan berpendapat bahwa

kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa, dan ditemukan beberapa

masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh masyarakat. Untuk menghadapai

ancaman tersebut kelompok merumuskan strategi yaitu promosi kesehatan,

pemberdayaan masyarakat dan kerja kelompok (Mc Farley, Anderson 2002).

C. Tahap Perumusan Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan

Data dan informasi tentang keadaan kesehatan di wilayah RW I

Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji, akan dirumuskan perencaaan untuk

mengatasi masalah kesehatan tersebut. Bersama masyarakat mahasiswa

merencanakan beberapa kegiatan yang berorientasi untuk mengatasi masalah

kesehatan tersebut.

Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi

mahasiswa dan masyarakat, perlu adanya penyusunan rencana yang matang

seperti merancang kegiatan yang akan dilakukan kemudian sasaran untuk

dilakukan intervensi serta jenis alat-alat yang dibutuhkan. Untuk

mengembangkan rencana yang strategis perlu adanya penjelasan tentang

bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, adanya alat-alat serta

118
masyarakat. Menurut Mc. Farley dan Anderson (2002), strategi intervensi

terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kegiatan kelompok dan

pemberdayaan masyarakat. Penggunaan rencana kegiatan difokuskan pada

kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan kuratif

dan rehabilitatif. Penyusunan rencana ini sesuai dengan model keperawatan

komunitas yang digunakan yaitu dengan pendekatan intervensi primer,

sekunder dan rehabilitatif (Betty Neuman).

Perumusan masalah kesehatan dan diagnosa keperawatan dilakukan serta

disepakati bersama dengan masyarakat melalui kegiatan Musyawarah

Masyarakat Kelurahan (MMK I) pada tanggal 15 Februari 2020. Adapun

rencana intervensi dari kegiatan yang akan dilakukan adalah :

1. Promosi kesehatan

a. Penyuluhan pada lansia tentang Hipertensi

b. Penyuluhan pada anak sekolah tentang cuci tangan pakai sabun

c. Penyuluhan pada remaja tentang bahaya merokok

d. Penyuluhan pada seluruh lapisan masyarakat tentang pengolahan sampah

dan 3M untuk bye bye dbd

2. Pelayanan kesehatan

a. Pemeriksaan kesehatan tekanan darah

3. Pemberdayaan kesehatan

a. Pelaksanaan gotong royong masal pada kesehatan lingkungan dan

masjid.

b. MMK I

119
Untuk pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati tersebut di atas, maka

diperlukan kerjasama dengan kader kesehatan RW I. Kader kesehatan diikut

sertakan dalam setiap kegiatan yang diadakan mahasiswa sehingga anggota

kader kesehatan mengetahui gambaran kegiatan yang akan diangkat

dikemudian hari setelah berakhirnya praktek profesi komunitas mahasiswa

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

1. Analisa Swot Tahap Perumusan Diagnosa Keperawatan dan

Perencanaan

a. Kekuatan

1) Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan

Planning Of Action (POA)

2) Telah terbina kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat

RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

3) Dukungan dari lintas program yaitu pihak Puskesmas Ambacang.

b. Kelemahan

1) Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam penyusunan rencana

tindakan.

2) Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah petani,

pedagang dan PNS yang bekerja pada pagi hari sehingga sebagian besar

warga memiliki waktu luang pada siang dan sore hari

3) Kurangnya dana yang dimiliki mahasiswa sehingga mempersulit

pembuatan rencana yang mungkin dilaksanakan.

120
c. Peluang

1) Adanya kegiatan mahasiswa praktik profesi keperawatan komunitas.

2) Dukungan lintas sektoral dalam pelaksanaan kegiatan dari pihak

kelurahan dan puskesmas.

3) Dukungan dari tokoh masyarakat di RW I Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji.

4) Partisipasi masyarakat dan kader kesehatan.

d. Ancaman

1) Dalam menyusun diagnosa keperawatan dan perencanaan kegiatan yang

akan dilakukan, mahasiswa mengalami kendala karena ada beberapa

permintaan yang diajukan oleh masyarakat saat pelaksanaan Musyawarah

Masyarakat Kelurahan I, yaitu warga meminta sebaiknya kegiatan

penyuluhan dilakukan dalam satu hari dan dibuat semenarik mungkin

agar warga bisa menghadiri kegiatan. Oleh sebab itu dari berbagai

macam saran yang diberikan warga, akhirnya bisa diputuskan beberapa

kegiatan yang akan dilaksanakan atas bantuan kader kesehatan setempat

dan kerjasama dari berbagai lintas sektor.

Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi,

mahasiswa dan masyarakat berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana

seluruhnya dengan baik.

121
D. Tahap Implementasi

Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat,

maka dilakukan implementasi dari rencana tersebut. Dari perencanaan

kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap implementasi selama ± 1 minggu,

sebagian telah dapat dilakukan kegiatan dengan baik, hal ini disebabkan

karena adanya perencanaan yang matang serta kesempatan yang mendukung.

Menurut teori dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu

adanya merumuskan strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan

yang kita lakukan mencapai suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu

promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kerja

kelompok (Mc Farley, Anderson, 2002).

1. Analisa Swot Tahap Implementasi

a. Kekuatan

a) Kerjasama yang baik antar masyarakat untuk melaksanakan kegiatan

yang sudah direncanakan.

b) Keterampilan, kemampuan, persiapan, dan pengetahuan mahasiswa

dalam melaksanakan kegiatan.

c) Adanya partisipasi dari lintas sektoral dan tenaga ahli dalam

pelaksanaan kegiatan

d) Adanya bantuan pelaksanaan dari Preklinik Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas sehingga membuat acara berjalan lebih semarak.

122
b. Kelemahan

a) Tidak lengkapnya kehadiran peserta dari masyarakat.

b) Dana untuk kegiatan yang sebagian besar berasal dari mahasiswa

c. Peluang

a) Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program (Kelurahan, serta

Puskesmas, Pembimbing Akademik)

b) Adanya kesempatan-kesempatan yang mendukung pelaksanaan

kegiatan seperti kegiatan program posyandu dari puskesmas.

d. Ancaman

a) Aktifitas yang beragam dari masyarakat sehingga partisipasi

masyarakat dalam kegiatan masih rendah

b) Aktifitas masyarakat yang memakan waktu sampai sore hari sehingga

kurang berpartisipasi dalam kegiatan.

c) Kurangnya motivasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan.

Pada tahap implementasi ini juga terdapat kekurangan-kekurangan

seperti kehadiran masyarakat yang tidak lengkap. Kehadiran masyarakat yang

tidak lengkap ini bisa disebabkan karena berbagai faktor kebutuhan

masyarakat terhadap kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Maslow

yang mengatakan bahwa individu akan termotivasi untuk memenuhi

kebutuhan yang paling menonjol atau paling kuat bagi mereka pada waktu

tertentu (Kreitner & Kinicki, 2005). Dalam kegiatan tertentu, masyarakat

merasa tidak butuh untuk mengikutinya karena menganggap masih ada

kebutuhan lain yang harus dipenuhi seperti mencari nafkah.

123
E. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi dan

implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini masih banyak kegiatan

yang harus dievaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu

rencana tindak lanjut bersama masyarakat dan kader puskesmas serta

perwaikilan puskesmas sesuai dengan rencana keperawatan yang ada.

Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon verbal dan non verbal yang

dilakukan seperti setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyebaran

leaflet, diskusi, dan pemasangan selebaran kegiatan bersama dosen

pembimbing atau pembimbing klinik dari puskesmas.

1. Analisa Swot Tahap Evaluasi

a. Kekuatan

1) Kemampuan mahasiswa dalam melakukan evaluasi dan memotivasi

masyarakat dalam menyusun rencana tindak lanjut.

b. Kelemahan

1) Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi yang diperoleh pada

setiap kegiatan sehingga membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

2) Adanya sebagian masyarakat yang belum menyadari dan

termotivasi sesuai dengan yang diharapkan.

3) Kurangnya motivasi dari masyarakat dalam menyusun rencana

tindak lanjut.

124
c. Peluang

1) Adanya kader puskesmas RW I Kelurahan Ampang Kecamatan

Kuranji yang dapat melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap

masalah yang ditemukan dan dapat melakukan rencana tindak lanjut

kegiatan yang akan didampingi oleh pihak Puskesmas

Ambacang/Pembina wilayah Kelurahan Ampang.

d. Ancaman

a) Adanya keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat

b) Kurangnya motivasi kader untuk melaksanakan rencana tindak lanjut

yang telah disepakati

Dalam tahap evaluasi ini terdapat kelemahan berupa kurangnya

motivasi masyarakat dalam menyusun kegiatan tindak lanjut. Hal ini terlihat

dalam beberapa pelaksanaan kesehatan. Motivasi merupakan daya pendorong

yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan

dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan

menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai

sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Notoadmodjo, 2008)

Selain dilakukan analisa pada tahap evaluasi juga dilakukan analisa

terhadap masing-masing masalah yang ditemukan di RW I Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji dan untuk tindak lanjut akan dilakukan oleh

kader kesehatan yang yang akan dikontrol oleh pihak Puskesmas Ambacang /

pembina wilayah Kelurahan Ampang.

125
2) Tahap Analisa Masalah

Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

ancaman pada masing-masing masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Unit Lansia

Defisiensi pengetahuan tentang Hipertensi pada lansia

berhubungan dengan kurang informasi di RW I Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji Padang tahun 2020.

IMPLEMENTASI

a. Senam pagi bersama

b. Penyuluhan Hipertensi dengan tema “ Semarak Masyarakat

Sehat”

c. Pemeriksaan atau screening kesehatan berupa pemeriksaan

tekanan darah, lingkar perut dan pengukuran berat badan

Kekuatan:

a) Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti

Kelurahan, RW, RT, kader kesehatan, serta pihak puskesmas.

b) Adanya media penyuluhan yang menarik berupa bentuk

kegiatan pemeriksaan, Power Point, leaflet, serta audio visual

dari Laptop.

Kelemahan :

a) Kehadiran sasaran peserta yaitu para lansia baik yang

memang hipertensi maupun yang tidak. Yang hadir pada

penyuluhan adalah 16 orang

126
Peluang:

a) Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu

di gedung serba guna keluarahan ampang

Ancaman:

a) Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini.

2. Unit Kesehatan Anak Usia Sekolah

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada anak sekolah

berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya pengetahuan di RW 1

Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2020.

IMPLEMENTASI

a. Penyuluhan tentang pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun

b. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun

Kekuatan:

a) Adanya dukungan dari pihak sekolah seperti kepala sekolah dan para

guru, pemuka masyarakat, RW, RT dan masyarakat yang anak nya

bersekolah ditempat dimana mengadakan penyuluhan pada anak .

b) Adanya dukungan dari pihak puskesmas dalam kegiatan penyuluhan,

seperti bantuan sarana dan prasarana untuk memperlancar kegiatan.

c) Kegiatan yang dilakukan dibuat semenarik mungkin dengan media

audio visual, powerpoint serta leaflet.

d) Anak-anak tertarik untuk mengikuti kegiatan karena adanya hadiah

yang diberikan

127
Kelemahan :

Dana pembelian alat alat yang digunakan dibebankan kepada

mahasiswa

Peluang :

a) Pihak sekolah meluangkan waktu dan tempat bagi mahasiswa

untuk memberi kegiatan penyuluhan

b) Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung untuk melakukan

kegiatan.

Ancaman:

a) Tidak ada ancaman yang berarti selama kegiatan berlangsung

3. Unit Kesehatan Remaja

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada remaja berhubungan

dengan ketidakcukupan sumber daya pengetahuan di RW 1 Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2020.

IMPLEMENTASI :

a. Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok dan cara mengurangi

konsumsi rokok

Kekuatan :

a) Adanya motivasi remaja dalam mengikuti penyuluhan.

b) Remaja semangat dan antusias mengikuti jalannya penyuluhan

c) Tersedianya sarana prasarana untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan (waktu dan tempat )

128
d) peserta yang hadir berjumlah 22 orang peserta.

Kelemahan :

Adanya remaja yang tidak fokus selama proses penyuluhan

berlangsung

Peluang :

Adanya dukungan dari lintas sektoral dan lintas program, seperti pihak

Puskesmas Ambacang dan masyarakat sekitar

Ancaman :

Tidak ada ancaman yang berrarti saat kegiatan berlangsung

4. Unit Kesehatan Lingkungan

Perilaku Kesehatan cendrung beresiko berhubungan dengan

ketidakcukupan sumber daya pengetahuan di RW 1 Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2020.

IMPLEMENTASI

Penyuluhan tentang pengolahan sampah dan 3M Plus untuk bye bye DBD

Kekuatan:

a) Adanya pemberitahuan pada masyarakat sehari sebelum kegiatan dan

pada hari kegiatan

b) Adanya dukungan dari pihak puskesmas

c) Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat untuk memotivasi

warga

d) Adanya waktu yang bersamaan dengan kegiatan senam bersama

129
Kelemahan :

a) Kurang motivasi warga dalam melaksanakan pembersihan

lingkungan dan pemilahan sampah yang dapat mencegah terjadinya

DBD

b) Kesibukan warga dalam aktivitas sehari–hari dan faktor hari libur

Peluang :

Adanya kesempatan untuk menyelenggarakan penyeluhan bersamaan

dengan kegiatan senam pagi bersama masyarakat sekitar

Ancaman:

Tidak ada ancaman yang berarti selama kegiatan berlangsung

Kesimpulan :

Dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan dari setiap unit terdapat masalah

umum yang merupakan kelemahan dari kegiatan tersebut yaitu masalah motivasi

masyarakat yang kurang terhadap pelaksanaan kegiatan. Namun bila dimotivasi

dengan sesuatu yang menguntungkan masyarakat dan penghargaan seperti hadiah-

hadiah dan adanya kegiatan pemeriksaan kesehatan, masyarakat banyak yang

ingin berpartisipasi.

130
RENCANA TINDAK LANJUT

1. Unit Unit Lansia

Defisiensi pengetahuan tentang Hipertensi pada lansia berhubungan

dengan kurang informasi di RW I Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji

Padang tahun 2020.

Rencana tindak lanjut:

a) Mengadakan penyuluhan tentang penyakit degeneratif secara berkala ( 1 x

3 bulan) yang akan dilaksanakan oleh pihak Puskesmas Ambacang atau

pembina wilayah Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

b) Mengadakan posyandu lansia dengan kegiatan awal senam pagi bersama 1

atau 2x sebulan dan setelah kegiatan senam dilakukan pemeriksaan

kesehatan untuk pengontrolan kesehatan lansia yang akan dilaksanakan

oleh kader kesehatan bersama pihak Puskesmas Ambacang atau pembina

wilayah Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

2. Unit Kesehatan Anak Usia Sekolah

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada anak sekolah

berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya pengetahuan di RW 1

Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2020.

Rencana tindak lanjut:

a) Mengadakan penyuluhan tentang penyakit yang dapat mengancam anak

usia sekolah secara berkala ( 1 x 3 atau 6 bulan) yang akan dilaksanakan

oleh pihak Puskesmas Ambacang atau pembina wilayah Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji.

131
3. Unit Kesehatan Remaja

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada remaja berhubungan

dengan ketidakcukupan sumber daya pengetahuan di RW 1 Kelurahan

Ampang Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2020.

Rencana tindak lanjut:

a) Memasukkan materi berupa penyuluhan kesehatan secara berkala ( 1 x

sebulan) dalam jadwal wirid remaja yang akan dilaksanakan oleh pihak

Puskesmas Ambacang atau pembina wilayah Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji.

4. Unit Kesehatan Lingkungan

Perilaku Kesehatan cendrung beresiko berhubungan dengan

ketidakcukupan sumber daya pengetahuan di RW 1 Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2020.

Rencana tindak lanjut:

a) Melakukan kegiatan gotong royong di lingkungan rumah di daerah RW I

minimal 1 kali sebulan yang akan dilaksanakan oleh seluruh warga RW I

yang dikontrol oleh pihak Kelurahan dan Puskesmas Ambacang atau

pembina wilayah Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji.

b) Mengadakan tempat pembuangan sampah sementara bagi masyarakat

sekitar RW 01 dan 02 agar tidak ada masyarakat yang membuang sampah

sembarangan dipekarangan rumah nya dan membakar sampah.

c) Melakukan gerakan kiat kebiasaan CTPS (cuci tangan pakai sabun)

dengan menyediakan sabun untuk cuci tangan di tempat – tempat umum

132
seperti di sekolah, di mesjid, di kantor kelurahan dan sebagainya di di

daerah RW I yang dilakukan oleh kader kesehatan dikontrol oleh pihak

Puskesmas Ambacang atau pembina wilayah Kelurahan Ampang

Kecamatan Kuranji.

133

Anda mungkin juga menyukai