Anda di halaman 1dari 1

Mengingat kembali pembahasan sebelumnya tentang perlunya keunikan sebagai refleksi

individualisme. Kim dan Markus (1999) berpendapat bahwa iklan di Korea harus menonjolkan
tema kolektivist yang berkaitan dengan penyesuaian, sedangkan iklan di Amerika Serikat harus
lebih didasarkan pada tema yang sesuai dengan pendapat diatas, penelitian Kim & Markus
menunjukkan bahwa kebutuhan aku keunikan adalah pada masyarakat yang lebih rendah
daripada masyarakat individualis (Yamaguchi, Kuhlman & Sugimori, 1995).
Masyarakat kolektif tampakannya memiliki unsur-unsur utama ketergantungan, penyesuaian
(rendahnya kebutuhan akan keunikan), dan definisi keberadaan dalam kelompok penting yang
merupakan pemiliknya. Penelitian itu juga meneguhkan fakta bahwa kolektifism bergantung pada
perasaan ketergantungan, serta kewajiban kepada in-group dan keinginan untuk
mempertahankan keharmonisan antara setiap orang (Oyserman et al, 2002). Sebelum beralih
dari bagian ini, kami memberi sudut pada Daphne Oyserman dan rekan-rekannya di institut
penelitian sosial dari University of Michigan untuk tinjauan ilmiah tentang char-acterisufis dan
kolektifism.

Demografik Berhubungan dengan Collectivism

Para psikolog RDsitive harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi di masa depan dari
kolektivism. Misalnya, pendidikan yang digalasi menunjukkan bahwa jurang antara orang kaya
dan orang miskin dalam masyarakat diseluruh dunia semakin lebar saat kita bergerak lebih jauh
ke abad 21 ( Ceci & Papierno 2005).

Menurut riset orang-orang dikalangan kelas sosial yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan
golongan atas, lebih besar kemungkinannya untuk menjadi kolektifism dalam sudut pandang
mereka (Daap, 1991 ; Kohn, 1969 / Marjoribanks, 1991)

Anda mungkin juga menyukai