BRONKOPNEUMONIA
Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soedjati Purwodadi
Disusun Oleh:
Fitrian Hanif Zulkarnain
30101407191
Pembimbing:
dr. Agustinawati Ulfah, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
REFLEKSI KASUS
BRONKOPNEUMONIA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Anak di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi
Oleh :
Pembimbing,
2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. MI
b. Usia : 0 tahun 1 bulan 12 hari
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Alamat : Jl. R. Patah 3/2 Grobogan
e. Tanggal Masuk : 06 Oktober 2018
IDENTITAS ORANGTUA
a. Nama Ayah : Tn. S
b. Usia : 36 tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Nama Ibu : Ny. P
e. Usia : 26 tahun
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara allo-anamnesis ibu pasien pada tanggal 07 Oktober
2018 di bangsal Boegenvile RSUD Purwodadi :
a. Keluhan Utama
Sesak napas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak napas dikeluhkan dikeluhkan 2 hari sebelum masuk
Rumah sakit. Sesak berlangsung terus menerus dan semakin berat
setiap hari. Sebelumnya, pasien mengeluhkan batuk sudah 2 minggu
namun tidak berdahak. Sekitar 1 minggu yang lalu batuknya menjadi
berdahak sehingga menimbulkan sesak. Batuk dirasakan memberat
apabila malam hari.
Sesak napas diperberat waktu anak tidur terlentang , lalu
pasien terbatuk dan anak tidak bisa mengeluarkan dahak. Sesak
diperingan jika anak tidur pada posisi di miringkan.
3
Tidak ada gejala penyerta , seperti demam. Hanya saja pasien
menetek jarang sekitar 2 hari ini, tetapi masih bisa minum hanya
frekuensinya pendek.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
· Riwayat penyakit serupa : disangkal , baru pertama kali
· Riwayat asma : disangkal
· Riwayat alergi : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
· Riwayat penyakit serupa : disangkal
· Riwayat alergi /atopi : disangkal
· Riwayat Batuk lama : disangkal
· Riwayat asma : disangkal
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai pekerja wiraswasta dan
menanggung 1 orang istri dan 1 orang anak. Ibu pasien sebagai ibu
rumah tangga. pasien menggunakan BPJS PBI kelas III.
g. Riwayat Persalinan
4
Anak Laki-laki lahir secara spontan di Puskesmas dari ibu G1P0A0
hamil 37 minggu, berat badan lahir 3200 gram. Bayi langsung
menangis dan rawat gabung dengan ibunya.
5
6
Kesan : Gizi Baik
Kesan : Normal
Perkembangan :
· Mampu mengangkat kepala
· Mampu merespon suara
· Mampu mengoceh aah dan ooh
Kesan: Perkembangan anak sesuai usia
i. Riwayat Imunisasi
• 0-7 hari : Hb0
7
ASI diberikan sejak lahir sampai sekarang, tidak disertai makanan
tambahan. Menetek baik sebelum sakit.
d. Keluarga Berencana
Tidak dalam program KB.
8
Inspeksi :Hemithorax dextra dan sinistra simetris inspirasi dan
ekspirasi, retraksi dinding dada(+)
Palpasi : Areola mamae teraba, papilla mamae (+/+)
Perkusi : Pemeriksaan tidak dilakukan
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba dengan 2 jari
pulsus parasternal (-), pulsus epigastrium (-)
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
Paru
Inspeksi : Pengembangan hemithoraks simetris
Palpasi : Sterm fremitus simetris
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (-/-),ronki basah (+/+)
ix. Abdomen
Inspeksi : Datar, pernapasan abdominal (+)
Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (+) normal
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : tidak dilakukan
Turgor kulit kembali dengan cepat
ix. Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
9
07/10/2018 S= sesak napas , Oksigen (Kanul Binasal) 2
08.45 batuk liter/menit
O= S: 37.1°C N: Inj Viccillin SX 125 mg 3x1 hari
132x/m RR: 60 x/m Inj Gentamisin 1 x 20 g
KU lemah, ronkhi (+) Infus KAEN 4A 10 tpm
A= BRPN
Follow up:
10
Eritrosit 4,17 L : 4,4 – 5,9 juta
Cor :
- CTR =
<50%
Pulmo :
- Tampak
bercak
Kesan: bronchopneumonia
V. DAFTAR MASALAH
- Sesak napas
- Batuk
- SpO2 90 %
- Nafas cuping hidung (+)
11
- Retraksi dinding dada (+)
- Rhonki basah halus
12
utama pada anak usia dibawah 5 tahun, sehingga butuh pengawasan dan
pengobatan yang tepat.
- Jelaskan kepada keluarga bahwa penyebab paling sering dari penyakit ini
adalah bakteri dan virus, atau kombinasi keduanya, sehingga lingkungan
sekitar harus dijaga kebersihannya dan awasi kontak dengan penderita
yanag sama
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
· Pneumonia lobaris
· Pneumonia intertitialis (bronkiolitis)
· Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Who memberikan pedoman klasifikasi pneumonia, sebagai berikut :
14
- Kesadaran menurun
- Hipertermi / hipotermi
- Napas lambat / tidak teratur
2. Usia 2 bulan - 5 tahun
A. Pneumonia
- bila ada napas cepat
A. Pneumonia berat
- chest indrawing
- napas cepat dengan laju napas
➢ 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun
➢ 40 x/menit untuk anak > 1 – 5 tahun
C. Pneumonia sangat berat
- Tidak dapat minum
- Kejang
- Kesadaran menurun
- Malnutrisi.
B. ETIOLOGI
15
Usia Sekolah - Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae
- Streptococcus pneumoniae
C. MANIFESTASI KLINIS
16
Bayi. Pada bayi dan anak kecil karena kecilnya volume thorak biasanya suara
nafas Saling berbaur dan sulit diidentifikasi.
17
prostaglandin. Degranulasi sel Mast juga mengaktifkan jalur komplemen.
Komplemen bekerja sama dengan Histamin dan prostaglandin untuk
melemaskan otot polos vaskuler paru dan Peningkatan permeabilitas
kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam
ruang Interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler
dan Alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus
meningkatkan Jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka Perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering Mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
18
kuman atau Penyebaran langsung kuman dari respiratorik atas. Hanya
sebagian kecil Merupakan akibat sekunder dari bakterimia atau viremia
atau penyebaran dari Infeksi intra abdomen. Dalam keadaan normal mulai
dari sublaring hingga unit Terminal adalah steril. Dalam keadaan sehat,
tidak terjadi pertumbuhan Mikroorganisme di paru. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya mekanisme Pertahanan paru. Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh Mikroorganisme dan
lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang Biak dan
menimbulkan penyakit.
E. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat didahului
dengan infeksi Saluran nafas akut bagian atas. Gejalanya antara lain batuk,
demam tinggi Terus-menerus, sesak, kebiruan sekitar mulut, menggigil
(pada anak), kejang (pada bayi), dan nyeri dada. Biasanya anak lebih suka
berbaring pada sisi Yang sakit. Pada bayi muda sering menunjukkan gejala
non spesifik sepert Hipotermi, penurunan kesadaran, kejang atau
kembung. Anak besar kadang Mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen
disertai muntah.
2. Pemeriksaan Fisik
19
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan
kelompok Umur tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi
dinding Dada, grunting, dan sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih besar
jarang Ditemukan grunting. Gejala yang sering terlihat adalah takipneu,
retraksi, Sianosis, batuk, panas, dan iritabel.
Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam,
batuk (non Produktif / produktif), takipneu dan dispneu yang ditandai
dengan retraksi Dinding dada. Pada kelompok anak sekolah dan remaja,
dapat dijumpai Panas, batuk (non produktif / produktif), nyeri dada, nyeri
kepala, dehidrasi Dan letargi.
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
Pemeriksaan darah pada pneumonia umumnya didapatkan
Lekositosis Hingga > 15.000/mm. Seringkali dijumpai dengan
dominasi netrofil pada hitung Jenis. Lekosit > 30.000/mm dengan
dominasi netrofil mengarah ke pneumonia Streptokokus.
Trombositosis > 500.000 khas untuk pneumonia bakterial.
Trombositopenia lebih mengarah kepada infeksi virus. Biakan
darah merupakan Cara yang spesifik namun hanya positif pada 10-
15% kasus terutama pada anak-Anak kecil.
B. Radiologi
Foto toraks (AP/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk Menegakkan diagnosis. Foto AP dan lateral dibutuhkan untuk
menentukan lokasi Anatomik dalam paru. Infiltrat tersebar paling
sering dijumpai, terutama pada Pasien bayi. Pada bronkopneumonia
bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu Atau beberapa lobus. Jika
difus (merata) biasanya disebabkan oleh Staphylokokus Pneumonia.
20
F. KRITERIA DIAGNOSIS
Dasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gorna dkk tahun 1993 adalah
Ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini :
A. Sesak nafas disertai pernafasan cuping hidung & tarikan dinding dada
B. Badan panas
C. Ronkhi basah sedang nyaring (Crackles)
D. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
E. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm dengan
limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm neutrofil yang
predominan)
G. DIAGNOSIS BANDING
a. Pneumonia lobaris
Biasanya pada anak yang lebih besar disertai badan menggigil
dan kejang pada bayi kecil. Suhu naik cepat sampai 39-40oC dan
biasanya tipe kontinua. Sesak nafas (+), nafas cuping hidung (+),
sianosis sekitar hidung dan mulut dan nyeri dada. Anak lebih suka tidur
pada sisi yang terkena. Pada foto rotgen terlihat adanya konsolidasi pada
satu atau beberapa lobus.
b. Bronkioloitis
Diawali infeksi saluran nafas bagian atas, subfebris, sesak nafas,
nafas cupung hidung, retraksi intercostal dan suprasternal, terdengar
wheezing, ronki nyaring halus pada auskultasi. Gambaran labarotorium
dalam batas normal, kimia darah menggambarkan asidosis respiratotik
ataupun metabolik.
c. Aspirasi benda asing
Ada riwayat tersedak
d. Atelektasis
Adalah pengembangan tidak sempurna atau kempisnya bagian paru
yang seharusnya mengandung udara. Dispnoe dengan pola pernafasan
21
cepat dan dangkal, takikardia, sianosis. Perkusi mungkin batas jantung
dan mediastinum akan bergeser dan letak diafragma mungkin meninggi.
e. Tuberkulosis
Demam > 2 minggu, batuk > 3 minggu, berat badan menurun,
nafsi makan menurun, malaise, diare persisten yang tidak membaik
dengan pengobatan baku diare. Dan biasanya terdapat kontak. Diagnosis
TB pada anak ditegakkan dengan skor TB, yaitu:
H. PENATALAKSANAAN
22
karena Berbagai kendala diagnostik etiologi, untuk semua pasien pneumonia
diberikan Antibiotik secara empiris. Walaupun sebenarnya pneumonia viral
tidak Memerlukan antibiotik, tapi pasien tetap diberi antibiotik karena kesulitan
Membedakan infeksi virus dengan bakteri.
23
24
Bagan 1. Alur pengunaan antibiotik
I. KOMPLIKASI
25
1. Pneumonia Stafilokokus
Curiga ke arah ini jika terdapat perburukan klinis secara cepat
walaupun sudah diterapi, ditandai :
• Pneumatokel atau pneumotoraks dengan efusi pleura pada foto
dada
• Ditemukannya kokus gram positif yang banyak pada sediaan
apusan sputum
• Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung
diagnosis.
2. Empiema
Curiga ke arah ini apabila terdapat tanda:
• Demam persisten meskipun sedang diberi antibiotik
• Ditemukan tanda klinis dan gambaran foto dada yang mendukung.
• Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal.
• Pekak pada perkusi thorax
• Gambaran foto dada menunjukkan adanya cairan pada satu atau
kedua sisi dada.
• Cairan pleura menjadi keruh atau purulen.
J. PROGNOSIS
Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada bayi dan anak kecil
Berkisar dari 20% sampai 50% dan pada anak yang lebih tua dari 3% sampai
5%. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan Sampai kurang dari 1%, anak dalam keadaan malnutrisi energi
protein dan yang Datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
K. PENCEGAHAN
26
1. Vaksin PCV (imunisasi IPD) untuk mencegah infeksi pneumokokkus
(Invasive Pneumococcal diseases, IPD). Vaksin PCV yang sudah tersedia
Adalah PCV-7 dan PCV-10. PCV 13 belum tersedia di Indonesia
2. Vaksin Hib untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenzae tipe b
3. Vaksin DPT untuk mencegah infeksi difteria dan pertussis
4. Vaksin campak dan MMR untuk mencegah campak
5. Vaksin influenza untuk mencegah influenza
27