Konsepsi Kaderisasi
Konsepsi Kaderisasi
I. Landasan Pemikiran
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah organisasi kader dan
organisasi perjuangan, jadi sudah barang tentu pendidikan kader menjadi panglima dalam
usaha regenerasi ideologi, serta mengejawantahkan Amanat Penderitaan Rakyat sehingga
setiap kader yang berproses memiliki pemikiran Radikal-Revolusioner yang berazaskan
Marhaenisme, guna mewujudkan cita-cita bangsa yaitu Sosialisme Indonesia.
Bukan tanpa daya dan upaya, karena apa yang terjadi dalam era sekarang ini
adalah tantangan Marhaenisme sebagai ideologi yang memerdekakan rakyatnya dari
segala bentuk penjajahan, penghisapan dan penindasan. Untuk itu sebagai organisasi
kader sekaligus organisasi perjuangan sudah menjadi kewajiban bagi GMNI untuk
menyelamatkan kehidupan rakyat Indonesia dari segala bentuk penjajahan, penindasan
dan penghisapan seperti yang terjadi saat ini, dan oleh karenanya maka GMNI harus
mempu mencetak kader-kader bangsa yang menyelamatkan kehidupan rakyat dan
berjuang bersama rakyat Indonesia menuju cita-cita kebangsaan yaitu terciptanya
masyarakat madani di Indonesia yang adil dan makmur dalam sebuah kehidupan negara
yang merdeka dan berdaulat.
Sebagaimana tulisan yang mengharukan hati diatas nisan kuburan Sdr. Ali
Archam, pejuang kita yang gugur di Bove Digoel, yang berbunyi: “Obor, yang
kunyalakan dimalam gelap ini, kuserahkan kepada angkatan yang kemudian” 1,
1
Pedoman Untuk Melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat, Jilid 1 Cetakan ke-III, halaman 27
menyatakan bahwa GMNI sebagai lembaga perjuangan kader dituntut untuk menjadikan
tubuhnya sebagai lembaga pendidikan bagi kader bangsa dengan tugas pokok menyusun
segala strategi perjuangan yang akan digunakan para kader untuk mewujudkan cita-cita
kebangsaan.
Dan kitalah “angkatan yang kemudian” itu, mengemban Amanat Penderitaan itu.
Atas dasar pemikiran tersebut, penting kiranya bagi GMNI untuk dapat
membentuk, menggembleng dan mencetak generasi muda sebagai pejuang-pemikir dan
pemikir-pejuang yang konsisten, kritis, progressif, revolusioner dan radikal untuk
memimpin jalannya revolusi dalam upaya mewujudkan sosialisme Indonesia yaitu
berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang
kebudayaan. Dan untuk mewujudkan hal tersebut maka sudah menjadi prasyarat mutlak
GMNI harus ditopang sistem pengkaderan yang baik.
Sistem kaderisasi GMNI selama ini belum dibakukan secara baik dan tidak
sistematik, maka wajar dalam praktiknya kaderisasi GMNI menjadi semrawut dan
janggal di seluruh wilayah. Masing-masing cabang ataupun Komisariat terjebak dalam
pola kaderisasi yang berorientasi pada kebutuhan perjuangan kewilayahan yang bersifat
sektoral, dengan interpretasi masing-masing atas nilai-nilai serta cita-cita perjuangan
GMNI.
Oleh karenanya, penyesuaian tujuan kaderisasi GMNI harus sesuai dengan tujuan
Bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
diatur secara tegas dalam Ad/art serta peraturan lainnya sehingga keselarasan pola
kaderisasi di tiap-tiap daerah dapat terwujud.
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.”
A. Filosofis
1. Organisasi kader
2. Pengemban ampera
3. Cita-cita sosialisme
B. Sosiologis
Memperjuangkan rakyat dan bersama rakyat
C. Yurisdis
1. Pembukaan uud 1945
2. Ad/art
3. Peraturan lainnya
Dengan terbentuknya silabus kaderisasi, diharapkan sistem pengkaderan
GMNI akan lebih sistematis, terarah sehingga mendukung terbentuknya kader-kader
yang ideologis, progresif, revolusioner dan berkepribadian. Untuk itu maka di dalam
silabus kaderisiasi GMNI, sistem pengkaderan diputuskan untuk dibagi dalam 6
tahapan kaderisasi yaitu :
1. Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB)
2. Proses Penataran Calon Kader
3. Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD)
4. Proses Penataran Kader
5. Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM)
6. Kaderisasi Tingkat Pelopor (KTP)
II. Tahapan
A. PEKAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU
1. Maksud
Rekruitmen
Pekan Penerimaan Anggota Baru adalah masa penerimaan anggota baru
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia yang ditujukan kepada seluruh
mahasiswa Indonesia. Pekan Penerimaan Anggota Baru berfungsi sebagai media
perkenalan organisasi kepada seluruh mahasiswa Indonesia sebagai calon
anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia agar dapat lebih memahami
peran sebagai seorang mahasiswa dalam berbangsa dan bernegara, serta peran
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia sebagai organisasi perjuangan. Dengan
pelaksanaan Pekan Penerimaan Anggota Baru tersebut diharapkan para calon
anggota benar-benar sadar dan menetapkan pilihannya untuk bergabung dengan
GMNI sebagai organisasi Mahasiswa yang memberikan solusi dari permasalahan
yang ada di Indonesia.
2. Tujuan
a. Umum
i. Perluasan massa aksi
ii. Perluasan Marhaenisme
b. Khusus
Menyiapkan calon kader
Tujuan PPAB adalah perluasan massa aksi GMNI dan perluasan
Marhaenisme sebagai azas perjuangan GMNI, serta membangun instuisi
kesadaran para calon anggota dan secara khusus menyiapkan calon kader yang
siap dan mampu melaksanakan amanat penderitaan rakyat. Kesadaran yang
dimaksud adalah kesadaran akan ruang dan waktu dimana calon anggota telah
memahami dan meyakini bahwa membangun kehidupan bangsa adalah benar-
benar menjadi tugas dan tanggung jawabnya yang harus diimplementasikan,
dan GMNI sebagai organisasi yang berazas Marhaenisme adalah wadah dalam
upaya mengimplementasikan tugas dan tanggung jawabnya tersebut.
3. Materi
a. Sejarah dan organisasi GMNI
b. Peran pemuda dan mahasiswa
c. Nasionalisme
d. Sejarah Marhaenisme (ontologis)
e. Mulok
Materi-materi yang disampaikan dalam PPAB adalah materi yang
terkait dengan pengenalan GMNI secara umum kepada para peserta, dengan
tujuan agar para peserta dapat mengenal lebih jauh tentang organisasi GMNI
sekaligus untuk menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap
organisasi. Materi-materi tersebut antara lain :
a. Sejarah dan organisasi GMNI
b. Peran pemuda dan mahasiswa
c. Nasionalisme
d. Sejarah Marhaenisme (ontologis)
e. Mulok
4. Metode
Metode yang digunakan dalam PPAB adalah materi ruang, yang disampaikan
dalam bentuk :
a. Kuliah Umum, yaitu ceramah tentang masalah tertentu yang boleh dihadiri
oleh mahasiswa dari berbagai macam jurusan.
b. Diskusi kelompok terarah, yaitu suatu kegiatan diskusi kelompok yang
diadakan untuk kepentingan khusus guna mendiskusikan suatu masalah
tertentu melalui curah pendapat (brain storming) dengan peserta terfokus dan
bersifat homogen.
c. Diskusi Kelompok, yaitu suatu proses bimbingan dimana para calon anggota
akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-
masing dalam memecahkan masalah bersama.
c. Nasionalisme
d. Sejarah Marhaenisme (ontologis)
e. Mulok
8. Pengesahan
a. Tahapan
i. Panitia pelaksaanan menyerahkan laporan dan evaluasi kegiatan dengan
melampirkan surat pernyataan kesediaan menjadi anggota GMNI kepada
DPC
ii. Penyerahan yang dimaksud dilakukan selambat-lambatnya 7 hari setelah
pelaksanaan PPAB
iii. DPC setelah menerima hasil laporan dan evaluasi kegiatan, melakukan
pemeriksaaan dengan mengingat pasal 2 anggaran rumah tangga GMNI
yang selambat-lambatnya dalam kurun waktu 7 hari kemudian
mengeluarkan keputusan mengenai pengesahan hasil-hasil PPAB: 1.
Anggota; 2. Rekomendasi tindak lanjut
Upgrading
transfer of value
2. Tujuan
a. Umum
nation and character building melalui internalisasi marhaenisme
b. Khusus
i. dekonstruksi mental dan cara pikir
ii. membangun mental dan cara pikir radikal revolusioner
iii. membentuk kader yang mampu memetakan persoalan sosial
Tujuan pokok dari proses kaderisasi tingkat dasar adalah membentuk kader
yang memiliki jiwa, karakter berkebangsaan dan menjunjung budi, nurani serta
nilai kemanusiaan melalui internalisasi Marhaenisme dengan cara menjebol sikap,
mental dan kepribadian serta cara berpikir yang kontra revolusioner dan di
gantikan dengan sikap, mental, dan kepribadian serta cara berpikir yang radikal
revolusioner. Sehingga para kader mampu memanifestasikan marhaenisme dalam
kehidupan guna memetakan dan memecahkan persoalan sosial yang ada di tengah
massa-rakyat.
Diskusi
- Diskusi mengenai ideologi yang ada di dunia.
- Diskusi mengenai pendidikan karakter berkebangsaan
- Diskusi mengenai isu nasional, regional dan lokal.
Manajemen organisasi :
Sosialisasi ad/art (sebagai landasan yuridis)
Administrasi (surat menyurat) dan birokrasi (langkah lanjutan dari administrasi yang
secara sistematis), public speaking, leadership.
(tujuan) agar para peserta mampu mengimplementasikan disiplin organisasi dan
disiplin gerakan nantinya, serta sebagai tambahan mulai mengenal model-model dan
proses pengorganisasian massa lewat materi pengorganisasian.
Manajemen aksi
(maksud) Pengimplementasian dari seluruh rangkaian materi dari jurnalistik sampai
manajemen organisasi.
4. Materi
a. filsafat sosialis
b. marhaenisme
c. nasionalisme indonesia
d. sosiologi
e. geopolitik
f. latihan analisa social
g. muatan local
Materi-materi yang disampaikan dalam KTD adalah materi yang terkait
dengan indoktrinasi secara mendalam kepada para peserta, dengan tujuan agar para
peserta dapat memahami lebih jauh tentang nilai-nilai marhaenisme sekaligus
untuk memantapkan pemikiran dalam memanifestasikan nilai tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Materi-materi tersebut antara
lain :
a. filsafat sosialis
b. marhaenisme
c. nasionalisme indonesia
d. sosiologi
e. geopolitik
f. latihan analisa social
g. muatan local
5. Metode
b. marhaenisme
c. nasionalisme Indonesia
d. sosiologi
e. geopolitik