Pengantar
B. Tujuan
Tujuan PPAB adalah melakukan recruitment anggota secara massal sebanyak-banyaknya.
Hal ini sebagai bentuk perluasan basis massa organisasi sekaligus sebagai bentuk dari
penyebarluasan faham/ideologi Marhaenisme sebagai suatu cara hidup dan berprilaku serta cara
berpikir dalam menganalisa berbagai persoalan yang timbul dalam tataran pergaulan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
C. Format Pengkaderan
Format / bentuk pengkaderan yang dilaksanakan dalam PPAB adalah dalam bentuk
materi ruang yang dikemas sedemikian rupa agar menarik bagi para peserta dengan cara
memperbanyak dinamika kelompok. Di dalamnya para peserta diberikan pemahaman umum
terkait dengan pengenalan GMNI sebagai suatu organisasi kemahasiswaan yang konsen
terhadap berbagai persoalan kerakyatan dan kebangsaan.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam PPAB adalah materi ruang, yang disampaikan dalam bentuk :
- Kuliah Umum
- Ceramah
- Dialog
- Diskusi Kelompok
E. Materi
Materi-materi yang disampaikan dalam PPAB adalah materi yang terkait dengan
pengenalan GMNI secara umum kepada para peserta, dengan tujuan agar para peserta dapat
mengenal lebih jauh tentang organisasi GMNI sekaligus untuk menumbuhkan rasa memiliki
(sense of belonging) terhadap organisasi
Berikut ini ada 6 (enam) materi pokok dalam PPAB
Materi yang akan di sajikan adalah sejarah kelahiran Marhaenisme. Materi ini diberikan
dengan durasi waktu 120 menit.
Pengantar Sarinah
Meliputi pengantar kesarinahan dan pengantar sejarah subordinasi gender. Materi ini
diberikan dengan durasi 120 menit.
Muatan Lokal (Mulok)
Materi ini di sesuaikan dengan kondisi kultur masing-masing wilayah/daerah. Materi ini
diberikan dengan durasi waktu 120 menit.
F. Kerangka Acuan Materi
a. Materi Sejarah GmnI dan Keorganisasian
Sejarah GmnI
Materi ini ditujukan untuk mengenalkan GMNI sebagai organisasi perjuangan sekaligus
terminal kader kepada para calon anggota GMNI. Pengenalan sejarah tersebut meliputi
perjalanan sejarah GMNI dari proses awal terbentuk hingga saat sekarang ini. Disamping itu,
materi ini juga meliputi peran dan tantangan yang dihadapi GMNI sebagai organisasi
perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta sejarah pertarungan ide dan
pemikiran yang bersifat ideologis, Materi kesejarahan ini dapat dianalisa dan ditinjau dari
runtutan perjalanan GMNI dari Kongres ke Kongres dimana didalamnya terjadi dinamika
gerakan dan perjuangan GMNI dalam upaya mewujudkan cita-cita Marhaenisme.
Dengan menyampaikan materi sejarah GMNI ini maka para calon anggota
diharapkan dapat mengetahui proses perjalanan sejarah GMNI dan dinamika didalamnya serta
dapat memaknai hakikat dari perjuangan GMNI.
Keorganisasian
Materi keorganisasian GMNI meliputi pengenalan tentang AD/ART GMNI dan aturan-
aturan turunan keorganisasian lainnya serta hal-hal lain menyangkut sistem dan karakter
keorganisasian GMNI. Pemberian materi ini ditujukan untuk memperkenalkan sistem
keorganisasian GMNI kepada para calon anggota, khususnya tentang aturan hukum (rule of
law) dan aturan main (rule of game) yang berlaku di GMNI. Dimulai dari model
permusyawaratannya dalam pengambilan keputusan, hierarki struktur keorganisasian hingga
hak dan kewajiban anggota serta tugas, fungsi dan wewenang tiap-tiap struktur organinsasi.
Adapun yang menjadi pokok-pokok prioritas materi AD/ART antara lain adalah
Pembukaan Anggaran Dasar yang menerangkan tentang sifat dan watak perjuanagan GMNI;
Azas perjuangan yang menerangkan tentang ideologi dan cita-cita GMNI; struktur
keorganisasian yang berkaitan dengan pembagian tugas, kerja dan tanggung jawab tiap unsure
kepengurusan berdasarkan hierarki organisasi terkhusus dalam wilayah Komisariat serta hak
dan kewajiban para anggota GMNI.
Dengan pengenalan keoraganisasian ini maka para peserta PPAB diharapkan dapat
memahami tugas dan tanggung jawab sesuai dengan mekanisme keorganisasian yang berlaku
sebagai anggota GMNI nantinya. Selain daripada itu para peserta PPAB diharapkan dapat
mengenali struktur kepemimpinan serta wilayah kerja tingkatan struktur organisasi di GMNI.
b. Materi Peran Pemuda dan Mahasiswa
Materi peran pemuda dan mahasiswa dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dimulai dari sejarah kebangkitan Indonesia di era pra kemerdekaan (pergerakan pemuda dan
mahasiswa sejak 1908) hingga saat sekarang ini. Pemaparan sejarah tersebut dengan
menitikberatkan ulasan pada dialektika ide-pemikiran, platform, strategi gerakan dan
paradigma yang berkembang di kalangan gerakan pemuda dan mahasiswa pada saat pra
kemerdekaan dan gerakan pemuda pasca kemerdekaan dalam berbagai momentum perubahan
di Indonesia.
Diharapkan para peserta dapat menelusuri latar kesejarahan pergerakan pemuda dari
dahulu hingga sekarang serta perbedaan tiap gerakan pada masanya masing – masing. Para
peserta juga diharapkan akan mampu melihat dan menganalisa letak keberhasilan dan
kegaggalan gerakan pemuda baik pada masa pra kemerdekaan maupun pada masa pasca
kemerdekaan. Selain daripada itu para peserta juga diharapkan dapat memaknai bahwa peran
pemuda dan mahasiwa dalam arus perubahan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara itu
adalah sangat penting dan menjadi suatu tanggung jawab yang harus dijalankan.
c. Materi Pengantar Nasionalisme Indonesia
Materi nasionalisme Indonesia diawali dengan membahas tahapan-tahapan sejarah
munculnya nasionalisme di berbagai belahan dunia sebagai tahapan sejarah yang paling awal
dari nasionalisme. Selain itu materi ini mengetengahkan tentang sejarah munculnya
nasionalisme di Indonesia serta perbedaan karakter dan cirinya dengan berbagai nasionalisme
lainnya, khususnya pada Negara-negara Eropa dan Amerika. Secara umum materi ini
menitkiberatkan pada pandangan-pandangan Sukarno dan sejawatnya terkait nasionalisme
Indonesia.
Dengan materi ini maka para peserta diharapkan mendapatkan pemahaman secara utuh
dan benar tentang proses terciptanya nasionalisme, macam-ragam nasionalisme di dunia dan
terkhusus roh dan jiwa nasionalisme Indonesia. Agar dapat terciptanya
suatu spirit pemahaman bersama bahwa nasionalisme Indonesia tidak boleh dan tidak akan
mati, dan tentu saja adalah menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk terus-menerus
menggelorakan semangat nasionalisme Indonesia yang anti terhadap penjajahan baik
penjajahan antar manusia dengan manusia maupun penjajahan antar bangsa dengan bangsa.
Motivasi akan menguatkan cita-cita perjuangan, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam
mengarahkan energi calon anggota untuk mencapai apa yang kita perjuangkan. Dengan motivasi yang tepat kita
akan semakin mendekati cita-cita perjuangan kita. Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai
visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan
mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan
mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diperjuangkannya.
Untuk menjadi anggota yang lebih militan, calon anggota membutuhkan sebuah kumpulan atau badan yang
pastinya untuk kemajuan dirinya. Pengembangan diri itu sangat penting karena akan berefek positif bagi
anggota yang sudah melakukannya. Pengembangan diri salah satunya melalui berorganisasi, karena
berorganisasi calon anggota dapat lebih mudah mendapat informasi yang cepat walaupun belum jelas, dia bisa
berkomunikasi dengan yang lain, berbagi pengetahuan.
3. Format Pengkaderan
Format/bentuk pengkaderan yang dilaksanakan dalam KTD adalah dalam bentuk materi
ruang yang dilaksanakan di tempat-tempat yang bernuansa alam, jauh dari keramaian.
Pemilihan tempat tersebut bertujuan untuk memudahkan proses indoktrinasi awal. Dengan
asumsi bahwa hal tersebut akan lebih mengkonsentrasikan diri para peserta untuk menyerap
seluruh materi yang diberikan dalam proses KTD.
Di dalam KTD sebagai proses internalisasi ideologi para peserta terkhusus akan
diberikan pemahaman terkait dengan ideologi Marhaenisme. Para peserta juga akan diberikan
pemahaman tentang landasan filosofis dari Marhaenisme serta metode-metode berfikir yang
terkandung didalamnya, seperti dialektika materialism dan historis materialism (MDH).
Selain daripada itu para peserta juga akan diberikan pemahaman terkait dengan
keorganisasian agar para peserta mampu mengimplementasikan disiplin organisasi dan
disiplin gerakan nantinya, serta sebagai tambahan mulai mengenal model-model dan proses
pengorganisasian massa lewat materi pengorganisasian.
4. Metode
Metode yang di gunakan dalam kegitan KTD ini adalah :
- Kuliah Umum;
- Ceramah,
- Dialog,
- Diskusi
- Lapangan
5. Materi
Materi-materi yang disampaikan dalam KTD adalah materi yang terkait dengan
pendalaman pemahaman sejarah filsafat dan ideologi serta keorganisasian GmnI dan
pengorganisasian massa. Dengan tujuan agar para peserta mampu memahami hakikat dari
ideologi Marhaenisme dan substansi dari perjuangan kerakyatan yang dijalankan oleh GMNI.
Selain itu juga memahami cara mengelola organisasi dan disiplin-disiplin didalamnya,
ditambah mengenali proses-proses dan model-model pengorganisasian massa.
Berikut 11 (sebelas) materi pokok dalam KTD:
Manajemen Organisasi
Meliputi pemahaman tentang manajemen organisasi dan melatih karakter kepemimpinan
serta pendalaman pemahaman akan sistem keorganisasian GMNI. Materi ini diberikan dengan
alokasi waktu 180 menit.
Nasionalisme Indonesia
Meliputi pendalaman materi tentang Nasionalisme Indonesia.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
Analisa Sosial
Meliputi kajian tentang pemetaan struktur kemasyarakatan secara utuh dan menyeluruh
dalam kaitannya dengan menganalisa persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat pada
berbagai aspek seperti: ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
Advokasi dan Pengorganisasian
Meliputi pengenalan tentang proses dan model-model pengorganisasian massa.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
Pengantar Filsafat dan Methode Berfikir Marhaenis
Meliputi pemahaman tentang filsafat, secara khusus yang terbagi pada dua aliran besar
yaitu filsafat materialisme dan filsafat idealisme.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
Marhaenisme
Meliputi pemahaman yang holistic tentang ideologi Marhaenisme.
Materi ini diberikan alokasi waktu 240 menit (dapat dibagi menjadi beberapa sesi).
Empat Kutub Ideologi
Mengetengahkan Marhaenisme, Komunisme, Kapitalisme, Islamisme (Pan Islamisme). Mengkaji
kerangka pengenalan dasar berfikir dari setiap Ideologi, sejarah terbentuknya ideologi tersebut,
keterlibatan antar ideologi satu sama lain, dan dinamisasi empat ideologi pada konteks perkembangan
dunia hari ini.
Materi ini diberikan alokasi waktu 180 menit.
Manajemen Aksi dan Teknik Persidangan
Manajemen aksi meliputi pemahaman mengenai bagaimana melakukan perancanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap Aksi yang dilakukan. Sementara
Teknik persidangan memberikan pemahaman meliputi tatacara persidangan dalam di GmnI .
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit.
Sarinah
Meliputi penjelasan intisari buku Sarinah, dasar Feminisme, analisis gender dan transformasi
sosial.
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit
Pengantar Politik Indonesia
Meliputi pengertian politik menurut pandangan dari beberapa ahli, memahami sistem
politik Indonesia, interaksi politik serta tindakan-tindakan politik.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu 180 menit
b. Analisa Sosial
Materi analisa sosial meliputi kajian tentang pemetaan pola dan karateristik masyarakat,
sistem sosialnya, struktur sosialnya, hubungan-hubungan ekonomi politik pada suatu
komunitas masyarakat tertentu untuk kemudian mengidentifikasi dan menentukan kontradiksi
pokok yang terjadi dalam masyarakat itu dengan tetap memperhatikan berbagai variabel yang
ada dalam masyarakat tersebut. Untuk mendukung hal itu penting untuk memberikan
pemahaman tentang metode dan teknik dalam melakukan analisa sosial.
Dengan adanya materi ini para peserta KTD diharapkan dapat memahami dan memiliki
kemampuan dalam melakukan analisa sosial, yang bertujuan sebagai sarana untuk membantu
para kader dalam melakukan pengorganisasian massa (machtvorming) nantinya.
d. Nasionalisme Indonesia
Materi Nasionalisme Indonesia ini adalah pendalaman pemahaman atas
materi pengantar nasionalisme dalam masa PPAB. Materi nasionalisme Indonesia ini
mencakup tahapan sejarah munculnya Nasionalisme di dunia dengan merujuk pada teori dan
konsep beberapa tokoh seperti Ernest Renan, Otto Bauer dan lainnya. Kemudian tahapan
sejarah munculnya Nasionalisme di dunia yang dimulai dari awal abad XI (perang antar
agama), kemudian perang di abad pertengahan, sampai perang dunia I dan perang dunia II.
Perang antar agama di abad XI ditujukan untuk mengetahui tentang motif-motif yang
melandasi perang tersebut, apakah benar atas dasar kepentingan agama ataukah hanya sebatas
kepentingan perluasan (ekpansi) wilayah kekuasaan terkait dengan perebutan sumber-sumber
kekayaan (sumber daya ekonomi) masing-masing pihak. Peperangan yang terjadi di abad
pertengahan ditujukan untuk mengetahui karateristik nasionalisme yang mulai timbul pada
masa itu, dengan mengkritisi tujuan-tujuan dari peperangan tersebut. Begitu pula perang dunia
I dan II yang ditujukan untuk mengetahui kadar karateristik Nasionalisme yang melandasi
semangat masing-masing Negara sehingga memunculkan perang antar Negara tersebut.
Disamping itu materi ini juga membahas tentang analisa komparatif antara nasionalisme
yang berkembang di Negara-negara kapitalis (liberal), Negara-negara monarki, negara-negara
fasis serta memberikan pemahaman lahirnya nasionalisme Indonesia yang didasarkan pada
theory Ernest Rennan, Otto Bauer yang dilengkapi oleh teori geopolitik Soekarno. Dari
analisa komparatif tersebut kemudian direlevansikan dengan Nasionalisme yang berkembang
di Indonesia, terutama mengenai karakter dan cita-cita masing-masing Nasionalisme.
Penjelasan tentang tantangan-tantangan Nasionalisme Indonesia menghadapi Neo liberalisme,
kosmopolitisme dan etnonasionalisme serta ultranasionalisime.
Berdasarkan uraian di atas secara garis besar materi nasionalisme Indonesia dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Sejarah lahirnya Nasionalisme di dunia
Teori dan tokoh nasionalisme
- Ernest Renan
- Otto Bauer
- Gandhi (dan jika dipandang perlu, teori dan tokoh dapat ditambahkan pemateri)
Sejarah peperangan dunia dan Nasionalisme
Sejarah Nasionalisme Indonseia
Karateristik Nasionalisme Negara-negara dunia
- Nasionalisme di Negara kapitalis (liberalis).
- Nasionalisme di Negara Komunis.
- Nasionalisme di Negara Facis .
- Nasionalisme di Negara Monarki.
- Nasionalisme di Negara Keagamaan.
Karateristik Nasionalisme Indonesia
Studi komparasi nasionalisme Indonesia dengan Nasionalisme di Negara-negara lain
Tantangan Nasionalisme Indonesia
- Nasionalisme Indonesia dan Neo liberalisme
- Nasionalisme Indonesia dan kosmopolitisme
- Nasionalisme Indonesia dan etno Nasionalisme
- Nasionalisme Indonesia dan ultra Nasionalisme
f. Materi Marhaenisme
Pemberian materi Marhaenisme dimulai dari awal mula proses sejarah munculnya
Marhaenisme di Indonesia. Pengkajian tersebut meliputi pengkajian yang mengupas landasan-
landasan pemikiran filsafat dari Marhaneisme dan metode-metode berpikir yang meliputi
Marhaenisme, yaitu Historis-Materialisme dan Dialektika Materialisme. Dalam pengkajian
tersebut dikaitkan dengan Marxisme sebagai ideologi yang secara khusus menginspirasi
Sukarno sehingga akhirnya melahirkan Marhaenisme.
Proses tersebut selanjutnya dikaitkan dengan pandangan-pandangan Sukarno tentang
realitas sejarah kolonialisme dan imperialism di Indonesia pada masa pra kemerdekaan yang
berakibat pada penindasan dan penghisapan kehidupan rakyat. Sejarah munculnya
Marhaenisme juga ditinjau dari ide-ide yang mengilhami pemikiran Sukarno sehingga
menemukan Marhaenisme tersebut.
Pengkajian materi Marhaenisme meliputi kajian atas 3 (tiga) pokok unsur pembentuk
ideologi marhaenisme yaitu:sosio-nasionalisme, sosio demokrasi dan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Sosio Nasionalisme merupakan pandangan hidup yang menjelaskan tentang watak
dan karateristik nasionalisme Indonesia yang tidak sempit dan bersendi pada persatuan
Nasional untuk menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia dari penindasan, serta bersandar
pada internasionalisme yang mana berbeda dengan Nasionalisme Negara-Negara lain. Sosio-
Demokrasi adalah sistem sosial-politik dan Sosial-Ekonomi yang berlandaskan dan berasal
dari sendi-sendi cara kehidupan masyarakat Indonesia yang mana dalam proses hubungan
ekonomi dan pengambilan keputusan taat pada azas kekeluargaan, musyawarah-mufakat dan
prinsip-prinsip keterwakilan. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip dasar kepercayaan
masarakat Indonesia akan konsep-konsep berketuhanan sebagai bagian dari kepribadian
kebudayaan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya pengkajian materi dititkberatkan pada pembangunan keyakinan tentang
Marhaenisme sebagai ideologi dan azas perjuangan. Marhaenisme sebagai ideologi adalah
pandangan dan cita-cita hidup yang harus dipegang teguh oleh seluruh kader GmnI.
Marhaenisme sebagai azas perjuangan adalah cara dan usaha dalam mewujudkan cita-cita
luhur Marhaenisme, yaitu terwujudnya tatanan masyarakat yang adil dan makmur, masyarakat
sosialis Indonesia. Cara dan usaha itu antara lain meliputi, Machtvorming, Non kooperasi,
Radikalisme gerakan, Massa aksi, dengan tetap berpegang pada prinsip self help dan self
reliance.
Berdasarkan uraian di atas secara garis besar materi nasionalisme Indonesia dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Kerangka pemikiran Karl Max
- Marxisme sebagai sintesis dari pemikiran Hegel (tesis) dan pemikiran Feurbach (antitesa)
- Materialisme Dialektika Historis (MDH) serta teori dan konsep dalam Marxisme sebagai
antitesa sistem kapitalisme
Sejarah Lahirnya Marhaenisme
- Realitas sejarah kapitalisme dan imprealisme di Indonesia
- Marhaenisme sebagai pandangan hidup dan jiwa rakyat Indonesia.
- Marhaenisme sebagai Marxisme yang diterapkan (toegepast) di Indonesia
- Marhaenisme sebagai antitesa kolonialisme dan kapitallisme.
Unsur-unsur pembentuk Marhaenisme
- Sosio-nasionalisme
- Sosio-demokrasi
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Azas perjuangan dalam Marhaneisme
- Machtvorming dan Machtanwending
- Non Kooperasi
- Radikalisme gerakan
- Massa aksi
- Prinsip Self help dan self reliance
i. Sarinah I
Materi Sarinah yang diberikan kepada calon kader GMNI pada saat tahap Kaderisasi
Tingkat Dasar (KTD) merupakan lanjutan materi yang diberikan pada saat PPAB.
Diantaranya adalah pemberian materi tentang intisari dari buku Sarinah (Perjuangan Wanita
dalam Perjuangan Republik Indonesia) yang meliputi basis materi objektif budaya Patriarkal
dan Matriarkal, Polarisasi Gerakan yang dibuat kelompok perempuan, Analisis gender dan
transformasi sosial, Teori dan Praktik Feminisme (Liberal, Radikal, Marxisme dan Sosialis)
yang berujung pada pandanganSoekarno terhadap perempuan sebagai upaya dalam
mewujudkan sosialisme Indonesia. Didalam pemberian materi diharapkan pemateri dapat
menjelaskan pengertian bahwa perlawanan yang revolusioner tidak akan terjadi tanpa adanya
penindasan imperialisme dan kapitalisme yang berakar dari politik feodal, sehingga
diperlukan adanya kesatuan antara perempuan dan laki-laki dalam balutan gotong royong
untuk mewujudkan cita-cita perjuangan Republik Indonesia.
j. Pengantar Politik Indonesia
Sebagai organisasi yang meiliki Azas/Ideologi maka GMNI tentunya berkewajiban untuk
mewujudkan cita-cita perjuangan sebagaimana yang dimaksud oleh azas/Ideologi tersebut. Materi
pengantar politik dimaksudkan memberikan pemahaman bagi calon kader GMNI mengenai sistem
politik Indonesia, karena dalam perjuangan Ideologis GMNI tentunya tidak dapat melepaskan diri dari
dinamika politik. GMNI harus dapat menentukan sikap politik organisasi dan bagaimana GMNI
berperan dalam sistem politik.
Memahami sistem politik Indonesia akan memberikan gambaran bagi kader GMNI untuk
menentukan strategi-strategi perjuangan GMNI yang tentunya tidak terlepas dari Marhaenisme
sebagai Azas/Ideologi.
k. Muatan Lokal
Materi muatan lokal merupakan materi tambahan yang dapat diberikan kepada peserta
KTD, materi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan karakteristik atau kultur masing-masing wilayah
Cabang bersangkutan.
Peserta KTD yang berhak dinyatakan lulus adalah yang mendapatkan penilaian minimal 75 %
Peserta KTD yang tidak lulus dalam proses KTD dapat mengikuti pada KTD berikutnya
1. Maksud
Kaderisasi Tingkat Menengah atau disingkat dengan KTM adalah proses kaderisasi tingkat
kedua (menengah) maupun proses indoktrinasi akhir yang diperuntukan bagi seluruh kader GMNI
yang telah dinyatakan lulus proses Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD). Proses KTM lebih diorientasikan
kepada pendidikan militansi dan progresifitas kader dalam
proses mengimplementasikan ideologi Marhaenisme dalam gerak
perjuangan, melaksanakan machvorming dan machtanwending, disamping pembobotan kapasitas
individu yang dapat menunjang kemampuan kader dalam agenda-agenda perjuangan yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan KTM juga sekaligus mengelola seluruh wacana (teori) yang dikuasai para kader
dasar untuk disinergikan sesuai dengan roh dan jiwa Marhaenisme sehingga tidak paradoks jika
diimplementasikan dalam langkah-langkah perjuangan.
2. Tujuan
Tujuan Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) adalah mempersiapkan para kader menjadi
kader menengah yang siap untuk melaksanakan tugas-tugas gerakan organisasi dalam sektoral di
wilayah basis-basis rakyat. Oleh karena itu, maka setiap kader menengah diharapkan memiliki
militansi dan progresifitas serta kemampuan yang cukup dalam membangun kantung-kantung massa
dan melakukan pengorganisasian ditingkat basis rakyat Marhaen.
3. Format Pengkaderan
Format kaderisasi yang dilaksanakan dalam KTM dibagi kedalam dua tahapan, yaitu materi
ruang dan materi lapangan. Materi ruang berisi pembekalan dan pematangan materi bagi seluruh
kader peserta KTM. Proses penyampaian materi menggunakan metode yang menitik beratkan pada
metode diskusi, disamping kuliah umum (ceramah) dan dialog dengan porsi yang lebih minimum.
Sebaliknya KTM dilaksanakan di tempat-tempat yang bernuansa alam, jauh dari keramaian dan dekat
dengan basis massa rakyat marhaen.
Sedangkan tahap kedua adalah materi lapangan. Materi lapangan merupakan pendidikan dan
pelatihan serta berorientasi pada praktek langsung di lapangan. Setiap kader peserta diterjunkan
secara langsung untuk mempraktekan seluruh ilmu dan kemampuan yang telah diberikan dari seluruh
proses kaderisasi GMNI sebelumnya hingga materi ruang KTM. Setiap kader akan ditugaskan untuk
masuk ke dalam basis-basis massa sektoral, seperti basis petani/buruh kebun, nelayan, buruh, kaum
miskin kota, basis masyarakat pedesaan ataupun basis-basis massa rakyat lainnya yang tergolong
kaum marhaen. Setiap peserta dalam KTM akan diberikan satu tugas khusus sebagai bentuk dari
materi lapangan selama kurun waktu 1 – 2 minggu.
4. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam Kaderisasi Tingkat Menengah adalah meliputi
pemantapan pemahaman ideologi Marhaenisme, ideologi-ideologi besar dunia, pemantapan
pengorganisasian massa, analisa social dan manajemen aksi serta materi-materi lain yang dibutuhkan
untuk mendukung kemampuan kader dalam materi lapangan.
Demikian 12 (dua belas) materi pokok dalam KTM:
Marhaenisme
Meliputi filsafat marhaenisme serta praxis ideologi marhaenisme (mengasah kembali pemahaman
tentang strategi dan taktik perjuangan marhaenisme). Materi ini diberikan dalam waktu minimal 300
menit (dibagi menjadi dua sesi).
Ideologi Besar Dunia
Meliputi pemahaman tentang ideologi-ideologi besar dunia, baik yang sejenis dengan marhaenisme
maupun yang kontradiktif, sebagai perbandingan dengan ideologi marhaenisme. Materi ini diberikan
dalam waktu minimal 300 menit jam (dibagi menjadi beberapa sesi).
Konstalasi Politik Lokal dan Nasional
Meliputi kajian terkait konstalasi politik lokal-kedaerahan dan konstalasi politik nasional. Materi ini
diberikan waktu minimal 180 menit.
Sosiologi dan Analisa Sosial
Meliputi kajian untuk memahami pemetaan sttruktur kemasyarakatan secara utuh dan menyeluruh
dalam kaitanya dengan menganalisa persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat pada berbagai
aspek seperti; ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya.
Materi ini diberi waktu minimal 180 menit.
Agitasi, Aksi dan Propaganda
Meliputi materi pembobotan peserta dalam melakukan agitasi, aksi dan propaganda,
manajemen issue dan counter issue
Materi ini waktu minimal 180 menit.
Diplomasi dan Negosiasi
Meliputi pemahaman tentang cara-cara berdiplomasi dan bernegosiasi, baik terhadap massa maupun
terhadap perorangan sebagai decision maker.
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit.
Pengorganisasian
Meliputi pembobotan kemampuan untuk melaksanakan pengorganisasian massa, untuk membuat
suatu kantong-kantong massa rill yang mengenal (minimal) dan loyal (maksimal) terhadap organisasi
dan Ideologi.
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit
Sarinah
Meliputi filsafat Feminisme, sejarah perempuan Indonesia dan Dunia, Politik perempuan kontemporer.
Penulisan Artikel dan Opini
Meliputi artikel dan opini yang berkaiatan dengan situasi dan kondisi yang ada atau berkembang di
masing-masing wilayah.
Nasionalisme Indonesia (Konsepsi Tri Sakti Bung Karno)
Meliputi konsepsi Trisakti ajaran Bung Karno yakni: Berdaulat dibidang Politik, Berdikari
dibidang Ekonomi dan Berkeprinadian dibidang Kebudayaan.
Wawasan Nusantara
Meliputi materi atau pengetahuan tentang kehidupan ekonomi, social dan budaya serta
pertahanan dan keamanan yang ada di Nusantara.
Muatan Lokal
Adapun materi tambahan yang diberikan kepada peserta KTM maksimal 7 (tujuh) materi, dan
kiranya materi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah Propinsi
bersangkutan.
2. Teknis Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan KTM minimal 14 (empat belas) hari, yang dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu ;
Materi Ruang dengan alokasi waktu minimal 4 (empat) hari dan Materi Lapangan dengan alokasi
waktu 1-2 minggu.
Peserta KTM adalah kader yang memenuhi syarat kader dan telah lulus KTD
Peserta yang mengikuti KTM minimal berjumlah 10 (sepuluh) orang
Pembicara dalam KTM adalah Presidium, Pengurus Korda GMNI, Guru Kader dan atau alumni GMNI
dengan petunjuk Presidium
Setelah proses KTM selesai maka peserta akan diberikan satu tugas khusus dari Presidium sebagai
bentuk dari materi lapangan
Proses upacara pembukaan dan penutupan KTM dilakukan oleh Presidium GMNI atau oleh Korda
GMNI sebagai perpanjangan tangan Presidium apabila Presidium berhalangan untuk hadir.
Setiap pelaksanaan KTM wajib berkordinasi dengan Presidium GMNI
Peserta KTM yang berhak dinyatakan lulus adalah yang mendapatkan penilaian minimal 75%
Peserta KTM yang tidak lulus dalam proses KTM dapat mengikuti KTM selanjutnya.
1. Maksud
Kaderisasi Tingkat Pelopor atau disingkat dengan KTP adalah proses kaderisasi tingkat akhir
(finishing). Tingkat kaderisasi ini diperuntukan bagi para kader GMNI yang telah tulus proses
Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) dan telah memenuhi syarat kecakapan pelopor (SKP). Proses
KTP terlebih diorientasikan kepada uji materiil kader dalam proses membangun sintesa sistem-sistem
sosial disetiap elemen masyarakat. Pembangunan sintesa sistem sosial bersangkut paut pada pola
dan tata cara yang dilakukan kader dalam mengkonstruksi ulang bangunan system social menuju
pada cita-cita masyarakat sosialis Indonesia. KTP juga berfungsi sebagai proses pembangunan dan
pendistribusian jaringan secara meluas dalam skala nasional.
2. Tujuan
Tujuan Kaderisasi Tingkat Pelopor (KTP) adalah mempersiapkan para kader menengah
menjadi kader pelopor yang siap dan memiliki kesanggupan untuk menjadi top leaders dengan bekal
teori, mental dan waatak progresif-revolusioner sehingga benar-benar menjadi kader yang berkualitas
dan memiliki kemampuan sebagai tulang punggung rakyat. Dengan KTP diharapkan setiap kader
akan mampu memanifestasikan marhaenisme dalam setiap kehidupan pribadinya dan dalam langkah
perjuangannya sebagai pemimpin rakyat dan marhaenis sejati.
3. Format Pengkaderan
Format kaderisasi yang dilaksanakan dalam KTP dibagi kedalam dua tahapan, yaitu materi
ruang dan materi lapangan (dititikberatkan). Materi ruang berisi pembekalan dan pematangan materi
bagi seluruh kader peserta KTP. Proses penyampaian materi digunakan dengan cara mengeksplorasi
pemikiran peserta menggunakan metode yang menitikberatkan pada metode diskusi disamping
dialog.
Sedangkan tahap kedua adalah materi lapangan, materi lapangan merupakan pendidikan dan
pelatihan untuk menguji materi kemampuan kader peserta dalam menganalisa, memimpin,
mengorganisir dan mengkonstruksikan sistem kehidupan masyarakat berdasarkan azas
marhaenisme. Tiap kader akan ditempatkan atau ditugaskan dalam suatu tugas khusus yang bersifat
rahasia selama kurun waktu 2 – 4 minggu.
4. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam KTP adalah meliputi materi ideologi, pembangunan
jaringan (networking), pengorganisasian dengan metode community organizing and development,
serta uji materi kemampuan kader dalam menciptakan sintesa sosial dan melakukan konstruksi
ideologis dalam basis-basis massa marhaen.
Demikian 9 (sembilan) materi pokok dalam KTP:
Marhaenisme Sebagai Antitesa Kapitalisme
Meliputi pembahasan tentang metamorfosa sistem kapitalisme serta proses pertentangannya dengan
marhaenisme
Materi ini diberikan waktu minimal 8 jam (dibagi menjadi beberapa sesi)
Cita-Cita Marhaenisme dan Sistem Tatanan Masyarakat Sosialis Indonesia.
Meliputi tentang rumusan dan gambaran umum sistem dan tatanan serta pergaulan hidup
masyarakat, bangsa dan Negara dalam kerangka sosialisme Indonesia.
Konstalasi Politik Nasional dan Internasional
Meliputi kajian terkait konstelasi politik nasional dan konstelasi politik internasional yang
mempengaruhinya.
Materi ini diberikan waktu minimal 6 jam (dibagi menjadi beberapa sesi)
Pembangunan Jaringan (networking)
Meliputi perumusan pembangunan jaringan serta tata cara kerja jaringan dalam kerangka pergerakan
perjuangan yang lebih massif dan meluas.
Materi ini diberikan waktu minimal 5 jam (dibagi menjadi beberapa sesi).
Infiltrasi dan Pengamanan Gerakan
Meliputi materi terkait dengan metode menginfiltrasi institusi, organisasi atau gerakan tertentu diluar
GMNI. Selain daripada itu materi ini juga mengkaji tentang bagaimana membuat dan menjalankan
sistem pengamanan (security) gerakan.
Materi ini diberikan waktu minimal 10 jam (dibagi dalam beberapa sesi).
Sistem Ekonomi Politik di Indonesia
Meliputi materi system-sistem perekonomian yang berkembang di Indonesia, system perekonomian di
Indonesia, ekonomi kerakyatan sebagai dasar perekonomian Indonesia dan Marhaenisme sebagai
spirit nilai bagi ekonomi kerakyatan.
Reforma Agraria (Land Reform).
Meliputi materi dan konsep Reforma Agraria (Land Reform) yakni: pengertian, tujuan dan prinsip-
prinsip Reforma Agraria (Land Reform), landasan filosofi dan konstitusional Reforma Agraria (Land
Reform), tantangan dalam mengimplementasikan Reforma Agraria (Land Reform), operasionalisasi
dan tahapan Reforma Agraria (Land Reform), prospek Reforma Agraria (Land Reform).
Neo-imperialisme
Neo-liberalisme
Indonesia (Demokrasi Pancasila)
Organisasi kemasyarakatan
Organisasi kepemudaan
Organisasi kemahasiswaan
Jaringan strategis
2. Teknis Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Kaderisasi Tingkat Pelopor minimal lima hari dan maksimal tujuh hari
Peserta KTP adalah para kader tingkat menengah yang memenuhi Syarat Kecakapan Tingkat
Pelopor (SKTP)
Peserta minimal dalam melaksanakan KTP adalah 10 (sepuluh) orang
Pembicara dalam KTP adalah Presidium GMNI dan atau guru kader yang ditunjuk oleh Presidium
GMNI
Setelah proses KTP selesai maka para peserta akan diberikan satu tugas khusus yang bersifat
rahasia dari Presidium GMNI sebagai bentuk dari materi lapangan
Waktu pelaksanaan materi lapangan KTP minimal 2 minggu
Proses upacara pembukaan dan penutupan KTP dilakukan oleh Presidium
B. KRITERIA PENILAIAN
Peserta KTP adalah yang peserta telah lulus KTM
Evaluasi peserta KTP dilaksanakan oleh Presidium dengan memperhatikan saran dan masukan dari
kepanitiaan KTP
Evaluasi peserta KTP dilakukan selambat-lambatnya 2 minggu setelah materi lapangan selesai
dilaksanakan.
No. Kriteria Penilaian (%)
2 Kehadiran (absensi) peserta dalam materi KTP 40
3 Keaktifan peseta dalam forum KTP 10
4 Sikap dan perilaku (attitude) peserta dalam mengikuti KTP 10
7 Tugas materi lapangan (praktek lapangan) 40
Total 100
Peserta KTP yang berhak dinyatakan lulus adalah yang mendapatkan penilaian minimal 75%
Peserta KTP yang tidak lulus dapat mengikuti KTP yang diselenggarakan selanjutnya