Anda di halaman 1dari 14

Alga (ganggang) merupakan tumbuhan berthallus yang hidup di air tawar maupun laut serta menempati

tempat yang lembab atau basah. Alga merupakan kelompok tumbuhan yang terdiri dari satu atau banyak sel,
soliter, filamenatau koloni serta mampu berfotosintesis. Alga juga hidup dalam bentuk bentos, nekton dan
plankton.
Chlorophyceae atau alga hijau merupakan alga yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal,
berkoloni, dan ada pula yang bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil a dan b. Kebanyakan alga
ini hidup di danau dan kadang di air laut. Adapula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan
tingkat tinggi. Alga ini biasanya hidup di air tawar seperti sungai dan terdiri dari banyak ordo.
Chlorophyceae (Ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat
eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga
ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil.
Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak berupa benang,
lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat,
tetapi ada pula yang menetap.
Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak berupa benang,
lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat,
tetapi ada pula yang menetap.
Ganggang hijau / Chlorophyta mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang
ini juga dapat melakukan fotosintesis, memiliki cadangan makanan berupa amilum. 90% hidup di air tawar dan
10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan
tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara ganggang lain.
Algae hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan devisi lainnya
karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena mengandung pigmen klorofil a
dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofit. Alga ini merupakan kelompok alga terbesar
dan yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a
dan b yang sama dalam proporsi sebagai ‘tinggi’ tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan terdapat di beberapa
prasinophyceae; U-karoten, dan berbagai karakteristik xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang
tersusun dalam kloroplas, kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti
busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase
dan amilopektin.
A. KLASIFIKASI
Chlorophyta memiliki 1 kelas, yaitu chlorophyceae. Dan ada empat ordo, yaitu:
1. Volvocales
Pada umumnya memiliki unicleate-sel sempurna (punya mitokondria badan golgi, reticulum endoplasma, dan
organel. Bentuk tubuhnya ada yang unisel, koloni, dan filament. Ordo ini ada yang memiliki flagel dan ada juga
yang tidak memiliki flagel. Pada umumnya fototaksis positif (bila ada cahaya maka akan mendekati cahaya
tersebut). Ordo ini memiliki lima family, yaitu:
a. Polyblepharidaceae
· Memiliki banyak genus, ada di air tawar, payau dan laut
· Unisel, memiliki dinding sel tebal atau tidak mempunyai dinding sel
· Umumnya memiliki flagel
Contoh genus: Polybleparides (flagel 8), Pyramimonas (flagel 4), Dunaliella (flagel 2), Pedinomonas (flagel 1)
b. Chlamydomonadaceae
· Umumnya unisel, berdinding tebal
· Hidup di air tawar dan di laut
· Memiliki flagel (2 atau 4)
Contoh genus: Chlamydomonas (flagel 2), Polytoma (flagel 2), Tetraselmis (flagel 4), Carteria (flagel 4)
c. Phacotaceae
· Memiliki dinding sel sel tebal yang disebut lorika atau membran yang mengandung mangan atau besiUnisel,
flagel umumnya 2
Contoh genus Phacotus dan Pteromonas (lorika tidak berpori), Dysmorphococcus (lorika berpori)
d. Volvocaceae
· Umumnya koloni, diselaputi oleh gelatin yang masih, dinding sel mengandung selulosa
· jumlah flagel 2
· bentuk koloni bulat, speris atau elipsoid
· sel dalam koloni ada yang seragam ada yang berbedaMemiliki banyak anggota.
Contoh genus Pandorina, Platidorina, Gonium (ukuran sel bervariasi), Pleudorina (ukuran sel seragam),
Eudorina, Volvulina, Volvox (ukuran sel bervariasi)
e. Spondylomoraceae
· Koloni, tidak diselaputi gelatin
· Hanya memiliki sedikit anggota
· Flagel berjumlah 2
Contoh genus: Spondylomorum dan Pyrobotrys
2. ORDO TETRASPORALES
Bentuk selnya ada yang unisel ada yang koloni. Hewan ini tidak memiliki flagel. Ordo ini memiliki 2 famili,
yaitu:
a. Palmelaceae
Sangat mirip dengan Chlamydomonadaceae tapi tidak berflagel. Contoh genus Palmella, Gloeococcus dan
Gloeocystis.
b. Tetrasporaceae
· Koloni
· Memiliki pseudoflagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior.
Contoh genus Tetraspora, Apiocystis
3. ORDO CHLOROCOCCALES
Hewan ini memiliki bentuk unisel dan koloni. Dan tidak memiliki flagel. Ordo ini memiliki 4 famili, yaitu:
a. Chlorococcaceae
· Umumnya berbentuk kokus dan dalam koloni berbentuk speris.
Contoh genus : Chlorococcum dan neochloris
b. Oocystaceae
· Memiliki penyebaran yang luas
· Umumnya unisel, tidak bergerak
· Tidak menghasilkan zoospore
Contoh genus Chlorella, Ankistrodesmus, Oocystis dan Golenkinia
c. Hydrodictiaceae
· Umumnya koloni
· Dapat hidup di air tenang, maupun sedikit mengalir, seluruhnya hidup di air tawar Contoh genus :
Hydrodiction, Pediastrum, Sorastrum.
d. Scenedesmaceae
· Umumnya koloni, hidup di air tawar
Contoh genus: Scenedesmus (jumlah sel dlm koloni 4, 8 atau 16 sel), Coelastrum (jumlah sel dalam koloni 4-
128 sel)
4. ORDO ZYGNEMATALES
Pada Umumnya unisel, koloni, filamen atau desmid, Tidak memiliki flagel. Biasanya hidup di air tawar atau
payau. Yang berbentuk koloni ada yg mhslkan lendir yang mengapung dan menimbulkan bau busuk. Ordo ini
memiliki 3 famili, yaitu:
a. Zygnemataceae
· Memiliki banyak anggota
· Dinding sel diliputi oleh lender
· Umumnya filament
· Hidup di air tawar
Contoh genus Zygnema, Sirogonium, Mougeotia dan Spyrogyra (filamen dengan jumlah spesies terbanyak (>
275 spesies)
b. Desmidiaceae
· Unisel, koloni atau filamen
· Umumnya placoderm desmid
· Sel tersusun atas 2 semisel yang sama persis
· Dinding sel terdiri dua lapis diliputi lendir
· Hidup di perairan sedikit asam (pH 5-6)
Contoh Genus Closterium, Desmidium, Cosmarium, Micrasterias, Staurastrum, Hyalotheca
c. Mesotaeniaceae
· Jumlah anggota tidak terlalu banyak
· Umumnya Saccoderm Desmid
Contoh genus Mesotanium, Spirotaenia, Netrium dan Cylindrocystis
B. CIRI-CIRI CHLOROPHYTA
Ciri Umum
 Berwarna hijau terang
 Kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof sampai eutrof
 Memiliki anggota terbanyak
 Eukariot (umumnya uninucleate)
 Ada yang unisel, koloni dan filamen
 Pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (ֶα,β,γ) dan beberapa xantofil
 Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa
Ciri-ciri khusus
 Sebagian anggota memiliki flagel -à dapat bergerak sedikit
 Bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
C. HABITAT
Chrysophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di
tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air
surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut,
terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya
ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang
intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan
siphonales.
Chlorophyta yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena
cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau juga
ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit batang pohon yang lembab (protococcus
dan trentepotia. Beberapa anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis ada yang
hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
D. SUSUNAN TUBUH
Struktur tubuh bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun susunanya. Untuk mencakup sejumlah besar
variasi tersebut, maka alga hijau dapat dikelompokkan sebagai berikut:
· Sel tunggal (uniseluler) dan motil (ex:Chlamydomonas)
· Sel tunggal uniseluler dan non motil (ex:Chlorella)
· Sel senobium (koloni yanh mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap)
· Koloni tak baraturan (ex:tetraspora)
· Filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)
· Heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect)
· Foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari satu bidang.
· Tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang)
E. SUSUNAN SEL
a. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas
pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh
glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis chlorophyceae mempunyai
tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.
b. Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan
klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantifil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel
letaknya mengikuti bentuk dinding sel ( parietal,ex: ulotrix atau ditengah lumen sel ( axial,ex:muogotia). Pada
umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel.
Bentuk kloroplas sangat berfariasi. Faroasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut:
o Bentuk mangkuk ( ex:Clamydomonas)
o Bentuk sabuk ( ex:Ulotrix)
o Bentuk cakram ( ex:Chara)
o Bentuk anyaman (ex:Oedogonium)
o Bentuk spiral (ex:Spyrogyra)
o Bentuk bintang (ex:Zygnema)
o Bentuk lembaran
Amilum dari chlorophceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang
yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Sering kali amilum tersebut terbentuk dalam granula
bersama dengan badan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid
merupaka golongan chlorophyceae yang tinggi
tingkatannya. Jumblah pirenoid umumnya dalam tiap sel tertentu da[pat digunakan sebagai bukti taksonomi.
c. Inti
Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu diselubungi oleh membrane inti dan
terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya tunggal, tetapi jenis anggotayang tergolong dalam bangsa
shiponales memiliki inti lebih dari satu.
d. Cadangan makanan
Cadangan makanan pada chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu berupa amilum, tersusun oleh
amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali
amilum ditemukan dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa
jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat
digunakan sebagai bukti taksonomi.
e. Fototaksis dan bentuk mata
Pada chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis, yaitu
1. Pergerakan dengan flagella
Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatife maupun sel generatife ditemukan adanya alat gerak. Flagella
pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada
bangsa oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut
aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella
terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet
mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung
plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi lender
Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam
laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi
lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun
dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
f. Flagella
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagella pada
kelas chorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa
Oedogoniales memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel yang sangat halus disebut
aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blephoroplas. Granula tersebut
masing-masing dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas merupakan
benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula (blepharoplas) dengan struktur intranuklear dari
inti disebut sentrosom.
F. PERKEMBANGBIAKAN
Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat
terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum
dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukkan ke arah
anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama,
sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis telah menunjukkan
perbedaan baik jenis maupun ukurannya.
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi
individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh
karena itu disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut
sporangia. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya
dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini alga mensekresikan lendir
yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Macam-macam perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu:
1. Secara vegetatif
Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel, serta
pembentukan sporik yaitu dengan membentuk:
Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh: chlamydomonas
Planospora, yaitu spora yang dapat bergerak
Autospora yang berasal dari aplanospora, contoh: chlorella, chlamydomonas.
Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh: scenedesmus, pediastrum, dan crucigenia.
2. Secara aseksual
secara aseksual: yaitu dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora, dan konjugasi.
Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II. Contoh: spyrogira.
Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk
papilla, kemudian ke dua dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan
masuk ke sel betina melalui saluran itu.
Konjugasi ada 3 yaitu:
1. Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2 protoplas di saluran konjugasi. Contoh: spyrogira.
2. Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling berlekatan yang berasal dari satu
filament. Contoh: zygnema
3. Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran konjugasi. Contoh: mougeotia dan
zygnema
3. Secara seksual
secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan betina).
Contoh: gonium, ulva.
Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama).
Contoh: codium, bryopsis.
Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium oogonium, dan gametangium
spermatid). Contoh: volvox dan oedogonium.
Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi:
1. Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua talus yang berbeda. Contoh: spyrogira.
2. Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus. Contoh: zygnema
Menurut smith (1955) kelas chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa yaitu: volvocales, tetrasporales, schizogonales,
chlorococales, ulotrichales, oedogonales, ulvales, shiponales, shiponocladales, dan zignematales. Sedangkan
menurut mattox dan stewart (1984), membagi chlorophyta dalam 5 kelas yaitu: mikromonadophyceae,
charophyceae, ulvophyceae, pleurastrophyceae, dan chlorophyceae.
Klas chlorophyceae sendiri terbagi dalam 9 bangsa, yaitu:
1. Volvocales, sel-sel flagellate dan berkoloni, dinding sel glikoprotein
2. Tetrasporales, aggregasi palmolloid dan berkoloni, flagellta non motil, sel-sel dengan vacuoles contractile,
tubuh basal dan bentuk mata, dinding glikoprotein.
3. Chlorococcales, sel-sel non motil, aggregasi dan berkolon, sel-selnya tanpa vakuola kontraktil, pembagiannya
hanya menyatu dengan bentuk pada tahap reproduksi saja.
4. Ulotrichales, filament talus dengan uninukleat sel
5. Ulvales, parenkim sel.
6. Oedogoniales, filament-filamen bercabang dan tidak bercabang dengan sel-sel uninukleat, pembagian sel-sel
termasuk pembentukan lingkaran stephanokontous zoospore dan sperma.
7. Cladoporales, alga multiseluler dengan sel-sel multinukleat, filament atau sacsate thali.
8. Caulerpales, sel berkomposisi dengan talus, siphonaxantin, dinding selulosa, mannans atau xylan.
9. Dasicladales, talus sel tunggal dengan simetri radial, gamet terbentuk pada sebuah cyst, dinding mennans
Clorophyta juga bervariasi dalam sejarah kehidupan mereka. Ada tiga dasar susunan yang bergantung ketika
terjadi miosis. Pada keadaan yang primitif, sel vegetatif adalah haploid dan zigot yang satu adalah bentuk
tingkatan yang tidak aktif dalam merespon pada kondisi yang menegangkan. Miosis terjadi ketika zigot
berkecambah. Tipe kedua dalam sejarah kehidupan yaitu terjadinya pergantian generasi, sebagai gantinya zigot
mengalami miosis, ini dibagi mitotacally, dalam sebuah bentuk diploid talus, miosis terjadi selama formasi
berdaya membiakkan sel. Hasil spora memberikan peningkatan pada haploid talus, jadi ada pergantian antara
perbedaan fase haploid dan diploid vegetatif. Kedua fase mungkin mirip dalam rupa dan dapat dibedakan hanya
dengan kepastian jumlah kromosom atau tipe daya membiakkan sel dibentuk. Dalam hal ini generasi adalah
isomorphic. Dalam pergantian generasi heteromorphic, fase haploid dan diploid jelas beda dalam rupa.
Akhirnya tipe ketiga dalam sejarah kehidupan adalah sedikit ganggang hijau. Ini mula-mulanya dari pergantian
generasi dengan perubahan miosis pada waktu formasi gamet. Zigot dihasilkan dari peleburan
memperkembangkan gamet pada sebuah diploid talus yang baru. Gamet adalah satu-satunya sel haploid.
G. MACAM-MACAM CHLOROPHYTA
1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak

Chlorella. Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta
berkembangbiak dengan pembelahan sel. Chlorella sebagai Makanan Suplemen.
Tubuhnya uniseluler, bentuk bulat sampai bulat panjang. Kloroplas berjumlah satu dan berbentuk mangkuk atau
berbentuk lembaran dan parietal (di tepi sel) dengan satu pirenoid yang mungkin tidak begitu jelas, berinti
tunggal. Reproduksinya dengan autospora.
Chlorococcum. Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas
bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual).
Genus ini banyak dijumpai di tanah yang basah atau tembok-tembok yang lembab. Bentuknya terdiri dari sel-sel
soliter. Salah satu ciri yang membedakan genus ini dari sebagian besar anggota alga hijau uniseluler lainnya
yang berbentuk bulat adalah variasi yang mencolok dalam ukuran sel vegetatif dari tiap jenisnya.
2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
Chlamidomonas.
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada
kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat
pembentukan zat tepung.
Chlamydomonas merupakan alga air tawar, tersebar luas dalam air mengenang, misalnya dalam kolam, ceruk-
ceruk, akuarium dalam laboratorium dan juga di tanah-tanah yang lembab. Genus ini tumbuh melimpah dalam
air yang mengandung senyawa amonium. Chlamydomonas halophila dapat dijumpai dalam air asin dan C.
nivalis terkenal menjadi penyebab salju merah di pegunungan alpen
3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodictyon. Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala.
Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan
fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru.
Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.Hydrodictyon adalah salah satu genus ganggang hijau
berbentuk koloni yang hidup di air tawar dan tidak dapat bergerak.
Perkembangbiakan secara generatif berlangsung dengan menghasilkan gamet yang menyerupai zoospora.
Gamet yang mengadakan konjugasi akan menghasilkan zigospora. Setelah masak, zigospora pecah dan
menghasilkan zoospora. Selanjutnya zoospora berkoloni dan menanggalkan flagelumnya.
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah dengan fragmentasi koloni. Setiap koloni akan terbagi menjadi
beberapa koloni kecil. Selanjutnya, setiap sel-sel koloni kecil membelah sehingga terbentuklah koloni yang
besar
4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak

Volvox. Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 sampai 5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan
konjugasi sel-sel gamet.
Hidup dalam kolam baik yang temporer maupun yang permanen. Jika jumlahnya melimpah akan memberi
warna hijau pada air. Koloni Volvox berbentuk bulan atau bulat telur dengan sel-sel yang terletak dalam satu
lapis di bagian perifer matriks yang gelatinik dari koloninya.
Jumlah sel dalam koloni paling sedikit 500 dan dapat mencapai sejumlah 60.000 sel. Setiap sel diselubungi oleh
selubung gelatin. Kebanyakan jenis-jenisnya mempunyai sel-sel berbentuk bulat telur. Beberapa jenis sel-selnya
saling dihubungkan oleh benang-beang sitoplasmik. Sebagian besar sel-sel dalam koloni merupakan sel-sel
vegetatif yang berflagela dua buah, kloroplas berbentuk mangkok dan mempunyai bintik mata di bagian
anterior.
5. Chlorophyta berbentuk benang

Spyrogyra. Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap
sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual dengan konjugasi.
Spiroggyra berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan yang airnya tidak deras,
reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konjugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan
berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai
gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami,
hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru
yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.
Oedogonium. Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan.
Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak.
Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan
gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium.
Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot
akan tumbuh membentuk individu
6. Chlorophyta berbentuk lembaran

Ulva. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun.
Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n),
Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi
Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami
meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid

Chara. Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi,
menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan
globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium
yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang
berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.

H. PERANAN CHLOROPHYTA
Cholophyta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Produsen primer (penyedia oksigen) no1 d air
2. Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya
banyak mengandung vitamin E)
3. Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain (terutama benih)
4. Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai sumber pakan dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella,
dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus
5. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan sebagai pengawet makanan
6. Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik
Alga hijau, karena aktivitas fotosintesisnya, menjadikannya salah satu produsen terpenting dalam
ekosistem. Mereka adalah sumber utama pati dan oksigen sebagai produk sampingan dari fotosintesis.
Alga hijau berfungsi sebagai makanan bagi banyak heterotrof. Banyak dari mereka membentuk
hubungan simbiosis dengan kelompok organisme lain. Misalnya, mereka membentuk lumut bersama dengan
jamur tertentu.
Beberapa ciliata, cnidaria, dan moluska membentuk simbiosis dengan klorofit. Namun, tidak semua
klorofit bersifat fotosintesis.
Di Indonesia, Ulva (selada laut), Enteromorpha dan Monostroma sering diadikan sayur mayur atau
dimakan mentah sebagai lalapan oleh penduduk pantai. Di Jepara, Ujung Pandang dan penduduk pantai lainnya,
Caulerpa terutama spesies Caulerpa verticilata banyak dipetik dan digunakan sebagai sayur mayur dengan
nama daerah latoh dan disajikan sebagai pecel.
Peranan alga hijau tidak hanya digunakan sebagai makanan. Pigmen beta karoten yang ada didalamnya
sering digunakan sebagai pewarna makanan. Beta karoten juga dapat digunakan sebagai obat karena telah
terbukti sangat efektif dalam mencegah beberapa jenis kanker, termasuk kanker paru-paru.
Para peneliti mengumumkan pada Januari 2009 bahwa alga hijau dapat berperan dalam mengurangi
karbon dioksida dari atmosfer. Mengurangi karbon dioksida di atmosfer ini menjadi suatu hal yang sangat
penting dewasa ini karena dengan itu maka efek pemanasan global juga dapat dikurangi. Ilmuwan mencoba
memberikan senyawa mineral di laut kutup agar memicu pertumbuhan alga sehingga dapat menyerap karbon
dioksida dan menjebaknya di dekat laut. Namun, ada faktor yang dapat mengurangi manfaat ini, jika alga
dimakan oleh hewan, maka karbon dioksida akan dilepaskan kembali ke lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Abizar dan Rahmah, S. W., 2020, Alga Hijau (Chlorophyceae) yang Ditemukan di Sungai Sumatera
Barat, Jurnal Bioconcetta, 6(1) : 21-26.

Caisovẚ. L. dan Melkonian, M., 2018, The Chaetophorales (Chlorophyceae) – a taxonomic revision at family
level, European Journal of Phycology, 53(3) : 381-392.

Clarke, A., Leeson, E.A., dan Morris, G. J., 1986, The Effects of Temperature on 86Rb Uptake by Two Species
of Chlamydomonas (Chlorophyta, Chlorophyceae), Journal of Experimental Botany, 37(9) : 1285–1293.

Indarsih, B., Asnawi, dan Purnamasari, D. K., 2015, FRESH-WATER GREEN ALGAE (CHLOROPHYTA)
AS A NATURAL PIGMENT FOR MOJOSARI DUCKS, J. Indonesian Trop. Anim. Agric. 40(1):45-51.

Kawaroe, M. T, Prartono. A, Sunuddin. D.W, Sari dan D. Agustine., 2010, Mikroalga, Potensi dan Pemanfaatan
untuk Produksi Bio Bahan Bakar, Bogor: Penerbit IPB Press.

Kawasaki, Y., Nakada, T., dan Tomita, M., 2015, Taxonomic revision of oil‐producing green algae,
Chlorococcum oleofaciens (Volvocales, Chlorophyceae), and its relatives, Journal of Phycology, 51(5):
1000-1016.

Silalahi, M. 2013. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia

Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta),


Yogyakarta : Gajah Mada Universitas

Anda mungkin juga menyukai