Anda di halaman 1dari 13

MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN

“PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH”

“Dari Sekolah Binaan Kami Untuk Sekolah Binaan Anda”

Disampaikan Pada Kegiatan Pembekalan Pembimbing Penelitian Tindakan Sekolah


Tanggal 16 s.d. 17 Mei 2000 di Hotel Poencer, Cisarua Bogor

Oleh: Tita lestari

A. Pengantar

Saat ini pengawas sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi penelitian


pengembangan, yang tidak cukup dianggap hanya sekedar penerima
pembaharuan dari hasil penelitian para peneliti dari kalangan perguruan tinggi,
melainkan ikut bertanggung jawab serta dan berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian
tindakan kelas maupun penelitian tindakan sekolah yang berkaitan dengan
tugas pokok pengawas sekolah yaitu memantau, menilai, membina, dan
melaporkan serta melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan.
Pengawas sekolah seringkali berhadapan dengan permasalahan yang
bersifat situasional yang terjadi pada sekolah yang menjadi tanggung jawab
binaannya dalam melaksanakan tugas kepengawasan, yang mungkin saja
permasalahan tersebut sifatnya khas hanya terjadi pada sekolah tersebut dan
tidak pada sekolah lain.
Meskipun pada awalnya pengawas sekolah menemukan kesulitan dalam
mengklasifikasikan maupun merumuskan masalah yang berkaitan dengan
supervisi akademik, supervisi manajerial, maupun evaluasi pendidikan,
sehingga enggan untuk melakukan penelitian, namun dengan bimbingan atau
pendampingan dari para dosen dari LPTK untuk bermitra, maka kemampuan
mengidentifikasi sumber masalah merupakan langkah awal untuk mendorong
pengawas sekolah untuk melakukan penelitian tindakan sekolah.
Sebagai pengawas sekolah yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap
mutu pendidikan pada sekolah binaannya tentu pengawas harus memiliki sikap

1
tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dengan bertindak proaktif dan
reaktif terhadap kendala yang dihadapi dengan melakukan antisipasi. Tindakan
antisipasi terhadap kendala dan permasalahan yang muncul dalam
melaksanakan tugas pokok memantau, menilai atau membina sekolah yang
menjadi tanggung jawab binaannya, yang bisa mengganggu dan menghambat
peningkatan mutu sekolah, tidak dilakukan melalui tindakan yang tidak terukur
melainkan melalui cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik, yaitu dimulai dengan membuat rencana penelitian dan tindakan
yang akan dilakukan yang secara umum disebut sebagai usulan penelitian.
Usulan penelitian tindakan sekolah dibuat sepraktis mungkin tidak seperti
usulan penelitian untuk keperluan sebuah skripsi, tesis atau disertasi.

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Sekolah


Secara konseptual PTS tidak berbeda dengan PTK (Penelitian Tindakan
Kelas). Mengutip pendapat David Hopkins bahwa PTK/PTS adalah: ‘’ a form of
reflective inquiry undertaken by participants in social (including educational) situation
in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational
practices, (b) their understanding of these practices, (b) their understanding of these
practices, and (c) the situations in which practices are carried out”, maka dari definisi
tersebut, dalam konteks kependidikan PTS mengandung pengertian bahwa: PTS
adalah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan
dalam situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan
tentang (a) praktek-praktek kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka
tentang praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi dimana praktek praktek
tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu, PTS memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Pengkajian masalah situasional dan kontekstual pada perilaku seseorang
atau kelompok orang. Artinya, solusi terhadap masalah-masalah yang
digarap di dalam suatu kegiatan PTS tidak untuk digeneralisasi secara
langsung. Jadi, setiap masalah yang muncul harus segera dicarikan
solusinya untuk saat itu dan untuk kondisi dan konteks saat itu pula.

2
Tidak harus menunggu suatu cara penyelesaian yang dapat berlaku
umum di setiap situasi, kondisi, dan konteks. Namun demikian, tidak
berarti bahwa PTS tidak dapat menemukan solusi yang bersifat general.
Dari kegiatan PTS yang berkesinambungan dan terorganisasi dengan
baik, maka pola solusi umum untuk beberapa masalah akan muncul atau
nampak. Sehingga, generalisasi hasil suatu kegiatan PTS mungkin juga
dicapai tetapi setelah beberapa kegiatan PTS.
2. Ada tindakan. Perbedaan yang mencolok antara PTS dengan penelitian-
penelitian lainnya adalah harus ada tindakan perbaikan yang dirancang
untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat itu dalam konteks dan
situasi saat itu pula. Tindakan (action) ini benar- benar dimaksudkan
untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, bukan untuk
mengembangkan atau menguji sebuah teori, dan juga tidak dimaksudkan
untuk mencari solusi yang berlaku umum di setiap situasi dan kondisi.
Jadi tidak perlu ada generalisasi dalam PTS.
3. Penelaahan terhadap tindakan. Disamping adanya tindakan, dalam PTS
tindakan yang dilakukan tadi harus ditelaah: kelebihan dan
kekurangannya, pelaksanaannya, kesesuaiannya dengan tujuan semula,
penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan, dan argument-argumen
yang muncul selama pelaksanaan. Telaahan terhadap tindakan ini
dilakukan pada saat observasi.
4. Pengkajian dampak tindakan. Dampak dari tindakan yang dilakukan
harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberi dampak
positif lain yang tidak diduga sebelumnya, atau bahkan menimbulkan
dampak negatif yang merugikan sekolah.
5. Dilakukan secara kolaboratif. Mengingat kompleksitas pelaksanaan suatu
PTS, maka ada baiknya PTS ini dilakukan secara kolaboratif antara
pengawas sekolah dengan kepala sekolah dengan pendampingan dosen
LPTK, antara pengawas sekolah dengan kepala sekolah, kepala sekolah

3
dengan guru, atau antara pengawas sekolah, kepala sekolah, guru dengan
tenaga kependidikan lainnya di sekolah.
6. Refleksi. Arti sederhana dari kata refleksi adalah merenungkan apa yang
sudah dikerjakan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan
penting dalam suatu PTS adalah refleksi. Dalam refleksi ini ada banyak
hal yang harus dilakukan, yaitu mulai dari mengevaluasi tindakan
sampai dengan memutuskan apakah masalah itu tuntas atau perlu
tindakan lain dalam siklus berikutnya.
Kegiatan-kegiatan dalam sebuah refleksi adalah seperti berikut:
 Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari
tindakan yang telah dilakukan.
 Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan.
 Memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul
 Mengidentifikasi kendala/ancaman yang mungkin dihadapi.
 Memperkirakan akibat dan implikasi dari tindakan yang
direncanakan.

Dengan demikian Penelitian Tindakan Sekolah identik dengan siklus-siklus yang


terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, dengan tindakan
atau perlakuan bersifat topik, dilakukan dalam selang waktu tertentu,
berdasarkan jumlah topik, pertemuan, atau minggu.
Berikut model spiral dalam PTS, yang melukiskan siklus demi siklus dalam PTS,
Satu siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

4
SPIRAL PTS
Refleksi
Rencana Awal
Tindakan/ Observasi

Refleksi Rencana yang direvisi

Tindakan/ Observasi

Rencana yang direvisi


Refleksi

Tindakan/ Observasi

C. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Pengawas Sekolah


Melihat luasnya kajian di bidang pendidikan, maka masalah yang
diangkat dalam penelitian untuk pengembangan profesi pengawas sekolah,
hendaknya difokuskan pada permasalahan yang dihadapi langsung secara nyata
oleh pengawas dalam praktek tugas kepengawasan, yaitu tugas memantau,
menilai, membina sekolah dan melaksanakan tindak lanjut seperti berikut:
1. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun kurikulum
muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak
terkait.
3. Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan
program pengembangan diri melalui kegiatan konseling dan kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak
terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu
5. Bagaimana sekolah melalui MGMP dalam mengembangkan silabus
secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar
kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.
6. Bagaimana bentuk binaan terhadap hasil pelaksanaan pemantauan
proses pembelajaran yang mencakup tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran.
7. Bagaimana strategi supervisi proses pembelajaran melalui cara
pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.

5
8. Bagaimana model bimbingan terhadap guru dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran.
9. Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan manajerial
kepala sekolah yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola
pendidik dan tenaag kependidikan dan siswa.
10. Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan
kewirausahaan kepala dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sebagai sumber belajar siswa
11. Bagaimana teknik menilai sekolah dalam merumuskan dan
menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga.
12. Bagaimana teknik membimbing menyusun dan melaksanakan
rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) dan rencana kerja
tahunan.
13. Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap sekolah dalam
melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
14. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi diri untuk menyusun profil sekolah.
15. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah untuk melaksanakan
evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.
16. Bagaimana arahan terhadap sekolah melaksanakan sistem informasi
manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan.
17. Bagaimana upaya mendorong sekolah untuk menggunakan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem pengelolaan
pembelajaran.
18. Bagaimana strategi melakukan evaluasi terhadap pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah-sekolah binaannya.
19. Bagaimana pendekatan atau strategi untuk mendorong guru dan
kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
20. Bagaimana membimbing sekolah dalam menyusun pedoman
pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana
Anggaran dan Belanja (RAB).
21. Bagaimana membimbing sekolah dalam menentukan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran.
22. Bagaimana upaya mendorong sekolah dalam menentukan nilai akhir
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan
dan kepribadian, iptek, estetika, serta jasmani, olahraga, dan
kesehatan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

D. Prosedur Pelaksanaan: Merencanakan dan Melaksanakan Penelitian


Tindakan Sekolah

1. Perencanaan Tindakan

6
Pada tahap ini, sebutkan semua yang menjadi perencanaan dalam kegiatan
penelitian, seperti:
a. Menentukan sekolah atau subyek penelitian (setting dan karakteristik
subyek penelitian)
b. Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati,
c. Menetapkan jenis data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
dan cara pengumpulannya serta perencanaaan metode dan teknik
pengolahan data sesuai dengan sifat data dan tujuan penelitian
d. Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantu untuk mengamati
dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang
pelaksanaan tindakan beserta dampaknya, pedoman observasi, dan
pelaksanaan observasi,
e. Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi,
f. Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah atau
penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur
pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan.
g. Perencanaan tindakan – tindakan lainnya yang diharapkan akan
menghasilkan dampak kearah perbaikan program.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini deskripsikan tindakan yang akan dilakukan, meliputi
pelaksanaan rencana tindakan yang telah disiapkan, termasuk didalamnya
langkah-langkah pelaksanaan atau praktik pendidikan di sekolah dalam
setiap siklus. Deskripsikan pula yang mungkin dilakukan sehubungan
dengan pelaksanaan program kegiatan di sekolah sebagai bentuk nyata
pelaksanaan tindakan dalam penelitian.
3. Tahap observasi
Pada tahap ini deskripsikan tentang pelaksanaan observasi, meliputi
siapa yang melakukan observasi, cara pelaksanaan observasi, alat bantu
observasi, dan data yang hendak dikumpulkan, serta hal-hal lain yang

7
berkaitan dengan observasi seperti yang telah disiapkan pada saat membuat
perencanaan tindakan sebelumnya. Pada tahap ini data yang diperoleh
diusahakan sampai jenuh, disertai triangulasi.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, deskripsikan prosedur analisis data yang dilakukan,
misalnya semua data yang terkumpul diolah melalui tahapan:
 reduksi data, jika terdapat data yang tidak diperlukan
 Penyederhanaan data
 Tabulasi data
 Penyimpulan data.
Selanjutnya hasil analisis data akan digunakan sebagai bahan refleksi.
Deskripsikan bagaimana refleksi dilakukan, kapan, dan siapa saja yang
terlibat dalam kegiatan refleksi, serta jelaskan mengapa refleksi dilakukan.

5. Indikator Kinerja (Kriteria keberhasilan)


Pada bagian ini, deskripsikan tolok ukur keberhasilan yang ditargetkan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk menetapkan tolok ukur
sesuaikan dengan kondisi sekolah, subyek penelitian dan masalah yang
diangkat, misal tingkat keberhasilan atau tingkat ketercapaian hasil belajar,
kompetensi lulusan, standar penilaian, dll.

E. Contoh Format Identifikasi Masalah dan Kerangka PTS


Berikut contoh format untuk membantu pengawas sekolah dalam
mengidentifikasi dan merumuskan masalah dalam PTS.

1. Identifikasi Masalah dalam PTS

a. kemukakanlah masalah-masalah atau kendala-kendala yang anada


hadapi ketika melaksanakan tugas
kepengawasan……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

8
………………………………………………………………………………………
………

b. pilihlah salah satu masalah yang menurut anda mendesak!


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….......
c. berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera dicarikan
pemecahannya!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………....

d. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang dirumuskan tersebut!


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
e. Dapatkanlah satu alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan
masalah urgent yang anda hadapi tersebut! Alternatif pemecahan masalah
itu harus bertolak dari hasil analisis dan didasarkan pada teori tertentu.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2. Kerangka Penelitian Tindakan

a. Masalah:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
b. Rencana Tindakan:
Siklus 1:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Siklus 2:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

9
c. Rincian Tindakan/Langkah-langkah:

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

d. Contoh Format Observasi:

NO ASPEK YANG SKOR KETERANGAN


DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

3. Proposal PTS

a. Tulislah judul PTS yang anda usulkan


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………Apakah
judul PTS anda telah mencantumkan hal-hal berikut:
 Tujuan
 Cara menyelesaikan masalah
 Tempat penelitian dilaksanakan
b. Deskripsi masalah yang anda hadapi
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

10
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Apakah masalah yang anda deskripsikan telah memuat hal-hal sebagai
berikut:
 Apakah deskripsi masalah telah disesuaikan dengan kondisi nyata
tentang kendala-kendala yang anda hadapi sewaktu melaksakan
tugas kepengawasan.
 Apakah deskripsi masalah telah memuat identifikasi satu masalah
yang mendesak untuk segera dilaksanakan?
 Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang analisis masalah?
 Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang refleksi awal?
 Bagaimana perumusan masalah?
c. Deskripsikan tentang cara pemecahan masalah yang anda ajukan!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Apakah pemecahan masalah yang anda ajukan memenuhi rambu-rambu
berikut?
 Apakah ada alternatif pemecahan masalah?
 Apakah alternatif pemecahan masalah itu didasarkan pada teori
tertentu?
 Apakah alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari hasil
analisis?
d. Rumuskan hasil yang diharapkan dari penelitian anda!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
Apakah rumusan yang diharapkan dalam penelitian anda telah memuat hal
–hal sebagai berikut:
 Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil
yang diharapkan bagi siswa?
 Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil
yang diharapkan bagi praktisi (kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan lainnya di sekolah)?
2. Kemukakan prosedur tindakan yang anda lakukan dalam PTS ini!

11
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
Apakah dalam deskripsi tentang prosedur tindakan sekolah telah anda
kemukakan hal-hal sebagai berikut:
 Apakah ada deskripsi tentang setting dan karakteristik subyek?
 Apakah ada variabel/faktor yang diselidiki?
 Apakah ada rencana tindakan yang mencakup misalnya strategi,
pendekatan, metode atau teknik yang digunakan dalam
implementasi tindakan, observasi, analisis, dan refleksi?
3. Tulislah lokasi penelitian anda!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
4. Tulislah personil tim peneliti anda!

Ketua Peneliti ……………………………………………………


Nama lengkap : ………………………………………………………….
Jenis kelamin : …………………………………………………………...
NIP : …………………………………………………………
Pangkat/Gol : ……………

DAFTAR PUSTAKA

Ernest T. 1996. Action Research: A Handbook for Practitioners. Sage Publications,


Inc. London.

Hopkins, David. 1992, A Teacher Guide to Class Room Research, Open University,
Press, Philadelphia.

John, Elliot,1991. Action Research for Educational Change, Philadelpia


University, Press.

12
Mc.Niff, I., 1991, Action Research, Principles and Practice, London Routhedge.
Kardiawarman, Tita Lestari, dkk. 2001. Pengajaran Demokratis: Pendekatan
Konstruktivis, Supervisi Klinis dan Penelitian Tindakan Kelas: Modul
Manajemen Berbasis Sekolah. Basic Education Project (BEP) Jawa barat.

Richard Sagor. (1992). How to counduct collaborative action research? Virginia:


Association for Supervision and Curriculum Development Virginia, pp.
23-25.

Suhardjono, 2006, Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan Pengembangan


Profesi Guru. Materi TOT Block Grant LPTK, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional.

Suharsimi, A, 2006, Penelitian Tindakan Kelas untuk Penilai, Bahan Ajar TOT
Pengembangan Profesi Pendidik Tahun 2006.

Tita Lestari, 2006. Classroom Action Research. Materi TOT Kemampuan Belajar
Mengajar Bagi Dosen di Perguruan Tinggi. Lembaga Peningkatan dan
Pengembangan Pembelajaran Universitas Pancasila (LP3UP) Jakarta.

Tita Lestari, 2006. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi
Guru: Materi TOT bagi Dosen LPTK/ Lembaga Penelitian. Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas.

Tita Lestari, 2006. Etika Masalah dan Pemecahannya Pada Penelitian Tindakan Kelas:
Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan Lembaga
Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai