Anda di halaman 1dari 2

ManajemenQolbu.

Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala


Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik demikian
jelas Nabi telah memberikan kepada kita,umatnya tentang bagaimana cara
berbisnis yang benar. Untuk menerapkan nya diperusahaan agar beroleh
kesuksesan serupa, kuncinya sederhana, disamping manajemen yang
profesional,faktor yang utama adalah usahakan suasana dan seluruh aturan serta
segala aktivitas perusahaan sesuai dengan aturan yang diridhoi Allah berjuanglah
sekuat tenaga untuk menjadikan perusaaan kita sebagai ladang untuk membuat
diri,keluarga ,karyawan plus keluarga karyawan, rekan usaha kita agar menjadi
semakin dekat dengan Allah.

Kajilah sistem usaha agar disukai Allah (sesuai dengan syariat), juga pembinaan
karyawan nya tidak hanya dididik agar terampil dan profesional dalam bidang
pekerjaannya saja tetapi sangat diutamakan juga agar seluruh karyawan dan
keluarganya terbina keimanannya dan keluarganmya terbina keimanannya dan
ketaatannya kepada Allah.salah satu yang harus dilakukan adalah dengan
pemberian ilmu agama islam yang sistematis dan berkesinambungan, plus
kesempatan dan fasilitas beribadah yang layak.

Kepada karyawan selalu diyakinkan bahwa perusahaan tempat dia bekerja adalah
amanah dari Allahuntuk dikelola bersama,tiada yang menggaji semuanya kecuali
hanya Allah,bekerja adalah beramal shaleh beribadah dan berjihad dijalan
Nya,bukan semata mata hanya mencari uang .karena andaikan bekerja hanya
mencari uang saja ,bagaimana kalau mati sebelum gajian ?niskaya sangat rugi
,uang tidak didapat ,pahala amal pun lepas.

Tentu saja semua ini harus diawali dan dibarengi dengan suritauladan yang baik
,serta kejujuran dan keadilan para managernya khususnya pemilik usahanya
tersebut, niskaya Allah tidak mengecewakan pengusaha yang menjadikan bisnis
yang dilakukannya sebagai ladang jihad.

Contoh lain yang harus kita evaluasi,dan orang banyak menganggapnya sepele
adalah waktu shalat.kita harus hati-hati jangan sampai karyawan lalai apalagi melupakan
shalat.Jelas sekali,produktifitas yang dihasilkan karyawan yang tidak melakukan shalat tidak
akan membawa berkah baik untuk dirinya maupun untuk pemilik perusahaan. Keuntungan
memang harus dikejar semaksimal mungkin tapi apa artinya keuntungan yang melimpah apabila
tidak membawa malapetaka.

Karenanya, jikalausudah sampai waktu shalat,hentikanlah seluruh activitas pekerjaan. Berikanlah


waktu luang kepada seluruh karyawan untuk mendirikan shalat dan memanjatkan doa. Di kota
mekah dan madinah ,misaknya menjelang shalat semua toko tutup semua kegiatan bisnis
dihentikan, dan semua orang berbondong-bondong menuju mesjid.

Sekali-kali jangan takut akan mengurangi keuntungan,justru sebaliknya,karena dengan doa yang
tulus dari karyawan-karyawan yamng diberi keluangan waktu shalat tadi, doanya akan dikabulkan
oleh Allah SWT.Siapa tau salah seorang dari karyawan kita ada yang sangat dekat kepada Allah
sehingga doanya sangat ijabah guna kemajuan perusahaan.

Mengapa kita harus takut merugi oleh karena itu waktu digunakan untuk shalat?Yakinlah,bahwa
yang memberi rizki hanya Allah pemilik segala kekayaan dan keberuntungan.Jikalau Allah
menakdirkan untuk mendapat rizki pasti tiada satupun dapat menolak –Nya ,dan tentu saja yang
sangat penting adalah keberkahan dalam rizki yang diterima,maslahat bagi dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam (aep) © 2003

Anda mungkin juga menyukai