Anda di halaman 1dari 5

Ciri-Ciri Mereka Yang Berprinsip

Penulis: Hasan Anwar Tanggal: 17.07.2003 Hits: 707

Mereka Terus Belajar

Orang-orang yang berprinsip terus belajar dari pengalaman-pengalaman mereka. Mereka


membaca, mengikuti pelatihan dan kursus, mendengarkan orang lain, belajar dengan
kedua telinga dan mata mereka. Mereka selalu ingin tahu dan selalu bertanya. Mereka
terus menambah kemampuan, yakni kemampuan untuk mengerjakan banyak hal. Mereka
mengembangkan ketrampilan baru, minat baru. Mereka mendapatkan bahwa semakin
banyak tahu, semakin mereka menyadari bahwa mereka tidak tahu ; bahwa saat lingkaran
pengetahuan mereka berkembang, lingkaran ketidaktahuan mereka juga berkembang.

Mereka yakin benar dengan firman Allah berbunyi , “ Allah akan meninggikan mereka
yang beriman diantara kamu dan mereka yang berilmu dengan ketinggian beberapa
derajat. “ Mereka senantiasa ingat dengan pesan Rasulullah saw. “Tuntutlah ilmu sejak
buaian hingga ke liang kubur.” Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.” Serta
sabda beliau, mereka yang menuntut ilmu berada di jalan Allah hingga kembali.” Mereka
ingat dan memahami kehidupan para sahabat dan salafunas shaliha, yang kehebatannya
terpancar ke seluruh dunnia berkat kehidupan mereka yang dihiasi dengan ilmu.

Mulailah dengan janji-janji kecil pada diri anda sendiri, terus penuhi janji itu sampai anda
measa bahwa anda sedikit lebih mampu mengendalikan diri. Kemudian lanjutkan dengan
tantangan berikutnya.

Mereka Berorientasi pada Pelayanan

Orang-orang yang berjuang untuk menjadi berprinsip melihat kehidupan sebagai suatu
misi, tidak sebagai karir. Sumber-sumber pertumbuhan mereka telah mempersiapkan
mereka untuk melayani. Hasilnya, setiap pagi mereka” mengendalikan “ dan mengenakan
kendali pelayanan, memikirkan orang lain.
Mereka ingat dengan nasihat Rasululah saw. Sebaik-baik manusia adalah mereka yang
paling banyak manfaatnya untuk manusia.”

Bayangkan diri anda setiap pagi memasang kendali, mengenakan kendali pelayanan
dalam berbagai pelayanan anda. Bayangkan anda mengambil tali kekang dan
mengenakannya di pinggagn saat Anda bersiap-siap mengerjakan tugas yang dibebankan
kepada anda pada hari itu. Bayangkan diri anda mempersilakan orang lain untuk
menyesuaikan kekang atau kendali. Bayangkan anda terhubung pada orang lain disisi
anda, rekan kerja atau pasangan hidup dan belajar untuk menarik kekang bersama-sama.

Prinsip pelayanan ini saya tekankan karena saya meyakini bahwa usaha utuk menjadi
yang berprinsip tanpa mau memikul beban pasti akan menemui kegagalan. Boleh saja
kita mencobanya sebagai suatu usaha intelektual atau moral belaka, tapi semuanya akan
mubazir apabila tidak dibarengi rasa tanggung jawab, pelayanan, sumbangshi dan adanya
beban yang harus dipikul.

Mereka Memancarkan Energi Positif

Air muka orang yang berprinsip itu riang, menyenangkan dan bahagia. Sikap mereka
optimis, positif dan bergairah. Semangat mereka antusias, penuh harap dan mempercayai.
Mereka ingat dengan pesan Rasulullah saw “ Senyummu dihadapan saudaramu adalah
sodaqah”.

Energi positif ini seperti medan energi atau aura yang mengeillingi mereka dan juga
mengisi atau menambah medan energi negatif di sekitar mereka. Mereka juga menarik
damn memperbesar medan energi positif yang lebih kecil. Apabila mereka bertemu
dengan sumber energi negatif yang kuat, mereka akan menetralisir atau menyingkiri
energi negatif itu. Kadang kala mereka langsung meninggalkannya dan berjalan menjauh
dari orbitnya yang beracun. Sikap bijak memberi mereka kemampuan untuk mengetahui
kekuatan energi negatif itu sekaligus rasa humor dan pengetahuan akan wakatu yang
tepat untuk menanganinya.

Mereka Mempercayai Orang Lain


Orang-orang yagn berprinsip tidak bereaksi berlebihan pada prilaku negatif, kritikan atau
kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat ketika menemukan
kelemahan-kelemahan orang lain. Mereka tidak naïf; mereka sadar akan kelemahan.
Namun mereka menyadari bahwa prilaku dan potensi adalah dua hal yang berbeda.
Mereka percaya orang mempunyai potensi yang tak nampak. Mereka mensyukuri
kelebihan mereka dan merasa wajar untuk dengan tulus memaafkan dan melupakan
kekasaran orang lain. Mereka tidak berkeluh kesah. Mereka tidak mau mencap oran lain,
mencirikan orang mengkotak-kotakkan dan berprasangka. Mereka lebih memilih untuk
melihat potensi yang terpendam pada setiap orang dan memahami proses untuk membuat
potensi itu terwujud.

Mereka yakin bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan itu
disebabkan potensi yang belum berkembang. Lihatlah bahwa Rasulullah mengutamakan
musyawarah dalam segala urusan dan Islam menjadikan prinsip ini asas dalam
pembangunan Islam.

Ingatlah dengan firman Allah, “ Dan bermusyawarahlah denagn mereka dalam suatu
urusan…”.

Mereka Hidup Seimbang

Mereka membaca literatur dan majalah terbaik dan selalu mengikuti berita dan kejadian
terkini. Mereka aktif dalam kegiatan sosial dan mempunyai banyak teman dan beberapa
teman kepercayaan. Mereka secara intelektual aktif dan ,mempunyai banyak minat.
Membaca , melihat, mengamati dan belajar. Dalam batas-vbatas umum dan kesehatan,
mereka aktif secara fisik. Menikmati saat-saat nenyenangkan. Memiliki selera humor
yang sehat, khususnya adpat menertawakan diri sendiri dn bukan orang lain. Anda dapat
merasakan bahwa mereka memiliki rasa hormat yang sehat dn kejujuran pada mereka
sendiri.

Mereka sadar akan martabat mereka sendiri, yang terlihat dalam semangat dan integritas
mereka dan dalam sikap mereka yang tidak perlu menyombongkan diri, ,memutuskan
hubungan, berlindung dibalik harta milik, identitas, gelar atau prestasi yang terdahulu.
Mereka terbuka dalam berkomunikas, sederhana, lugas,tidak manipulatif, mereka juga
dapat merasakan apa yang patut, bagi mereka lebih baik kurang daripada melebih-
lebihkan.
Mereka tidak membagi segala sesuatu menjadi dua bagian, yakni memandang segala
sesuatu sebagai baik atau buruk, sebagai ini atau itu. Mereka berpikir dalam kerangka
kontinum, prioritas dan hirarki. Mereka mempunyai daya untuk membedakan, untuk
merasakan kesamaan dan perbedaan dalam setiap situasi. Tidak berarti bahwa mereka
memandang segala sesuatu dalam kerangka etika situsional. Mereka benar-benar
memahami hal-hal yang absolut dan berani mengutuk yang buruk dan mendukung yang
baik.

Mereka yakin bahwa kehidupan yang seimbang merupakan bagian dari asas Islam bukan
sekedar hukum alam. Artinya keseimbangan itu akan membawa kebaikan yang abadi.

Mereka Melihat Hidup Sebagai Suatu Petualangan

Mereka menghayati bagaimana sikap Thariq bin Ziyad dan pasukannya ketika melakukan
ekspedisi ,mereka dalam penaklukan Spanyol. Mereka seakan menjadikan misi mereka
sebagai petualangan yang mengasyikan. Mereka sudah merasakan kemenangan sebelum
pertempuran dan kesuksesasn sebelum aktivitas.

Orang-orang yang berprinsip menikmati hidup. Oleh kareana rasa aman mereka datang
dari dalam, tidak dari luar, mereka tidakk perlu mengkotak-kotakkan orang dan
menyamaratakan segala sesuatu dan semua orang dalam hidup ini untuk memperoleh rasa
kepastian. Mereka selalu melihat kenalan lama dengan semengat baru, melihat
pemandangan lama seperti baru pertama kali dilihat. Mereka seperti penjelajah gagah
berani yang melakukan ekspedisi di daerah yang belum dikenal; mereka benar-benar
tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi mereka yakin bahwa ekspredisi ini akan menarik
dan menghasilkan pertumbuhan dan bahwa mereka akan menemukan wilayah baru dan
menyumbangkan hal-hal baru. Rasa aman mereka terlelatak pada inisiatif mereka.,
ketrampilan, kreataifitas, kemauan, keberanian, dinamika dan kecerdikan mereka dan
bukan pada keamanan, perlindungan dan kelimpahan kediaman mereka atau pada daerah-
daerah kenyamanan mereka. Mereka selalu memberi parhatian pada orang lain setiap kai
bertemu, selalu tertarik. Mereka mengajukan pertanyaan dan melibatkan diri. Mereka
benar-benar memperhatikan saat mendengarkan. Mereka belajar dari orang-orang itu.

Mereka tidak mencap oranng-orang itu berdasarkan pada kesuksesan atau kegagalan
masa lalu. Mereka melihat tak seorang pun benar-benar luar biasa.Mereka tidak terlalu
kagum pada tokoh-tokoh puncak pemerintahan atau selebriti. Merea tidak mau menajadi
pengikut siapapun.Mereka pada dasarnya tidak dapat dipengaruhi dan mampu untuk
menyesuaikan diri pada hampir semua hal yang sedang terjadi. Salah satu prinsip baku
mereka adalah fleksibilitas. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang
berkelimpahan.

Mereka Sinergistik

Sinergi dalah suatu keadaan ketika keseluruhan melebihi jumlah dari semua bagian.
Orang-orang yang berprinsip sinergistik, mereka adalah katalis perubahan. Mereka
memperbaiki hampir situasi yang melibatkkan mereka. Mereka bekerja secerdik seperti
mereka bekerja keras. Mereka luar biasa produktif, tetapi dalam cara-cara baur dan
kreatif.

Dalam kerjasama kelompok mereka menyumbangkan kekuatan dan berusaha keras


untuk memprbaiki kelemahan mereka dengan kelemahan orang lain. Pendelegasian untuk
memperoleh hasil adalah mudah dan alamiah bagi mereka sebab mereka percaya pada
kekuatan dan kemampuan orang lain. Dan karena mereka tidak terancam oleh kenyataan
bahwa orang lain itu lebih baik dalam beberapa hal, mereka tidak merasa perlu untuk
mengawasi dengan ketat. Mereka ingat dengan pesan Rasulullah yang mengatakan
bahwa, Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah dan keduanya adalah baik”.

Mereka Berlatih Untuk Memperbaharui Diri

Pada akhirnya mereka secara teratur melatih keempat dimensi kepribadian manusia: fisik,
emosi dan spiritual. Mereka melatih pikiran dengan membaca, dengan pemecahan
masalah secara kreatif, menulis dan memvisualisasikan.Secara emosional mereka
berusaha untuk menjadi sabar, untuk mendengarkan orang lain dengan empati yang tulus,
untuk mencintai dengan tulus dan menerima tanggung jawab untuk kehidupan, keputusan
dan tindakan-tindakan mereka sendiri. Secara spiritual mereka memusatkan pada doa,
studi ayat suci(tadabbur),tafakur dan berpuasa. Perhatikanlah QS. Ali Imran ayat 190-
191.

Anda mungkin juga menyukai