Anda di halaman 1dari 13

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

(Direct Instruction Model)


Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Fisika

Dosen Pengampu : Daimul Hasanah, M.Pd

Disusun oleh

Luthfi Aminuddin (12690044)


Irbabullubab (12690045)
Anis Safitri (12690046)

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA


YOGYAKARTA
2013

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, inayah dan
beragam kenikmatan kepada kita semua terutama kepada para penyusun sehingga penyusun
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Direct Instruction Model ini dengan sebaik-
baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Agung
Muhammad SAW. Sang revolusioner sejati, yang selalu menjadi suri tauladan kita dalam
berbagai aspek tak terlepas juga dalam hal pendidikan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada anggota kelompok yang telah berusaha
semaksimal mungkin, berupaya untuk menyelesaikan makalah ini. Dan juga kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pencarian berbagai sumber informasi maupun
referensi untuk digunakan sebagai bahan acuan pembuatan makalah ini. Terima kasih juga
kami haturkan kepada dosen Strategi Pembelajaran Fisika ibu Daimul Hasanah, M.Pd yang
telah memberikan pengetahauanbaru kepada kami mengenai bagaimana cara mengajar yang
baik dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Makalah yang berjudul Direct Instruction Model ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah strategi pembelajaran fisika. Namun, tidak sebatas itu saja kami berharap
makalah ini dapat menunjang dan memberikan kemudahan bagi para mahasiswa untuk
memahami salah satu model pembelajaran yang kami kupas dalam makalah ini. Hapan
selanjutnya, semoga makalah ini dapat digunakan sebagai sarana belajar maupun sebagai
pemberi informasi tambahan bagi mahasiswa dan berbagai pelaku pendidikan.

Akhir kata, kami sadar akan kekurangan dan keterbatasan kami, tentunya masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi penyempurnaan dan terwujudnya tujuan penyusunan makalah ini.

Yogyakarta, 15 Oktober 2013

Tim Penyusun

ii
Daftar isi

Kata Pengantar .................................................................................................................. ii


Daftar isi .......................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan ........................................................................................................... 2
Bab III Kesimpulan .......................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Sejak
manusia tercipta di bumi pendidikan sudah muncul untuk mengajarkan manusia
bagaimana menjalani kehidupan. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kehidupan
manusia. Karena berkat pendidikan seseorang dapat membaca, menulis, berhitung dan
memiliki segala kemampuan dasar maupun kemampuan tingkat atas yang bisa
menunjung keberlangsungan hidup manusia. Pendidikan telah mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu hingga sampai pada zaman modern ini, banyak teori-teori
pendidikan yang muncul baik teori baru maupun penyempurnaan dari teori-teori yang
sudah ada. Teori-teori tersebut dimunculkan guna mencapai tujuan pendidikan secara
tepat dan menyeluruh.
Pada zaman sekarang ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, karena pendidikan berpengaruh terhadap kemajuan peradaban manusia.
Bahkan, pendidikan juga memberikan dampak bagi kemajuan negara. Sebuah negara
akan maju jika pendidikannya juga maju atau dengan kata lain jika sebuah negara mau
memperhatikan pendidikannya maka negara tersebut akan maju. Pada zaman modern ini
seseorang yang berpendidikan rendah atau bahkan tidak pernah mengenyam bangku
pendidikan akan tertinggal dengan manusia lainnya terlebih dengan kemajuan terknologi
yang semakin pesat.
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh beberapa unsur, diantaranya adalah peran
institusi pendidikan yang aktor utamannya adalah seorang guru. Guru merupakan garda
terdepan ataupun ujuk tombak dalam proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan
banyak bergantung dari kiprah seorang guru. Seorang guru dituntut untuk menjadi
seorang yang kompeten, kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi-materi
pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan. Guru dituntut untuk mempunyai rencana
pembelajaran yang berisi model pembelajaran dan beberapa komponen terkait yang
menarik dan sesuai dengan karakteristik peserta didik yang akan diaplikasikan dalam
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan.
Direct Instruction merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh seorang guru dalam mengajarkan materi-materi pelajaran yang harus
disampaikan. Pada hakikatnya model pembelajaran ini aspek-aspeknya sudah kita kenal
mulai kecil namun terkadang kita tidak menyadari akan hal itu, sepeti halnya ketika
diajari cara menggosok gigi, berwudlu’, naik sepeda dan lain sebagainya. Dalam
makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai model pembelajaran ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksut dengan Direct Intruction Model?
2. Pendidikan seperti apa yang menjadi tujuan model pembelajaran ini?
3. Bagaimana tahapan-tahapan proses pembelajaran yang menggunakan model tsb?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari model tsb?
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian

Secara bahasa Direct Instruction berasal dari dua suku kata bahasa Inggris
Direct dan Instruction.Direct dalam bahasa Indonesia berarti langsung, sebenarnya
dan instruction berarti instruksi, pengajaran, pelajaran. Sehingga secara bahasa Direct
instruction dapat diartikan sebagai pengajaran langsung atau instruksi langsung.
Istilah “instruksi langsung” telah digunakan oleh beberapa peneliti untuk
merujuk pada suatu model pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai
konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Penjelasan ini dilanjutkan dengan
meminta siswa menguji pemahaman mereka dengan melakukan praktik di bawah
bimbingan guru (praktik yang terkontrol, controlled practice), dan mendorong mereka
meneruskan praktik di bawah bimbingan guru (praktik yang dibimbing, guided
practice).1
Pengajaran langsung merupakan salah satu model pembelajaran yang
dirancang untuk mengajarkan pengetahuan dan skill-skilldasar yang dibutuhkan siswa
untuk pembelajaran berikutnya, dan efektivitas strategi ini dalam ruang kelas sudah
banyak ditulis dalam bentuk penelitian-penelitian. Keterampilan-keterampilan
berhitung (matematika) dan membaca merupakan dua contoh pengetahuan dasar yang
harus dikuasai oleh siswa, baik oleh siswa-siswa yang tengah mempelajari strategi-
strategi menulis, siswa-siswa kimia yang tengah mempelajari untuk menyeimbangkan
persamaan-persamaan, maupun oleh siswa-siswa geografi yang tengah menggunakan
garis bujur dan garis lintang untuk menunjukkan suatu lokasi dengan tepat.
Pengajaran langsung sangat berguna, utamanya ketika ada skill-skill yang dapat
dipetakan menjadi langkah-langkah spesifik. Apalagi, strategi ini sudah sejak dulu
disadari sangat efektif untuk diterapkan pada siswa-siswa yang kurang cerdas dan
memiliki keunikan-keunikan tertentu.2
Secara singkat, pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan
penguasaan berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual
yang dapat diajarkan secara langkah demi langkah. Model ini tidak dimaksutkan
untuk mencapai hasil belajar sosial atau kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan juga
apakah model ini efektif untuk penggunaan-pengunaan ini. 3 pengajaran langsung

1
Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza, Model-Model Pengajaran (Edisi Delapan), (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2009), hlm. 423 Terjemahan Bruce joyce, Marsha Weil and Emily Calhoun, Models Of Teaching (Eighth Edition),
(USA: Pearson Education, 2009).
2
Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza, Metode-metodePengajaran Meningkatkan belajar Siswa TK-SMA,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 198 Terjemahan Bruce joyce, Marsha Weil and Emily Calhoun,
Methods For Teaching: Promoting Student Learning in K-12 Classrooms, (USA: Pearson Education, 2009).
3
Drs. Helly Prajitno Soetjipto, M.A,. dan Dra. Sri Mulyantini Soetjipto, Belajar Untuk Mengajar (Edisi Ketujuh),
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 295 Terjemahan Richard I. Arends, Learning To Teach (Seventh
Edition), (New York : McGraw Hill Companies, 2007).
merupakan sebuah model yang berpusat pada guru yang memiliki lima langkah :
orientasi, presentasi, praktik terstruktur, praktik terbimbing dan praktik mandiri.
Sebuah pengajaran dengan model pengajaran langsung membutuhkan keahlian yang
cermat oleh guru dan lingkungan yang praktis dan efesien.
Dari uraian diatas dari diambil kesimpulan bahwa direct instruction adalah
sebuah model pembelajaran menggunakan pendekatan berpusat pada guru yang
digunakan untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung dan
bertujuan untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan.

B. Sintaks proses pembelajaran dengan model Direct Instruction

Seperti yang telah disinggung diatas Direct Instruction Model memiliki lima
tahapan pembelajaran, yaitu orientasi, presentasi, praktikum yang terstruktur,
praktikum di bawah bmbingan dan praktikum mandiri.Namun sebelum menerapkan
model ini harus melakukan pemeriksaan terhadap pengetahuan dan keterampilan
siswa untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk menjalani beberapa proses dan bisa mendapatkan kebenaran praktik dalam
model ini.4
Tahap pertama adalah orientasi. Pada tahapan ini guru menyampaikan apa
yang menjadi harapan dan keinginannya pada proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, guru juga menjelaskan tugas-tugas yang akan diberikan dalam
pembelajaran ini dan menentukan tanggung jawab siswa. Ada tiga langkah yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan tujuan tahap ini, yaitu pertama, guru memaparkan
maksut dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam praktik. Kedua, guru
menggambarkan isi pelajaran dan menjelaskan hubungannya dengan pengetahuan
yang sebelumnya. Ketiga, guru mendiskusikan prosedur-prosedur pengajaran yakni
bagian yang berbeda antara pelajaran dan tanggung jawab siswa selama aktivitas-
aktivitas ini berlangsung.
Tahap kedua adalah presentasi. Pada tahap ini guru menjelaskan konsep atau
keterampilan baru dan memberikan pemeragaan serta contoh. Jika materi yang ada
merupakan konsep baru, maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik
dari konsep tersebut, aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika
materinya sebuah keterampilan baru , maka guru harus menyampaikan hal-hal yang
terkait dengan langkah-langkah untuk dapat memiliki keterampilan tersebut dengan
menyajikan contoh di setiap langkah. Pada tahap ini guru juga bertugas menguji
apakah siswa telah memahami informasi baru sebelum mereka mengaplikasikannya
dalam tahap praktik. Apakah mereka bisa kembali mengingat karakteristik-
karakteristik konsep yang telah dijelaskan oleh guru? Bisakah mereka mengingat
urutan dan langkah-langkah dalam keterampilan yang baru saja mereka pelajari?

4
Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza, Model-Model Pengajaran (Edisi Delapan), (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2009), hlm. 427 Terjemahan Bruce joyce, Marsha Weil and Emily Calhoun, Models of teachin (Eighth Edition),
(USA: Pearson Education, 2009).

3
Menguji pemahaman yang demikian mengharuskan siswa mengingat dan memahami
informasi yang baru saja mereka pelajari.
Tahapan ketiga adalah Praktik yang terstruktur. Pada tahap ini guru menuntun
siswa melalui contoh-contoh praktik beserta langkah-langkahnya. Akan lebih mudah
apabila siswa melakukan hal ini dalam sebuah kelompok. Cara yang terbaik dalam hal
ini adalah menggunakan proyektor, menyajikan contoh praktik secara transparan dan
terbuka, sehingga semua siswa dapat melihat bagaimana tahapan-tahapan praktik
dilalui. Disamping guru menuntun siswa, dalam tahap ini guru juga berperan untuk
memberi respon balik terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang
sudah tepat ataupun untuk memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada
performa praktik yang tepat. Jika guru telah mampu menjalankan fungsi tersebut
dengan baik dan bisa memberikan contoh praktik yang benar, bisa dipastikan bahwa
siswa akan mampu memahami segala langkah dalam praktik sehingga mereka bisa
mengandalkan pengetahuan tersebut sebagai referensi utama sebelum menjalani
praktik selanjutnya.
Tahap keempat adalah praktik dibawah bimbingan guru. Pada tahap ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik secara semi-
independen atau praktik dengan kemauan mereka sendiri tetapi masih dengan
bimbingan guru. Praktik seperti ini dapat memudahkan guru mempersiapkan bantuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menampilkan tugas pembelajaran.
Hal ini biasanya dilakukan dengan cara meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan
kesalah yang dilakukan siswa. Dalam tahap ini guru juga bertugas mengontrol kerja
siswa, memberikan respon yang korektif apabila dibutuhkan dan memberikan respon
balik berupa pujian, bisikan maupun petunjuk terhadap kinerja siswa dalam
praktiknya.
Tahapan kelima adalah praktik mandiri. Pada tahap ini siswa melakukan
praktik dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik dari seluruh proses.
Praktik mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan
seluruh proses praktik. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dan mengetahui
apakah tingkat kebenaran siswa dalam praktik sudah stabil atau belum, serta
memberikan respon yang bersifat koreksi di akhir serangkaian proses praktik terhadap
siswa yang membutuhkan. Praktik mandiri sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali
akan tetapi dilakukan beberapa kali dalam jangkauan tertentu karena pelaksanaan
praktik mandiri yang dilakukan selama beberapa kali akan mampu mempertahankan
penyerapan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Adapun praktik ini dimulai
ketika tingkat kebenaran siswa dalam melakukan praktik dibawah bimbingan sudah
mencapai 85 sampai 90 persen. Tujuan dari praktik ini adalah memberikan materi
baru untuk memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktik-praktik
sebelumnya.

4
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction5

1. Kelebihan
a. Guru menjadi pengendali isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh
siswa sehingga kefokusan mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa dapat
dipertahankan.
b. Dapat digunakan pada kelas besar maupun kecil secara efektif.
c. Cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang
sangat terstruktur.
d. Informasi yang didapat oleh siswa lebih banyak dalam waktu yang relatif
singkat.
e. Siswa yang tidak suka membaca atau tidak mampu menafsirkan informasi
dapat terbantu dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru.
f. Siswa dapat menerima pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung,
termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.

2. Kekurangan
a. Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal,
tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
b. siswa akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
c. Jika informasi yang disampaikan bersifat kompleks, abstrak dan rinci, siswa
kurang diberi kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi tersebut.
d. Model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, ini
mengakibatkan siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan
hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
e. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada keterampilan
pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik
sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

5
Berikut ini contoh penerapan model pembelajaran langsung dalam rencana pembelajaran.5

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : VI/1

Aspek : Benda dan Sifatnya

Kompetensi Dasar : Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan benda


dipengaruhi oleh berbagai faktor (termasuk suhu dan waktu).

Materi Pokok : Kondisi yang mempengaruhi perubahan pada benda antara lain suhu
dan waktu

Waktu : 2 x 35 menit

Indikator : Mendeskripsikan perubahan berbagai benda dengan kondisi yang


berbeda, misal suhu dan kelembaban.

Untuk mencapai indikator tersebut, siswa harus mampu menggunakan Termometer,


dengan demikian indikator tambahan adalah:

a. menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan termometer.


b. memperagakan cara menggunakan termometer.

KegiatanPembelajaran

SINTAKS
KEGIATAN GURU-SISWA
PEMBELAJARAN
Orientasi Guru menginformasikan tujuan pembelajaran:
Misalnya:
Anak-anak hari ini kalian akan belajar dan
berlatih menggunakan Termometer, setelah
pelajaran selesai kamu diharapkan dapat:

 menyebutkan urutan langkah-langkah


mengukur suhu zat cair dengan Termometer;

5
5. Depdiknas. 2009. Modul KKG/MGMP

6
SINTAKS
KEGIATAN GURU-SISWA
PEMBELAJARAN
 memperagakan cara menggunakan
Termometer
Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan dan pentingnya mempelajari
penggunaan Termometer
Guru menginformasikan hal-hal yang harus
diperhatikan siswa dalam pelajaran.
Presentasi  Guru menunjukkan Termometer dan
menjelaskan nama dan jenis Termometer
kemudian menjelaskan urutan langkah-
langkah cara menggunakan Termometer

 Guru mendemonstrasikan cara mengukur


suhu zat cair dengan Termometer

 Guru meminta seorang siswa menyebutkan


kembali urutan langkah-langkah
menggunakan Termometer sesuai dengan apa
yang telah dijelaskan

 Guru meminta seorang siswa mengulang


peragaan menggunakan Termometer
Latihan terstruktur Guru meminta siswa melakukan kegiatan
mengukur suhu zat cair dengan kondisi suhu zat
cair berbeda-beda dibawah instruksi guru dan
pengawasan guru
Latihan terbimbing Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan pengukuran suhu
berbagai zat cair dengan kondisi dipanaskan dan
tidak dipanaskan dan suhu campuran air panas
dengan air dingin.
Latihan mandiri Guru memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan pengukuran suhu berbagai zat zair
Penutup Guru mengadakan Tanya jawab untuk

7
SINTAKS
KEGIATAN GURU-SISWA
PEMBELAJARAN
memantapkan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari siswa

8
Bab III

Kesimpulan

Direct instruction Merupakan sebuah model pembelajaran menggunakan pendekatan


berpusat pada guru yang digunakan untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara
langsung dan bertujuan untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Model pengajaran
langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Model
Pembelajaran ini memiliki lima tahapan dalam proses pembelajaran yakni : orientasi,
presentasi, praktik terstruktur, praktik terbimbing dan praktik mandiri.

9
Daftar Pustaka

Depdiknas. 2009. Modul KKG/MGMP


Fawaid, Achmad dan Ateilla Mirza. 2009.Model-Model Pengajaran (Edisi Delapan).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
________________ . 2009.Metode-metodePengajaran Meningkatkan belajar Siswa TK-
SMA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Soetjipto,Helly Prajitno.Drs. M.A,. dan Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. 2008. Belajar Untuk
Mengajar (Edisi Ketujuh). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai