Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL EVALUASI

ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA


INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN TAHUN 2017

LHE-16/INS.M.EKON/10/2018

Inspektorat
DAFTAR ISI

Daftar Isi......................................................................................1

Ringkasan Eksekutif.......................................................................2

Bab I Pendahuluan
A. Dasar Hukum Evaluasi...........................................................4
B. Latar Belakang..................................................................4
C. Tujuan Evaluasi..................................................................5
D. Ruang Lingkup Evaluasi.........................................................5
E. Metodologi Evaluasi.............................................................6
F. Gambaran Umum Evaluatan...................................................7
G. Gambaran Umum Implementasi SAKIP.......................................8

Bab II Hasil Evaluasi


A. Evaluasi Atas Perencanaan Kinerja.........................................10
B. Evaluasi Atas Pengukuran Kinerja...........................................12
C. Evaluasi Atas Pelaporan Kinerja.............................................13
D. Evaluasi Atas Evaluasi Internal...............................................14
E. Evaluasi Atas Pencapaian Kinerja...........................................15

Bab II Penutup
A. Rekomendasi....................................................................16
B. Apresiasi.........................................................................17

H a l a m a n |1
Ringkasan Eksekutif

Tim Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) telah


melaksanakan evaluasi atas implementasi SAKIP Sekretariat Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Tahun 2017 sesuai
dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 4 Tahun 2018
dan Surat Tugas Inspektur Nomor ST-81/INS.M.EKON/7/2018 tanggal 13 Juli 2018.
Definisi SAKIP menurut Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 adalah
rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang
untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Sedangkan
evaluasi SAKIP adalah aktivitas analisis yang sistematis, pemberian nilai, atribut,
apresiasi, dan pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang
ditemukan dalam implementasi SAKIP tersebut. Evaluasi SAKIP merupakan bagian
tidak terpisahkan dari SAKIP itu sendiri yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana SAKIP diimplementasikan oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.

Laporan Hasil Evaluasi SAKIP ini berisi informasi tentang implementasi SAKIP di
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2017, hasil
penilaian atas implementasi SAKIP Tahun 2017 beserta catatan hasil evaluasinya,
dan rekomendasi untuk perbaikan implementasi SAKIP. Selain itu, dalam laporan ini
dijelaskan pula ruang lingkup dan metode yang digunakan evaluator untuk menilai
implementasi SAKIP sehingga evaluatan dapat mengetahui sejauh mana evaluasi
atas implementasi SAKIP telah dilaksanakan.

Berdasarkan hasil evaluasi SAKIP, nilai akhir implementasi SAKIP Sekretariat


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2017 adalah 80,54 dengan
kategori “A” atau Memuaskan dengan rincian nilai per komponen sebagai berikut :

No. Komponen Bobot Nilai


1 Perencanaan Kinerja 30% 25,95
2 Pengukuran Kinerja 25% 22,06
3 Pelaporan Kinerja 15% 12,28
4 Evaluasi Internal 10% 4,83
5 Capaian Kinerja 20% 15,42
Total Nilai 80,54

Nilai tersebut menandakan bahwa implementasi SAKIP di Sekretariat Kementerian


Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2017 sangat akuntabel dan berkinerja
tinggi. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa catatan hasil evaluasi untuk
dapat diperbaiki di periode mendatang terutama terkait perbaikan sistem
pengelolaan dan pendokumentasian data kinerja, serta sistem evaluasi atas rencana
aksi yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK).

H a l a m a n |2
Bab I
Pendahuluan

A. Dasar Hukum Evaluasi


Berikut ini merupakan dasar hukum evaluasi SAKIP di Kemenko Ekon:

1. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah
Peraturan ini mengatur tentang SAKIP dan penyelenggaraanya Instansi
Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Kementerian PAN dan RB.
2. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi
atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Peraturan ini mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah melakukan
evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya setiap tahun yang
dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerinth (APIP).
3. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 4 Tahun 2018
tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas Implementasi SAKIP di
Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Peraturan ini mengatur teknis, metode, kriteria penilaian, sampai pelaporan
evaluasi atas implementasi SAKIP. Peraturan ini yang dijadikan panduan bagi
evaluator dalam melaksanakan evaluasi dan diharapkan evaluatan juga dapat
memahami kriteria – kriteria apa saja yang harus dipenuhi terkait
implementasi SAKIP.
4. Surat Tugas Inspektur No ST-81/INS.M.EKON/7/2018 tanggal 13 Juli 2018
Tentang Tim Evaluasi SAKIP Eselon I Tahun 2017

B. Latar Belakang
Berdasarkan Perpres Nomor 29 Tahun 2014, SAKIP didefinisikan sebagai rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,
dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan
untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan oleh Entitas Akuntabilitas Kinerja yang ditunjuk secara berjenjang, mulai
dari tingkat unit kerja sampai dengan tingkat Kementerian.

Penguatan akuntabilitas kinerja melalui implementasi SAKIP merupakan salah satu


program yang dilaksanakan dalam rangka Reformasi Birokrasi (RB) dan merupakan
bobot yang tinggi dalam Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB. Penguatan akuntabilitas
kinerja dilaksanakan untuk mewujudkan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari
KKN, meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi. Oleh karena itu, impelementasi SAKIP sangat penting
untuk dilaksanakan.

Sesuai Permen PAN & RB No. 12 Tahun 2015, disebutkan bahwa setiap pimpinan
instansi Pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya
setiap tahun dalam rangka memperbaiki manajemen kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja khususnya kinerja pelayanan publik di instansinya secara

H a l a m a n |4
berkelanjutan. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh APIP, yaitu Inspektorat di
Kemenko Perekonomian. Evaluasi atas implementasi SAKIP merupakan bagian tidak
terpisahkan dari SAKIP itu sendiri yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
SAKIP telah diimplementasikan dan memberikan rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan implementasi SAKIP.

C. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi atas implementasi SAKIP secara umum, adalah untuk:

1. Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP


2. Menilai tingkat implementasi SAKIP
3. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP
4. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya, jika
ada

Berdasarkan pemahaman dan informasi yang diperoleh tentang implementasi SAKIP


dan sejauh mana hal ini diterapkan dalam unit kerja, evaluator diharapkan dapat
memberikan penilaian yang obyektif dan memberikan rekomendasi yang solutif.

D. Ruang Lingkup Evaluasi


Ruang lingkup evaluasi atas implementasi SAKIP, meliputi kegiatan evaluasi
terhadap:
 Perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja, termasuk penerapan anggaran
berbasis kinerja
 Pelaksanaan program dan kegiatan
 Pengukuran kinerja = sistem pengukuran kinerja
 Pelaporan kinerja = penyajian dan pengungkapan informasi kinerja
 Evaluasi Internal = kebijakan unit kerja terkait monitoring kinerja
 Pencapaian kinerja
Evaluasi atas hal – hal tersebut di atas dibatasi pada implementasi SAKIP yang
dilaksanakan di masing – masing unit kerja selama Tahun 2017. Perbaikan SAKIP
yang telah dan sedang dilaksanakan selama masa evaluasi tetap kami apresiasi
sebagai bentuk peningkatan implementasi SAKIP dan agar dapat dipertahankankan
di periode mendatang.

Dalam melaksanakan evaluasi, Laporan Kinerja bukan satu-satunya informasi yang


dianalisis oleh evaluator. Berbagai data, informasi dari berbagai hal dapat menjadi
pendukung justifikasi evaluator dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, data
kinerja yang berasal dari pengelolaan data kinerja dari masing – masing unit kerja
menjadi penting untuk diperoleh.

Komponen dan bobot penilaian atas implementasi SAKIP dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:

H a l a m a n |5
E. Metodologi Evaluasi
Metodologi analisis sederhana dipakai oleh evaluator untuk melakukan penilaian
terhadap kriteria – kriteria dalam setiap komponen dan sub komponen evaluasi atas
implementasi SAKIP. Setiap komponen dan sub komponen memiliki bobot penilaian
seperti yang digambarkan dalam tabel sebelumnya. Setiap sub komponen memiliki
kriteria-kriteria tertentu yang dikuantifikasikan sehingga menghasilkan nilai yang
obyektif. Jumlah nilai dari pemenuhan kriteria – kriteria tersebut kemudian dibobot
dan dijumlah sehingga menghasilkan total nilai evaluasi atas implementasi SAKIP.
Rincian kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat dalam lampiran Permenko Nomor 4
Tahun 2018. Meskipun demikian, proses evaluasi atas implementasi SAKIP tidak
dapat lepas dari justifikasi profesional evaluator.Oleh karena itu, perlu berbagai
data dan informasi di luar Laporan Kinerja yang diperlukan untuk mendukung
justifikasi tersebut.

H a l a m a n |6
Beberapa teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
implementasi SAKIP, diantaranya adalah:
 Analisis sederhana (desk study) atas semua data kinerja
Metode ini dilakukan dengan menganalisis keselarasan antara dokumen satu
dengan yang lainnya sehingga diperoleh kronologis informasi dan
mengidentifikasi adanya kelemahan dalam sistem pengelolaan data kinerja
 Wawancara
Metode ini dilakukan dengan melakukan wawancara terbuka dengan
beberapa pejabat yang berkepentingan terhadap data kinerja dan
pengimplementasian SAKIP di unit kerjanya, termasuk kepada Kepala Sub
Bidang Program dan Tata Kelola. Metode ini digunakan sebagai alat
konfirmasi atas data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya serta
untuk mengetahui sejauh mana SAKIP diimplemetasikan di masing – masing
unit kerja.
 Kuisioner
Metode ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada semua pejabat
di unit kerja masing – masing secara online untuk menggali data dan
informasi yang diperlukan untuk melakukan penilaian atas implementasi
SAKIP. Hasil kuisioner dapat dijadikan dasar justifikasi evaluator untuk
menilai suatu kriteria.

Semua data dan informasi tersebut kemudian dituangkan dalam kertas kerja
evaluasi SAKIP yang telah disediakan sesuai kriteria – kriteria yang telah ditentukan
dalam Permenko Nomor 4 Tahun 2018.

F. Gambaran Umum Evaluatan


Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Sekretariat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Koordinator dan dipimpin oleh Sekretaris Kementerian Koordinator. Sekretariat
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di Lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Fungsi yang dijalankan oleh Sekretariat adalah:


1. koordinasi kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
2. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian;
3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,
hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
4. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana
5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan
serta pelaksanaan advokasi hukum
6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan
pengadaan barang/jasa
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

H a l a m a n |7
Struktur Organisasi

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Sekretariat memiliki struktur organisasi sebagai berikut.

Visi Sekretariat:

“Terwujudnya peningkatan budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi serta


tata kelola organisasi yang transparan dan akuntabel, untuk menunjang tujuan
Kementerian”

Misi Sekretariat:

“ Meningkatkan efektivitas pelayanan, dukungan manajemen, tugas teknis serta


pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai bagi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian”

Tujuan Sekretariat:

1. Terwujudnya budaya kerja organisasi berbasis kompetensi serta tata kelola


organisasi yang baik
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang berkualitas

G. Gambaran Umum Implementasi SAKIP


Implementasi SAKIP dimulai dari proses perencanaan, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi internal, dan capaian kinerja di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan berlaku secara umum di masing – masing unit
kerja dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

H a l a m a n |8
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang berisi rencana strategis selama lima (5)
tahun disusun oleh masing – masing unit kerja tingkat Eselon I sedangkan dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) yang berisi Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama (IKU),
Target Kinerja, Rencana Aksi, dan Kebutuhan Dana per tahun disusun pada awal
tahun untuk Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. Pengumpulan data kinerja dan
penyusunan laporan kinerja dilakukan oleh Key Performance Indikator’s (KPIs)
Manager di masing – masing unit kerja. Kemenko Perekonomian memiliki Manual IKU
yang merupakan panduan dan rumus bagaimana IKU diukur dan sejauh mana IKU
tersebut diukur sehingga dapat ditentukan dokumen pendukung pencapaian kinerja.

Pengumpulan data kinerja secara umum diatur dalam Permenko Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Kinerja disusun oleh
masing – masing unit kerja Eselon I sesuai Permen PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

H a l a m a n |9
Bab II
Hasil Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP Sekretariat Tahun 2017,


diperoleh nilai total 80,54 dengan rincian per komponen sebagai berikut:

No. Komponen Bobot Nilai


1 Perencanaan Kinerja 30% 25,95
2 Pengukuran Kinerja 25% 22,06
3 Pelaporan Kinerja 15% 12,28
4 Evaluasi Internal 10% 4,63
5 Capaian Kinerja 20% 15,42
Total Nilai 80,54

Nilai 80,54 masuk dalam kategori “A” atau Memuaskan yang menandakan bahwa
implementasi SAKIP di Sekretariat Tahun 2017 sangat akuntabel dan berkinerja
tinggi. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa catatan hasil evaluasi untuk
dapat diperbaiki di periode mendatang.

Evaluasi atas implementasi SAKIP secara menyeluruh dan mendalam atas mekanisme
dan sistem kinerja yang menghasilkan Laporan Kinerja adalah pertama kali
dilaksanakan tahun ini sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 4 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas
Implementasi SAKIP di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Tahun – tahun sebelumnya, evaluator melaksanakan evaluasi sebatas pada Laporan
Kinerja saja. Keselarasan Laporan Kinerja dengan dokumen Renstra dan PK, apakah
cara pengukuran telah disajikan dalam Laporan Kinerja, Apakah semua informasi
kinerja, termasuk capaian outcome telah disajikan dalam Laporan Kinerja, dan
apakah telah ada penyajian informasi hambatan – hambatan yang dihadapi dalam
Laporan Kinerja. Hal tersebut menyebabkan nilai evaluasi Tahun 2017 tidak dapat
dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.

A. Evaluasi atas Perencanaan Kinerja


Sesuai dengan PK Tahun 2017, sasaran strategis, IKU, dan Target Kinerja Sekretariat
adalah sebagai berikut:

H a l a m a n |10
Evaluasi atas perencanaan kinerja dilakukan terhadap sistem perencanaan kinerja
yang terdiri dari pemenuhan dokumen perencanaan berupa Renstra, PK, dan
Rencana Aksi, kemudian apakah kualitas dokumen tersebut memenuhi kriteria,
sampai implementasi atau pemanfaatan dokumen – dokumen tersebut.

Rincian nilai hasil evaluasi atas perencanaan kinerja Sekretariat Tahun 2017 per sub
komponen, adalah sebagai berikut:

Sub Komponen Bobot Nilai


Perencanaan Kinerja 10% 8,75
Pemenuhan Renstra 2% 2,00
Kualitas Renstra 5% 5,00
Implementasi Renstra 3% 1,75
Perencanaan Kinerja Tahunan 20% 17,20
Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan 4% 4,00
Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan 10% 9,00
Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan 6% 4,20
Total Nilai Perencanaan Kinerja 25,95

Tabel di atas menunjukkan bahwa sub komponen pemenuhan Renstra dan


pemenuhan perencanaan kinerja tahunan memperoleh nilai penuh yang berarti
bahwa penyusunan dokumen Renstra, PK, dan Rencana Aksi telah sesuai dengan
kriteria. Begitu pula sub komponen kualitas Renstra dan perencanaan kinerja
tahunan masing – masing memperoleh nilai penuh dan sangat baik sedangkan sub
komponen implementasi masih belum memenuhi semua kriteria. Khusus untuk
Rencana Aksi, penilaian pada tahap perencanaan kinerja hanya sebatas ada tidaknya
dokumen tersebut dan komponennya sudah memenuhi. Kualitas dan pemanfaatan
Rencana Aksi akan dinilai lebih detil di tahap evaluasi internal.

H a l a m a n |11
Sasaran kinerja Sekretariat sudah berorientasi hasil dan indikator kinerjanya sudah
memenuhi kriteria Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timebound dan
Cukup (SMART & C). Program dan kegiatan Sekretariat bersifat teknis dan rutin
dengan tujuan utama yaitu memberikan pelayanan yang maksimal.

Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait perencanaan


kinerja, antara lain:

Belum ada mekanisme monitoring dan reviu atas Renstra dan PK yang telah disusun
sesuai dengan PK saat perencanaan kinerja. Perlu adanya monitoring dan reviu atas
Renstra dan PK sebagai bahan evaluasi dan perbaikan kinerja di periode mendatang.

Rencana Aksi belum dijadikan sebagai dokumen penting dalam tahap perencanaan
yang berfungsi sebagai alat monitoring secara periodik sehingga belum ada aktivitas
reviu dan monitoring atas Rencana Aksi.

B. Evaluasi atas Pengukuran Kinerja


Evaluasi atas pengukuran kinerja dilakukan atas pemenuhan terhadap IKU, kualitas
IKU apakah efektif untuk mengukur kinerja, dan apakah IKU telah dimanfaatkan
sebagai penilaian dan pemantauan kinerja secara periodik dan berjenjang. Oleh
karena itu, pemenuhan kriteria SMART & C untuk indikator kinerja sangat
mempengaruhi evaluasi atas pengukuran kinerja.

Rincian nilai hasil evaluasi atas pengukuran kinerja Sekretariat Tahun 2017 per sub
komponen, adalah sebagai berikut:

Sub Komponen Bobot Nilai


Pemenuhan Pengukuran 5% 4,69
Kualitas Pengukuran 12,5% 12,50
Implementasi Pengukuran 7,5% 4,88
Total Nilai Pengukuran Kinerja 22,06

Tabel di atas menunjukkan bahwa sub komponen kualitas pengukuran memperoleh


nilai penuh dan pemenuhan pengukuran memperoleh nilai mendekati penuh yang
berarti bahwa IKU yang telah ada dinilai dapat digunakan untuk mengukur kinerja
sedangkan pemenuhan IKU terkait dengan belum terpenuhinya kriteria SMART & C.

Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait pengukuran kinerja
sebagai berikut:

Kemenko Perekonomian memiliki alat bantu berupa Manual IKU yang berisi cara
perhitungan/ rumus untuk mengukur IKU. KPI’s Manager selama ini sangat
bergantung pada Manual IKU dalam melaksanakan pengumpulan data kinerja.
Namun Manual IKU hanya disusun dalam rangka pembuatan laporan kinerja belum
dimanfaatkan sebagai alat bantu pengumpulan data dan pemantauan kinerja secara
periodik dan berjenjang.

Permenko Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengatur
pengumpulan data kinerja dan pihak yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan
H a l a m a n |12
data kinerja, yaitu KPI’s Manager. Namun dalam pelaksanaannya belum ada
mekanisme yang memadai dan terstruktur bagaimana mengumpulkan, mencatat,
membuat ikhtisar, dan mendokumentasikan serta siapa yang bertanggungjawab
terhadap kevaliditasan data kinerja secara berjenjang sehingga menyebabkan:
1. Sulit untuk menelusuri dan mengakses data bagi pihak yg berkepentingan
sampai ke sumbernya secara periodik
2. Data kinerja dan rencana aksi tidak termonitor dengan baik dan kurang
dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi kinerja

Pada tahun 2018 telah ditunjuk Entitas Akuntabilitas Kinerja melalui Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 208 Tahun 2018 yang melakukan
kegiatan pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, dan pelaporan data kinerja.
Diharapkan implementasinya dapat segera diterapkan untuk memperbaiki
mekanisme pengelolaan data kinerja.

C. Evaluasi atas Pelaporan Kinerja


Evaluasi atas pengukuran kinerja dilakukan terhadap pemenuhan terhadap Laporan
Kinerja Tahunan, penyajian informasi dalam Laporan Kinerja apakah telah
memenuhi kriteria, dan apakah Laporan Kinerja dimanfaatkan sebagai sarana
informasi untuk penilaian dan evaluasi kinerja.

Rincian nilai hasil evaluasi atas pelaporan kinerja Sekretariat Tahun 2017 per sub
komponen, adalah sebagai berikut:

Sub Komponen Bobot Nilai


Pemenuhan Pelaporan 3% 2,25
Penyajian Informasi Kinerja 7,5% 6,43
Pemanfaatan Informasi Kinerja 4,5% 3,60
Total Nilai Pengukuran Kinerja 12,28

Tabel di atas menunjukkan sub komponen pemanfaatan informasi kinerja


memperoleh nilai penuh. Penilaian atas sub komponen ini murni berdasarkan hasil
kuisioner yang disebarkan ke para pejabat di unit kerja yang menyatakan bahwa
Laporan Kinerja telah dimanfaatkan sebagai sarana informasi untuk penilaian dan
evaluasi kinerja. Evaluator menilai bahwa pemanfaatan informasi kinerja
seharusnya dirasakan oleh para pejabat di unit kerja tersebut karena mereka yang
memperoleh dampaknya. Secara keseluruhan, tim evaluator menilai bahwa
komponen pelaporan kinerja merupakan komponen dalam evaluasi atas
implementasi SAKIP yang memperoleh nilai paling tinggi dibandingkan komponen –
komponen lainnya.

Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait pelaporanran


kinerja adalah sebagai berikut:

1. Permenko Nomor 9 Tahun 2015 belum mengatur kapan Laporan Kinerja


Eselon I disampaikan dan kepada siapa laporan tersebut diserahkan. Dalam
pelaksanaannya, Laporan Kinerja Eselon I baru diserahkan saat ada surat
permintaan dari Biro Perencanaan untuk mengumpulkan Laporan Kinerja
Tahunan dan laporan tersebut tidak diserahkan kepada Menteri sebagai
H a l a m a n |13
bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kinerja. Hal tersebut terjadi
karena memang belum ada mekanisme yang mengatur secara spesifik hal
tersebut.
2. Belum berjalan efektifnya sistem pengelolaan data kinerja secara periodik
dan berjenjang sehingga data untuk menyajikan informasi yang lengkap
mengenai analisis efisiensi penggunaan sumber daya tidak tersedia.

D. Evaluasi atas Evaluasi Internal


Evaluasi atas evaluasi internal dilakukan untuk menilai apakah terdapat mekanisme
monitoring dan evaluasi atas kinerja secara menyeluruh, baik sisi anggaran maupun
pencapaian target IKU melalui Rencana Aksi yang telah disusun, apakah evaluasi
atas Rencana Aksi tersebut berjalan efektif, dan apakah hasil evaluasi atas Rencana
Aksi telah dimanfaatkan atau ditindaklanjuti berupa kesimpulan dan rekomendasi
untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Rincian nilai hasil evaluasi atas evaluasi internal Sekretariat Tahun 2017 per sub
komponen, adalah sebagai berikut:

Sub Komponen Bobot Nilai


Pemenuhan Evaluasi 2% 2,00
Kualitas Evaluasi 5% 1,88
Pemanfaatan Evaluasi 3% 0,75
Total Nilai Pengukuran Kinerja 4,63
Tabel di atas menunjukkan bahwa sub komponen pemenuhan evaluasi memperoleh
nilai penuh yang berarti bahwa Evaluasi atas Rencana Aksi telah dilaksanakan namun
sejauh mana implementasinya dan pemanfaatannya masih belum memenuhi
kriteria.

Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait evaluasi internal
adalah sebagai berikut:

1. Monitoring atas Rencana Aksi masih sebatas realisasi anggaran. Telah ada
alat monitoring kinerja baik realisasi anggaran maupun pencapaian IKU
berupa aplikasi e-monev yang dikembangkan oleh Bappenas namun dalam
pelaksanaannya, hanya data realisasi anggaran yang dapat diverifikasi
sedangkan data atas pencapaian IKU sulit diverifikasi. Data dalam e-monev
tersebut berupa monitoring dalam angka saja. bukan data evaluasi ataupun
hasil evaluasi karena tidak terdapat.
2. Rencana Aksi yang telah disusun belum menunjukkan relevansi dengan
pencapaian sasaran dan IKU Eselon I. Rencana Aksi hanya disusun pada
tingkat Eselon II dan tidak ada Rencana Aksi atas PK Eselon I. Hal ini
menyebabkan tidak ada monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja
Eselon I sesuai dengan PK.
3. Rencana Aksi yang telah disusun belum dimanfaatkan secara efektif sebagai
alat pemantauan dan pengendalian kinerja. Belum ada dokumen pemantauan
Rencana Aksi yang berisi simpulan mengenai keberhasilan atau kegagalan
atas program/ kegiatan yang dievaluasi, rekomendasi perbaikan perencanaan
(jika ada), serta tindak lanjut atas hasil evaluasi. Hanya ada dokumen
Rencana Aksi yang dibuat saat perencanaan dan Laporan Kinerja Tahunan.

H a l a m a n |14
Pada Tahun 2018 telah disusun Peraturan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kemenko Perekonomian yang berisi mekanisme teknis pengelolaan
SAKIP, termasuk di dalamnya mekanisme monitoring dan evaluasi yang
mengharuskan unit kerja membuat dokumen Laporan Monitoring Kinerja setiap
Triwulan. Peraturan ini diharapkan dapat segera diimplementasikan untuk perbaikan
SAKIP di tahun berjalan.

E. Evaluasi atas Capaian Kinerja


Evaluasi atas capaian kinerja dilakukan dengan menilai pencapaian target,
perbandingan capaian kinerja dengan tahun lalu, dan perolehan dokumen
pendukung capaian kinerja yang disajikan dalam Laporan Kinerja, baik untuk
Outcome (Eselon I) maupun Output (Eselon II).

Rincian nilai hasil evaluasi atas capaian kinerja Sekretariat Tahun 2017 per sub
komponen, adalah sebagai berikut:

Sub Komponen Bobot Nilai


Kinerja Yang Dilaporkan untuk Output 5% 4,17
Kinerja Yang Dilaporkan untuk Outcome 15% 11,25
Total Nilai Pengukuran Kinerja 15,42

Nilai pada tabel berasal dari perhitungan rata - rata realisasi kinerja terhadap
target IKU tahun berjalan dan rata – rata capaian kinerja tahun berjalan
dibandingkan dengan tahun lalu untuk masing – masing, Outcome (Eselon I) maupun
Output (Eselon II). Selain itu, evaluator juga menilai pemenuhan dan kualitas dari
dokumen pendukung sebagai bukti atas capaian kinerja tahun berjalan untuk tingkat
Outcome (Eselon I) maupun Output (Eselon II).

H a l a m a n |15
Bab III
Penutup

A. Rekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP Sekretariat Tahun 2017, berikut
ini kami sampaikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan SAKIP di periode
mendatang:

1. Mengimplementasikan Kepmenko No. 208 Tahun 2018 tentang Entitas


Akuntabilitas Kinerja dan menyusun mekanisme teknisnya secara berjenjang
dan periodik termasuk teknis pendokumentasian dan penyimpanan data
kinerja sehingga data kinerja dapat ditelusuri ke sumbernya dan mudah
diakses oleh pihak yang berpentingan.
Pengelolaan data kinerja secara berjenjang akan sangat membantu KPI’s
Manager dalam hal pelaporan kinerja secara periodik dan mendorong
pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas Rencana Aksi. Hasil akhir dari
mekanisme ini adalah Laporan Kinerja tepat waktu dan penyajian data dan
informasi yang valid.
2. Mengimplementasikan Persesmenko Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kemenko Perekonomian.
 Peraturan tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pihak –
pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan SAKIP, terutama
Entitas Akuntabilitas Kinerja dalam melaksanakan tugasnya.
Peraturan ini mengharuskan adanya dokumentasi berupa Laporan
Monitoring Kinerja setiap Triwulan yang berisi pelakanaan monitoring
dan hasil monitoring dan evaluasi, termasuk kendala yang dihadapi,
penyimpangan terhadap target, dan kesimpulan sehingga mendorong
pelaksanaan evaluasi secara periodik.
 Monitoring atas kinerja tersebut harus mendukung monitoring dan
evaluasi atas Rencana Aksi yang telah disusun saat perencanaan dan
dapat menunjukkan dinamisasi pelaksanaan kinerja terhadap target
yang ditetapkan dalam PK dan dilampiri data kinerja yang memadai
yang merupakan hasil mekanisme pengolahan data secara periodik.
Hal ini dapat menjadi dokumen pendukung bagi pihak eksternal untuk
melihat keunikan Kemenko Perekonomian dibandingkan dengan
Kementerian teknis lainnya.
3. Memanfaatkan Manual IKU secara efektif sebagai alat bantu pengukuran
kinerja.
 Hal ini dilakukan dengan membuat kesepakatan antas semua Pejabat
di unit kerja masing – masing tentang identifikasi IKU dan bagaimana
IKU tersebut diukur, sejauh mana diukur di tiap tingkatan Eselon, dan
dokumen apa yang dijadikan bukti dukung capaian IKU tersebut.
 Mengkoordinasikan manual IKU tersebut dengan Biro Perencanaan
Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja untuk dielaborasi dan dibahas
H a l a m a n |16
bersama agar tidak terjadi anomali pengukuran kinerja antar unit
kerja di Kemenko Perekonomian karena idealnya kinerja antar unit
kerja dapat dibandingkan, terutama untuk unit kerja teknis
(Kedeputian).

B. Apresiasi
Selama melaksanakan evaluasi atas implementasi SAKIP Tahun 2017, tim evaluator
telah melihat perbaikan – perbaikan dan praktik baik yang telah dilaksanakan
sampai dengan proses evaluasi berakhir, diantaranya adalah:

1. Penyusunan Renstra telah sesuai dengan Permen PPN/ Bappenas No. 5 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015 – 2016
2. Penyusunan Laporan Kinerja telah mengikuti Permen PAN & RB No. 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
3. Sasaran kinerja tingkat Eselon II sudah spesifik dan terukur namun
indikatornya kurang terukur karena dalam satuan presentase
4. Telah ada upaya perbaikan melalui pembahasan Penajaman Rencana
Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019
5. Penyusunan Manual IKU sangat membantu dalam hal pengukuran sasaran dan
indikator kinerja
6. Penyusunan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 208
Tahun 2018 tentang Entitas Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian
7. Penyusunan Peraturan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kemenko Perekonomian

Diharapkan hal – hal tersebut dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan


pelaksanaannya di periode mendatang.

H a l a m a n |17
KERTAS KERJA REKAP PENILAIAN
SEKRETARIAT
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TAHUN
ANGGARAN 2017

UNIT KERJA
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN TOTAL
Y/T NILAI

A. PERENCANAAN KINERJA (30%) 86.50% 25.95


I. PERENCANAAN STRATEGIS (10%) 87.50% 8.75
a. PEMENUHAN RENSTRA (2%) 100.00% 2.00
1 Renstra telah disusun y 1 0.25
2 Renstra telah memuat tujuan y 1 0.25
Tujuan yang ditetapkan telah dilengkapi dengan ukuran
3 a 1 0.25
keberhasilan (indikator)
4 Tujuan telah disertai target keberhasilannya a 1 0.25
5 Dokumen Renstra telah memuat sasaran y 0.00
6 Dokumen Renstra telah memuat indikator kinerja sasaran a 1 0.25
7 Dokumen Renstra telah memuat target tahunan a 1 0.25
8 Renstra telah menyajikan IKU a 1 0.25
9 Renstra telah dipublikasikan y 1 0.25

b. KUALITAS RENSTRA (5%) 100.00% 5.00


10 Tujuan telah berorientasi hasil a 1 0.63
Ukuran keberhasilan (indikator) tujuan (outcome) telah
11 a 1 0.63
memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik
12 Sasaran telah berorientasi hasil a 1 0.63
Indikator kinerja sasaran (outcome dan output) telah
13 a 1 0.63
memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
14 Target kinerja ditetapkan dengan baik a 1 0.63
Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapai
15 a 1 0.63
tujuan/sasaran/hasil program/ hasil kegiatan
16 Dokumen Renstra telah selaras dengan Dokumen RPJMN a 1 0.63
Dokumen Renstra telah menetapkan hal-hal yang seharusnya
17 a 1 0.63
ditetapkan

c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3%) 58.33% 1.75


Dokumen Renstra digunakan sebagai acuan penyusunan
18 a 1 1.00
dokumen rencana kinerja tahunan
Target jangka menengah dalam Renstra telah dimonitor
19 d 0.25 0.25
pencapaiannya sampai dengan tahun berjalan
20 Dokumen Renstra telah direviu secara berkala c 0.5 0.50

II. PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (20%) 86.00% 17.20


a. PEMENUHAN PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (4,5%) 100.00% 4.00
1 Dokumen perencanaan kinerja tahunan telah disusun y 1 1.00
2 Perjanjian Kinerja (PK) telah disusun y 1 1.00
3 PK telah menyajikan IKU a 1 1.00
4 PK telah dipublikasikan y 1 1.00

b. KUALITAS PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (11.25%) 90.00% 9.00


5 Sasaran telah berorientasi hasil a 1 1.00
Indikator kinerja sasaran dan hasil program (outcome) telah
6 a 1 1.00
memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
7 Target kinerja ditetapkan dengan baik a 1 1.00
8 Kegiatan merupakan cara untuk mencapai sasaran a 1 1.00
Dokumen rencana kinerja tahunan telah selaras dengan
9 a 1 1.00
dokumen pengajuan anggaran
10 Dokumen PK telah selaras dengan RPJMN/Renstra c 0.5 0.50
Dokumen PK telah menetapkan hal-hal yang seharusnya
11 b 0.75 0.75
ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi)
12 Rencana Aksi atas Kinerja sudah ada y 1 1.00
Rencana Aksi atas Kinerja telah mencantumkan target secara
13 b 0.75 0.75
periodik atas kinerja
Rencana Aksi atas kinerja telah mencantumkan sub kegiatan/
14 komponen rinci setiap periode yang akan dilakukan dalam y 1 1.00
rangka mencapai kinerja

IMPLEMENTASI PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN


c. 70.00% 4.20
(6.75%)
Dokumen Rencana kinerja tahunan dimanfaatkan dalam
15 y 1 1.20
penyusunan anggaran
Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untuk
16 d 0.25 0.30
mengukur keberhasilan
Rencana Aksi atas Kinerja telah dimonitor pencapaiannya
17 c 0.5 0.60
secara berkala
Rencana Aksi telah dimanfaatkan dalam pengarahan dan
18 b 0.75 0.90
pengorganisasian kegiatan
Perjanjian Kinerja telah dimanfaatkan untuk penyusunan
19 a 1 1.20
(identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat Eselon III dan IV

B. PENGUKURAN KINERJA (25%) 88.25% 22.06


I. PEMENUHAN PENGUKURAN (5%) 93.75% 4.69
Telah terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran
1 y 1 1.25
kinerja secara formal
Telah terdapat ukuran kinerja tingkat Eselon III dan IV
2 y 1 1.25
sebagai turunan kinerja atasannya
3 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja b 0.75 0.94
4 Indikator Kinerja Utama telah dipublikasikan y 1 1.25

II.
KUALITAS PENGUKURAN (12,5%) 100.00% 12.50
5IKU telah memenuhi kriteria indikator yang baik a 1 2.08
6IKU telah cukup untuk mengukur kinerja a 1 2.08
7IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP a 1 2.08
Ukuran (Indikator) kinerja Eselon III dan IV telah memenuhi
8 a 1 2.08
kriteria indikator kinerja yang baik
Indikator kinerja Eselon III dan IV telah selaras dengan
9 a 1 2.08
indikator kinerja atasannya
Sudah terdapat ukuran (indikator) kinerja individu yang
10 a 1 2.08
mengacu pada IKU unit kerja organisasi/atasannya

III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (7,5%) 65.00% 4.88


11 Pengukuran kinerja sudah dilakukan secara berjenjang b 0.75 0.56
12 Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan c 0.5 0.38
Pengumpulan data kinerja atas Rencana Aksi dilakukan
13 a 1 0.75
secara berkala (bulanan/ triwulanan/semester)
Pengukuran kinerja sudah dikembangkan menggunakan
14 t 0 0.00
teknologi informasi
IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen
15 a 1 0.75
perencanaan dan penganggaran
16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja a 1 0.75
17 Target kinerja Eselon III dan IV telah dimonitor pencapaiannya c 0.5 0.38
Hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat
18 Eselon IV keatas telah dikaitkan dengan (dimanfaatkan a 1 0.75
sebagai dasar pemberian) reward dan punishment
19 IKU telah direviu secara berkala c 0.5 0.38
Pengukuran kinerja atas Rencana Aksi digunakan untuk
20 d 0.25 0.19
pengendalian dan pemantauan kinerja secara berkala

C. PELAPORAN KINERJA (15%) 81.86% 12.28


I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%) 75.00% 2.25
1 Laporan Kinerja telah disusun y 1 0.75
2 Laporan Kinerja telah disampaikan tepat waktu t 0 0.00
3 Laporan Kinerja telah dipublikasikan y 1 0.75
Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai pencapaian
4 a 1 0.75
IKU

II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (7,5%) 85.71% 6.43


Laporan Kinerja menyajikan informasi pencapaian sasaran
5 a 1 1.07
yang berorientasi outcome
Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai kinerja yang
6 a 1 1.07
telah diperjanjikan
Laporan Kinerja menyajikan evaluasi dan analisis mengenai
7 a 1 1.07
capaian kinerja
Laporan Kinerja menyajikan pembandingan data kinerja yang
8 memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun a 1 1.07
sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan
Laporan Kinerja menyajikan informasi tentang analisis
9 d 0.25 0.27
efisiensi penggunaan sumber daya
Laporan Kinerja menyajikan informasi keuangan yang terkait
10 a 1 1.07
dengan pencapaian sasaran kinerja instansi
11 Informasi kinerja dalam Laporan Kinerja dapat diandalkan b 0.75 0.80

III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (4,5%) 80.00% 3.60


Informasi kinerja telah digunakan dalam pelaksanaan
12 a 1 0.90
evaluasi akuntabilitas kinerja
Informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan
13 b 0.75 0.68
perencanaan
Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai dan
14 b 0.75 0.68
memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi
Informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatan
15 b 0.75 0.68
kinerja
Informasi yang disajikan telah digunakan untuk penilaian
16 b 0.75 0.68
kinerja

D. EVALUASI INTERNAL (10%) 48.33% 4.83


I. PEMENUHAN EVALUASI (2%) 100.00% 2.00
Terdapat pemantauan kemajuan pencapaian kinerja beserta
1 y 1 0.67
hambatannya
2 Evaluasi program telah dilakukan y 1 0.67
3 Evaluasi atas pelaksanaan Rencana Aksi telah dilakukan y 1 0.67

II. KUALITAS EVALUASI (5%) 41.67% 2.08


Evaluasi program dilaksanakan dalam rangka menilai
4 b 0.75 0.63
keberhasilan program
Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-
5 rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja yang dapat d 0.25 0.21
dilaksanakan
Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-
6 c 0.5 0.42
rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan
Pemantauan Rencana Aksi dilaksanakan dalam rangka
7 c 0.5 0.42
mengendalikan kinerja
Pemantauan Rencana Aksi telah memberikan alternatif
8 d 0.25 0.21
perbaikan yang dapat dilaksanakan
Hasil evaluasi Rencana Aksi telah menunjukkan perbaikan
9 d 0.25 0.21
setiap periode

III. PEMANFAATAN EVALUASI (3%) 25.00% 0.75


Hasil evaluasi program telah ditindaklanjuti untuk perbaikan
10 d 0.25 0.38
pelaksanaan program di masa yang akan datang
Hasil evaluasi Rencana Aksi telah ditindaklanjuti dalam
11 d 0.25 0.38
bentuk langkah-langkah nyata

E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (20%) 77.08% 15.42


KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%) 83.33% 4.17
1 Target dapat dicapai a 1 1.67
2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya c 0.5 0.83
3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan a 1 1.67

KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (15%) 75.00% 11.25


4 Target dapat dicapai a 1 5.00
5 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya c 0.5 2.50
6 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan b 0.75 3.75

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA (100%) 80.54% 80.54

Anda mungkin juga menyukai