PERUSAHAAN PERSEROAN
TUJUAN
ISTILAH-ISTILAH POKOK
PERSPEKTIF
P
ada bab sebelumnya kita telah membahas dua badan hukum yang memiliki peran
besar sebagai pelaku bisnis dalam perekonomian kita. Pada bagian ini kita akan
membahas bentuk ketiga dari badan hukum atas kepemilikan yaitu perseroan.
Bentuk ketiga ini memiliki peran yang sangat penting karena dilihat dari total
kapitalisasi yang sedemikian besar dibandingkan dengan dua badan usaha lainnya.
A. KARAKTERISTIK PERSEROAN
dan nilai nominal atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang telah ditempatkan dan
disetor pada saat pendirian.
4. Maksud pendirian perusahaan.
5. Jangka waktu berdiri (dapat untuk seterusnya).
6. Jumlah dan jenis saham perusahaan yang diijinkan beredar.
7. Jadwal Rapat Umum Pemegang Saham.
8. Prosedur untuk memperbaiki, mengubah, atau membatalkan segala bagian dalam akte
perusahaan.
Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No 1 tahun 1995, pasal 8, ayat (1), akte
pendirian perusahaan sekurang-kurangnya memuat butir a, b, dan c di atas. Sedangkan ayat
(2) pada pasal yang sama, akte pendirian ini tidak boleh memuat:
1. ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham;
2. ketentuan tentang pemberian keuntungan pribadi kepada pihak pendiri atau pihak lain.
C. KLASIFIKASI PERSEROAN
Ada beberapa jenis perseroan yang dapat dikategorikan berdasarkan lokasi dan
kepemilikan.
Berdasarkan lokasi, perseroan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Perusahaan domestik: Perusahaan yang didirikan di Indonesia dan dimiliki oleh
penduduk Indonesia seperti PT Gadjah Tunggal
2. Perusahaan asing: Perusahaan yang dimiliki oleh swasta asing. Perusahaan ini juga
sering dikenal dengan nama TNC (Trans National Corporation) yaitu perusahaan yang
didirikan di Indonesia namun bukan dimiliki oleh penduduk Indonesia. Biasanya
perusahaan asing itu mendirikan kantor cabang untuk memasarkan produknya, atau
membuka pabrik karena alasan tenaga kerja yang murah dan sebagainya. Misalnya:
American Express Bank, IBM, General Electric dan sebagainya.
D. ORGANISASI PERSEROAN
Setelah mendapatkan surat ijin usaha dari Menteri Kehakiman, disahkan oleh
Presiden, dan telah diterbitkan dalam lembaran negara, para pendiri harus segera
mengadakan rapat umum pemegang saham untuk menentukan anggaran dasar. Anggaran
dasar merupakan aturan internal yang mengatur berbagai hal dalam organisasi tersebut.
Anggaran dasar, selain memuat isi akte pendirian perusahaan, juga memuat berbagai hal
tambahan seperti:
1. Nama dan tempat kedudukan perseroan.
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.
3. Kuorum yang disyaratkan agar rapat umum pemegang saham dapat sah terlaksana.
4. Keistimewaan suara pemegang saham.
5. Jumlah direksi, metode pemilihan direksi, dan metode pembentukan atau pengisian
lowongan dewan direksi.
6. Waktu dan tempat diadakan rapat direksi, beserta kuorum yang dipenuhi.
7. Metode penyeleksian pegawai, jabatan, tugas, serta penggajian.
8. Pembatasan pengalihan sertifikat saham dan prosedur pencatatan pemilik baru.
9. Prosedur pengumuman dividen saham.
10. Otoritas penandatangan cek
11. Prosedur mengubah anggaran dasar.
Setelah anggaran dasar dibuat, para pemegang saham harus segera memilih dewan
komisaris dan memberikan wewenang kepada dewan komisaris untuk membuat berbagai
kebijakan perusahaan. Selanjutnya, dewan komisaris memilih direksi perusahaan yang
tugasnya menjalankan aktivitas harian perusahaan. Direksi merekrut para manajer
fungsional seperti manajer pemasaran, produksi, dan keuangan.
Para pemegang saham jarang terlibat dalam kegiatan rutin perusahaan. Namun
demikian, pada closely-held corporations (perusahaan tertutup), perusahaan dimiliki,
diarahkan, dan dikelola oleh sekelompok orang (misalnya anggota keluarga). Jadi, sangat
dimungkinkan bahwa dalam perusahaan tertutup seperti ini, seorang memiliki tiga jabatan
sekaligus, sebagai pemegang saham, sebagai direktur, dan sebagai manager. Dalam
membuat laporan kepada para pemegang saham (pemilik), manajemen dapat menggunakan
cara sebagai berikut:
• Pertama, membuat laporan tahunan yang menunjukkan ringkasan kondisi operasional
dan keuangan perusahaan.
• Kedua, mengadakan RUPS tahunan yang memberikan kesempatan kepada para
pemegang saham untuk mendiskusikan keputusan manajemen dan mendengarkan
presentasi hasil yang telah dicapai oleh manajemen pada tahun lalu serta rencana yang
akan dijalankan pada masa yang akan datang.
Semua bentuk kebijakan baru (misalnya: kebijakan mengeluarkan saham baru,
mengakuisisi perusahaan lain, atau diakuisisi oleh perusahaan lain) harus mendapatkan
persetujuan dari para pemegang saham sebelum kebijakan-kebijakan baru tersebut
dijalankan oleh manajemen. Para pemegang saham yang tidak dapat menghadiri pada saat
dilakukan pemungutan, mereka dapat mewakilkan melalui proxy. Namun jika sampai
tanggal tertentu proxy tidak kembali, manajemen dapat menyimpan kembali hak suara
yang telah diserahkan.
Selain berbagai keunggulan diatas, bentuk persero ini juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya:
1. Mahal dan lebih kompleks untuk dikelola dibandingkan dengan sole proprietorship
dan partnership.
2. Peraturan yang Mengikat. Berbagai peraturan yang dikeluarkan olah pemerintah
lebih mengikat persero dibandingkan dua bentuk usaha lainnya.
3. Karyawan dapat kehilangan identitas pribadinya dan komitmen kepada tujuan
perusahaan, lebih rendah dibandingkan pada sole propietorship dan partnership
4. Perpajakan, perusahaan akan dikenakan pajak yang lebih tinggi dari dua bentuk
usaha lainnya. Pemilik dikenai dua pajak: pajak yang dikenakan atas laba yang
diperoleh perusahaan dan pajak yang dikenaikan atas dividen yang diterima pemegang
saham.
Tabel 4-1
Berbagai Keunggulan dan Kelemahan Badan-badan Usaha
▪ Kesinambungan
perusahaan tidak terjamin
Persekutuan ▪ Individu dengan ▪ Partner dapat memiliki
Umum bakat yang berbeda konflik ide, kepribadian
akan memperkaya dan kepentingan
pengetahuan dan ▪ Usaha kurang permanen
kemampuan ▪ Sekutu umum memiliki
perusahaan kewajiban yang tidak
▪ Lebih banyak modal terbatas
yang tersedia ▪ Investasi sedikit dilakukan
dibanding perusahaan ▪ Kesulitan membubarkan
perseorangan persekutuan
▪ Memiliki potensi
peringkat kredit yang
lebih baik dibanding
perusahaan
perseorangan
▪ Karyawan yang baik
dapat ditahan dengan
menjadikannya
sebagai sekutu
Perseroan Terbatas ▪ Pemilik memiliki ▪ Lebih mahal dan
(PT) kewajiban sebatas kompleks
modal ▪ Pajak relatif lebih tinggi
▪ Mudah diperluas ▪ Peraturan pemerintah
▪ Kepemilikan mudah yang dapat memakan
dialihkan biaya dan waktu
▪ Usaha tidak terbatas ▪ Karyawan kurang
oleh kehidupan memiliki komitmen
pemilik terhadap sasaran bisnis
▪ Mudah untuk
mempekerjakan
manajer yang
kompeten
F. KOMBINASI BISNIS
perusahaan lainnya melebur ke dalamnya. Ada tiga jenis merger yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, yaitu:
1. Merger horisontal--jika sebuah perusahaan membeli perusahaan lain yang
memproduksi produk sejenis atau produk pesaing. Misalnya PT Gadjah Tunggal
melakukan merger dengan Bridgestone yang merupakan pesaing produk ban mobil.
2. Merger vertical--jika sebuah perusahaan bergabung dengan perusahaan yang memiliki
kontribusi pada proses produksi atau distribusi. Misalnya PT Gadjah Tunggal
melakukan merger vertical dengan perusahaan pemrosesan karet mentah.
3. Merger konglomerat--jika sebuah perusahaan membeli perusahaan lain yang tidak
memiliki hubungan apa-apa dengan produknya. Misalnya PT Gajah Tunggal merger
dengan PT Sogo Lestari yang bergerak di bidang ritel/eceran.
Kombinasi bisnis yang terakhir adalah amalgamasi (konsolidasi). Ini terjadi jika
sebuah perusahaan bergabung dengan perusahaan lain untuk membentuk perusahaan baru.
Identitas kedua perusahaan tersebut dilebur menghasilkan sebuah identitas baru.
Perusahaan yang akan melakukan berbagai kombinasi tersebut harus mendapatkan
persetujuan pada RUPS dan membuat rancangan peleburan. Rancangan peleburan yang
telah disetujui dalam RUPS dilaporkan kepada menteri beserta akte pendirian perusahaan
hasil peleburan untuk mendapatkan pengesahan.
Setelah kita membicarakan berbagai usaha perseroan yang bertujuan untuk mencari
keuntungan, selanjutnya kita akan membicarakan bentuk lain yaitu perusahaan negara,
perusahaan lain yang tidak mencari keuntungan, dan koperasi.
1. Perusahaan Negara. Di Indonesia, perusahaan negara lebih populer atau lebih dikenal
dengan nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan negara adalah
perusahaan yang dikelola oleh negara atau pemerintah daerah untuk melayani
masyarakat. Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa perusahaan negara menguasai
usaha yang merupakan hajat hidup orang banyak seperti minyak, pertambangan, kereta
api, dan lain-lain. Di Indonesia, beberapa BUMN ini juga sudah mulai go public,
seperti TELKOM, PT Timah dan lain-lain. Jika mengacu pada ekonomi sosialis,
perusahaan yang semula dimiliki oleh swasta dan kemudian kepemilikannya
diambilalih oleh negara, kejadian ini dikenal dengan nama nasionalisasi.
Kebalikannya seperti yang terjadi pada saat ini, untuk mengefisienkan kinerja BUMN
ini pemerintah menjual beberapa BUMN pada investor swasta, kejadian ini disebut
privatisasi.
2. Perusahaan Non-Profit. Perusahaan seperti ini didirikan dengan kepentingan dan
tujuan pendidikan, keagamaan, sosial, dan budaya tanpa mempertimbangkan
keuntungan. Perusahaan ini tidak memiliki saham yang dibagikan, namun anggotanya
mendapatkan manfaat dengan kewajiban terbatas. Surplus yang didapat tidak dibagikan
sebagai dividen namun digunakan untuk menambah fasilitas atau meningkatkan jumlah
karyawannya.
3. Koperasi. Bentuk organisasi usaha ini dijadikan soko guru perekonomian nasional
sesuai dengan pasal 33 ayat 1. Koperasi ini dibentuk sebagai perusahaan yang dimiliki
secara bersama-sama oleh anggotanya dan dijalankan untuk mendapatkan keuntungan
secara bersama-sama. Ada beberapa jenis usaha yang dapat dikembangkan oleh
Koperasi. Sebagai contoh adalah koperasi simpan pinjam, koperasi barang, dan
lain-lain. Koperasi diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya
terutama masyarakat bawah.