Anda di halaman 1dari 22

KLASIFIKASI JABATAN DALAM KELEMBAGAAN NEGARA:

PERMASALAHAN KATEGORI PEJABAT NEGARA

Novianto M. Hantoro
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI,
Komplek MPR/DPR/DPD Gedung Nusantara I Lantai 2,
Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta 10270,
E-mail: nmhantoro@yahoo.com

Naskah diterima: 25 Agustus 2016


Naskah direvisi: 18 Oktober 2016
Naskah diterbitkan: 28 November 2016

Abstract
State organs established by the state to perform the function in order to achieve the objectives of the state.
Occupied positions in the state organs is the state office. The classification of state offices set out in current
legislation is unclear and ambiguous. Each of these laws provide a different term in accordance with
the legislation requirements. It was later implicated in the category of state officials. Categories of state
officials mentioned in the legislation should be defined and rearranged using the concept of three layers of
state organs, namely the high state officials or primary state officials, officials of state and local officials.
Key words: state organs, classification of public office, state officials, local officials

Abstrak
Negara memiliki alat-alat perlengkapan negara untuk menjalankan fungsi-fungsi guna mencapai
tujuan negara. Alat perlengkapan negara tersebut adalah organ atau lembaga negara. Jabatan
yang diduduki dalam lembaga negara tersebut merupakan jabatan negara. Di dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku sekarang ini, klasifikasi jabatan dalam kelembagaan negara
belum jelas. Masing-masing undang-undang memberikan istilah atau sebutan yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan undang-undang tersebut. Hal ini kemudian berimplikasi pada kategori pejabat
negara. Kategori pejabat negara yang disebutkan dalam undang-undang saat ini perlu ditetapkan
atau disusun ulang dengan menggunakan konsep tiga lapis organ negara, yaitu pejabat tinggi
negara atau pejabat negara utama, pejabat negara, dan pejabat daerah.
Kata kunci: lembaga negara, klasifikasi jabatan, pejabat negara, pejabat daerah

I. PENDAHULUAN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Istilah pejabat


A. Latar Belakang publik digunakan pada Undang-Undang No.
Ketentuan peraturan perundang-undangan 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
menggunakan beberapa istilah untuk Publik. Istilah pejabat negara terdapat di dalam
menyebutkan seseorang yang menduduki Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
jabatan tertentu di pemerintahan maupun Aparatur Sipil Negara. Istilah pejabat negara
kelembagaan negara. Istilah tersebut, antara dan pejabat pemerintahan secara bersama-
lain penyelenggara negara, pejabat publik, sama terdapat di dalam Undang-Undang No. 9
pejabat negara, pejabat pemerintahan, dan Tahun 2010 tentang Keprotokolan. Sementara
pejabat daerah. istilah pejabat daerah terdapat di dalam UU No.
Istilah penyelenggara negara digunakan pada 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Klasifikasi jabatan akan berimplikasi
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas terhadap hak dan kewajiban seseorang yang

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 145


menduduki jabatan tersebut. Penggunaan Di tingkat peraturan perundang-undangan
istilah yang berbeda di dalam berbagai peraturan di bawah undang-undang, terdapat Peraturan
perundang-undangan tidak akan menimbulkan Pemerintah No. 19 Tahun 2016 mengenai
permasalahan apabila peruntukannya jelas dan Pemberian Gaji, Pensiun, atau Tunjangan
tepat. Namun pada kenyataannya, terdapat Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri Sipil,
permasalahan terkait dengan klasifikasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota
jabatan-jabatan tersebut. Masih terdapat Kepolisian Negara Republik Indonesia,
beberapa ketidaksepakatan mengenai siapa Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun atau
saja yang termasuk atau tidak termasuk dalam Tunjangan; dan Peraturan Pemerintah Nomor
kategori pejabat negara, misalnya hakim ad hoc, 20 Tahun 2016 tentang Pemberian Tunjangan
anggota DPRD, kepala daerah, dan beberapa Hari Raya dalam Tahun Anggaran 2016
komisioner. kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara
Beberapa hakim ad hoc yang keberatan tidak Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian
termasuk sebagai pejabat negara, sebagaimana Negara Republik Indonesia, dan Pejabat
dinyatakan dalam Pasal 122 UU No. 5 Tahun Negara. Kedua peraturan pemerintah tersebut
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, mengajukan menyebutkan pula siapa saja yang termasuk
uji materi terhadap undang-undang tersebut pejabat negara. Kemudian terdapat Peraturan
ke Mahkamah Konstitusi. Perkara tersebut Pemerintah No. 75 Tahun 2000 tentang Gaji
teregistrasi nomor 32/PUU-XII/2014. Demikian Pokok Pimpinan Lembaga Tinggi/Tertinggi
pula dengan anggota DPRD. Sejumlah mantan Negara dan Anggota Lembaga Tinggi Negara,
anggota DPRD Kabupaten Sukabumi periode serta Uang Kehormatan Anggota Lembaga
2004-2009 dan/atau 2009-2014 mengajukan Tinggi Negara. Peraturan perundang-undangan
uji materi terhadap Undang-Undang No. 28 di bawah undang-undang tersebut mengatur
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara mengenai implikasi baik secara administrasi,
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan keuangan maupun keprotokolan.
Nepotisme (Pasal 2 angka 2 dan angka 6) dan Tulisan ini menganalisis berbagai peraturan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang perundang-undangan yang mengatur dan terkait
Aparatur Sipil Negara (Pasal 122 huruf I dan dengan jabatan-jabatan dalam kelembagaan
huruf m). Perkara tersebut teregistrasi nomor 4/ negara serta penyebutannya. Analisis tersebut
PUU-XIV/2016. Sementara di lain pihak, kepala dilakukan dengan mengunakan teori organ dan
daerah disebutkan sebagai pejabat negara, pendefinisian lembaga negara. Berdasarkan
bukan pejabat daerah. Demikian pula dengan teori tersebut akan dianalisis apakah pengaturan
komisioner, yang beberapa di antaranya disebut dalam peraturan perundang-undangan yang
sebagai pejabat negara (seperti komisioner KPK ada saat ini sudah tepat.
dan KY), sementara komisioner lainnya, seperti
komisioner KPU, tidak disebut sebagai pejabat B. Permasalahan
negara. Menteri Dalam Negeri belum lama ini Adanya permasalahan mengenai klasifikasi
menyatakan keinginannya untuk memperkuat pejabat negara di dalam beberapa peraturan
posisi penyelenggara pemilu seperti Komisi perundang-undangan tersebut merupakan
Pemilhan Umum (KPU) dan Badan Pengawas hal yang menarik yang perlu dicarikan
Pemilu (Bawaslu). Penguatan tersebut dengan solusi melalui analisis terhadap peraturan
menjadikan komisioner KPU dan Bawaslu perundang-undangan yang mengatur mengenai
menjadi sebagai pejabat negara.1 pejabat negara. Berdasarkan latar belakang
permasalahan sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan
1
“Mendagri Usul Komisioner KPU dan Bawaslu Jadi
Pejabat Negara” http://nasional.kompas.com/read/2016/ sebagai berikut:
07/14/22450771/mendagri.usul.komisoner.kpu.dan.
bawaslu.jadi.pejabat.negara, diakses 6 Juli 2016.

146 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


1. Bagaimanakah terminologi dan klasifikasi Berdasarkan beberapa pengertian yang
jabatan dalam kelembagaan negara yang diperoleh dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
diatur dalam undang-undang? (untuk lembaga), Kamus Hukum Fockema
2. Bagaimanakah implikasi klasifikasi jabatan Andreae (untuk orgaan) dan pendapat Hans
terhadap pendefinisian dan pengaturan Kelsen (untuk organ), serta Black’s Law
mengenai pejabat negara? Dictionary (untuk body), HAS Natabaya
mengambil kesimpulan bahwa istilah badan
C. Tujuan dan Kegunaan (body), organ (organ atau orgaan), dan lembaga
Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan mempunyai makna yang esensinya kurang
penulisan ini adalah: lebih sama. Oleh karena itu, untuk bidang
1. Untuk mengetahui terminologi dan klasifikasi hukum, ketiganya dapat digunakan untuk
jabatan dalam kelembagaan negara yang diatur menyebutkan suatu organisasi yang tugas dan
dalam beberapa undang-undang. fungsinya menyelenggarakan pemerintahan
2. Untuk mengetahui implikasinya terhadap negara, yaitu “organ negara”, “badan negara”
pendefinisian dan pengaturan mengenai atau “lembaga negara”. Namun demikian
pejabat negara. ditekankan perlunya konsistensi penggunaan
Tulisan ini diharapkan dapat berguna, secara istilah agar tidak digunakan dua istilah untuk
akademis, memberikan sumbangan pemikiran maksud yang sama.3
bagi pengembangan ilmu Hukum Tata Negara Menurut Hans Kelsen, whoever fulfills a
dan Hukum Administrasi Negara, khususnya function determined by the legal order is an organ.4
klasifikasi jabatan dalam kelembagaan negara Jimly Asshiddiqie membedakan hal tersebut,
dan pendefinisian pejabat negara. Secara praktis walau diakui bahwa keduanya merupakan unsur
diharapkan dapat memberikan sumbangan pokok yang saling berkaitan. Organ adalah
pemikiran bagi penyempurnaan peraturan bentuk atau wadahnya, sedangkan functie
perundang-undangan yang mengatur mengenai adalah isinya. Organ adalah status bentuknya
pejabat negara. (Inggris: form, Jerman: vorm), sedangkan functie
adalah gerakan wadah itu sesuai maksud
II. KERANGKA PEMIKIRAN pembentukannya.5 Fungsi, menurut C.S.T
A. Organ Kansil dan Christine S.T. Kansil, ialah suatu
Di dalam ilmu hukum, dikenal adanya lingkungan kerja dalam hubungan dengan
teori fungsi dan teori organ. Dalam teori organ, keseluruhannya dan tidak terlepas satu sama
negara dipandang sebagai suatu organisme. lain selaku bagian-bagian untuk mencapai
Lembaga-lembaga negara yang ada dalam suatu tujuan. Dengan demikian, fungsi menentukan
negara dikenal dengan alat perlengkapan negara kedudukan suatu badan. Satu fungsi dapat
(Die Staatsorgane). Alat perlengkapan negara dipegang oleh satu badan atau lebih dan
dibentuk untuk menjalankan fungsi-fungsi negara. sebaliknya, beberapa fungsi dapat dipegang oleh
Pelaksanaan fungsi-fungsi, seperti wetgeving satu badan.6
(legislatif), uitvoering (eksekutif), dan rechtspraak
(yudikatif), menentukan persyaratan yang berbeda- 3

HAS Natabaya, Lembaga (Tinggi) Negara Menurut UUD
beda kepada organ-organ (badan-badan atau 1945, dalam Refly Harun, Zainal A.M. Husein, dan
lembaga-lembaga) tersebut, sehubungan dengan Bisariyadi (ed.), Menjaga Denyut Konstitusi, Refleksi Satu
kehidupan masyarakat yang intern dan ekstern.2 Tahun Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Konstitusi Press,
2004, hal. 63
2
R. Kranenburg dalam A. Hamid S. Attamimi, 4
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York:
Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Russel&Russel, 1961, hal. 192.
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara – Suatu Studi Analisis 5
Luthfi Widagdo Eddyono, Penyelesaian Sengketa
Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan Kewenangan Lembaga Negara Oleh Mahkamah Konstitusi
dalam Kurun Waktu Pelita I – Pelita V. (Disertasi Doktor, Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 3, Juni 2010, hal. 13.
Universitas Indonesia, 1990), hal. 99 dan 152. 6
Ibid.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 147


B. Lembaga Negara segi fungsinya, ada yang bersifat utama atau
Bagir Manan mengategorikan 3 (tiga) primer, dan ada pula yang bersifat sekunder
jenis lembaga negara yang dilihat berdasarkan atau penunjang (auxiliary)8. Sedangkan dari
fungsinya, yakni:7 segi hierarkinya, dapat dibedakan ke dalam tiga
a. Lembaga Negara yang menjalankan fungsi lapis. Organ lapis pertama dapat disebut sebagai
negara secara langsung atau bertindak lembaga tinggi negara. Organ lapis kedua
untuk dan atas nama negara, seperti disebut sebagai lembaga negara, sedangkan
Lembaga Kepresidenan, DPR, dan Lembaga lapis ketiga merupakan lembaga daerah.9
Kekuasaan Kehakiman. Lembaga-lembaga Organ lapis pertama atau lembaga tinggi
yang menjalankan fungsi ini disebut alat negara, yaitu:10
kelengkapan negara. 1. Presiden dan Wakil Presiden;
b. Lembaga Negara yang menjalankan 2. Dewan Perwakilan Rakyat;
fungsi administrasi negara dan tidak 3. Dewan Perwakilan Daerah;
bertindak untuk dan atas nama negara. 4. Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Artinya, lembaga ini hanya menjalankan 5. Mahkamah Konstitusi;
tugas administratif yang tidak bersifat 6. Mahkamah Agung;
ketatanegaraan. Lembaga yang 7. Badan Pemeriksa Keuangan.
menjalankan fungsi ini disebut sebagai Organ lapis kedua atau lembaga negara, ada
lembaga administratif. yang mendapatkan kewenangannya dari UUD,
c. Lembaga Negara penunjang atau badan ada pula yang mendapatkan kewenangannya dari
penunjang yang berfungsi untuk menunjang undang-undang. Walaupun kewenangannya
fungsi alat kelengkapan negara. Lembaga diberikan oleh UUD (memiliki contitutional
ini disebut sebagai auxiliary organ/agency.importance) tapi belum tentu merupakan
Berdasarkan kategorisasi tersebut, dapat lembaga negara utama, karena:11
disimpulkan bahwa yang dimaksud pejabat 1. Fungsinya hanya bersifat supporting atau
negara adalah pejabat yang lingkungan kerjanya auxiliary terhadap fungsi utama;
berada pada lembaga negara yang merupakan 2. Pemberian kewenangan konstitusional
alat kelengkapan negara beserta derivatifnya yang eksplisit hanya dimaksudkan untuk
berupa lembaga negara pendukung. Sebagai menegaskan kedudukan konstitusionalnya
contoh pejabat negara adalah anggota DPR, yang independen;
Presiden, dan Hakim. Pejabat-pejabat tersebut 3. Penentuan kewenangan pokoknya dalam
menjalankan fungsinya untuk dan atas nama UUD 1945 hanya bersifat by implication,
negara. bukan dirumuskan secara tegas.
Menurut Jimly, hierarki antarlembaga Lembaga-lembaga negara sebagai organ
negara penting untuk ditentukan, karena harus konstitusi lapis kedua itu adalah:12
ada pengaturan mengenai perlakuan terhadap 1. Menteri Negara;
orang yang menduduki jabatan dalam lembaga 2. Tentara Nasional Indonesia;
negara. Untuk itu, ada dua kriteria yang dapat 3. Kepolisian Negara
dipakai, yaitu kriteria hierarki bentuk sumber 4. Komisi Yudisial
normatif yang menentukan kewenangannya, 5. Komisi Pemilihan Umum
dan kualitas fungsinya yang bersifat utama 6. Bank Sentral
atau penunjang dalam sistem kekuasaan
negara. Sehubungan dengan itu, maka dari Jimly Asshiddiqie, Menuju Negara Hukum yang Demokratis,
8

Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009, hal.467.


9
Ibid.
7
“Perbedaan Lembaga Negara dan Alat Negara” 10
Ibid.
dalam http://www.hukumonline.com/klinik/detail/ 11
Jimly Asshiddiqie, “Lembaga Negara” dalam http://www.jimly.
lt55f97e4ed1e36/perbedaan-lembaga-negara-dan-alat- com/pemikiran/view/13 diakses tanggal 10 Oktober 2016.
negara, diakses tanggal 5 Juli 2016. 12
Ibid., hal. 467-468.

148 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


Lembaga-lembaga daerah adalah:13 wewenang, dan hak pejabat atau pegawai
1. Pemerintahan Daerah Provinsi bersangkutan sudah diatur.
2. Gubernur Sementara pengertian pejabat adalah
3. DPRD Provinsi 1. pegawai pemerintah yang memegang jabatan
4. Pemerintahan Daerah Kabupaten penting (unsur pimpinan); 2. kl kantor; markas;
5. Bupati jawatan; ~ hubungan masyarakat orang
6. DPRD Kabupaten yang bertugas mengatur kegiatan hubungan
7. Pemerintahan Daerah Kota masyarakat;  ~ negara, orang yang memegang
8. Walikota jabatan penting dalam pemerintahan, seperti
9. DPRD Kota. menteri, sekretaris negara; ~ penerangan, orang
Murtir Jeddawi14 memisahkan organ-organ yang bertugas menyampaikan penerangan
negara dalam dua kategori, yaitu lembaga tentang lembaga yang menugaskannya; ~
negara dan lembaga negara independen. pers, petugas pada 16suatu instansi yang
Yang termasuk lembaga negara adalah MPR, menangani urusan pers.
DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden; Pengertian mengenai jabatan juga dapat
Mahkamah Agung; Mahkamah Konstitusi, diperoleh dari konvensi internasional. Dalam
Badan Pemeriksa Keuangan; dan Komisi United Nations Convention against Corruption,
Yudisial. Sementara yang termasuk dalam General Assembly Resolution 58/4 of 31 October
lembaga negara independen adalah: KPU, 2003, disebutkan:
Komnas HAM, TNI, Polri; Bank Indonesia, For the purposes of this Convention: (a) “Public
dan Ombudsman. official” shall mean: (i) any person holding a
legislative, executive, administrative or judicial
C. Jabatan dan Pejabat Negara office of a State Party, whether appointed or elected,
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia whether permanent or temporary, whether paid or
unpaid, irrespective of that person’s seniority; (ii)
(KBBI)15 pengertian jabatan adalah
any other person who performs a public function,
1. pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau
including for a public agency or public enterprise,
organisasi; 2. fungsi; 3. dinas; jawatan: ~;~ or provides a public service, as defined in the
fungsional, jabatan yang ditinjau dari fungsinya domestic law of the State Party and as applied in
dalam satuan organisasi (seperti dokter ahli, the pertinent area of law of that State Party; (iii)
dosen, juru ukur); ~ negeri, jabatan dalam any other person defined as a “public official” in
bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan the domestic law of a State Party. However, for
peraturan perundang-undangan (termasuk the purpose of some specific measures contained in
jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi chapter II of this Convention, “public official” may
negara dan kepaniteraan pengadilan); ~ mean any person who performs a public function or
organik, jabatan yang telah ditetapkan dalam provides a public service as defined in the domestic
peraturan gaji yang berlaku dan termasuk law of the State Party and as applied in the pertinent
formasi yang telah ditentukan oleh jawatan area of law of that State Party.17
yang bersangkutan; ~ rangkap, dua atau lebih Dengan mengutip beberapa pendapat
jabatan yang dipegang oleh seseorang dalam ahli, Lukman Hakim menyebutkan bahwa
pemerintahan atau organisasi, seperti sekretaris pengertian “pejabat” menurut pengertian
jenderal, kepala biro; ~ struktural, jabatan yang bahasa adalah pegawai pemerintah yang
terdapat dalam struktur organisasi (komunitas) memegang jabatan (unsur pimpinan). Dalam
secara formal sehingga tugas, tanggung jawab, bahasa Belanda istilah “pejabat” disalin antara
lain menjadi “ambtdrager”, yang diartikan
13
Ibid., hal. 469-470.
14
Murtir Jeddawi, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: 16
Ibid.
Total Media, 2012, hal. 155-182. 17
Article 2 (a) United Nations Convention against Corruption,
15
Dalam http://kbbi.web.id/jabat, diakses 15 Juli 2016. General Assembly resolution 58/4 of 31 October 2003.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 149


sebagai orang yang diangkat dalam dinas 2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi
pemerintah (negara, propinsi, kotapraja, dan Negara;
sebagainya).18 Selanjutnya, dengan mengutip 3. Menteri;
E. Utrecht diungkapkan bahwa “jabatan” 4. Gubernur;
adalah sebagai pendukung hak dan kewajiban, 5. Hakim;
sebagai subjek hukum (persoon) berwenang 6. Pejabat negara yang lain sesuai dengan
melakukan perbuatan hukum (rechtsdelingen), ketentuan peraturan perundang-undangan
baik menurut hukum publik maupun menurut yang berlaku, dan
hukum privat. Ditambahkan bahwa jabatan 7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis
dapat menjadi pihak dalam suatu perselisihan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
hukum (process party) baik di luar maupun pada negara sesuai dengan ketentuan peraturan
pengadilan perdata dan administrasi. Agar perundang-undangan yang berlaku.
wewenang dapat dijalankan, maka “jabatan” Di dalam penjelasannya disebutkan bahwa
sebagai personifikasi hak dan kewajiban, yang dimaksud dengan “Pejabat negara yang
memerlukan suatu perwakilan, yang disebut lain” dalam undang-undang ini, misalnya Kepala
“pejabat” yaitu “manusia” atau “badan”, dengan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
kata lain disebut “pemangku jabatan”. Dengan yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar
perantaraan “pejabat” maka “jabatan” dapat Biasa dan Berkuasa Penuh, Wakil Gubernur,
melaksanakan kewajibannya.19 dan Bupati/Walikotamadya.22 Kemudian
yang dimaksud dengan “pejabat lain yang
III. PEMBAHASAN memiliki fungsi strategis” adalah pejabat yang
A. Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan tugas dan wewenangnya di dalam melakukan
Negara penyelenggaraan negara rawan terhadap
Istilah pertama yang akan dibahas adalah praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang
penyelenggara negara. Undang-undang meliputi:23
mengenai Penyelenggara Negara yang Bersih 1. Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural
dan Bebas KKN di dalam ketentuan umum lainnya pada Badan Usaha Milik Negara
mendefinisikan penyelenggara negara adalah (“BUMN”) dan Badan Usaha Milik Daerah;
pejabat negara yang menjalankan fungsi 2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan
eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan 3. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri;
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan 4. Pejabat Eselon I dan pejabat lain yang
ketentuan peraturan perundang-undangan disamakan di lingkungan sipil, militer, dan
yang berlaku.20 Kemudian di dalam batang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
tubuh dirinci dengan rumusan:21 5. Jaksa;
Penyelenggara Negara meliputi: 6. Penyidik;
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi 7. Panitera Pengadilan; dan
Negara; 8. Pemimpin dan bendaharawan proyek.
18
Lukman Hakim, Kewenangan Organ Negara dalam Berdasarkan undang-undang ini, pejabat
Penyelenggaraan Pemerintahan, Puskasi FH Universitas
Widyagama Malang, Jurnal Konstitusi, Vol. IV, No. 1,
negara adalah bagian dari penyelenggara negara.
Juni 2011, hal. 105. Selain pejabat negara terdapat pula pejabat
19
Ibid., hal. 106-107.
20
Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 1999 tentang 22
Penjelasan Pasal 2 angka 6 UU No. 28 Tahun 1999
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
21
Pasal 2 UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan 23
Penjelasan Pasal 2 angka 7 UU No. 28 Tahun 1999
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Nepotisme. dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

150 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan sering dijadikan rujukan adalah Undang-
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan Undang tentang Aparatur Sipil Negara
ketentuan peraturan perundang-undangan (ASN) yang menyebutkan: “Pejabat negara
yang berlaku. Kemudian disebutkan bahwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 yaitu:25
pejabat negara tersebut adalah pejabat negara a. Presiden dan Wakil Presiden;
pada lembaga tertinggi negara, pejabat negara b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis
pada lembaga tinggi negara, dan pejabat negara Permusyawaratan Rakyat;
yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan c. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan
perundang-undangan yang berlaku. Perwakilan Rakyat;
Ada beberapa hal yang perlu dikritisi dalam d. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan
pendefinisian tersebut. Pertama, undang- Perwakilan Daerah;
undang ini diundangkan sebelum Perubahan e. Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim
UUD 1945, sehingga masih ada sebutan lembaga agung pada Mahkamah Agung serta ketua,
tertinggi negara. Kedua, dengan penafsiran wakil ketua, dan hakim pada semua badan
secara a contrario, Menteri, Gubernur, Hakim, peradilan kecuali hakim ad hoc;
dan Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis f. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah
dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Konstitusi;
negara sesuai dengan ketentuan peraturan g. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan
perundang-undangan yang berlaku, merupakan Pemeriksa Keuangan;
penyelenggara negara, namun bukan pejabat h. Ketua, wakil ketua, dan anggota
negara. Ketiga, klasifikasinya tidak konsisten, Komisi Ketua dan wakil ketua Komisi
karena ada yang disebutkan secara definitif dan Pemberantasan Korupsi;
ada yang disebutkan berdasarkan kelompok i. Menteri dan jabatan setingkat menteri;
jabatan. j. Kepala perwakilan Republik Indonesia
Sementara pengertian penyelenggara di luar negeri yang berkedudukan sebagai
negara menurut Undang-Undang Ombudsman Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
adalah pejabat yang menjalankan fungsi k. Gubernur dan wakil gubernur;
pelayanan publik yang tugas pokoknya l. Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil
berkaitan dengan penyelenggaraan negara walikota; dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- m. Pejabat negara lainnya yang ditentukan
undangan.24 Tidak ada penjabaran lebih lanjut oleh Undang-Undang.”
di dalam undang-undang mengenai kriteria Pada saat pembahasan, disadari bahwa
penyelenggara negara, sehingga kriteria Undang-Undang ASN sebenarnya tidak tepat
tersebut hanya bisa ditafsirkan berdasarkan mengatur siapa saja yang termasuk dalam
unsur-unsurnya. Pertama, penyelenggara kategori pejabat negara, sebagaimana Undang-
negara adalah pejabat yang menjalankan fungsi Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
pelayanan publik. Kedua, tugas pokoknya atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
berkaitan dengan penyelenggaraan negara. tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang
Dengan kriteria seperti itu, penafsirannya dapat menyebutkan pada Pasal 11 ayat (1), Pejabat
bermacam-macam dan tidak jelas. Negara terdiri atas:
Selanjutnya penentuan kategori pejabat a. Presiden dan Wakil Presiden;
negara. Pada dasarnya, belum ada undang- b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis
undang yang secara komprehensif dan definitif Permusyawaratan Rakyat;
yang menyebutkan siapa saja yang termasuk c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan
dalam kategori pejabat negara. Namun yang Perwakilan Rakyat;
24
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 25
Pasal 122 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
tentang Ombudsman. Aparatur Sipil Negara.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 151


d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan ditentukan oleh undang-undang”. Artinya
Hakim Agung pada Mahkamah Agung, kategori pejabat negara yang ada di undang-
serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada undang ini belum definitif dan masih terbuka
semua Badan Peradilan; kemungkinan adanya pejabat negara lain
e. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan apabila ditentukan oleh undang-undang. Hal
Pertimbangan Agung; ini tentunya akan berbeda apabila penentuan
f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan pejabat negara sudah definitif.
Pemeriksa Keuangan; Dikecualikannya hakim ad hoc sebagai
g. Menteri, dan jabatan yang setingkat pejabat negara telah dimohonkan untuk
Menteri; diuji di Mahkamah Konstitusi. Putusan
h. Kepala Perwakilan Republik Indonesia Mahkamah Konstitusi menyatakan hal tersebut
di luar negeri yang berkedudukan sebagai tidak bertentangan dengan UUD 1945. Di
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; dalam pertimbangannya disebutkan, bahwa
i. Gubenur dan Wakil Gubenur; penentuan kualifikasi hakim in casu hakim ad
j. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil hoc apakah sebagai pejabat negara atau bukan,
Walikota; dan merupakan kebijakan hukum terbuka (open
k. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan legal policy), yang sewaktu-waktu dapat diubah
oleh Undang-undang. oleh pembentuk undang-undang sesuai dengan
Korelasi atau kepentingan merinci kategori tuntutan kebutuhan dan perkembangan yang
pejabat negara dalam undang-undang ASN ada sesuai dengan jenis dan spesifikasi serta
karena akan mengatur dalam hal seorang kualifikasi jabatan tersebut. Dengan demikian,
ASN menduduki atau mencalonkan sebagai penentuan kualifikasi pejabat negara yang
pejabat negara tersebut. Dengan pertimbangan dikecualikan untuk hakim ad hoc, sepenuhnya
ini maka konstruksi Undang-undang ASN merupakan kewenangan pembentuk undang-
tidak diawali dengan mendefinisikan siapa saja undang.26
pejabat negara, melainkan hak ASN untuk Upaya uji materiil juga dilakukan oleh anggota
menjadi pejabat negara. DPRD. Pemohon uji materiil mempermasalahkan
Seharusnya terdapat alternatif bagaimana Undang-Undang Penyelenggaraan Negara
cara perumusan yang lain, yaitu dengan tidak yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
menyebutkan secara eksplisit nama jabatannya, Nepotisme serta Undang-Undang ASN. Pemohon
melainkan dengan kategori, misalnya pada mempermasalahkan mengapa gubernur dan
jabatan politik, jabatan yang melalui mekanisme wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota
pemilihan langsung oleh rakyat, atau jabatan dan wakil walikota, serta anggota KPK termasuk
yang berdasarkan penunjukan dari kepala dalam kategori pejabat negara sedangkan anggota
negara. Rincian selanjutnya diatur dalam DPRD tidak. Dalam putusannya, MK menyatakan
peraturan perundang-undangan di bawahnya. permohonan pemohon tidak dapat diterima karena
Pada saat perinciannya di dalam Undang- permohonan tidak jelas dan kabur.
Undang ASN tersebut, juga tidak dilakukan Definisi pejabat negara juga disebutkan
berdasarkan kepentingan untuk mengkaji dalam Undang-Undang tentang Keprotokolan
jabatan apa saja yang termasuk pejabat negara, yang menyebutkan bahwa Pejabat Negara
namun dilakukan berdasarkan rincian undang- adalah pimpinan dan anggota lembaga negara
undang pokok-pokok kepegawaian sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
dan ditambah dengan undang-undang lain Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
di luar UU Kepegawaian yang menyebutkan 1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas
pejabat negara. Pada kategori yang terakhir
(huruf m) pada UU ASN, masih dirumuskan 26
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
secara terbuka, yaitu “pejabat negara yang Nomor 32/PUU-XII/2014.

152 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


ditentukan dalam Undang-Undang.27 Selain Pengaturan mengenai klasifikasi jabatan
pejabat negara, juga didefinisikan Pejabat dalam kelembagaan negara yang diatur dalam
Pemerintahan, yaitu pejabat yang menduduki undang-undang masih belum sistematis dan
jabatan tertentu dalam pemerintahan, baik di masih menimbulkan kerancuan. Hal ini
pusat maupun di daerah.28 Dengan demikian, dikarenakan masing-masing undang-undang
berdasarkan undang-undang ini ada dua mengklasifikasikan berdasarkan keperluan
kategori, yaitu Pejabat Negara dan Pejabat ruang lingkup pengaturannya. Pengklasifikasian
Pemerintahan, yang terdiri dari Pejabat Pusat dalam UU tentang Penyelenggaraan Negara
dan Pejabat Daerah. Istilah pejabat daerah yang Bersih dan Bebas dari KKN, karena ada
terdapat dalam Undang-Undang tentang keperluan salah satunya kewajiban melaporkan
Pemerintahan Daerah yang menyebutkan dan mengumumkan kekayaan sebelum dan
bahwa anggota DPRD adalah pejabat daerah.29 sesudah menjabat, sehingga cakupannya
Istilah berikutnya adalah Pejabat Publik. diperluas. Undang-Undang Ombudsman untuk
Berdasarkan Undang-Undang tentang kepentingan fungsi pelayanan publik dalam
Keterbukaan Informasi Pejabat Publik adalah penyelenggaraan negara. Undang-Undang
orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk tentang Aparatur Sipil Negara mempunyai
menduduki posisi atau jabatan tertentu pada keperluan mengatur bagaimana PNS yang akan
badan publik.30 Definisi Badan Publik yang atau telah menjadi pejabat negara. Undang-
tertuang dalam Pasal 1 angka 3 UU Nomor 14 Undang Keprotokolan untuk keperluan tata
Tahun 2008 tersebut kemudian dikategorikan tempat dan tata upacara. Sementara Undang-
atas:31 Undang Keterbukaan Informasi Publik, karena
1) Kementerian, mengatur mengenai informasi publik, maka
2) Pemerintah Provinsi, diperlukan pendefinisian jabatan di badan
3) Lembaga Negara, publik, yang kemudian disebut pejabat publik.
4) Lembaga Non Struktural, Hal ini menunjukkan bahwa pengklasifikasian
5) BUMN, jabatan dalam kelembagaan negara belum
6) Perguruan Tinggi Negeri, dan dilakukan berdasarkan konsep tentang organ
7) Partai Politik Nasional atau lembaga dan sebutan bagi orang yang
Berdasarkan uraian tersebut, terdapat menduduki jabatan di dalam lembaga tersebut.
beberapa klasifikasi jabatan dalam kelembagaan
negara yang diatur di dalam undang-undang B. Pejabat Negara
yang berlaku saat ini, yaitu Penyelenggara Ketidakjelasan klasifikasi jabatan dalam
Negara; Pejabat Negara; Pejabat Pemerintahan, kelembagaan negara pada akhirnya menimbulkan
baik di pusat maupun di daerah; dan Pejabat permasalahan dalam pengklasifikasian pejabat
Publik. Selain itu, disebutkan pula ada pejabat negara. Beberapa jabatan yang disebut sebagai
negara yang lain dan pejabat lain yang memiliki pejabat negara tidak banyak diperdebatkan,
fungsi strategis. seperti pemegang jabatan pada organ negara
yang utama, yaitu Presiden, MPR, DPR, DPD,
MA, MK, dan BPK (Lihat gambar 1 lembaga
27

Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 yang mempunyai posisi sejajar teratas). Namun
tentang Keprotokolan
tidak semua undang-undang yang mengatur
28
Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010
tentang Keprotokolan mengenai kelembagaan tersebut secara eksplisit
29
Pasal 95 ayat (2) dan Pasal 148 ayat (2) Undang-Undang menyebutkan sebagai pejabat negara.
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang mengenai presiden/
30
Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
lembaga kepresidenan belum atau tidak ada
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
31
Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Penganugerahaan sehingga otomatis tidak ada undang-undang
Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2015 Jakarta, yang menyebutkan Presiden sebagai pejabat
Istana Negara, 15 Desember 2015.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 153


Gambar 1.
Lembaga-lembaga dalam Sistem Ketatanegaraan menurut UUD 1945

Sumber: MPR RI32


negara. Sementara pengaturan kelembagaan 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
MPR, DPR, dan DPD diatur dalam Undang- juga tidak menyebutkan anggota BPK sebagai
Undang No. 17 Tahun 2014 yang kemudian pejabat negara. Hanya undang-undang
diubah dengan Undang-Undang No. 42 Tahun tentang Mahkamah Agung dan Mahkamah
2015. Namun Undang-undang ini juga tidak Konstitusi yang menyebut pejabat negara.
menyebutkan bahwa anggota MPR, anggota Undang-Undang tentang Mahkamah Agung
DPR, dan anggota DPD merupakan pejabat menyebutkan bahwa Ketua, Wakil Ketua, dan
negara.33 Undang-Undang No. 15 Tahun Hakim Anggota Mahkamah Agung adalah
pejabat negara yang melaksanakan tugas
32
Sekretariat Jenderal MPR RI, Bahan Tayangan Sosialisasi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
kekuasaan kehakiman.34 Undang-Undang
Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan tentang Mahkamah Konstitusi menyebutkan
Rakyat Republik Indonesia, cetakan kedua belas. Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012, hal. 5.

33
Yang ada di dalam UU No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, jabatan sebagai: a. pejabat negara lainnya; b. hakim pada
DPR, DPD, dan DPRD adalah larangan perangkapan badan peradilan; atau c. pegawai negeri sipil, anggota
jabatan. Pasal 236 menyebutkan bahwa anggota DPR Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik
dilarang merangkap jabatan sebagai: a. pejabat negara Indonesia, pegawai pada badan usaha milik negara, badan
lainnya; b. hakim pada badan peradilan; atau c. pegawai usaha milik daerah, atau badan lain yang anggarannya
negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian bersumber dari APBN/APBD. MPR karena terdiri dari
Negara Republik Indonesia, pegawai pada badan usaha anggota DPR dan anggota DPD, maka tidak disebutkan
milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan lain tersendiri.
yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD. Demikian 34
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang
pula dengan anggota DPD yang diatur dalam Pasal 302 Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dua kali,
yang menyebutkan Anggota DPD dilarang merangkap terakhir dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009.

154 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


bahwa Hakim Konstitusi adalah pejabat sebagaimana Gambar 2. Pada Gambar 2, MPR
negara.35 dan BPK tidak disebutkan sebagai lembaga
Gambar 2.
Lembaga-lembaga Negara yang memegang Kekuasaan Menurut UUD 1945.

Sumber: MPR RI36


Berdasarkan hal tersebut, maka penyebutan negara yang memegang kekuasaan menurut
mengenai pemegang jabatan dalam lembaga- UUD.
lembaga negara utama tersebut sebagai pejabat Distribusi kekuasaan di dalam UUD 1945
negara, tidak berada di masing-masing undang- hanya menyebutkan kekuasaan pemerintahan
undang (kecuali MA dan MK), namun di negara yang dipegang oleh Presiden, kekuasaan
dalam Undang-Undang tentang Aparatur Sipil membentuk undang-undang yang dipegang
Negara. oleh DPR (yang dalam pelaksanaannya
Ketujuh lembaga negara yang digambarkan memerlukan pembahasan dan persetujuan
sejajar teratas sebagaimana Gambar 1, berbeda bersama dengan Presiden dan untuk undang-
dengan gambar lembaga-lembaga negara undang tertentu harus mempertimbangkan dan
yang memegang kekuasaan menurut UUD mengikutsertakan DPD dalam pembahasan),
dan kekuasaan kehakiman yang dipegang oleh
35
Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang- MA dan MK. Hal ini menyisakan pertanyaan
Undang Nomor 8 Tahun 2011 pada Pasal 5 menyebutkan tentang kekuasaan apa yang dimiliki oleh
bahwa hakim konstitusi adalah pejabat negara. MPR dan BPK. Dengan demikian, pilihannya
36
Sekretariat Jenderal MPR RI, Bahan Tayangan Sosialisasi
adalah memberikan sebutan bagi kekuasaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan yang dimiliki oleh MPR dan BPK, seperti MPR
Rakyat Republik Indonesia, cetakan kedua belas. Jakarta: sebagai pemegang kekuasaan membentuk/
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012, hal. 7.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 155


mengubah Undang-Undang Dasar, dan BPK permasalahan tersendiri apabila seorang hakim
pemegang kekuasaan memeriksa keuangan yang baru diangkat kemudian menjadi pejabat
negara. Pilihan berikutnya, menjadikan MPR negara yang setara dan sama kedudukannya
sebagai joint session antara DPR dan DPD dengan Presiden, Hakim Agung, Hakim
sehingga bukan organ yang berdiri sendiri dan Konstitusi, Anggota MPR, DPR, dan DPD,
permanen, sedangkan BPK sebagai lembaga atau Anggota BPK, meskipun hak administrasi
penunjang DPR (atau dan DPD) karena laporan keuangan dan protokolernya bisa dibedakan,
hasil pemeriksaannya merupakan bahan bagi Undang-undang kekuasaan kehakiman
pelaksanaan fungsi pengawasan DPR terhadap sebelumnya tidak menyebutkan hakim sebagai
pemerintah.Untuk kondisi saat ini, harus tetap pejabat negara. Undang-Undang Nomor 4
diterima bahwa MPR dan BPK adalah lembaga Tahun 2004 menyebutkan bahwa hakim adalah
negara utama. pejabat yang melakukan kekuasaan kehakiman
Masih dalam organ negara yang utama, yang diatur dalam undang-undang.38 Baru
permasalahan berikutnya adalah apakah perlu kemudian berdasarkan Undang-undang yang
ada pembedaan antara kedudukan Presiden baru tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan
dengan Wakil Presiden, Pimpinan MPR, bahwa Hakim dan hakim konstitusi adalah
Pimpinan DPR, dan Pimpinan DPD dengan pejabat negara yang melakukan kekuasaan
Anggotanya, Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, kehakiman yang diatur dalam undang-undang.39
Hakim Agung dan semua hakim di bawah MA, Apabila mengacu pada pendapat Bagir
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Konstitusi, Manan, bahwa MA adalah lembaga negara yang
serta Ketua, Wakil Ketua, dan anggota BPK? menjalankan fungsi negara secara langsung atau
Sebagai pejabat negara tidak perlu dibedakan, bertindak untuk dan atas nama negara, maka
kesemuanya adalah pejabat negara, namun semua hakim di seluruh tingkatan memang
untuk hak administrasi dan keprotokolan mewakili negara. Artinya, secara fungsi, semua
perlu dibedakan. Artinya, kesemuanya adalah hakim mewakili negara. Hal ini berarti semua
pejabat negara, namun tentunya ada hak hakim dapat dikatakan pejabat negara, namun
administrasi dan keprotokolan yang berbeda menyetarakan hakim baru dengan hakim agung
antara pimpinan dengan anggota. secara kedudukan dirasakan kurang tepat.
Khusus untuk hakim, terdapat perbedaan Menurut Eka Martiana Wulansari,
antara Undang-Undang tentang Mahkamah pemberian status “pejabat negara” pada jabatan
Agung dengan Undang-Undang tentang hakim, dari sebelumnya sebagai Pegawai
Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang Negeri Sipil (PNS), didasari pemikiran bahwa
tentang Mahkamah Agung menyebutkan secara hakim adalah personil yang menyelenggarakan
terbatas siapa yang termasuk dalam pejabat kekuasaan di bidang yudikatif dan bukan
negara, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, di bidang eksekutif sehingga status yang
Hakim Agung di MA. Di dalam Undang- melekat pada hakim bukan PNS.40 Status
Undang Kekuasaan Kehakiman, hakim sebagai hakim sebagai PNS sangat memungkinkan
pejabat negara, bukan hanya hakim agung terjadinya intervensi atas kebebasan hakim
di MA, melainkan juga seluruh hakim. Hal karena persoalan struktural, psikologis, dan
ini dinyatakan dalam undang-undang bahwa watak korps serta birokrasi yang membawa atau
hakim pengadilan di bawah Mahkamah Agung
merupakan pejabat negara yang melaksanakan 38
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman yang berada pada badan Kekuasaan Kehakiman.
peradilan di bawah Mahkamah Agung.37 Selain 39
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
terdapat kontradiksi, hal ini akan menimbulkan 40
Eka Martiana Wulansari, “Pengaturan Profesional Jabatan
Hakim dalam Undang-Undang”, dalam Jurnal online, http://
37
Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/JURNAL%20
tentang Kekuasaan Kehakiman. JABATAN%20HAKIM.pdf, diakses 5 Oktober 2016.

156 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


menuntut ikatan tertentu. Kemandirian hakim Perbedaan pengaturan mengenai komisi
dalam negara hukum (rechtstaat) adalah mutlak. di UUD 1945 dan di undang-undang juga
Hal ini sesuai dengan prinsip “The International menimbulkan pertanyaan. Sukmariningsih
Commission of Jurist” yaitu peradilan bebas dan mempertanyakan mengapa hanya Komisi
tidak memihak (independence and impartiality of Yudisial yang diatur dalam konstitusi, karena
judiciary).41 Perubahan status hakim menjadi berdasarkan fungsinya, komisi yang lain seperti
bukan PNS (dalam arti sama dengan PNS Komisi Hak Asasi Manusia mempunyai peran
pada umumnya) dapat dibenarkan, namun yang lebih besar dalam perlindungan hak asasi
bukan berarti perubahan tersebut kemudian manusia.42 Ketidakjelasan lembaga yang disebut
menjadikan semua hakim sebagai pejabat komisi, menurut Puguh Windrawan juga
negara. Kemudian untuk kemandirian juga terlihat dari putusan Mahkamah Konstitusi.
bukan berarti dengan memberikan kedudukan Menurutnya, terdapat inkonsistensi putusan
sebagai pejabat negara sebagai indikator MK terkait lembaga negara yang dapat dilihat
kemandirian. dengan membandingkan putusan MK No. 005/
Berdasarkan hal tersebut, tepat kiranya PUU-I/2003 dengan Putusan MK No. 030/
dilakukan pembedaan antara pejabat negara SKLN-IV/2006. Pada Putusan MK No. 005/
yang satu dengan yang lain, sebagaimana PUU-I/2003, MK menyatakan bahwa Komisi
pendapat Jimly Asshiddiqie, yaitu adanya organ Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah
lapis pertama atau lembaga tinggi negara. Pejabat lembaga negara, tetapi sebaliknya, pada Putusan
di dalam lembaga tinggi negara ini kemudian MK No. 030/SKLN-IV/2006, KPI dianggap
disebut sebagai pejabat tinggi negara. Namun bukan sebagai lembaga negara, karena tidak
yang disebut sebagai pejabat tinggi negara untuk disebutkan secara jelas keberadaannya dalam
MA hanya Hakim Agung termasuk hakim ad UUD 1945.43
hoc yang berada di Mahkamah Agung. Untuk Hasil penelusuran terhadap setiap undang-
tidak merancukan konteks pemahaman dengan undang untuk jabatan-jabatan tersebut adalah
konsep lembaga tertinggi dan tinggi negara sebagai berikut: Penyebutan Menteri sebagai
yang pernah ada, maka sebaiknya digunakan pejabat negara tidak berada di dalam batang
lembaga negara utama dan pejabatnya adalah tubuh undang-undang, melainkan di dalam
pejabat negara utama. penjelasan pasal. Undang-undang hanya
Selanjutnya berdasarkan Gambar 1, di menyebutkan bahwa Menteri diangkat oleh
bawah ketujuh lembaga tersebut, terdapat Presiden. Penjelasan pasal ini menyebutkan
Komisi Pemilihan Umum, Menteri, dewan Menteri dalam ketentuan ini adalah pejabat
pertimbangan presiden, TNI, Polri, dan Komisi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
Yudisial. Jimly Asshiddiqie menyebutkan bahwa perundang-undangan.44 Selain menteri,
organ-organ tersebut termasuk organ lapis terdapat pejabat setingkat menteri, yaitu
kedua atau lembaga negara. Dikaitkan dengan Jaksa Agung, Kepala Kepolisian RI, Panglima
ketentuan peraturan perundang-undangan TNI, Sekretaris Kabinet.45 Jaksa Agung dan
yang ada saat ini (setidaknya berdasarkan UU
ASN) permasalahan paling krusial terdapat 42
Retno Mawarini Sukmariningsih, Penataan Lembaga
pada organ yang berupa komisi. Komisi Negara Mandiri dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia,
Jurnal Mimbar Hukum, Volume 26, Nomor 2, Juni 2014,
pemilihan umum disebutkan di dalam konstitusi
hal. 200.
tetapi tidak termasuk dalam pejabat negara, 43
Puguh Windrawan, Putusan Mahkamah Konstitusi tentang
sedangkan komisi pemberantasan korupsi yang Keberadaan Lembaga Negara, Jurnal Judisial, Volume 7
tidak disebutkan di dalam konstitusi justru No. 1 April 2014, hal. 100.
44
Pasal 22 ayat (1) dan penjelasan Pasal 22 ayat (1) Undang-
disebut sebagai pejabat negara.
Undang tentang Kementerian Negara.
45
“Lembaga Setingkat Menteri dan Lembaga Lain”, http://
www.menpan.go.id/kelembagaan/547-lembaga-setingkat-
41
Ibid. menteri-dan-lembaga-lain, diakses 20 Juli 2016.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 157


Sekretaris Kabinet tidak terdapat di dalam dewan pertimbangan presiden, serta TNI dan
Gambar 1. Namun justru hanya Jaksa Agung Polri. Kementerian Negara yang di dalamnya
yang disebutkan di dalam undang-undangnya juga termasuk pejabat setingkat menteri
sebagai pejabat negara,46 sementara Kapolri, dapat disamakan kedudukannya sebagai
Panglima TNI, dan Sekretaris kabinet tidak pejabat negara. Dalam kategori ini adalah
disebut sebagai pejabat negara dalam undang- Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung, Panglima
undang organiknya. TNI, dan Kapolri. Di dalam lembaga pemegang
Dewan pertimbangan presiden terdapat kekuasaan pemerintahan, kemungkinan
dalam Gambar 1 di bawah Presiden. Undang- akan dibentuk badan-badan yang menunjang
Undang tentang Dewan Pertimbangan Presiden pelaksanaan pemerintahan seperti Badan
tidak menyebutkan bahwa anggota Dewan Intelejen Negara (BIN), BNN, BKPM, BPOM,
Pertimbangan Presiden (Wantimpres) adalah Badan Ekonomi Kreatif, dan sebagainya yang
pejabat negara.47 Wantimpres adalah pengganti oleh Kemenpan dan RB dikategorikan ke dalam
Dewan Pertimbangan Agung yang sudah Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan
dibubarkan berdasarkan perubahan UUD 1945. Lembaga Non Struktural.48 Terhadap badan-
Sebelum perubahan, lembaga DPA merupakan badan yang berada di ranah eksekutif, selain
lembaga tinggi negara yang sejajar dengan Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung, Panglima
Presiden sehingga merupakan pejabat tinggi TNI, dan Kapolri, tidak perlu disebut sebagai
negara. Namun berdasarkan perubahan UUD, pejabat negara, kecuali presiden memberikan
Wantimpres kemudian dimasukkan dalam kedudukan pada pejabatnya menjadi setingkat
rumpun kekuasaan pemerintahan dan menjadi menteri.
kewenangan presiden untuk membentuknya, Sementara justru yang terlewat dari bagan
sehingga dewan ini berada di bawah Presiden. di Gambar 1 adalah Duta Besar yang mewakili
Dengan demikian, anggota Wantimpres bukan kepentingan negara di luar negeri. Duta Besar
pejabat negara utama, namun hanya sebagai Luar Biasa dan Berkuasa Penuh adalah pejabat
pejabat negara yang setingkat dengan pembantu negara.49 Undang-Undang tentang Hubungan
Presiden lainnya atau Menteri. Luar Negeri menyebutkan bahwa Presiden
Berdasarkan uraian tersebut dapat dapat menunjuk pejabat negara selain Menteri
dijelaskan bahwa bagan kelembagaan negara Luar Negeri, pejabat pemerintah, atau orang
di lapis kedua yang berada di bawah Presiden
digambarkan meliputi kementerian negara, 48
Lembaga Pemerintah Non Kementerian berjumlah 28
dapat dilihat di http://www.menpan.go.id/kelembagaan/548-
46
Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 lembaga-pemerintah-non-kementerian, sementara lembaga
tentang Kejaksaan Republik Indonesia menyebutkan Jaksa Non Struktural berjumlah 88 yang dapat dilihat di http://
Agung adalah pejabat negara. Namun Undang-Undang www.menpan.go.id/kelembagaan/549-lembaga-non-
No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik struktural.
Indonesia tidak menyebutkan Kapolri adalah pejabat 49
Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999
negara. Demikian pula UU No. 34 tahun 2004 tentang tentang Hubungan Luar Negeri Duta Besar Luar Biasa.
Tentara nasional Indonesia juga tidak menyebutkan dan Berkuasa Penuh adalah pejabat negara yang diangkat
panglima TNI sebagai pejabat negara. dan diberhentikan oleh Presiden selaku Kepala Negara.
47
Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2006 (2) Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh mewakili
tentang Dewan Penasihat Presiden hanya menyebutkan negara dan bangsa Indonesia dan menjadi wakil pribadi
bahwa Anggota Dewan Pertimbangan Presiden tidak Presiden Republik Indonesia di suatu negara atau pada
boleh merangkap jabatan sebagai: a. pejabat negara suatu organisasi internasional. (3) Duta Besar Luar Biasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. dan Berkuasa Penuh yang telah menyelesaikan masa
pejabat struktural pada instansi pemerintah; c. pejabat tugasnya mendapat hak keuangan dan administratif yang
lain; d. pimpinan partai politik, pimpinan organisasi diatur dengan Peraturan Pemerintah. Ayat (3) “Hak
kemasyarakatan, pimpinan lembaga swadaya masyarakat, keuangan dan administratif” yang dimaksudkan dalam
pimpinan yayasan, pimpinan badan usaha milik negara ayat ini adalah hak pensiun sebagai pejabat negara bagi
atau badan usaha milik swasta, pimpinan organisasi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang telah,
profesi, dan pejabat struktural pada perguruan tinggi, baik menyelesaikan tugasnya, termasuk janda, duda, dan
negeri maupun swasta. anaknya.

158 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


lain untuk menyelenggarakan Hubungan Luar secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasar.
Negeri di bidang tertentu. Dalam melaksanakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terdiri
tugasnya, pejabat negara selain Menteri Luar atas Pimpinan Komisi, Tim Penasihat, dan
Negeri, pejabat pemerintah, atau orang lain Pegawai KPK. Berdasarkan undang-undang,
tersebut melakukan konsultasi dan koordinasi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang
dengan Menteri.50 susunannya terdiri dari Ketua dan empat orang
Lembaga yang disebutkan kemudian wakil ketua adalah pejabat negara. Sementara
adalah bank sentral. Lembaga ini berdasarkan untuk Tim Penasihat dan pegawai KPK sebagai
perubahan UUD 1945 tidak berada di ranah pelaksana tugas tidak disebutkan sebagai pejabat
eksekutif dan memiliki kemandirian dalam negara.53 Kemudian terdapat pula Undang-
menjalankan tugas dan fungsinya. Undang- Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank yang membentuk Komnas HAM. Namun tidak
Indonesia tidak menyebutkan Gubernur, disebutkan bahwa komisioner Komnas HAM
Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur sebagai pejabat negara.
Bank Indonesia sebagai pejabat negara. Namun Penyebutan pejabat negara untuk
UU ASN menyebutkan sebagai pejabat negara. komisioner di dalam UU ASN berdasarkan pada
Berikutnya terdapat Komisi Pemilihan UU yang berlaku, yaitu apabila undang-undang
Umum dan Komisi Yudisial. Komisi Yudisial tidak menyebutkan sebagai pejabat negara,
telah tegas disebutkan di dalam undang-undang maka tidak dimasukkan sebagai pejabat negara.
tentang Komisi Yudisal bahwa Komisi Yudisial Hal ini akan menjadikan pengklasifikasian
mempunyai 7 (tujuh) orang anggota. Anggota pejabat negara menjadi subjektif. Seharusnya
Komisi Yudisial adalah pejabat negara.51 Yang untuk jabatan komisioner, penetapan apakah
perlu ditekankan bahwa berdasarkan Gambar 1, pejabat negara atau bukan tidak diserahkan
Komisi Yudisial berada di lapis kedua, sehingga pada pembentuk undang-undang, namun
tidak sejajar dengan MA dan MK sebagai memang sudah berdasarkan kriteria. Jimly
lembaga negara utama. menyebutkan kriteria hierarki sumber normatif
Sementara “suatu komisi pemilihan yang menentukan kewenangannya dan kualitas
umum” yang kemudian diatur dalam UU fungsinya. Berdasarkan kriteria hierarki
tentang Penyelenggaraan Pemilu, tidak sumber norma, maka lembaga yang dibentuk
disebutkan sebagai pejabat negara, baik secara berdasarkan UUD 1945 memenuhi kriteria
de jure maupun de facto. Hal ini dikarenakan tersebut dan lebih kuat dibandingkan yang
kedudukan KPU, KPU Provinsi dan KPU berdasarkan undang-undang. Jika diperlukan
Kabupaten/Kota tidak disebutkan definisi yang di luar UUD 1945, maka kriteria berikutnya
kelembagaannya dalam kategori lembaga adalah dibentuk dengan undang-undang, dan
tertentu. Undang-Undang Nomor 15 Tahun urgensi pembentukannya karena kewenangan
2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum tersebut tidak ada yang melaksanakan di
tidak menjelaskan hal tersebut, sehingga lembaga-lembaga lain dan fungsinya setingkat
selama ini KPU dimasukkan dalam kategori dengan kementerian.
lembaga lainnya sebagai Lembaga Pemerintah Setelah komisi-komisi, terdapat badan-
Non Struktural.52 Hal ini justru menjadi badan lain yang berkaitan dengan kekuasaan
kontradiktif dengan Komisi Pemberantasan kehakiman. Penafsiran terhadap hal ini
Korupsi yang keberadaannya tidak disebut kemudian berbeda-beda. Apakah badan yang
sekarang ini ada atau untuk mengantisipasi
50
Pasal 7 ayat (1) UU No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan kebutuhan di masa yang akan datang. Asumsi
Luar Negeri.
badan ini sudah ada apabila Kejaksaan Agung
51
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011
tentang Komisi Yudisial.
52
http://jdih.kpu.go.id/beritadetail-157, diakses 5 Oktober 53
Pasal 21 Undang-Undang Komisi Pemberantasan Tindak
2016. Pidana Korupsi.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 159


dikategorikan sebagai badan yang fungsinya pejabat negara yang sama dengan Menteri,
berkaitan dengan kekuasaan kehakiman. maka akan terjadi kerancuan karena dalam
Namun hal ini menjadi duplikasi apakah prakteknya kepala daerah masih terkesan di
Kejaksaan Agung berada di ranah eksekutif bawah hierarki Menteri, khususnya Menteri
atau ranah yudikatif. Badan ini dapat pula Dalam Negeri.
berarti Pengadilan HAM ad hoc yang berwenang Lingkungan Peradilan di bawah MA terdiri
mengadili kasus pelanggaran berat HAM. dari Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha
Artinya hakim pada pengadilan HAM ad hoc Negara, Peradilan Militer, dan Peradilan
apabila dibentuk nantinya termasuk dalam Agama. Untuk tingkat provinsi, terdapat
kategori pejabat negara. pengadilan tinggi, walaupun untuk Peradilan
Lembaga atau organ lapis berikutnya atau TUN dan Peradilan Militer tidak terdapat
lapis ketiga adalah lembaga daerah dengan di semua provinsi. Dengan demikian, Ketua,
pejabatnya disebut sebagai pejabat daerah. Di Wakil Ketua, dan Hakim di Pengadilan Tinggi
dalam Gambar 1, lembaga yang berada di dalam (Hakim Tinggi) adalah Pejabat Daerah Provinsi.
kategori ini adalah Perwakilan BPK Provinsi, Sementara untuk tingkat kabupaten/kota,
Pemerintahan Daerah Provinsi yang terdiri Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim di pengadilan
dari Gubernur dan DPRD Provinsi, Pemerintah negeri adalah Pejabat Daerah Kabupaten/Kota.
Daerah Kabupaten/Kota yang terdiri dari Di luar yang terdapat pada Gambar
Bupati/Walikota dan DPRD Kabupaten/Kota, 1, masih terdapat beberapa jabatan yang
serta lingkungan Peradilan (Umum, Agama, pantas masuk dalam kategori pejabat daerah.
Militer, dan TUN). Sebagaimana konstruksi eksekutif di tingkat
Kontradikasi akan terjadi pada kepala pusat, yang terdapat Jaksa Agung, Kapolri,
daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota) yang dan Panglima TNI, maka di daerah terdapat
berdasarkan UU ASN termasuk dalam kategori pimpinan kejaksaan, pimpinan kepolisian,
pejabat negara. Di Undang-Undang tentang dan pimpinan satuan teritorial TNI di
Pemerintahan Daerah juga tidak disebutkan daerah. Apabila dikonstruksikan sama, maka
bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota pimpinan kejaksaan, pimpinan kepolisian,
adalah pejabat daerah. Yang disebutkan dan pimpinan satuan teritorial TNI di daerah
sebagai pejabat daerah adalah anggota DPRD adalah pejabat daerah. Konsep ini kemudian
provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota.54 mirip dengan konsep Forkopimda (Forum
Mengacu pada konsep Bagir Manan bahwa Komunikasi Pimpinan Daerah) sebagaimana
sebuah lembaga disebut lembaga negara apabila dimaksud dalam UU Pemerintahan Daerah.
menjalankan fungsi negara secara langsung Anggota Forkopimda provinsi dan Forkopimda
atau bertindak untuk dan atas nama negara. kabupaten/kota terdiri atas pimpinan DPRD,
Kepala daerah tidak dapat bertindak untuk dan pimpinan kepolisian, pimpinan kejaksaan, dan
atas nama negara, melainkan hanya terbatas pimpinan satuan teritorial Tentara Nasional
pada daerahnya, sehingga diseharusnya disebut Indonesia di daerah.55
lembaga daerah. Hal ini sejalan juga dengan Berbeda dengan konsep Muspida sebelumnya
konsep Jimly Asshiddiqie, bahwa kepala daerah yang menyertakan Ketua Pengadilan, dalam
termasuk dalam kategori organ lapis ketiga. Forkopimda, Ketua Pengadilan tidak termasuk
Apabila kepala daerah dikategorikan sebagai karena berbeda rumpun dengan pemerintahan
daerah dan secara fungsinya, kekuasaan
54
Pasal 95 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa anggota dari pengaruh kekuasaan apapun. Namun
DPRD provinsi adalah pejabat daerah provinsi. Sementara
demikian, bukan berarti Pimpinan Pengadilan
Pasal 148 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa anggota
DPRD kabupaten/kota adalah pejabat daerah kabupaten/ 55
Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
kota. tentang Pemerintahan Daerah.

160 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


tidak dapat dimasukkan dalam kategori pejabat prajurit TNI, anggota Polri, dan pejabat negara,
daerah. namun kemudian terdapat ketentuan Pasal 8
Lembaga lain di daerah yang sifatnya yang menyebutkan bahwa ketentuan pemberian
mandiri adalah Komisi Pemilihan Umum. THR dalam PP ini berlaku juga bagi:
Apabila di pusat komisioner KPU sudah a. pejabat lain yang hak keuangan atau
selayaknya menjadi pejabat negara, maka administratifnya disetarakan atau setingkat:
komisioner di daerah akan menjadi pejabat 1) menteri;
daerah. Mengingat komisi pemilihan umum saat 2) Pejabat Pimpinan Tinggi;
ini dikonstruksikan terdiri dari tiga lembaga, b. Wakil Menteri;
yaitu KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), c. Staf Khusus di lingkungan Kementerian;
dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu d. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DKPP), maka anggota Bawaslu Provinsi Daerah;
juga termasuk pejabat daerah, namun tidak e. Hakim ad hoc;
untuk anggota Panwas kabupaten/kota. f. pegawai lainnya yang diangkat oleh pejabat
Konstruksi lembaga Komisi Pemilihan Umum pembina kepegawaian pada kementerian/
masih berubah-ubah berdasarkan kebutuhan. lembaga.
Semula tidak ada Bawaslu, kemudian diadakan Adanya ketentuan ini paling tidak
Bawaslu, bahkan ditambah dengan DKPP. menunjukkan dua hal. Pertama, terdapat
Tidak menutup kemungkinan, suatu saat nanti jabatan-jabatan yang belum terakomodir dalam
akan kembali hanya ada komisioner KPU. klasifikasi jabatan yang menjadi judul Peraturan
Hal yang perlu dikaji berikutnya terkait dengan Pemerintah, yaitu prajurit TNI, anggota Polri,
masalah keuangan yang merupakan implikasi dari dan pejabat negara, namun negara merasa
klasifikasi jabatan. Dalam arti, kedudukan sebagai perlu memberikan THR. Kedua, terdapat
pejabat negara tentunya akan diikuti dengan hak jabatan yang dikecualikan dalam definisi
keuangan tertentu yang diperolehnya dari negara. pejabat negara, namun kemudian diberikan hak
Sebagai contoh, adanya Peraturan Pemerintah keuangan (THR) sama seperti pejabat negara,
No. 19 Tahun 2016 mengenai Pemberian Gaji, seperti anggota DPRD dan hakim ad hoc.
Pensiun, atau Tunjangan Ketiga Belas kepada Dengan kata lain, terdapat jabatan yang belum
Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional diklasifikasikan dan klasifikasi untuk pejabat
Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik negara masih belum terkonsep secara benar.
Indonesia, Pejabat Negara, dan Penerima Kedua Peraturan Pemerintah tersebut juga
Pensiun atau Tunjangan. Peraturan Pemerintah mengatur mengenai sumber pembiayaan dalam
ini menjadi dasar pemberian gaji, pensiun, atau pemberian gaji ketiga belas dan THR. Pasal 9
tunjangan ketiga belas kepada PNS, prajurit TNI, PP No. 20 Tahun 2016 menyebutkan bahwa
anggota Polri, Pejabat Negara, dan penerima anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan
pensiun atau tunjangan. Selanjutnya terdapat peraturan pemerintah ini dibebankan pada:
pula Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
2016 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya bagi:
dalam Tahun Anggaran 2016 kepada Pegawai 1. PNS yang bekerja pada Pemerintah Pusat;
Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, 2. Prajurit TNI;
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, 3. Anggota Polri;
dan Pejabat Negara. Peraturan Pemerintah ini 4. Pejabat Negara selain Gubernur dan
menjadi dasar pemberian Tunjangan Hari Raya Wakil Gubernur, Bupati/Walikota,
(THR) kepada PNS, prajurit TNI, anggota Polri, dan Wakil Bupati/Walikota;
dan Pejabat Negara. 5. Pejabat dan pegawai sebagaimana
Di dalam Peraturan Pemerintah mengenai dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, huruf
pemberian THR telah dikategorikan PNS, b, huruf c, huruf e, dan huruf f.

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 161


b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dalam hal lembaga mana saja yang
bagi: termasuk di dalam lembaga negara utama atau
1. PNS yang bekerja pada Pemerintahan siapa saja pejabat negara utama, tidak terdapat
Daerah; perbedaan kecuali apabila dimaksudkan
2. Gubernur dan Wakil Gubernur; menyamakan kedudukan antara Hakim Agung
3. Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan di MA dengan seluruh hakim di lingkungan
Wakil Walikota, dan pengadilan di bawahnya. Karena berdasarkan
4. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat analisis, yang menjadi pejabat negara utama
Daerah. hanya Hakim Agung di MA. Perbedaan juga
Hal yang ingin dikritisi di sini adalah klasifikasi terdapat pada organ lapis kedua dan organ
sebagai pejabat negara, namun penganggarannya lapis ketiga. Adapun klasifikasi tersebut apabila
tidak menggunakan APBN melainkan APBD, digambarkan dalam tabel adalah sebagai
yaitu untuk gubernur dan wakil gubernur berikut:
serta bupati/walikota dan wakil bupati/wakil Jenis Klasifikasi
Jabatan
walikota. Kemudian untuk pejabat dan pegawai Lembaga Pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 anggarannya Lembaga Pejabat 1. Presiden dan Wakil
dibebankan pada APBN, namun dikecualikan bagi Tinggi Negara Presiden;
anggota DPRD. Analisis ini bukan bermaksud Negara/ Utama 2. Ketua, Wakil Ketua,
mempermasalahkan boleh tidaknya pembebanan Lembaga dan Anggota MPR,
Negara 3. Ketua, Wakil Ketua,
anggaran pada APBN atau APBD, namun untuk
Utama dan Anggota DPR,
menunjukkan sekali lagi bahwa pengklasifikasian 4. Ketua, Wakil Ketua,
jabatan dan kategori pejabat negara yang ada dan Anggota DPD,
sekarang ini masih belum tepat. Pengklasifikasian 5. Ketua, Wakil Ketua,
pejabat negara yang bermasalah tersebut terlihat Ketua Muda, dan
pada kepala daerah dan wakilnya, anggota Hakim Agung pada
MA;
DPRD, dan pejabat yang belum diklasifikasikan
6. Ketua, Wakil Ketua,
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 8. dan Hakim Konstitusi
Berdasarkan seluruh uraian tersebut, analisis pada Mahkamah
terhadap klasifikasi jabatan dan pejabat negara Konstitusi, dan
dapat mengacu pada pada pendapat Jimly 7. Ketua, Wakil Ketua,
Asshiddiqie bahwa hierarki antarlembaga negara dan Anggota Badan
penting untuk ditentukan, karena harus ada Pemeriksa Keuangan.
pengaturan mengenai perlakuan terhadap orang Lembaga Pejabat 1. Menteri,
yang menduduki jabatan dalam lembaga negara. Negara Negara 2. Kapolri,
3. Panglima TNI,
Dari segi hierarkinya, dapat dibedakan ke dalam
4. Jaksa Agung,
tiga lapis. Organ lapis pertama dapat disebut 5. Anggota Dewan
sebagai lembaga tinggi negara. Organ lapis kedua Pertimbangan
disebut sebagai lembaga negara, sedangkan lapis Presiden,
ketiga merupakan lembaga daerah. 6. Gubernur, Deputi
Untuk organ lapis pertama akan lebih Gubernur Senior,
baik disebut sebagai lembaga negara utama dan Deputi Gubernur
Bank Indonesia,
dibandingkan dengan lembaga tinggi negara.
7. Komisioner Komisi
Pajabatnya kemudian disebut dengan pejabat Yudisial,
negara utama. Organ lapis kedua disebut 8. Komisioner Komisi
sebagai lembaga negara dan pejabatnya disebut Pemilihan Umum
sebagai pejabat negara. Sedangkan lembaga (termasuk anggota
daerah pejabatnya adalah pejabat daerah. Bawaslu dan DKPP)

162 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


Jenis Klasifikasi digunakan dalam peraturan perundang-
Jabatan undangan untuk menyebutkan klasifikasi
Lembaga Pejabat
Lembaga Pejabat 1. Gubernur dan
jabatan dalam kelembagaan negara saat ini,
Daerah Daerah Wakil Gubernur, yaitu penyelenggara negara, pejabat negara,
Provinsi Provinsi 2. Ketua, Wakil pejabat pemerintahan (baik pusat maupun
Ketua, dan Anggota daerah), pejabat publik, pejabat struktural,
DPRD Provinsi, dan pejabat lain yang memiliki fungsi
3. Kepala Kepolisian strategis. Terminologi dan klasifikasi tersebut
Daerah,
dirumuskan berdasarkan kepentingan masing-
4. Kepala Kejaksaan
Tinggi, masing undang-undang. Hal ini mengakibatkan
5. Pimpinan satuan terminologi dan klasifikasi jabatan yang diatur
teritorial Tentara di dalam peraturan perundang-undangan saat
Nasional Indonesia ini masih belum sistematis dan menimbulkan
di Daerah. banyak kerancuan, sehingga akan lebih baik
6. Ketua dan Wakil
apabila klasifikasi jabatan dalam kelembagaan
Ketua, dan
hakim tinggi pada
negara tersusun secara seragam secara
Pengadilan Tinggi, peristilahan dan sistematis.
7. Komisioner KPU Pengaturan yang tidak sistematis dan tidak
Provinsi, Anggota mendasarkan pada konsep-konsep tersebut,
Bawaslu Provinsi. berimplikasi pada pendefinisian pejabat negara.
Lembaga Pejabat 1. Bupati/Walikota Definisi pejabat negara selama ini mengacu
Daerah Daerah dan Wakil Bupati/ pada Undang-Undang tentang ASN. Padahal
Kabupaten/ Kabupaten/ Walikota, undang-undang tersebut tidak dimaksudkan
Kota Kota 2. Ketua, Wakil Ketua, untuk mendefinisikan pejabat negara,
dan Anggota DPRD
melainkan untuk kepentingan pengaturan
kabupaten/kota,
3. Pimpinan satuan apabila seorang pegawai ASN mencalonkan atau
teritorial Kepolisian menjadi pejabat negara. Hal ini mengakibatkan
RI banyaknya bermunculan perbedaan pendapat
4. Kepala Kejaksaan mengenai siapa saja yang seharusnya masuk
Negeri, dalam kategori pejabat negara dan siapa yang
5. Pimpinan satuan
bukan. Paling tidak terdapat permasalahan
teritorial TNI,
6. Ketua dan Wakil
mengenai istilah pejabat negara untuk hakim,
Ketua, dan hakim kepala daerah, dan beberapa komisioner.
pada pengadilan
tingkat pertama, B. Saran
7. Komisioner KPU Klasifikasi pejabat negara yang terdapat
kabupaten/kota. di dalam peraturan perundang-undangan
Berdasarkan tabel tersebut maka perlu ada saat ini masih belum jelas dan tidak
tiga pembagian klasifikasi pejabat, yaitu pejabat ditetapkan berdasarkan konsep, karena ada
negara utama; pejabat negara, pejabat daerah, yang hanya diserahkan pada pembentuk
yang terdiri dari pejabat daerah provinsi, dan undang-undang atau apa yang tertulis secara
pejabat daerah kabupaten/kota. eksplisit di undang-undang. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka klasifikasi jabatan
IV. PENUTUP dalam kelembagaan negara dapat disusun
A. Kesimpulan secara terkonsep. Klasifikasi jabatan tersebut
Berdasarkan hasil analisis dapat perlu ditetapkan berdasarkan tiga lapis. Lapis
disimpulkan bahwa banyak terminologi yang pertama adalah lembaga negara utama yang

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 163


pejabatnya disebut pejabat negara utama. Lapis Sukmariningsih, Retno Mawarini. Penataan
kedua adalah lembaga negara yang pejabatnya Lembaga Negara Mandiri dalam Struktur
disebut pejabat negara. Lapis ketiga adalah Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Mimbar
lembaga daerah yang pejabatnya disebut Hukum, Volume 26, Nomor 2, Juni 2014.
sebagai pejabat daerah. Pejabat daerah tersebut Windrawan, Puguh. Putusan Mahkamah
terdiri dari dua kategori, yaitu pejabat daerah Konstitusi tentang Keberadaan Lembaga
provinsi dan pejabat daerah kabupaten/kota. Negara, Jurnal Judisial, Volume 7 No. 1
Sebagai tindak lanjutnya, maka perlu dilakukan April 2014, hal. 100.
perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan dengan mengacu pada terminologi Wulansari, Eka Martiana. “Pengaturan
dan klasifikasi yang jelas. Profesional Jabatan Hakim dalam Undang-
Undang”, dalam Jurnal online, http://
rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/
DAFTAR PUSTAKA JURNAL%20JABATAN%20HAKIM.pdf,
diakses 5 Oktober 2016.

Buku
Putusan Pengadilan dan Peraturan Perundang-
Asshiddiqie, Jimly. Menuju Negara Hukum yang
Undangan
Demokratis, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer,
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
2009.
Indonesia Nomor 32/PUU-XII/2014.
Attamimi, A. Hamid S. Peranan Keputusan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 14
Presiden Republik Indonesia dalam
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara –
sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir
Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam
2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Kurun Waktu Pelita I – Pelita V. Disertasi
Tahun 2009 Nomor 3; Tambahan Lembaran
Doktor, Universitas Indonesia, 1990.
Negara Republik Indonesia Tahun 4958).
Harun, Refly, Zainal A.M. Husein, dan
________, Undang-Undang Nomor 28 Tahun
Bisariyadi (ed.), Menjaga Denyut Konstitusi,
1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Refleksi Satu Tahun Mahkamah Konstitusi,
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Jakarta: Konstitusi Press, 2004.
Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara
Jeddawi, Murtir. Hukum Administrasi Negara, Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
Yogyakarta: Total Media, 2012. 75; Tambahan Lembaran Negara Republik
Kelsen, Hans. General Theory of Law and State, Indonesia Tahun 3851).
New York: Russel&Russel, 1961. ________, Undang-Undang Nomor 37 Tahun
1999 tentang Hubungan Luar Negeri
Jurnal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Eddyono, Luthfi Widagdo. Penyelesaian 1999 Nomor 156; Tambahan Lembaran
Sengketa Kewenangan Lembaga Negara Oleh Negara Republik Indonesia Tahun 3882).
Mahkamah Konstitusi. Jurnal Konstitusi, ________, Undang-Undang Nomor 2
Volume 7, Nomor 3, Juni 2010. Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Hakim, Lukman. Kewenangan Organ Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Puskasi Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
FH Universitas Widyagama Malang. Jurnal 2; Tambahan Lembaran Negara Republik
Konstitusi, Vol. IV, No. 1, Juni 2011. Indonesia Tahun 4168).

164 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016


________, Undang-Undang Nomor 30 Tahun ________, Undang-Undang Nomor 48 tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor Tahun 2009 Nomor 157; Tambahan
137; Tambahan Lembaran Negara Republik Lembaran Negara Republik Indonesia
Indonesia Tahun 4250). Tahun 5076).
________, Undang-Undang Nomor 23 Tahun ________, Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi 2010 tentang Keprotokolan (Lembaran
sebagaimana telah diubah dengan Undang- Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Undang Nomor 8 Tahun 2011 (Lembaran Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Republik Indonesia Tahun 5166).
Nomor 70; Tambahan Lembaran Negara ________, Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Republik Indonesia Tahun 5226). 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan
________, Undang-Undang Nomor 16 Tahun Umum (Lembaran Negara Republik
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Indonesia Tahun 2011 Nomor 101;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tambahan Lembaran Negara Republik
Tahun 2004 Nomor 67; Tambahan Indonesia Tahun 5246).
Lembaran Negara Republik Indonesia ________, Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Tahun 4401). 2011 tentang Komisi Yudisial (Lembaran
________, Undang-Undang Nomor 34 Tahun Negara Republik Indonesia Tahun 2011
2004 tentang Tentara Nasional Indonesia Nomor 106; Tambahan Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia Tahun 5250).
2004 Nomor 127; Tambahan Lembaran ________, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Negara Republik Indonesia Tahun 4439). 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
________, Undang-Undang Nomor 19 Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia
2006 tentang Dewan Penasihat Presiden Tahun 2014 Nomor 6; Tambahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia
2006 Nomor 108; Tambahan Lembaran Tahun 5494).
Negara Republik Indonesia Tahun 4670). ________, Undang-Undang Nomor 17 Tahun
________, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Tahun 2008 Nomor 61; Tambahan Lembaran Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah
Negara Republik Indonesia Tahun 4846). dengan Undang-Undang Nomor 42
________, Undang-Undang Nomor 37 Tahun Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik
2008 tentang Ombudsman (Lembaran Indonesia Tahun 2014 Nomor 383;
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara Republik
Nomor 139; Tambahan Lembaran Negara Indonesia Tahun 5650).
Republik Indonesia Tahun 4899). ________, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
________, Undang-Undang Nomor 39 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244; Tambahan
Tahun 2008 Nomor 166; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5587).
Tahun 4916).

NOVIANTO M. HANTORO: Klasifikasi Jabatan dalam Kelembagaan Negara... 165


United Nations Convention against Corruption, “Mendagri Usul Komisioner KPU dan Bawaslu
General Assembly Resolution 58/4 of 31 Jadi Pejabat Negara” http://nasional.
October 2003. kompas.com/read/2016/07/14/22450771/
Website mendagri.usul.komisoner.kpu.dan.bawaslu.
Asshiddiqie, Jimly. “Lembaga Negara” dalam jadi.pejabat.negara, diakses 6 Juli 2016.
http://www.jimly.com/pemikiran/view/13 http://jdih.kpu.go.id/beritadetail-157 diakses 15
diakses tanggal 10 Oktober 2016. Juli 2016.
“Lembaga Setingkat Menteri dan Lembaga
Lain”, http://www.menpan.go.id/ Sumber Lain
kelembagaan/547-lembaga-setingkat- Komisi Informasi Publik, Laporan Penyelenggaraan
menteri-dan-lembaga-lain, diakses 20 Juli Kegiatan Penganugerahaan Keterbukaan
2016. Informasi Badan Publik Tahun 2015 Jakarta,
“Lembaga Pemerintah Non Kementerian” http:// Istana Negara, 15 Desember 2015.
www.menpan.go.id/kelembagaan/548- Sekretariat Jenderal MPR RI, Bahan Tayangan
lembaga-pemerintah-non-kementerian, Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara
“Lembaga Non Struktural” http://www. Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan
menpan.go.id/kelembagaan/549-lembaga- Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
non-struktural. Indonesia, cetakan kedua belas. Jakarta:
http://kbbi.web.id/jabat, diakses 15 Juli 2016. Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012.

“Perbedaan Lembaga Negara dan Alat Negara”


dalam http://www.hukumonline.com/
klinik/detail/lt55f97e4ed1e36/perbedaan-
lembaga-negara-dan-alat-negara, diakses
tanggal 5 Juli 2016.

166 NEGARA HUKUM: Vol. 7, No. 2, November 2016

Anda mungkin juga menyukai