Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Judul
Rotary Evaporator

B. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja rotary evaporator.
2. Mengetahui prinsip ekstraksi senyawa secara vakum.
3. Menentukan konsentrasi suatu ekstrak.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi adalah suatu metode dalam kimia untuk memisahkan suatu zat
yang dapat larut dari suatu kumpulan atau kesatuannya yang tidak bisa larut
dengan bantuan bahan pelarut. Metode ini dipakai untuk memisahkan material
organik dan anorganik dari larutan yang sangat berbeda (Hashemi dkk., 2018).
Prinsip like dissolve like adalah sebuah prinsip yang menyatakan bahwa senyawa
yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan
larut dalam pelarut non polar (Arifianti dkk., 2014).
Pelarut berdasarkan kepolarannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
pelarut polar, semi polar, dan non polar (Romadanu dkk., 2014). Pelarut polar
adalah pelarut yang memiliki momen dipol yang besar sehingga digunakan untuk
ekstraksi senyawa polar, contohnya adalah air, metanol, etanol, dan asam asetat.
Pelarut non polar adalah pelarut yang tidak memiliki momen dipol karena
keelektronegatifan suatu senyawa yang terikat serupa maka tidak ada momen
dipol dalam suatu senyawa, contoh pelarutnya adalah heksana, eter, benzena, dan
toluena. Pelarut semipolar biasanya merupakan pelarut dengan molekul dipolar
kuat yang tidak membentuk ikatan hidrogen tetapi dapat menyebabkan polaritas
pada molekul nonpolar, contohnya aseton, etil asetat, dan klorofom (Kislik, 2012).
Rotary evaporator adalah sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan
suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia
tertentu sesuai yang diinginkan. Kelebihan dari alat ini adalah alat ini hanya
membutuhkan waktu yang sebentar karena waktu evaporasi nya cepat (Nugroho
dkk., 1999). Prinsip dari rotary evaporator adalah pelarut ekstraksi akan diuapkan
sehingga hanya akan meninggalkan senyawa hasil diekstraksi disebut ekstrak
(Reo dkk., 2017). Faktor yang mempengaruhi ekstraksi adalah temperatur, luas
permukaan, pelarut, perbandingan solute dan solvent, kecepatan dan lama waktu
pengadukan (Parasetia dkk., 2012). Rotary evaporator dapat dilihat pada Gambar
1.
Gambar 1. Rotary Evaporator (Astuti, 2020).
Keuntungan dari penggunaaan rotary evaporator adalah penguapan pelarut
akan lebih cepat karena gaya sentrifugal dan gaya gesek antara dinding labu putar
dan sampel cairan mengakibatkan pembentukan lapisan tipis pelarut sehingga
kombinasi gaya yang diciptakan oleh rotasi menekan benturan. Kerugian dari
penggunaan rotary evaporator adalah sifat sampel yang tunggal, rotary flask yang
bisa berbenturan, dan ada kemungkinan akan berbusa. Rotary evaporator juga
adalah instrument yang sangat sulit digunakan bagi pemula, sehingga harus
dilakukan oleh ilmuwan yang berpengalaman (Ballinger dan Shugar, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Arifianti, L., Oktarina, R. D., dan Kusumawati, I. 2014. Pengaruh jenis pelarut
pengekstraksi terhadap kadar sinensetin dalam ekstrak daun Orthosiphon
stamineus Benth. E-Journal Planta Husada 2 (1) : 1 – 4.

Astuti, R. 2020. Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat, dan Selamat.


CV Jejak, Jawa Barat.
Ballinger, J. dan Shugar, G. 2011. Chemical Technicians' Ready Reference
Handbook Edisi ke-5. McGraw Hill, New York.
Hashemi, S. M. B., Khaneghah, A. M. dan Sant'Ana, A. D. S. 2018. Essential
Oils in Food Processing: Chemistry, Safety and Applications. John Wiley
and Sons, Oxford.
Kislik, V. I. 2012. Solvent Extraction: Classical and Novel Approaches. Elsevier,
United Kingdom.
Nugroho, B. W., Dadang. dan Prijono, D. 1999. Pengembangan dan Pemanfaatan
Insektisida Alami. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Parasetia, D. E., Ritaningsih, dan Purwanto. 2012. Pengambilan zat warna alami
dari kayu Nangka. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri 1 (1) : 502 – 507.

Reo, A. R., Berhimpon, S., dan Montolalu, R. 2017. Metabolit sekunder gorgonia
(Paramuricea clavata). Jurnal Ilmiah Platax 5 (1) : 42 – 48.

Romadanu, R., Hanggita, S., dan Lestari, S. D. 2014. Pengujian aktivitas


antioksidan ekstrak bunga lotus (Nelumbo nucifera). Jurnal FishtecH 3 (1):
1 – 7.

Anda mungkin juga menyukai