Anda di halaman 1dari 2

Nama : Destryana Riffandi

NIM : 2002811
Tugas : Resume “Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan”

RESUME

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadinya. Sedangkan pengetahuan adalah objek dari pada
manusia melakukan proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan sebagian dari
kehidupan masyarakat dan juga sebagai dinamisator masyarakat itu sendiri.
Adapun pengetahuan menurut Hasanah (2007: 104) pada hakikatnya merupakan segenap apa
yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Ilmu pengetahuan harus ada objeknya, adapun objek ilmu pengetahuan adalah obyek material
dan formal. Obyek material adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan
sedangkan obyek formal adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan, misal: ilmu jiwa
dan ilmu manusia yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai obek material sama
(manusia), akan tetapi obyek formalnya berbeda. Oleh karena itu obyek material ilmu
pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya berbeda. Ilmu pengetahuan harus metodis :
ilmu pengetahuan dalam mengadakan pembahasan serta penyelidikan untuk suatu ilmu
pengetahuan harus menggunakan metode yang ilmiah. Ilmu pengetahuan harus sistematis
Harus mempunyai dinamika: ilmu pengetahuan harus tumbuh dan berkembang untuk
mempunyai kesempurnaan. Suatu ilmu pengetahuan harus memenuhi tiga persyaratan pokok
dan beberapa persyaratan tambahan, diantaranya: Persyaratan Pokok Suatu ilmu harus
mempunyai objek tertentu. Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode yang
sesuai
Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan sitematika tertentu. Ilmu pendidikan itu selalu
berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu
biasanya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang
manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena
pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik
atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin
dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan
pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma
filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Karena Ilmu Pendidikan bersifat normatif berarti pula bersifat praktis karena ilmu pendidikan
sebagai bahan ajar yang patut diterapkan sehingga pendidik bertugas menanamkan sistem-
sistem norma bertingkah laku manusia yang dibanggakan, dihormati, dan dijunjung tinggi oleh
masyarakat.
Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang
dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang
di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific
knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
Jika di tilik kembali pada tahapan berfikir filsafat mulai dari tahap, Ontologi (hakikat ilmu),
Epistimologi (cara memperoleh pengetahuan) dan hingga akhirnya sampai pada tahap Axiologi
(kemanfaatan pengetahuan) tersebut bagi kemaslahatan umat, maka runtutan cara berfikir
filsafat hendaknya harus senantiasa dilakukan untuk mengimbangi kemampuan penalaran
individu secara rasional dalam memecahkan sebuah permasalahan kehidupan yang semakin
kompleks ini.
Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas
sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara
pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu. Jadi, dapat
dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu. Objek formal
filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh
perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan,
bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki metode penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode tersebut mencakup metode untuk
mengumpulkan data maupun metode untuk mengolah data. Metode pengumpulan data dapat
dilakukan melalui observasi, tes, interview, angket dan lain-lain. Metode untuk menganalisis
data dapat menggunakan data analisis statistik maupun non statistik. Metode berfikir yang
digunakan menganalisis dapat menggunakan metode induktif ataupun deduktif.
Dalam pengembangan ilmu pendidikan memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk
pengembangan suatu ilmu, yang berorientasi pada kebenaran suatu ilmu itu sendiri. Dengan
cara ini akan menghasilkan ilmu teoritis murni yang tidak menghiraukan kegunaannya dalam
praktik. Di samping tujuan tersebut ilmu pendidikan mengembangkan ilmu yang selanjutnya
dapat digunakan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Hal yang demikian ini sering disebut
dengan ilmu bersifat praktis. Artinya teori yang ditemukan harus berorientasi pada praktik, atau
dapat dipraktikan.

Anda mungkin juga menyukai