Anda di halaman 1dari 5

Tugas Resume

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu : Muhammad Jazil Rifqi

Oleh : Muchammad Aldian Asmaradana

Nim : 05040120121

Bab : Sistem Hukum (Pertemuan Ke -9)

A. Pengertian Sistem Hukum


Sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sedangkan asal katanya,
sistem berasal dari Bahasa Yunani systema yang diartikan sebagai keseluruhan yang
terdiri atas macam-macam bagian.

Sistem adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas
bagian-bagian yang terkait satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola,
untuk mencapai suatu tujuan. Hukum adalah merupakan suatu sistem, artinya bahwa
hukum itu adalah aturan-aturan dalam hidup bermasyarakat yang merupakan suatu
susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang terkait satu dengan yang lainnya. Sebagai
suatu sistem, bagian-bagian yang merupakan komponen yang saling berhubungan adalah
saling mengalami ketergantungan dalam keutuhan organisasi yang teratur serta
terintegrasi.

Hukum hanya dapat dirajut menjadi suatu sistem apabila diikat oleh asas-asas hukum
yang sama. Peraturan-peraturan hukum yang berdiri sendiri tanpa ikatan dirajut oleh
beberapa pengertian yang lebih umum sifatnya yang mengandung suatu tuntutan etis.
Sistem hukum mempunyai ukuran dan kualifikasi tertentu. Apabila sistem hukum tidak
didasarkan pada kedua hal tersebut, maka akan menghasilkan sistem hukum yang kurang
baik. Fuller dalam bukunya The Morality of Law menyebutkan ukuran dan kualifkasi itu
sebagai “Principles of Legality”, yaitu:
1. Suatu sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan yang tidak boleh hanya
sekedar keputusan yang bersifat ad hoc;
2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan;
3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, karena dapat merusak integritas peraturan
yang ditujukan untuk berlaku bagi waktu yang akan datang;
4. Peraturan-peratutan harus disusun dalam rumusan yang dapat dimengerti;
5. Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang bertentangan satu
sama lain;
6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat
dilakukan;
7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah-ubah peraturan sehingga
menyebabkan seseorang akan kehilangan orientasi;
8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaan sehari-hari.

Ada beberapa sistem hukum yang hidup dan berkembang pada negara-negara saat ini.
Adapun sistem-sistem tersebut adalah:

1. Sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law);


2. Sistem hukum Anglo Saxon (Common Law);
3. Sistem hukum Adat;
4. Sistem hukum Islam;
5. Sistem hukum Sosialis/Komunis.

Diantara sistem-sistem hukum yang terkenal, sistem hukum Eropa Kontinental dan
Sistem Hukum Anglo Saxon banyak dipakai dan cenderung berpengaruh terhadap sistem
hukum yang dianut negara-negara di dunia. Indonesia adalah negara yang menganut
sistem hukum campuran dengan sistem hukum utama yaitu sistem hukum eropa
kontinental. Selain sistem hukum eropa kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem
hukum adat dan sistem hukum agama, khususnya hukum islam.

Negara-negara penganut sistem hukum Eropa Kontinental atau civil law antara lain negar
Prancis, Jerman, Belanda, dan bekas jajahan belanda antara lain Indonesia, Jepang, dan
Thailand. Pada sistem ini, putusan pengadilan berdasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku contonya bisa UUD 45, Tap MPR, UU/Perpu, PP, Perpres/Kep
Pres, MA, Keputusan Mentri, dll. Keputusan peradilan bersifat fleksibel (berubah-ubah)
tergantung hakim yang memutuskan perkara berdasarkan bukti/fakta yang ada.

Sistem hukum di Indonesia adalah sistem yang masih penuh dengan dinamika, untuk
mencari format dimana ketertiban dan keteraturan hukum sipil mendapat tempat, dengan
tidak mengesampingkan elektabilitas hukum Anglo Saxon, serta tidak menghilangkan
suasana kebatinan masyarakat Indonesia.

Komponen yang terdapat dalam sistem Hukum Indonesia:

1. Hukum tertulis / Peraturan perundang-undangan, yaitu hukum yang diciptakan oleh


badan/instansi pemerintah yang berwenang.
2. Yurisprudensi, yaitu hukum yang diciptakan melalui putusan hakim/penetapan
pengadilan.
3. Hukum adat/kebiasaan, yaitu hukum yang diciptakan melalui kebiasaan di
masyarakat.

B. Unsur-Unsur Sistem Hukum

Unsur Sistem hukum Indonesia merupakan sistem bidang hukum yang digunakan saat
ini. Unsur hukum meliputi:

1. Hukum undang-undang, yakni: hukum yang dicantumkan dalam keputusan resmi secara
tertulis, yang sifatnya mengikat umum.
2. Hukum kebiasaan yaitu: keteraturan-keteraturan dan keputusan-keputusan yang
tujuannya kedamaian.
3. Hukum Yurisprudensi, yakni: hukum yang dibentuk dalam keputusan hakim pengadilan.
4. Hukum Traktat, yakni: hukum yang terbentuk dalam perjanjian internasional.
5. Hukum Ilmiah (ajaran), yakni: hukum yang dikonsepsikan oleh ilmuwan hukum.1

1
Lukman Santoso dan Yahyanto, Pengantar Ilmu Hukum: Sejarah, Pengertian, Konsep Hukum, Aliran Hukum, dan
Penafsiran Hukum (Malang: Setara Press, 2016), 164.
Unsur-unsur Sistem Hukum Indonesia:

1. Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup bermasyarakat;
2. Peraturan yang ditetapkan oleh badan-badan resmi negara;
3. Peraturan yang bersifat memaksa;
4. Peraturan yang memiliki sanksi yang tegas.

Secara umum Unsur-unsur Sistem Hukum Nasional meliputi tiga pokok, yaitu:
1. Materi Hukum (kaidah-kaidah yang ada pada peraturan perundang-undangan baik
tertulis ataupun tidak tertulis.)
2. Struktur Kelembagaan Hukum (mekanisme kelembagaan yang menopang
pembentukan dan penyelenggaraan hukum)
3. Budaya Hukum (kesadaran hukum di tengah-tengah masyarakat.)

C. Proses Hukum
Proses hukum adalah perjalanan yang ditempuh hukum untuk menjalankan fungsinya,
yaitu mengatur masyarakat atau kehidupan bersama. Fungsi lain dari proses hukum tersebut
ada beberapa macam, yaitu:
1. Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia;
2. Hukum berfungsi sebagai alat untuk ketertiban dan keteraturan masyarakat;
3. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial (lahir batin);
4. Hukum berfungsi sebagai alat perubahan social (penggerak pembangunan);
5. Sebagai alat kritik (fungsi kritis);
6. Hukum berfungsi untuk menyelesaikan pertikaian.

Proses hukum yang diterapkan adalah:

1. Amnesti (Pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan kepala negara


kepada seseorang atau sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana
tertentu)
2. Abolisi (penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan)
3. Grasi (Pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan
pelaksanaan pidana kepada terpidana oleh presiden)
4. Amnesti (hak seorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan,
kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan,
penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa
alasan yang berdasarkan undang-undang)

Anda mungkin juga menyukai