SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya
OLEH:
KURNIA RIZKIATI
07081002017
JURUSAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
ABSTRAK
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dunia dan akhirat. Menurut Sajuti Thalib, perkawinan ialah suatu perjanjian yang
suci kuat dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki
dikatakan ada apabila dilakukan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Ramulyo: 2004, 1-2). Sedangkan
menurut Kompilasi Hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat
dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
2
kekeluargaan dan warisan. Hukum menurut perundang-undangan memiliki
perkawinan secara tidak langsung dipengaruhi oleh hukum agama. Akan tetapi
dan hukum agama juga berlaku hukum adat dalam melaksanakan perkawinan.
perkawinan para warganya (pria, wanita atau kedua-duanya) adalah sarana untuk
melangsungkan hidup kelompoknya secara tertib dan teratur. Sarana yang dapat
yang masih dipertahankan sampai saat ini terjadi di masyarakat keturunan Arab
mempelai harus berasal dari lingkungan kerabat terdekat dan larangan untuk
melakukan perkawinan dengan pihak dari luar klan (keturunan/suku) yang bukan
keturunan Arab.
3
Istilah endogami sebenarnya memiliki arti yang relatif, sehingga kita selalu
pada budaya yang dipegang oleh setiap masyarakat yang tentunya akan berbeda
2002). Batasan itu dapat berupa endogami agama, endogami desa, endogami
yang memiliki agama yang berbeda dari agama yang kita anut. Dan seperti
dilakukan dengan seseorang yang tidak berasal dari keturunan Arab maka rahasia
atau aib keluarga akan diketahui oleh orang luar yang tidak ada hubungan kerabat
Dalam penelitian ini hanya akan meneliti satu kampung Arab saja di
beberapa faktor yang menjadi pertimbangan. Pertama, dalam hal tempat tinggal
kampung ini hidupnya tidak berbaur dengan masyarakat pribumi lain (bukan
keturunan Arab) yang dalam artian bahwa yang tinggal di kampung Al Munawar
4
masyarakatnya sudah tinggal menyebar dengan masyarakat pribumi (yang bukan
Arab saja.
Selain itu juga, kampung ini ditetapkan sebagai kawasan situs cagar budaya
oleh arkeolog dari Balai Arkeologi Palembang karena perkampungan ini banyak
telah ada pada periode awal 1800-an, sekitar tahun 1823-1824. Ini dilihat
berdasarkan terdapatnya delapan rumah di kawasan itu usianya lebih dari satu
sekali terjadi karena sistem perkawinan tersebut dipandang sangat sempit dan
membatasi ruang gerak seseorang dalam hal pemilihan jodoh. Akan tetapi adanya
keturunan Arab dalam hal pemilihan jodoh karena masyarakat keturunan Arab Al
Berkaitan dengan hal- hal tersebut diatas, penulis merasa perlu untuk
masyarakat keturunan Arab tersebut. Dalam penelitian ini penulis memberi judul:
Kota Palembang).”
5
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang akan dibahas
antara lain:
3. Kerangka Pemikiran
- Perkawinan
berasal dari kata nakaha- yankihu- nikaha yang artinya adalah ikatan. ( Nahdi:
1994, 5). Sedangkan dalam bahasa Indonesia istilah “perkawinan” berasal dari
kata “kawin” yang artinya adalah perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi
suami istri yang melakukan hubungan kelamin atau hubungan badan (KKBI :
2009, 426). Dalam fiqh munakahat, pernikahan adalah sunnatullah yang umum
dan berlaku pada semua makhluk-makhluk-Nya. Hal ini adalah suatu cara yang
dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang dan
melestarikan hidupnya.
6
- Perkawinan Endogami
endogami ini adalah perkawinan antar kerabat atau perkawinan yang dilakukan
antar sepupu (yang masih memiliki satu keturunan) baik dari pihak ayah sesaudara
(patrilineal) atau dari ibu sesaudara (matrilineal). Kaum kerabat boleh menikah
dengan saudara sepupunya karena mereka yang terdekat dengan garis utama
sistem perkawinan yang mengharuskan kawin dengan pasangan hidup yang se-
batasan pertalian keluarga tidak terlalu dekat. Dan hal tersebut juga telah
dijelaskan dalam Al Qur’an Surah An-Nissa ayat 23-24 mengenai wanita yang
Negara Arab yang hidup sebagai pendatang di Indonesia dan hidup berinteraksi
dalam lingkunganya serta terkait oleh suatu rasa identitas bersama. Hubungan
7
masyarakat keturunan Arab dengan masyarakat Indonesia terjalin dengan baik, hal
ini dikarenakan mayoritas agama yang dianut masyarakat Indonesia adalah Islam.
Sehingga walaupun berbeda dalam suku bangsa tetapi memiliki rasa solidaritas
yang kuat dari segi keagamaan. Tetapi tidak dalam hal perkawinan, masyarakat
adanya adat istiadat yang harus dipatuhi serta dijalankan yaitu melakukan
Dari uraian diatas, masalah penelitian ini berkaitan dengan teori aksi
(tindakan) dari Talcott Parsons. Pemikiran Parsons ini dipengaruhi oleh Max
Weber yang juga menjelaskan tentang teori tindakan. Talcot Parsons menjelaskan
merupakan suatu tindakan rasional yang ingin dilakukan ataupun tidak ingin
dilakukan. Tindakan juga dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan
karena mendapat pengaruh orang lain atau juga bisa karena diri sendiri yang
termotivasi sesuatu. Sama halnya dengan perkawinan endogami yang terjadi pada
8
masyarakat keturunan arab yang bisa dilakukan karena keinginan sendiri atau
tujuannya.
berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan
kekerabatan dari garis keturunan laki-laki (kondisi sosial), yang ditandai oleh
keputusan hanya berada pada orang tua atau ayah sebagai pihak laki-laki saja.
Para aktor ini terutama wanita berupaya untuk mengubah keadaan dengan cara
9
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (adanya tujuan) supaya dapat bebas
dalam hal mencari jodoh yang sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi hal ini
terkendala oleh adat istiadat yang mengharuskan aktor tetap menikah dengan satu
keturunan atau satu suku/klan saja agar tali persaudaraan tidak terputus (adanya
nilai dan norma). Dalam menghadapi situasi dan kondisi yang bersifat kendala
sendiri. Aktor dapat mencari altenatif lain dengan tidak mengikuti adat istiadat
perkawinan endogami, tetapi hal ini sulit dilakukan oleh sang aktor dikarenakan
terdapat sanksi dari masyarakat jika aktor tidak menjalankan tradisi yang telah
keturunan keluarga.
dipengaruhi oleh 3 sistem bertindak , yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan
sistem kepribadian.
berinteraksi satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola
tertentu berdasarkan adat, kebiasaan atau norma yang berlaku. Tetapi dalam teori
aksinya disini Parsons tidak menekankan pada interaksi melainkan pada status dan
Dalam keluarga orang tua mempunyai peranan yang sangat besar terutama ayah
10
sebagai kepala keluarga yang biasanya berperan sebagai pengambilan keputusan
pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang menjadi
utama yang mengikat sistem tindakan. Hal ini disebabkan karena di dalam
kebudayaan terdapat norma dan nilai yang harus ditaati oleh individu untuk
mencapai tujuan dari kebudayaan itu sendiri. Nilai dan norma itu akan
diinternalisasikan oleh aktor ke dalam dirinya sebagai suatu proses dalam sistem
kultural .
oleh aktor kedalam dirinya. Kepribadian adalah organisasi sistem orientasi dan
sistem sosial: pertama, aktor harus belajar melihat dirinya dengan cara yang sesuai
pada setiap peran yang dimainkan oleh aktor individu. Lalu terjadi pembelajaran
disiplin diri, internalisasi orientasi nilai, identifikasi dan sebagainya. Jadi disini
tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya.
11
keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang
Perkawinan
Teori Aksi
(Parsons)
1. Aktor/individu
Unsur-unsur 2. Tujuan
Tindakan Sosial
3. Alternatif cara/ tujuan
4. Kondisi Sosial
12
4. Metode Penelitian
dengan masalah dan unit yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar
sendiri adalah bentuk perkawinan yang berlaku di dalam suatu masyarakat seperti
tersebut biasanya dipengaruhi oleh aturan yang ada pada keluarga atau masyarakat
sekitar lingkungan. Selain itu, orang tua juga mempunyai peranan yang penting
Perkawinan yang saat ini masih terjadi pada kampung arab Al Munawar
adalah bentuk perkawinan endogami. Perkawinan sesama etnis sampai saat ini
tetap terjadi dan bertahan di kampung ini, padahal sulit dibayangkan itu dapat
terjadi pada masyarakat perkotaan yang sudah modern dan setiap saat bisa terjadi
kontak-kontak budaya pada anggota masyarakat lainnya. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya suatu tindakan yang dilakukan atas dasar pengaruh dari aturan yang
ada dari keluarga ataupun lingkungan masyarakat sekitarnya. Dari data yang
13
diperoleh di lapangan berbagai alasan mempertahankan perkawinan endogami
a. Sistem Kekerabatan
kekerabatan dari pihak ayah atau laki-laki. Bentuk sistem kekerabatan tersebut
yang mempunyai kakek bersama (nenek moyang sama) atau yang percaya bahwa
mereka adalah keturunan dari seorang kakek yang sama menurut garis
kampung ini, bahwa apabila seorang perempuan dari keturunan Arab menikah
dengan non Arab maka garis keturunannya akan putus, karena mengikuti garis
mereka menikah dengan keturunan di luar Arab. Oleh sebab itu jika perempuan
keturunan Arab menikah dengan laki-laki yang bukan keturunan Arab, maka
garis dari Rasulullah tersebut akan terputus hanya pada perempuan tersebut,
karena laki-laki yang bukan keturunan Arab tidak memiliki darah keturunan dari
Rasulullah.
14
Dapat disimpulkan bahwa jelas terlihat ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam memilih pasangan dimana hal itu didasari dari penarikan
garis keturunan. Perbedaan itu sangat menonjol dimana terlihat bahwa laki-laki
perempuan. Semua itu tidak terlepas dari adanya aturan yang telah ada terlebih
lagi berlandaskan pada ajaran agama yang mau tidak mau harus diikuti oleh
masyarakat tersebut.
darah dan lebih memilih sistem perkawinan endogami yang jelas bersifat
b. Sistem Perkawinan
ini mengenal dengan istilah perkawinan dengan sesama kami atau sesama
aturan khusus yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya karena sudah menjadi
khususnya berlaku untuk perempuan maka akan adanya sanksi dari masyarakat
jika tidak menjalankan tradisi yang telah dipertahankan sejak lama oleh
15
masyarakat kampung arab Al Munawar. Sanksi tersebut dapat berupa pengucilan,
pengasingan, maupun dihapuskan dari garis keturunan keluarga. Selain itu juga,
mempunyai sanksi tidak nyata yang akan ditanggung sendiri dimana sanksi
tersebut sudah berurusan dalam hal keagamaan, yaitu tanggung jawab dengan
bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi satu sama lain. Di dalam
suatu kelompok memiliki suatu ikatan yang sangat kuat dalam mempertahankan
keanggotaannya.
yang mempunyai keturunan atau suku yang sama tersebut merupakan salah satu
16
untuk memperbanyak generasi penerus juga sangat penting dalam upaya menjaga
keturunan asli dan berada pada zuriat keturunannya. Hal tersebut sudah menjadi
suatu adat atau tradisi yang telah diberlakukan sejak dahulu sehingga sampai
ada.
d. Sistem Kepercayaan
menganggap suatu premis benar. Jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan
Kepercayaan dapat menjadi suatu prinsip hidup yang dipegang dan diyakini oleh
kepercayaan tersebut dipengaruhi oleh suatu adat atau kebiasaan yang sudah turun
temurun dilakukan oleh nenek moyang mereka. Selain itu agama juga
diyakini masyarakat keturunan Arab ini. Ajaran dan syariat Islam selalu dijunjung
sunnah Rasul. Sampai saat ini kebiasaan tersebut masih dilakukan dan sulit untuk
untuk kawin secara endogami dan melarang keras mereka untuk melakukan
perkawinan eksogami.
17
Selain hal keagamaan masyarakat keturunan Arab sangat kuat dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai agamanya yaitu Islam. Terlebih lagi di dalam diri
mereka telah dilandasi oleh keyakinan bahwa masyarakat keturunan Arab itu
oleh Rasulullah harus dijalankan dengan baik. Hal lain yang selalu dikaitkan
adalah adanya hukum kafa’ah (kufu’). Arti dari kata Kafa'ah adalah: Sama,
kufu' yaitu laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama kedudukan, sebanding
dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlaq, kekayaan dan keturunannya.
dimana dikatakan baik ketika apa yang dilakukan tidak keluar dari garis-garis
yang membatasi antara baik dan buruk sesuai dengan tata aturan kehidupan
masyarakat. Selain itu masyarakat telah menetapkan yang dikatakan baik atau
sesuai dengan aturan dan buruk atau melanggar aturan yang terdapat dalam adat
bangunan rumah yang bersejarah dan telah berumur 100 tahunan. Rumah-rumah
18
tersebut sangat dijaga dan dipelihara oleh masyarakat kampung Arab Al Munawar
terlihat dari bentuk bangunan yang masih asli tanpa ada renovasi sebelumnya
benda/harta kekayaan tersebut dikuasai secara asli hanya oleh satu keturunan saja,
yakni keturunan Arab sendiri, tanpa adanya orang asing atau orang luar yang
bukan berasal dari keturunan Arab yang turut juga menguasai harta kekayaan itu.
Kepemilikan harta disini bukan hanya mengenai materi saja, melainkan lebih
pada bangunan-bangunan fisik yang telah lama berada pada perkampungan ini
yang diwariskan turun temurun yang banyak meninggalkan nilai bersejarah serta
Sebagai alasan untuk menjaga harta mereka tersebut agar tidak jatuh
pada orang lain, mereka memilih untuk menikah dengan seseorang yang berasal
dari keturunan Arab juga. Dengan alasan harta mereka tidak jatuh pada orang lain
mereka, seorang perempuan keturunan Arab tidak boleh menikah dengan laki-laki
Pribumi yang bukan keturunan Arab (masyarakat dari daerah sekitar). Namun,
keturunan Arab). Jika perempuan keturunan Arab yang menikah dengan laki-laki
bukan keturuan Arab maka akan dianggap aib oleh masyarakat kampung tersebut.
19
Karena menurut mereka, laki-lakilah yang masih memiliki darah keturunan dari
yang tidak berasal dari keturunan Arab maka rahasia atau aib keluarga akan
diketahui oleh orang luar yang tidak ada hubungan kerabat (bukan keturunan
Arab karena pertimbangan pertahanan dan keamanan, yang menurut mereka akan
lebih terjamin melalui ketunggalan dan kesatuan keturunan darah antar warga
yang terkecil yaitu keluarga. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta
tinggal bersama. Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada di
penting dan menjadi pusat perhatian kehidupan individu terlebih lagi fungsi sosial
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
20
sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh
Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga,
karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah
tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
dilahirkan seperti kertas yang putih bersih. Manusia yang ada di sekitarnyalah
yang akan membentuk anak tadi. Ia seolah-olah seperti sehelai kertas putih
bersih yang kemudian ditulisi dengan kata dan kalimat. Lingkungan sosial
pertama kali dikenal oleh seorang anak adalah keluarga terutama orang tua.
Peran orang tua untuk memberikan pengetahuan dari hal kecil sampai hal-hal
mengenai nilai-nilai dan norma supaya anak bisa beradaptasi dengan baik,
(Suhendi, 2001 : 97). Proses sosialisasi merupakan proses aktif yaitu masuknya
orang dalam suatu kelompok. Proses sosialisasi sebagai proses yang aktif
pengalaman mental.
21
Ahli sosiologi menyatakan bahwa mekanisme kunci dari proses
keluarga anak belajar dan melakukan interaksi sosial yang pertama serta mulai
anak juga belajar tentang keunikan pribadi seorang, dan sifat-sifat kelompok
Dalam proses sosialisasi, peran orang tua sangat penting. Peran yang
pantas dalam proses sosialisasi ini ialah sebagai agen pengendalian sosial (agent
dicapai.
penanaman nilai dan norma. Penanaman ini dilakukan lewat interaksi sosial. Pada
sesamanya. Hubungan pertama kali dilakukan dengan keluarga. Sama hal nya
adanya proses pengenalan dari orang tua bahwa mereka merupakan bagian dari
keturunan Arab dan harus mencari jodoh dari keturunan Arab juga.
apa yang harus dijalankan dalam memilih jodoh. Baik pengaruh dari orang tua
22
yang menceritakan asal usul nenek moyang sebagai keturunan langsung
Rasullullah ataupun orangtua itu sendiri yang memberikan contoh sehingga dapat
Dalam sosialisasi yang sukses nilai dan norma akan terinternalisasi atau
dengan kata lain sudah menjadi bagian dari pembentukan diri individu, sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan,
sendiri, dalam klan sendiri, dan hal ini masih dipertahankan. Keturunan Arab
golongan. Keturunan Arab yang berasal dari Hadramut sebagai etnis pendatang,
suatu perkawinan harus memperhatikan latar belakang, nilai dan status sosial yang
sama. Maksud dari latar belakang, nilai dan status sosial yang sama bagi
keturunan).
23
Sistem patrilinial yang telah terinternalisasi tentang pemilihan jodoh
terutama orang tua untuk memilihkan jodoh untuk anaknya. Internalisasi adalah
keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan
adanya nilai-nilai yang ada disekitarnya. Nilai itu dapat diartikan sebagai sikap
positif dan negatif apabila aturan tersebut dianut dan dilanggar. Nilai dan norma
itu secara tidak langsung sudah melembaga pada diri individu karena telah
mendapat pengaruh dari keluarga dan lingkungan sekitar. Seorang individu pada
suatu kelompok mungkin menaati aturan kelompok tersebut oleh karena yakin,
bahwa norma-norma itu adil dan baik untuk diikuti. Dan kemungkinan lain bahwa
sebagai keturunan Arab saja sehingga mencari pasangan sesama keturunan Arab
supaya tidak keluar dari keluarga ataupun lingkungan tempat tinggal. Melainkan
24
kesadaran itu terjadi pada mereka yang memutuskan untuk memilih pasangan dari
luar keturunan Arab. Bentuk kesadaran itu terlihat dari mereka yang memilih
tersebut.
penanaman nilai-nilai dari orang tua dan pengaruh dari lingkungan mengenai
sanksi yang ada telah memberikan kesadaran sendiri untuk menjalankan tindakan
dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tahapan tertentu, yang semakin
hari semakin meluas, yaitu berawal dari keluarga kemudian meluas ke teman
lingkungan kebudayaannya.
ke generasi. Semuanya itu adalah agar pada saat seorang individu masuk ke dalam
Salah satu kebudayaan pada masyarakat kampung Arab ini adalah dalam
hal mengenai pemilihan pasangan yang diharuskan berasal dari keturunan Arab
25
juga. Hal tersebut tidak jarang orang tua dituntut perannya untuk memilihkan
jodoh untuk anaknya. Memilihkan jodoh tersebut dapat terlihat dengan adanya
sistem perjodohan di kampung ini telah menjadi suatu budaya atau kebiasaan
bersama di dalam satu rumah ataupun satu lingkungan tempat tinggal yang sama,
sehingga keluarga terutama orang tua akan mempunyai pengaruh yang sangat
Arab termasuk salah satu bangsa yang memiliki banyak sekali budaya
Dalam keluarga, orang tualah yang sangat berperan dalam penanaman nilai-nilai
terutama dalam nilai budaya kesukuan. Sejak kecil penanaman nilai-nilai yang
dijumpai juga perkawinan yang berlangsung karena ada ketertarikan satu sama
lain. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yang menjelaskan bahwa
berlanjut pada proses pengenalan lebih jauh dan akhirnya memutuskan untuk
menikah.
26
Dalam menentukan jodoh selain karena orang tua yang menjodohkan
anaknya juga bisa tidak didasarkan atas perjodohan, melainkan karena ada
pasangan untuk anaknya. Peran orang tua disini dapat berupa penanaman nilai
budaya sehingga terbentuk kepribadian anak yang sesuai dengan keinginan orang
tua. Proses pembelajaran yang dialami melalui proses sosialisasi, internalisasi dan
enkulturasi merupakan tiga faktor utama yang sangat berperan dan berpengaruh
mengembangkan hubungan dalam masyarakat, sehingga dalam hal ini orang tua
untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai
Kesimpulan
anggota lain dari golongan sendiri. Pada masyarakat keturunan Arab, khususnya
bahkan hingga saat ini jenis perkawinan ini masih tetap belangsung. Alasan masih
diwariskan oleh nenek moyang mereka yang akhirnya menjadi suatu kepercayaan
27
dan pandangan hidup yang dipegang oleh masyarakatnya. Alasan lain adalah
keamanan.
penting terutama peranan orang tua, baik untuk mendapatkan restu maupun untuk
menentukan jodoh untuk anaknya. Peran orang tua disini dalam proses sosialisasi,
kepribadian dari adanya proses sosialisasi tersebut yang dapat berupa kesadaran
mengenai penanaman nilai mengenai yang baik atau yang buruk, yang nantinya
akan dipilih oleh anak tersebut. Dan enkulturasi merupakan suatu proses
menentukan pasangan untuk anaknya dan tidak jarang keinginan orang tua
tersebut di ikuti oleh anak karena dianggap suatu kebaikan dan suatu tradisi dalam
telah ada yang memiliki kesadaran untuk mencari jodoh dalam lingkungan
28
Saran
29