Nim : 05040120121
Sub Tema 1 : Pengantar Ilmu Hukum, Objek Kajian Ilmu Hukum, Kedudukan Pengantar Ilmu
Hukum
Pengantar Ilmu Hukum (PIH) kerap kali oleh dunia studi hukum dinamakan
“Encyclopaedia Hukum”, yaitu mata kuliah dasar yang merupakan pengantar
(introduction atau inleiding) dalam mempelajari ilmu hukum. Dapat pula dikatakan
bahwa PIH merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi hukum yang
mempelajari pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar tentang sendi-sendi utama
ilmu hukum. Menurut Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum adalah mata kuliah dasar
bagi mahasiswa (setiap orang) yang akan mempelajari atau bahkan mempelajari ilmu
hukum, sesungguhnya berisi pengetahuan dasar hukum, tetapi membutuhkan kesiapan
bagi yang ingin mendalaminya karena lingkup bahasannya sangat luas.
1. Sebagai ilmu dasar yang mendasari/melandasi cabang cabang ilmu hukum yang
sebenarnya atau lebih khusus.
2. Memberikan pengertian tentang dasar, azas dan penggolongan cabang ilmu hukum.
3. Memberikan pandangan umum secara ringkas mengenai seluruh ilmu hukum dan
kedudukan ilmu hukum dalam kerangka ilmu-ilmu lainnya.
Sumber :
1. https://books.google.co.id/books?
id=H9xDDwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
Sub Tema 2 : Masyarakat dan Tatanan Sosial, Eksistensi Norma Dalam Masyarakat
1) Interaksi Sosial
2) Status Sosial
Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam
tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi,
peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Unsur inilah yang mengatur
system pelapisan masyarakat yang kemudian menentukan porsi hak dan kewajiban
yang akan diterima masing masing individu.
Ada beberapa jenis status atau kedudukan sosial berdasarkan cara untuk
mendapatkannya :
a. Ascribed Status adalah keududukan yang diperoleh secara otomatis tanpa
usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar
kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan
disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru,
dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis
dan status melalui usaha. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau
pemberian dari pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan
atau kebutuhan masyarakat. Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar
teladan, penganugerahan kalpataru dsb.
3) Fungsi dan Peran
Fungsi dan peran merupakan suatu rangkaian perilaku yang diharapkan dari
seseorang dengan berdasarkan posisi sosial, baik itu dengan secara formal maupun
informal.Fungsi dan peran merupakan suatu aspek dinamis dari status sosial atau
kedudukan. Artinya, Pada saat seseorang itu dapat melaksanakan kewajiban serta
juga mendapatkan haknya maka orang tersebut sudah menjalankan sebuah fungsi
dan perannya dalam tatanan sosial.
Unsur ini yang nantinya akan menghubungkan unsur status dengan nilai serta norma
yang mengatur dalam sebuah tatanan sosial, jika setiap individu menjalankan fungsi
dan perannya dengan baik maka akan terwujud sebuah integrasi sosial yang
mengarah pada keharmonisan sosial, sebaliknya jika tiap individu tidak melakukan
fungsi dan perannya dengan baik maka akan memicu terjadinya disintegrasi sosial
yang mengarah pada proses kekacauan tatanan sosial. Untuk mengatur jalannya
fungsi dan peran sosial ini dibutuhkan unsur nilai dan norma dalam sebuah tatanan
sosial
4) Nilai dan Norma Sosial
Setelah nilai dan norma disepakati serta diterima, maka nilai dan norma tersebut
disosialisasikan kepada masyarakat secara turun-temurun. Tujuannya agar
masyarakat menyesuaikan perilaku atas fungsi dan perannya dengan nilai dan
norma itu, sehingga tercipta keteraturan sosial dalam sebuah tatanan sosial
Sumber :
1. https://en.wikipedia.org/wiki/Social_order
2. https://saintif.com/interaksi-sosial-adalah/
3. https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/kelas-sosial-status-sosial-
peranan-sosial-dan-pengaruhnya.pdf
4. https://pendidikan.co.id/pengertian-peran-konsep-dan-jenisnya-
menurut-para-ahli/
5. https://www.fahdisjro.com/2012/09/nilai-norma-
sosial.html#:~:text=Nilai%20dan%20Norma%20Sosial%20-
%20Setiap,sebagai%20pedoman%20perilaku%20dalam
%20masyarakat.&text=Setelah%20nilai%20dan%20norma
%20disepakati,warga%20masyarakat%20secara%20turun-temurun.
1) Norma Agama
Norma agama berasal dan diyakini turun dari Tuhan Yang Maha Esa. Praktik
penerapan norma agama diperkuat oleh adanya institusi agama. Ajaran teologi
mendistribusi pengetahuan akan adanya aturan dari Tuhan untuk dipatuhi. Siapa
yang melanggarnya diyakini akan mendapat siksa dari Tuhan.
Bentuk norma agama berbeda-beda tiap masyarakat tergantung agama yang dianut.
Sebagai contoh, dalam Islam menyembelih sapi jika dilakukan dengan cara yang
sesuai syariat diperbolehkan. Namun dalam agama Hindu, sapi dianggap sebagai
hewan suci titisan dewa, menyembelihnya tidak diperbolehkan.
Variabel paling jelas untuk menjelaskan perbedaan pandangan tersebut tentu saja
norma agama. Perbedaan norma agama adalah keniscayaan. Sudah selayaknya antar
umat beragama mempelajari ajaran agama lain sebagai basis toleransi guna
mewujudkan suatu tatanan sosial dengan keharmonisan.
2) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan dianggap bersumber dari hati nurani manusia. Norma ini
menjunjung tinggi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Tak seperti macam-macam
norma lainnya yang memiliki ruang lingkup lebih spesifik, norma kesusilaan berlaku
lebih universal. Anggapan yang umum terhadap norma ini adalah suara batin
manusia yang sebenarnya mendambakan nilai-nilai baik yang universal seperti
kejujuran, keadilan, kesejahteraan dan sebagainya.
Sebagai contoh, pamit pada orang tuanya akan kuliah tapi ternyata pergi berduaan
bercumbu rayu dengan paksaan. Orang tersebut tidak hanya berbohong namun juga
memaksa orang lain untuk menuruti nafsunya.
3) Norma Kesopanan
4) Norma Hukum
Dengan demikian, keberadaan dari norma hukum sudah menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat yang menjadi tempat bagi dilahirkannya hukum
yang bersangkutan. Sehingga dari kenyataan ini juga, maka terciptalah sebuah istilah
di dalam bahasa Latin, yakni ubi societas, ibi ius, yang artinya adalah “dimana ada
masyarakat, disitu ada hukum”. Hal ini pulalah yang menjadi sebab mengapa di
dalam mempelajari kaidah hukum tersebut, tetap tidak boleh terlepas dari
mempelajari tentang manusia dan tingkah lakunya di dalam masyarakat.
Norma hukum dapat disebut juga aturan hukum yang berisi tentang perintah dan
larangan serta hukuman apa yang diperoleh bagi pelanggar. Norma hukum selalu
berbentuk tertulis Orang yang melanggar hukum akan menghadapi hukuman yang
jelas. Vonis terhadap pelanggar hukum dilakukan melalui proses peradilan. Berbeda
dengan macam-macam norma lainnya, sanksi hukum bersifat memaksa. Artinya,
pelanggar hukum harus mendapatkan hukuman. Hal ini tentu dengan asumsi bahwa
penegak hukum adalah orang-orang yang adil.
Sebagai contoh, mencuri uang rakyat adalah perbuatan pelanggaran hukum yang
hukumannya telah diatur dalam undang-undang. Oleh karena melakukan perbuatan
yang melanggar norma hukum, koruptor harus menjalani hukuman sesuai yang telah
ditetapkan oleh peraturan yang ada.
Sumber :
1. https://yahyantolaw.wordpress.com/2017/05/10/first-blog-post/
2. https://sosiologis.com/macam-macam-norma