Anda di halaman 1dari 9

Nama: Nadita Wulandari

NPM: 1910011311059
Kelas: AK. 4B
Matkul: Komputer Akuntansi

RESUME PPh & PPn


Pajak Penghasilan (PPh)
 PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap sumber pajak atas penghasilan yang diterima dalam
tahun pajak, atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak,
apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.
 Subjek pajak :
1. a) Orang Pribadi
b) Warisan yang belum terbagi
2. Badan
3. Bentuk usaha tetap (BUT)
 Objek Pajak:
1. Penggantian atau imbalan berkenaan 8. Sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan pekerjaan/jasa yang diterima atau dengan penggunaan harta.
diperoleh (gaji, upah, tunjangan, 9. Penerimaan pembayaran berkala.
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, 10. Keuntungan karena pembebasan utang,
uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk kecuali dalam jumlah tertentu yang
lainnya, kecuali ditentukan UU) ditetapkan dengan peraturan
2. Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, pemerintah.
dan penghargaan. 11. Keuntungan karena selisih kurs mata
3. Laba usaha uang asing
4. Penerimaan kembali pembayaran pajak 12. Selisih lebih karena penilaian kembali
yang telah dibebankan sebagai biaya. asset.
5. Bunga (premium, diskonto, dan imbalan 13. Premi asuransi
karena jaminan pengembalian utang) 14. Iuran yang diterima atau diperoleh
6. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk perkumpulan dari anggotanya
apapun 15. Tambahan kekayaan bersih yang
7. Royalti berasal dari penghasilan belum kena
pajak.
 Pengecualian objek pajak
 a. Bantuan sumbangan
b. Harta hibah yang diterima keluarga
 Warisan
 Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh subjek pajak
 Iuran dana pensiun.
 Penghasilan dari modal yang diutamakan dari dana pensiun
 Bagian laba yang diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, Temasek
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
 Bunga obligasi yang diperoleh perusahaan reksa dana selama 5 tahun pertama sejak
pendirian perusahaan.
 Penghasilan yang diperoleh perusahaan modal ventura.

 Beban yang dapat dikurangkan:


1. Beban utnuk mendapatkan, menagih, 3. Iuran dana pensiun.
dan menagih dan memelihara 4. Kerugian karna penjualan / pengalihan
penghasilan (beban pembelian bahan, harta.
beban berkenaan dengan pekerjaan 5. Kerugian dari selisih mata uang asing
/jasa termasuk upah, gaji, bonus, 6. Beban penelitian dan pengembangan
gratifikasi, beban pengolahan limbah, perusahaan
premi asuransi, beban administrasi, 7. Beban beasiswa, magang dan pelatihan
dan pajak kecuali PPh 8. Piutang yang nyata tidak dapat ditagih
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk 9. Kepada orang pribadi sebagai WP
memperoleh harta berwujud dan dalam negeri diberikan pengurangan
amortisasi atas pengeluaran untuk berupa PTKP
memperoleh hak atas beban lain yang
mempunyai masa manfaat < 1 th.

 Beban yang tidak dapat dikurangkan:


1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun.
2. Beban yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu atau anggota.
3. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar
oleh WP orang pribadi.
4. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan
kenikmatan, kecuali:
a. Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai
b. Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan KMK
5. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
6. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, selain sumbangan yang ditetapkan
sebagai deductible expense serta selain sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada
lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah
7. Pajak penghasilan
8. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang yang
menjadi tanggungan
9. Gaji anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham
10. Sanksi administrasi dan pidana di bidang perpajakan

 Penghasilan Kena Pajak


Penghasilan Kena Pajak (WP badan) = Penghasilan Netto
 Penghasilan Tidak Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak (WP Orang Pribadi) = Penghasilan Netto – PTKP
PTKP MULAI 1 JANUARI 2016 SAMPAI SEKARANG

 Untuk diri pegawai ( tidak kawin)  Untuk pegawai yang kawin & memiliki
Setahun : Rp.54.000.000 3 tanggungan
Sebulan : Rp.4.500.000 Setahun : Rp.72.000.000
 Untuk diri pegawai yang kawin Sebulan : Rp.6.000.000
atau nikah
Setahun : Rp.58.500.000
Sebulan : Rp.4.875.000
 Untuk pegawai yang kawin &
memiliki 1 tanggungan
Setahun : Rp.63.000.000
Sebulan : Rp.5.250.000
 Untuk pegawai yang kawin & memiliki
2 tanggungan
Setahun : Rp.67.500.000
Sebulan : Rp.5.625.000

 Tarif Pajak
Tarif pajak yang digunakan adalah tarif pajak yang diatur dalam pasal 17 UU PPh.
Untuk WP orang pribadi dalam negeri:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
 0 s/d 50jt 5%
 >50jt s/d 250jt 15%
 >250jt s/d 500jt 25%
 >500jt 30%

 CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN


1. Rose Emerlyn adalah seorang karyawati dg status menikah tanpa anak, bekerja pada
PT.YG Entertaiment dg gaji sebulan Rp 10.500.000. Rose membayar iuran pensiun yg
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Kuangan sebesar Rp 100.000 sebulan.
Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Rose berdomisili yg diserahkan kepada
pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tdk mempunyai penghasilan apapun. Pada
bulan Juli selain menerima gaji, juga menerima pembayaran atas lembur sebesar Rp
3.500.000
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :
Gaji sebulan Rp 10.500.000
Lembur 2.500.000
13.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 13jt) Rp 650.000
2. Iuran Pensiun Rp 100.000 Rp 750.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………… Rp 12.350.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp 12.350.000) Rp 148.200.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………….. Rp 89.700.000
PPh pasal 21 setahun :
5% x Rp 50.000.000 ………….Rp 2.500.000
15% x Rp39.700.000 5.955.000
8.455.000
PPh pasal 21 sebulan (Rp 8.455.000 / 12) …………………Rp 704.583,333
2. Siwon Hermanto, belum menikah dan tidak memiliki tanggungan, bekerja sebagai
pegawai tetap pada perusahaan PT SM Entertaiment menerima gaji yg dibayar mingguan
sebesar Rp 2.000.000. Pada minggu pertama bln Agustus 2019, Gaguk menerima gaji
sebesar Rp 2.000.000 dan dalam bulan tsb. Hanya menerima penghasilan berupa gaji saja.
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :
Gaji sebulan (4 x Rp. 2.000.000) Rp 8.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 8jt) Rp 400.000
Penghasilan neto sebulan ………………………………………... Rp 8.400.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp 8.400.000) Rp 100.800.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………. Rp 46.800.000
PPh pasal 21 setahun (5% x Rp 46.800.000) ……………..……... Rp 2.340.000
PPh pasal 21 sebulan (Rp 2.340.000/12) …………………….…... Rp 195.000
PPh pasal 21 atas gaji mingguan (Rp 195.000 /4) ………………. Rp 48.750
PPh pasal 21 atas gaji mingguan (Rp 195.000 /4) ………………. Rp 48.750
Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
 Subjek Pajak
Subjek pajak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP).
PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa
Kena Pajak (JKP).
 Objek Pajak
PPN dikenakan atas:
1. Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha
2. Impor BKP
3. Penyerahan JKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha
4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
6. Ekspor BKP oleh PKP
7. Kegiatan membangun sendiri yang tidak dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
oleh orang pribadi atau badan
Penyerahan aset oleh PKP yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak untuk
diperjualbelikan,sepanjang PPN yang di bayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.

 Barang Dan Jasa Yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai


Kelompok barang yang tidak dikenakan PPN :
1. Barang hasil pertambangan atau hasil 3. Makanan dan Minuman yang
pengeboran,yang di ambil langsung disajikan di hotel ,restoran ,rumah
dari sumbernya makan,warung,dan sejenisnya
2. Barang-barang kebutuhan pokok yang 4. Uang,Emas batangan,dan surat-surat
sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak berharga

Kelompok jasa yang tidak dikenakan PPN adalah :

- Jasa di bidang pelayanan kesehatan - Bidang penyiaran yang bukan iklan


medik - Bidang angkutan umum di darat dan air
- Bidang pelayanan sosial - Bidang tenaga kerja
- Bidang pengiriman surat dan perangko - Bidang perhotelan
- Bidang perbankan,asuransi,dan sewa - Jasa yang disediakan oleh pemerintah
- Bidang keagamaan dalam rangka menjalankan pemerintahan
- Bidang pendidikan secara umum
- Bidang kesenian dan hiburan yang telah
dikenakan pajak tontonan
 MEKANISME PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
- Pajak masukan dan pajak keluaran
- Pengkreditan pajak
 PENGHITUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Tarif Pajak
1. Tarif PPN adalah 10%
2. Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%
3. Dengan peraturan pemerintah,tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diubah menjadi serendah-rendahnya 5% dan setinggi-tingginya 15%
Dasar Pengenaan Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan adanya dasar pengenaan pajak
(DPP).Pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan DPP.DPP
adalah jumlah harga jual,penggantian,nilai impor,nilai ekspor,atau nilai lain yang
ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan,yang dipakai sbg dasar untuk menghitung
pajak terutang.

Pengkreditan Pajak Masukan


1. Pajak masukan dlm suatu masa pajak 4. Apabila dalam suatu masa pajak
dikreditkan dengan pajak keluaran pajak masukan yang dapat dikreditkan
untuk masa pajak yang sama lebih dari pada pajak keluaran,maka
2. Dalam hal belum ada pajak keluaran selisihnya merupakan kebijakan pajak
dalam suatu masa pajak,maka pajak yang dapat dimintakan kembali atau
masukan tetap dapat dikreditkan dikompensasikan ke masa pajak
3. Apabila dalam suatu masa pajak berikutnya
pajak keluaran lebih dari pada pajak
masukan,maka selisihnya merupakan
PPN yang harus dibayar oleh PKP.

Pajak Penjualan Barang Mewah


Yang dimaksud dengan BKP yang tergolong mewah adalah:
1. Bukan merupakan kebutuhan pokok 4. Dikonsumsi untuk menunjukan status
2. Dikonsumsi oleh masyarakat tertentu 5. Apabila dikonsumsi dapat merusak
3. Pada umunya dikonsumsi masyarakat kesehatan dan moral masyarakat,serta
berpenghasilan tinggi mengganggu ketertiban masyarakat
Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
1. Tarif PPNBM adalah paling rendah 10% dan paling tinggi 75%
2. Atas ekspor BKP yang tergolong mewah dikenakan pajak dengan tarif 0%
3. Jenis barang yang dikenakan PPNBM atas BKP yang tergolong mewah ditetapkan dengan
keputusan menteri keuangan

Contoh :
PKP PT Devina mengimpor Tas GUCCI dengan nilai impor RP. 25.000.000.
Barang tersebut,selain dikenakan PPN,juga dikenakan PPNBM dengan tarif 20%.Dengan
demikian, penghitungan pajak pertambahan nilai dan PPNBM yang terutang atas impor BKP
tersebut adalah :
Dasar pengenaan pajak = RP. 25.000.000
PPN ( 10% x RP. 25.000.000) = RP. 2.500.000
PPnBM (20% x Rp. 25.000.000) = Rp. 5.000.000

Anda mungkin juga menyukai