Anda di halaman 1dari 4

Tugas-tugas inti seorang PR

“Public relations bukan hanya seorang juru siar,” ujar Siska. Berikut Siska
memaparkan beberapa job description PR yang disebutnya sebagai “nature of
work“.

1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah


perusahaan, dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkan target publik
untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan.
Seorang PR specialiast menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya seorang
penasihat dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit
dan organisasi lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara
hubungan positif dengan publik.

2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media,


komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka
mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai
conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat
mereka bekerja dengan para investor. Seorang PR tidak hanya berfungsi
untuk “mengatakan sejarah organisasi”, tapi mereka juga dituntut untuk
mengerti tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, karyawan dan
kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk
meningkatkan komunikasi, seorang PR juga membangun dan memelihara
hubungan yang koperatif dengan wakil-wakil komunitas, konsumen, karyawan
dan public interest group, juga dengan perwalian dari media cetak dan
broadcast.

3. Seorang PR menyampaikan informasi pada publik, interest group,


pemegang saham, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari sebuah
organisasi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan mengupayakan pihak
manajemen untuk supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik dan
menaruh perhatian terhadap grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka
biasa berhubungan.

4. Seorang PR menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media,


yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan material mereka. Banyak
laporan khusus di radio atau televisi, berita di koran dan artikel di majalah,
bermula dari meja seorang PR.

5. Seorang PR juga mengatur dan mengumpulkan program-program untuk


memelihara dan mempertahankan kontak antara perwalian organisasi dan
publik. Mereka mengatur speaking engagement, pidato untuk kepentingan
sebuah perusahaan, membuat film, slide, atau presentasi visual lain dalam
meeting dan merencanakan konvensi. Sebagai tambahan, mereka juga
bertanggung jawab menyiapkan annual reports dan menulis proposal untuk
proyek-proyek yang beragam.

6. Dalam pemerintahan, seorang PR–yang kemungkinan akan disebut sebagai


“sekretaris pers”, “information officer”, “public affair specialist” atau
“communications specialist”, bertugas menginformasikan pada publik
mengenai aktivitas yang dilakukan agen-agen pemerintah dan pegawai-
pegawai resminya.

7. PR yang berurusan dengan publisitas untuk individual, atau mereka yang


menangani public relations untuk organisasi kecil, kemungkinan akan
berurusan dengan semua aspek pekerjaan. Mereka akan menghubungi orang-
orang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material
untuk distribusi. Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales
promotion untuk mendukung kegiatan marketing.

Tanggung jawab utama direktur

1. Bekerja dengan media untuk mempublikasikan informasi perusahaan


yang tepat waktu, seperti siaran pers, brosur, dan bahan lainnya.
2. Pastikan strategi komunikasi konsisten dan mencerminkan visi strategis
organisasi.
3. Menerapkan strategi media sosial.
4. Mengembangkan basis pendukung secara online dan lalu lintas.
5. Lakukan media sosial tugas pengelolaan masyarakat.
6. Membangun dan mempertahankan komunitas online.
7. Mengelola hubungan dengan media.
8. Menghasilkan dan mempublikasikan komunikasi massa dengan ledakan
email dan kampanye pemasaran.
9. Memperbaiki pesan inti untuk memastikan konsistensi organisasi dalam
semua aspek komunikasi termasuk pengembangan, pengorganisasian
dan pendidikan.
10. Pastikan framing konsisten pesan.
11. Mempublikasikan video dan fotografi di website perusahaan dan blog.
12. Dokumen kehadiran perusahaan di acara-acara, konferensi, dan
ceramah.
13. Advokat atas nama merek perusahaan dengan pemangku kepentingan
eksternal dan media di semua saluran komunikasi dan kendaraan.
14. Berkolaborasi dengan pemasaran untuk mengembangkan rencana
periklanan, pemasaran dan promosi.
15. Mengedit dan konten merevisi seperlunya.

PRAKTIK PUBLIC RELATIONS

Praktik PR kini banyak dilakukan oleh berbagai organisasi. Divisi PR bertindak


sebagai komunikator, ketika publik atau masyarakat berhubungan dengan
organisasi terkait.

Praktik PR pada hakikatnya adalah aktivitas. Oleh sebab itu, tujuan praktik PR
serupa dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan
pengetahuan, perasaaan. Dan perilaku komunikan (penerima pesan). Praktik
PR juga bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan perasaan, serta
perilaku positif masyarakat luas terhadap organisasi, lembaga, atau
perusahaan. Tujuan praktik PR adalah membuat publik dan organisasi,
lembaga atau perusahaan saling mengenal, baik kebutuhan, kepentingan,
harapan, maupun budaya masing-masing (Kusumastuti. 2002: 20-21).

Praktik PR juga memiliki fungsi manajemen, yakni mendorong kemapanan dan


saling memelihara arus komunikasi yang menciptakan pengertian, penerimaan
dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya, termasuk
melibatkan diri dalam manajemen untuk memecahkan masalah atau mengatasi
suatu isu. Membantu manajemen untuk menginformasikan atau merespon
terhadap opini publik, membatasi dan menegaskan tanggung jawab manajemen
untuk melayani publik yang berkepentingan, membantu manajemen membuat
kebijakan tertentu secara efektif untuk menciptakan perubahan yang
bermanfaat, menjalankan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi
kecenderungan-kecenderungan, dan menggunakan penelitian akal sehat serta
komunikasi secara etis sebagai prinsip dasarnya (Cultip, Center and Broom.
2004:4).

Praktik PR sebagai komunikator tentunya harus memiliki persyaratan tertentu,


sehingga dapat menjalankan fungsi PR ini secara profesional. Ada lima
persyaratan mendasar bagi seorang yang ingin menjalankan fungsi PR, yakni;
1. Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi);
2. Ability to organize (kemampuan manajerial atau kepemimpinan);
3. Kemampuan bergaul atau membina relasi;
4. Memiliki kepribadian yang utuh atau jujur;
5. Banyak ide dan kreatif.

Menurut Soemirat dan Ardianto, 2003: 175 praktik PR sebagai komunikator


suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan haruslah tetap menunjang prispip-
prinsip etika. Tugasnya antara lain:
1. Menjadi komunikator untuk publik internal dan publik eksternal,
2. Tidak terlepas dari faktor kejujuran sebagai landasan utamanya,
3. Membuat publik atau masyarakat merasa diakui dan dibutuhkan
keberadaaannya,
4. Etika sehari-hari dalam berkomunikasi dan berinteraksi harus tetap dijaga,
5. Menyampaikan informasi-informasi penting kepada publik atau masyarakat,
6. Menghormati nilai-nilai kemanusiaan,
7. Mampu memberikan keputusan dan pertimbangan secara arif dan bijaksan,
8. Mengenal batas-batas yang berdasarkan pada moralitas dalam menjalankan
profesinya,
9. Penuh pengabdian dalam profesinya,
10. Mentaati kode etik profesi yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai