Pada anak-anak, edema yang disebabkan sindrom nefrotik dapat diamati dari
pembengkakan di wajah. Sedangkan pada orang dewasa, edema dapat diamati dari
pembengkakan di tumit, yang diikuti pembengkakan di betis dan paha.
Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh penyakit lain juga akan menimbulkan gejala penyakit
tersebut. Contohnya, sindrom nefrotik yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis dapat
menimbulkan gejala nyeri sendi.
Selain beberapa penyakit di atas, mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi kerja ginjal,
seperti obat antiinflamasi nonsteroid atau interferon alfa, juga dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena sindrom nefrotik. Menyalahgunakan heroin juga berisiko menimbulkan
sindrom nefrotik.
Bila protein dalam darah terlalu rendah, dokter dapat memberikan albumin melalui infus.
Dokter juga akan menyarankan penderita untuk cuci darah atau transplantasi ginjal bila sudah
mengalami gagal ginjal kronis.
Tingkat kesembuhan dari kondisi ini sangat bergantung pada penyebab, keparahan, dan respon
tubuh terhadap pengobatan. Umumnya penderita usia anak-anak dapat sembuh walau sekitar
70% kembali mengalaminya lagi di masa depan.
Sindrom nefrotik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi, seperti:
Hipertensi akibat gangguan pada ginjal.
Malnutrisi akibat banyaknya protein di dalam darah yang terbuang bersama urine.
Peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Terbentuknya gumpalan darah akibat protein pengencer darah alami ikut terbuang
bersama urine.
Rentan terkena infeksi akibat antibodi di dalam darah ikut terbuang bersama urine.
Penyakit gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis akibat ginjal tidak dapat menyaring
darah dengan optimal.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan utama bengkak bengkak pada kelopak mata. Hal ini
di alami sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Tapi pada saat pengkajian bengkak sudah
berkurang
2. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien pernah di rawat di RSWS pada bulan desember 2014 selama 10 hari dengan
keluhan yang sama
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, ataupun
zat/substansi kimia.
Klien tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan bebas
Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : kurang lebih sama.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit anggota keluarga : tidak ada keluarga klien yang menderita hipertensi, penyakit
ginjal, penyakit jantung.
4. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan Fisik
1) Berat badan : 17 Kg
2) Tinggi badan : 96 cm
3) Waktu tumbuh gigi umur : Orang tua mengatakan lupa
5. Reaksi Hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Orang tua membawa anaknya ke RS karena khawatir akan keadaan anaknya.
Dokter menceritakan tentang keadaan anaknya dan kelihatannya orang tua
tidak/belum mengerti tentang keadaan anaknya hal ini dapat dilihat dengan ekspresi
wajah ibu dan pertanyaan yang sering timbul terkait dengan keadaan anaknya
Orang tua (Ibu) pada saat ini mengatakan merasa karena takut dan khawatir karena
anaknya sudah pernah di rawat di RS dengan penyakit yang sama
Saat ini anak dijaga oleh ibu dan bapaknya
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Anak mengatakan dia dirawat di rumah sakit karena sakit.
Anak tidak mengetahui apa penyebab sakitnya.
Anak merasa bosan selama dirawat di rumah sakit karena tidak bisa bermain dengan
teman-temannya seperti di rumah.
6. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
Cara Mandi sendiri Mandi dibantu sepenuhnya oleh
orang tua
4. Gosok gigi
Frekuensi 1-2 kali sehari 1 kali sehari
Cara Menggosok gigi sendiri Menggosok gigi sendiri dan
dibantu orang tua
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien
Lemah.
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 °C
Nadi : 110x/menit
Respirasi : 24x/menit
Tekanan darah : 100/60 mmHg
c. Antropometri
Tinggi Badan : 96 cm
Berat Badan : 17 Kg
Lingkar lengan atas : 14 cm
Lingkar kepala : 49 cm
Lingkar dada : 53 cm
Lingkar perut : 42 cm
Skin fold : tidak dilakukan
d. Sistem pernapasan
Hidung : simetris kiri-kanan. Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret, polip,
maupun epistaksis
Leher : Ada pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati), kelenjar servikal sinistra 1 buah
ukuran 1x1 cm, kelenjar submandibula dextra 1 buah ukuran 2x1 cm
e. Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik, bibir lembab, tidak ada labio skizis.
Mulut : tidak ada stomatitis dan palato skizis, tidak ada caries , kemampuan menelan
baik.
Gaster : kembung sering dirasakan, tidak nyeri, gerakan peristaltik normal
Abdomen : Hati teraba , lien, ginjal tidak teraba, perkusi : ascites (+) shifting dullness.
8. Test Diagnostik
a. Pemeriksaan lab (18/04-2015) :
WBC : 12,2, Nilai normal : 4,0 - 10,0, satuan : 10 3/mm3
RBC : 5, 46, Nilai normal 4,00 – 6,00, satuan : 10 6/mm3
HGB : 11,7, Nilai normal : 13,5 – 19,5, satuan : g/dl
b. Kimia Darah Tanggal 17/4-2015
Albumin: Hasil : 2,4 gr/dl Nilai Rujukan : 3,5-5,0 gr/dl
c. Pemeriksaan radiologi (12/04-2015)
- Foto Thorax : Kardiomegali dengan edema paru dan Efusi Pleura bilateral
ANALISIS DATA
DO:
- Klien masuk rumah sakit dengan keluhan utama
bengkak bengkak pada kelopak mata. Hal ini di alami
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Tapi pada saat
pengkajian bengkak sudah berkurang
- Leher : Ada pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati),
kelenjar servikal sinistra 1 buah ukuran 1x1 cm, kelenjar
submandibula dextra 1 buah ukuran 2x1 cm
- Gaster : kembung sering dirasakan, tidak nyeri, gerakan
peristaltik normal
-Abdomen : Hati teraba , lien, ginjal tidak teraba, perkusi
: ascites (+) shifting dullness.
Diagnose keperawatan :
1.kelebihan volume cairan berdasarkan Kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan
permeabilitas sekunder
INTERVENSI
diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi rasional
Kelebihan volume Tujuan : Dalam waktu Kaji masukan yang perlu untuk
cairan b.d Kehilangan 3x24 jam pasien tidak relatif terhadap menentukan fungsi
protein sekunder menunjukkan bukti- keluaran secara akurat. ginjal, kebutuhan
terhadap peningkatan bukti akumulasi cairan i. Timbang berat penggantian cairan dan
permeabilitas sekunder (pasien mendapatkan badan setiap hari (ataui penurunan resiko
volume cairan yang lebih sering jika kelebihan cairan.
tepat) diindikasikan). i. Mengkaji retensi
j. Kaji perubahan cairan
Kriteria hasil: edema : ukur lingkar j. Untuk mengkaji
· Penurunan edema, abdomen pada ascites dan karena
ascites umbilicus serta pantau merupakan sisi umum
· Kadar protein edema sekitar mata. edema.
darah meningkat k. Atur masukan k. Agar tidak
· Output urine cairan dengan cermat. mendapatkan lebih dari
adekuat 600 – 700 l. Pantau infus intra jumlah yang dibutuhkan
ml/hari vena l. Untuk
· Tekanan darah dan m. Kolaborasi : mempertahankan
nadi dalam batas Berikan kortikosteroid masukan yang
normal. sesuai ketentuan. diresepkan
n. Berikan diuretik m. Untuk menurunkan
bila diinstruksikan. ekskresi proteinuria
n. Untuk
memberikan
penghilangan
sementara dari edema.