Abstrak
Latar Belakang: Gangguan psikologis masa post partum dapat
Keywords:
karakteristik menurunkan keyakinan ibu dalam merawat bayi baru lahir (Parenting
personal, post self efficacy). Dalam menjalankan tugas parenting, status sosial
partum, parenting ekonomi yang dibentuk berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
self efficacy. penghasilan orangtua memiliki pengaruh dalam proses parenting.
Tujuan: Mengetahui hubungan karakteristik personal terhadap
parenting self efficacy pada ibu post partum
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
dengan rancangan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini
sebanyak 40 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
karakteristik personal dan Parenting Self Efficacy Scale (PSES).
Analisis yang digunakan menggunakan uji chi square.
Hasil: Terdapat hubungan tingkat pendidikan terhadap parenting self
efficacy pada ibu post partum (p=0,000). Terdapat hubungan pekerjaan
terhadap parenting self efficacy pada ibu post partum (p=0,024).
Terdapat hubungan penghasilan terhadap parenting self efficacy pada
ibu post partum (p=0,013). Tidak terdapat hubungan commuter
marriage terhadap parenting self efficacy pada ibu post partum
(p=0,316). Tidak terdapat hubungan usia terhadap parenting self
efficacy pada ibu post partum (p=0,080)
Kesimpulan: Tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan merupakan
faktor yang berhubungan dengan parenting self efficacy pada ibu post
partum.
Rekomendasi: Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut
mengenai parenting self-efficacy menggunakan metode penelitian
kualitatif.
berbagai gejala atau sindroma (Bobak et al., sosial ekonomi ini tentunya memengaruhi
2012). dinamika yang terjadi dalam keluarga.
Menurut WHO (2014) di seluruh dunia Kekurangan sumber daya dapat
sekitar 13% dari wanita pasca persalinan menyebabkan orangtua mengalami
mengalami gangguan mental. Di negara- peningkatan stress dalam menghadapi
negara berkembang lebih tinggi, yakni tantangan kehidupan sehari-hari, khususnya
19,8% setelah pasca persalinan. Hasil dalam mengasuh anak (Brooks, 2012).
Riskesdas tahun 2018, kejadian gangguan Adanya tekanan ekonomi ini membuat
mental emosional di Indonesia dengan orangtua sulit untuk memenuhi kebutuhan
gejala-gejala depresi dan kecemasan sebesar keluarganya, terutama kebutuhan anak dan
16% atau 14 juta orang kemudian di Jawa kerap kali ditemukan menjadi penghalang
Tengah terdapat 11% ibu nifas yang utama bagi orangtua untuk melakukan tugas
mengalami gangguan mental pasca parenting terhadap anak dengan perhatian
persalinan (Kementerian Kesehatan RI., penuh. Padahal, orangtua berperan penting
2018). dalam mengasuh anak. Pada keluarga
Gangguan-gangguan psikologis masa dengan status sosial ekonomi bawah,
post partum dapat menurunkan keyakinan orangtua harus berjuang untuk memenuhi
ibu dalam merawat bayi baru lahir. kebutuhan hidup sehari-hari demi
Parenting self efficacy merupakan keyakinan kelangsungan hidup keluarganya. Hal
orang tua terhadap kemampuannya dalam tersebut menyebabkan mereka sering tidak
mengatur dan melakukan tugas yang memperhatikan pentingnya parenting
berhubungan dengan mengasuh bayi dalam (Ahmed, 2015).
kondisi tertentu (Bandura, 2011). Beberapa literatur memaparkan
Salah satu elemen kognitif yang hubungan antara status sosial ekonomi
penting dalam kompetensi dalam dengan beberapa aspek-aspek
pengasuhan adalah parenting self efficacy, perkembangan, seperti hubungan status
yaitu perkiraan pribadi orang tua mengenai sosial ekonomi dengan tujuan (goal)
kompetensi mereka dalam peran sebagai orangtua terhadap anak, hubungan
orang tua atau persepsi mereka terhadap emosional antara orangtua dan anak, serta
kemampuan mereka untuk mempengaruhi hal-hal lainnya terkait praktik orangtua
perilaku dan perkembangan anak-anak dalam mengatur rumah tangga dan
mereka secara positif (Coleman & Karraker, mengasuh anak (Hoff, Laursen, & Tardif,
2010). Tingkat parenting self efficacy yang 2012).
tinggi secara kuat diasosiasikan dengan Sebuah pengaturan rumah tangga yang
kapasitas orang tua untuk menyediakan pada sebagian waktunya salah satu dari
lingkungan yang adaptif, menstimulasi, dan pasangan tinggal di dekat tempat kerjanya
memelihara anak. Sebaliknya, tingkat disebut dengan istilah commuter marriage.
parenting self efficacy yang rendah Menjaga rumah tangga tanpa bantuan atau
diasosiasikan dengan parental depression, dukungan dari pasangan dapat membuat ibu
parental stress, masalah perilaku pada anak, yang menjalani commuter marriage
dan sebagainya (Coleman & Karraker, mengalami kelelahan fisik dan emosional
2010). Keyakinan ibu terhadap (Bergen, 2016). Ketidakberadaan suami
kemampuannya melakukan peran sebagai dalam keseharian ibu yang menjalani
seorang ibu akan mempengaruhi praktek commuter marriage mungkin dapat
pengasuhan bayi, dan menjadi salah satu mengakibatkan berkurangnya dukungan
kunci dasar pertumbuhan dan perkembangan suami pada ibu. Dukungan dari suami dapat
anak selanjutnya (Bandura, 2011). mempengaruhi parenting self efficacy pada
Beberapa faktor yang dapat ibu (Tsou, 2010).
mempengaruhi parenting self-efficacy Berdasarkan studi pendahuluan yang
diantaranya adalah tingkat pendidikan dan dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
status sosial ekonomi orang tua (Holloway, Gombong pada bulan Januari 2020, jumlah
2015). Status sosial ekonomi, yang dibentuk ibu nifas sebanyak 2624 orang ibu nifas
berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, dalam kurun waktu 1 tahun yaitu dari Bulan
dan penghasilan orangtua memiliki pengaruh Januari sampai dengan Desember 2019.
dalam proses parenting. Status sosial Hasil wawancara terhadap 5 ibu nifas, 4
ekonomi itu sendiri membentuk beragamnya orang ibu memiliki keinginan untuk
kelompok berdasarkan tingkatan status mengasuh bayi secara mandiri namun
sosial ekonominya. Adanya perbedaan status kurang yakin, 1 orang ibu mengungkapkan
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
informasi dan menyusunnya menjadi suatu oleh Gallinsky (dalam Martin & Colbert,
pengetahuan, sehingga semakin tinggi 2017) apabila tuntutan-tuntutan tersebut
tingkat pendidikan seseorang, maka saling berbenturan, maka ibu akan
tingkat pengetahuannya semakin tinggi mengalami konflik.
sehingga tingkat parenting self-efficacy Hasil penelitian menunjukkan
semakin tinggi (Notoatmodjo, 2012). sebagian besar ibu post partum di RS PKU
Hasil penelitian menunjukkan Muhammadiyah Gombong berpenghasilan
sebagian besar ibu post partum di RS PKU kurang dari UMK (52,5%). Kekurangan
Muhammadiyah Gombong bestatus sumber daya dapat menyebabkan orangtua
bekerja (65,0%). Aktivitas pekerjaan dapat mengalami peningkatan stress dalam
mempengaruhi tingkat parenting self menghadapi tantangan kehidupan sehari-
efficacy. Hal tersebut disebabkan, pada ibu hari, khususnya dalam mengasuh anak
yang berkerja dapat mengalami fatigue. (Brooks, 2012). Adanya tekanan ekonomi
Fatigue merupakan kelelahan yang dapat ini membuat orangtua sulit untuk
memengaruhi emosi, kognitif hingga memenuhi kebutuhan keluarganya,
psikomotor seseorang. Semakin tinggi terutama kebutuhan anak dan kerap kali
fatigue maka akan semakin tinggi ditemukan menjadi penghalang utama bagi
parenting stress dan semakin rendah orangtua untuk melakukan tugas parenting
parenting self efficacy (Pramudianti, terhadap anak dengan perhatian penuh.
Raden, & Suryaningsih, 2018). Padahal, orangtua berperan penting dalam
Sejatinya, menjadi orangtua mengasuh anak. Pada keluarga dengan
membawa tantangan tersendiri seiring status sosial ekonomi bawah, orangtua
dengan perkembangan anak maupun harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan
orangtua itu sendiri. Ibu yang bekerja sama hidup sehari-hari demi kelangsungan hidup
artinya dengan memiliki dua peran keluarganya. Hal tersebut menyebabkan
sekaligus. Dengan beban dari kedua peran mereka sering tidak memperhatikan
tersebut, dapat menyebabkan ibu bekerja pentingnya parenting (Ahmed, 2015).
mengalami role conflict, yaitu ketika Hidangmayun (2010), mengatakan
tuntutan pekerjaan bertabrakan dengan kelemahan ekonomi juga mempengaruhi
tuntutan pengasuhan anak (Martin & sejauh mana orangtua mengalami stres
Colbert, 2017). Selain itu, dua peran yang pengasuhan. Merawat anak dalam konteks
diemban bersamaan oleh ibu juga tak kemiskinan atau kekurangan materi
jarang menimbulkan stres dan depresi, sangatlah sulit, yaitu dapat meningkatkan
sehingga memengaruhi keyakinan diri stres jika orangtua tidak dapat memberikan
untuk dapat memberikan perhatian dan makanan, pakaian, pengobatan yang
juga pengawasan terhadap anak. Menurut adekuat, serta tempat tinggal yang menetap
Anderson (2016) kondisi ibu yang bekerja dan aman.
biasanya lebih rentan terhadap tekanan Hasil penelitian menunjukkan
yang lebih tinggi, ibu juga cenderung sebagian besar ibu post partum di RS PKU
menjadi mudah marah, mudah mengalami Muhammadiyah Gombong tidak
kelelahan setelah seharian bekerja. Commuter Marriage (87,5%). Hal tersebut
Menurut penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa ibu mendapat
oleh National Institute of Child Health and dukungan dari suami karena mereka tidak
Development (dalam Pelcovitz, 2013) stres tinggal berjauhan. Ibu yang mendapatkan
pada ibu bekerja sangat memengaruhi dukungan sosial yang tinggi dari orang
interaksi antara ibu dan anak. Jika ibu terdekat cenderung memiliki parenting
bekerja menikmati pekerjaannya, maka self efficacy yang tinggi. Sedangkan pada
interaksi antara ibu dan anak menjadi lebih ibu dengan dukungan sosial yang rendah
positif, tetapi sebaliknya jika ibu bekerja dari orang terdekat lebih memiliki
tidak menikmati pekerjaannya, maka ibu parenting self efficacy yang rendah. Hal
cenderung lebih keras dalam tersebut dikarenakan dengan adanya
mendisiplinkan anak dan sedikit dukungan sosial yang didapatkan oleh ibu
memberikan kasih sayang pada anaknya. nifas terutama pada periode awal
Pada setiap peran yang dijalani tentunya postpartum ibu dapat lebih banyak
terdapat pengharapan tersendiri. Apabila mendapatkan informasi, mendapat bantuan
ibu tidak dapat memenuhi harapan baik material maupun secara psikologis
tersebut, maka dapat memicu hadirnya sehingga ibu merasa tenang dan tidak
konflik. Sejalan dengan yang dikemukakan khawatir untuk merawat bayi nya setelah
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
dengan anak. Hal ini akan meningkatkan pemulihan ibu. Dalam hal ini, perawat
tanggung jawab ibu dalam merawat bayi perlu membantu dalam pemenuhan
dan menurunkan kejadian kekerasan pada kebutuhan dasar (eliminasi, nutrisi,
bayi/ anak. ambulasi, dan perawatan bayi baru lahir)
Penelitian lain menunjukkan (Reeder et al, 2011).
Parenting Self Efficacy juga Kebutuhan lain yang penting untuk
mempengaruhi kesehatan dan mendapat perhatian perawat adalah
kesejahteraan ibu. Parenting Self Efficacy kebutuhan psikologis, emosi dan sosial.
yang tinggi akan menurunkan resiko Kondisi psikologis yang tidak stabil akan
terjadinya depresi postpartum, stress dan menghambat kemampuan ibu dalam
kecemasan dan berhubungan yang positif menjalankan peran perawatan dan
dengan kesejahteraan orang tua, kepuasan pengasuhan bayi. Penelitian Salonen et al
perkawinan, dan fungsi keluarga serta (2018) menunjukkan bahwa konsep diri,
kepuasan peran sebagai orang tua (Jones gejala depresi, dan kondisi pikiran secara
& Prinz, 2015; Salonen et al, 2018). signifikan berhubungan dengan keyakinan
Sementara itu, ibu yang memiliki ibu terhadap kemampuannya melakukan
skor Parenting Self Efficacy yang rendah tugas pengasuhan bayi baru lahir
dapat menimbulkan resiko terjadinya (Parenting Self Efficacy) pada periode
depresi postpartum, ketidakmampuan awal postpartum. Hasil ini memberikan
merawat bayi yang akan meningkatkan gambaran bahwa perawat perlu mengkaji
angka orbiditas/mortalitas bayi, konflik kesiapan fisik dan psikologis ibu sebelum
perkawinan, kurang memiliki waktu santai pasien pulang termasuk Parenting Self
dan menyenangkan dengan anak dan Efficacy.
mengalami kesulitan yang tinggi dalam Hubungan Karakteristik Personal
melakukan tugas pengasuhan bayi (Elek, Terhadap Parenting Self Efficacy Pada
Hudson & Boufard, 2013; Salonen et al, Ibu Post Partum
2017). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
Penelitian yang dilakukan oleh Terhadap Parenting Self Efficacy Pada Ibu
Saurel et al (2016) di Prancis dan Italia Post Partum
menyatakan bahwa keluhan yang sering Hasil penelitian menunjukkan
terjadi pada ibu nifas di antaranya sakit terdapat hubungan tingkat pendidikan
kepala, sakit punggung, kelelahan yang terhadap parenting self efficacy pada ibu
berlebihan, susah tidur, konstipasi. Selain post partum di RS PKU Muhammadiyah
itu, Rahmawati (2018) menyebutkan Gombong. Semakin tinggi tingkat
tentang identifikasi kebutuhan perawatan pendidikan semakin tinggi pula parenting
masa nifas bahwa komplikasi dan masalah self efficacy yang dimiliki ibu post
kesehatan yang sering terjadi pada masa partum. Pendidikan yang dimiliki ibu post
nifas adalah ketidaknyamanan pada partum mengarahkannya agar dapat dan
payudara (82%), gatal pada bagian perut berkepribadian serta memiliki rasa
(40%), gatal pada perineum (15%), tanggung jawab yang tinggi terhadap
keputihan (15%), dan kelelahan (78%). pengasuhan anak. Semakin tinggi
Ketidaknyamanan pada masa nifas ini pendidikan yang dimiliki ibu semakin
akan membuat ibu lebih fokus pada baik pula pemahaman tentang informasi
dirinya sendiri tanpa memperdulikan yang didapat baik dari lingkungan sekitar
bayinya dan juga akan menimbulkan maupun petugas kesehatan yang
kecemasan dan kepercayaan diri dalam merawatnya sehingga ibu memiliki
merawat bayi menjadi rendah. keyakinan yang tinggi untuk mengasuh
Lingkup perawatan postpartum bayinya.
didasarkan pada masalah yang ditemukan Self Efficacy terbentuk
pada tahap pengkajian yang dimulai melalui proses belajar yang dapat diterima
segera setelah ibu melahirkan. Selama individu pada tingkat pendidikan formal.
satu jam pertama setelah persalinan, Individu yang memiliki jenjang yang lebih
pemeriksaan tekanan darah dan nadi, tinggi biasanya memiliki self efficacy
pemantauan jumlah perdarahan vagina yang lebih tinggi, karena pada dasarnya
dan palpasi fundus uteri harus dilakukan mereka lebih banyak belajar dan lebih
setiap 15 menit atau lebih sering jika ada banyak menerima pendidikan formal,
indikasi. Perawatan selanjutnya ditujukan selain itu individu yang memiliki jenjang
untuk pemenuhan kebutuhan istirahat dan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
banyak mendapatkan kesempatan untuk efficacy yang dimiliki ibu post partum.
belajar dalam mengatasi persoalan- Ibu bekerja bisa memberikan kondisi
persoalan dalam hidupnya (Bandura, hidup yang lebih baik, nutrisi yang lebih
2011). baik, serta mengurangi tekanan dalam
Selama perawatan keluarga sehingga memiliki parenting self
postpartum di rumah sakit, perawat dapat efficacy yang tinggi.
meningkatkan pengetahuan ibu dalam Hasil penelitian (Taylor,
merawat dan mengasuh bayi melalui Sherman, Kim, Jarcho, Takagi, 2014)
pemberian edukasi (Potter &Perry, 2010). menunjukkan ibu yang bekerja sebagai
Melalui edukasi postpartum yang pegawai kantoran memiliki skor rata-rata
diberikan oleh perawat selama dirawat di Parenting Self Efficacy yang lebih tinggi.
rumah sakit akan meningkatkan Pekerjaan sebagai pegawai kantoran
kepercayaan diri ibu untuk melakukan tentunya memiliki penghasilan yang lebih
perawatan diri dan bayinya ketika sudah tinggi daripada pekerjaan yang tidak tetap
berada di rumah (Buchko et al, 2012). (seperti pedagang, pemulung, buruh, dan
Berdasarkan teori belajar supir). Dengan adanya sumber finansial
yang diusulkan Bandura (2011), selain yang dapat mencukupi kebutuhan
melatih keterampilan, perawat dapat keluarga, ini tentunya dapat meningkatkan
membentuk kelompok diskusi dengan kesejahteraan keluarga. Suami yang juga
beberapa orang ibu untuk berbagi bekerja dapat memberikan bantuan yang
pengalaman tentang sikap dan perilaku berwujud seperti jasa, bantuan keuangan,
mereka melewati proses adaptasi. serta barang atau peralatan spesifik lain.
Harapannya, ibu dapat meniru sikap dan Dengan adanya bentuk dukungan
perilaku positif yang ditunjukkan oleh sociomarital ini dapat mempengaruhi
model tersebut. Persuasi verbal yang keyakinan ibu dalam menjalankan
bersifat positif juga sangat membantu ibu perannya sebagai orangtua (Coleman &
meningkatkan Parenting Self Efficacy. Karraker, 2010).
Semua kegiatan tersebut merupakan Orangtua yang tidak memiliki
bentuk dukungan dari tenaga kesehatan pekerjaan, dapat berdampak pada kondisi
yang terbukti dapat membantu ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi pada
meningkatkan kepercayaan diri ibu orangtua dengan status sosial ekonomi
(Leahy-Warren & Mc Carthy, 2011). bawah tidak saja berdampak pada
Hasil penelitian sejalan kurangnya pemenuhan kebutuhan sumber
dengan penelitian dari Leahy-Warren dan daya bagi anak, namun juga dapat
Mc Carthy (2017) menyatakan tingkat menyebabkan adanya ketegangan
pendidikan ibu secara signifikan psikologis pada orangtua (Raver &
berhubungan dengan Parenting Self Leadbeater, 1915). Keadaan tersebut
Efficacy. Semakin tinggi tingkat membuat orangtua tidak dapat
pendidikan seorang ibu maka semakin menjalankan tugas parenting secara
tinggi pula Parenting Self Efficacy yang optimal, sehingga dapat memengaruhi
dimilikinya. Hal tersebut juga sejalan kualitas parenting yang dilakukan oleh
dengan penelitian dari Pramudianti (2017) orangtua.
dengan judul Hubungan Tingkat Parenting self efficacy
Pendidikan Formal dengan Parenting Self merupakan keyakinan orang tua terhadap
Efficacy Periode Awal Nifas Pada Ibu kemampuannya dalam mengatur dan
Pasca Sectio Caesarea dengan hasil bahwa melakukan tugas yang berhubungan
antara tingkat pendidikan formal dengan dengan mengasuh bayi dalam kondisi
parenting self efficacy terdapat hubungan tertentu. Keyakinan ibu terhadap
yang signifikan. kemampuannya melakukan peran sebagai
Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap seorang ibu akan mempengaruhi praktek
Parenting Self Efficacy Pada pengasuhan bayi, dan menjadi salah satu
Ibu Post Partum kunci dasar pertumbuhan dan
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan anak selanjutnya (Bandura,
terdapat hubungan pekerjaan terhadap 2011; de Montigny & Lacharite, 2015).
parenting self efficacy pada ibu post Parenting Self Efficacy sangat erat
partum di RS PKU Muhammadiyah hubungannya dengan pertumbuhan dan
Gombong. Ibu yang memiliki pekerjaan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
dapat meningkatkan parenting self anak yang optimal di masa yang akan
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten