Anda di halaman 1dari 14

The 13th University Research Colloqium 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP


PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU POST PARTUM

Fryda Nimas Nurbaiti 1*, Herniyatun 2, Diah Astutiningrum 3


1
Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Stikes Muhammadiyah Gombong (Penulis 1)
2
Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Stikes Muhammadiyah Gombong (Penulis 2)
3
Program Studi Keperawatan Program Diploma III, Stikes Muhammadiyah Gombong (Penulis 3)
*Email: frydanimas4@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Gangguan psikologis masa post partum dapat
Keywords:
karakteristik menurunkan keyakinan ibu dalam merawat bayi baru lahir (Parenting
personal, post self efficacy). Dalam menjalankan tugas parenting, status sosial
partum, parenting ekonomi yang dibentuk berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
self efficacy. penghasilan orangtua memiliki pengaruh dalam proses parenting.
Tujuan: Mengetahui hubungan karakteristik personal terhadap
parenting self efficacy pada ibu post partum
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
dengan rancangan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini
sebanyak 40 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
karakteristik personal dan Parenting Self Efficacy Scale (PSES).
Analisis yang digunakan menggunakan uji chi square.
Hasil: Terdapat hubungan tingkat pendidikan terhadap parenting self
efficacy pada ibu post partum (p=0,000). Terdapat hubungan pekerjaan
terhadap parenting self efficacy pada ibu post partum (p=0,024).
Terdapat hubungan penghasilan terhadap parenting self efficacy pada
ibu post partum (p=0,013). Tidak terdapat hubungan commuter
marriage terhadap parenting self efficacy pada ibu post partum
(p=0,316). Tidak terdapat hubungan usia terhadap parenting self
efficacy pada ibu post partum (p=0,080)
Kesimpulan: Tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan merupakan
faktor yang berhubungan dengan parenting self efficacy pada ibu post
partum.
Rekomendasi: Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut
mengenai parenting self-efficacy menggunakan metode penelitian
kualitatif.

1. PENDAHULUAN enam sampai delapan minggu (Pilliteri,


Periode postpartum merupakan situasi 2010).
krisis bagi ibu, pasangan, dan keluarga Perubahan fisik dan emosional yang
akibat berbagai perubahan yang terjadi baik komplek menyebabkan seorang calon ibu
secara fisik, psikologis, maupun struktur memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian
keluarga yang memerlukan proses pola hidup terkait dengan proses kehamilan,
penyesuaian. Adaptasi secara fisik dimulai persalinan dan masa post partum. Proses
sejak bayi dilahirkan sampai kembalinya penyesuaian ini kemungkinan ada yang
kondisi tubuh ibu pada kondisi seperti berhasil namun ada juga yang tidak berhasil
sebelum hamil, yaitu dalam kurun waktu sehingga calon ibu dapat mengalami
gangguan-gangguan psikologis dengan
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

berbagai gejala atau sindroma (Bobak et al., sosial ekonomi ini tentunya memengaruhi
2012). dinamika yang terjadi dalam keluarga.
Menurut WHO (2014) di seluruh dunia Kekurangan sumber daya dapat
sekitar 13% dari wanita pasca persalinan menyebabkan orangtua mengalami
mengalami gangguan mental. Di negara- peningkatan stress dalam menghadapi
negara berkembang lebih tinggi, yakni tantangan kehidupan sehari-hari, khususnya
19,8% setelah pasca persalinan. Hasil dalam mengasuh anak (Brooks, 2012).
Riskesdas tahun 2018, kejadian gangguan Adanya tekanan ekonomi ini membuat
mental emosional di Indonesia dengan orangtua sulit untuk memenuhi kebutuhan
gejala-gejala depresi dan kecemasan sebesar keluarganya, terutama kebutuhan anak dan
16% atau 14 juta orang kemudian di Jawa kerap kali ditemukan menjadi penghalang
Tengah terdapat 11% ibu nifas yang utama bagi orangtua untuk melakukan tugas
mengalami gangguan mental pasca parenting terhadap anak dengan perhatian
persalinan (Kementerian Kesehatan RI., penuh. Padahal, orangtua berperan penting
2018). dalam mengasuh anak. Pada keluarga
Gangguan-gangguan psikologis masa dengan status sosial ekonomi bawah,
post partum dapat menurunkan keyakinan orangtua harus berjuang untuk memenuhi
ibu dalam merawat bayi baru lahir. kebutuhan hidup sehari-hari demi
Parenting self efficacy merupakan keyakinan kelangsungan hidup keluarganya. Hal
orang tua terhadap kemampuannya dalam tersebut menyebabkan mereka sering tidak
mengatur dan melakukan tugas yang memperhatikan pentingnya parenting
berhubungan dengan mengasuh bayi dalam (Ahmed, 2015).
kondisi tertentu (Bandura, 2011). Beberapa literatur memaparkan
Salah satu elemen kognitif yang hubungan antara status sosial ekonomi
penting dalam kompetensi dalam dengan beberapa aspek-aspek
pengasuhan adalah parenting self efficacy, perkembangan, seperti hubungan status
yaitu perkiraan pribadi orang tua mengenai sosial ekonomi dengan tujuan (goal)
kompetensi mereka dalam peran sebagai orangtua terhadap anak, hubungan
orang tua atau persepsi mereka terhadap emosional antara orangtua dan anak, serta
kemampuan mereka untuk mempengaruhi hal-hal lainnya terkait praktik orangtua
perilaku dan perkembangan anak-anak dalam mengatur rumah tangga dan
mereka secara positif (Coleman & Karraker, mengasuh anak (Hoff, Laursen, & Tardif,
2010). Tingkat parenting self efficacy yang 2012).
tinggi secara kuat diasosiasikan dengan Sebuah pengaturan rumah tangga yang
kapasitas orang tua untuk menyediakan pada sebagian waktunya salah satu dari
lingkungan yang adaptif, menstimulasi, dan pasangan tinggal di dekat tempat kerjanya
memelihara anak. Sebaliknya, tingkat disebut dengan istilah commuter marriage.
parenting self efficacy yang rendah Menjaga rumah tangga tanpa bantuan atau
diasosiasikan dengan parental depression, dukungan dari pasangan dapat membuat ibu
parental stress, masalah perilaku pada anak, yang menjalani commuter marriage
dan sebagainya (Coleman & Karraker, mengalami kelelahan fisik dan emosional
2010). Keyakinan ibu terhadap (Bergen, 2016). Ketidakberadaan suami
kemampuannya melakukan peran sebagai dalam keseharian ibu yang menjalani
seorang ibu akan mempengaruhi praktek commuter marriage mungkin dapat
pengasuhan bayi, dan menjadi salah satu mengakibatkan berkurangnya dukungan
kunci dasar pertumbuhan dan perkembangan suami pada ibu. Dukungan dari suami dapat
anak selanjutnya (Bandura, 2011). mempengaruhi parenting self efficacy pada
Beberapa faktor yang dapat ibu (Tsou, 2010).
mempengaruhi parenting self-efficacy Berdasarkan studi pendahuluan yang
diantaranya adalah tingkat pendidikan dan dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
status sosial ekonomi orang tua (Holloway, Gombong pada bulan Januari 2020, jumlah
2015). Status sosial ekonomi, yang dibentuk ibu nifas sebanyak 2624 orang ibu nifas
berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, dalam kurun waktu 1 tahun yaitu dari Bulan
dan penghasilan orangtua memiliki pengaruh Januari sampai dengan Desember 2019.
dalam proses parenting. Status sosial Hasil wawancara terhadap 5 ibu nifas, 4
ekonomi itu sendiri membentuk beragamnya orang ibu memiliki keinginan untuk
kelompok berdasarkan tingkatan status mengasuh bayi secara mandiri namun
sosial ekonominya. Adanya perbedaan status kurang yakin, 1 orang ibu mengungkapkan
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

dalam mengasuh bayinya akan dibantu oleh Sesuai 1


47,5
ibu dan 3 orang ibu mengungkapkan alasan UMK 9
suami bekerja di luar kota sehingga tidak Total 4 100,
bisa membantunya dalam mengasuh bayi. 0 0
Ditinjau dari segi pendidikan, 2 ibu Commuter Tidak
berpendidikan SMA, 2 ibu berpendidikan 3
Marriage Commuter 87,5
SMP dan 1 berpendidikan SD. Ditinjau dari 5
Marriage
segi usia, 3 ibu berusia <30 tahun dan 2 ibu Commuter
berusia >30 tahun. Ditinjau dari segi 5 12,5
Marriage
pekerjaan, 3 ibu merupakan IRT, 1 ibu Total 4 100,
bekerja swasta dan 1 ibu merupakan petani. 0 0
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui Usia Resiko
hubungan karakteristik personal terhadap 6 15,0
Tinggi
parenting self efficacy pada ibu post partum Reprodukti 3
di RS PKU Muhammadiyah Gombong. 85,0
f Sehat 4
Total 4 100,
2. METODE 0 0
Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif dengan rancangan Berdasarkan tabel diatas dapat
cross-sectional. Populasi dalam diketahui bahwa sebagian besar ibu post
penelitian ini adalah 115 ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah
partum spontan. Sampel penelitian Gombong berpendidikan menengah
berjumlah 40 ibu post partum (52,5%), bekerja (65,0%),
spontan. Instrumen penelitian berupa berpenghasilan kurang dari UMK
kuesioner karakteristik personal dan (52,5%), tidak Commuter Marriage
Parenting self efficacy pada ibu post (87,5%) dan usia kategori reproduktif
partum diukur menggunakan sehat (85,0%).
Parenting Self Efficacy Scale Parenting self efficacy pada ibu post partum
(PSES). Parenting f %
Data dianalisa secara deskriptif Self
dan korelatif menggunakan uji chi Efficacy
square. Rendah 9 22,5
Tinggi 31 77,5
Total 40 100,0
3. Hasil
Karakteristik personal ibu post partum
berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, Berdasarkan tabel diatas, dapat
penghasilan, commuter marriage dan usia diketahui bahwa sebagian besar ibu
Variabel Kategori f % post partum di RS PKU
Tingkat Dasar 3 7,5 Muhammadiyah Gombong dengan
Pendidikan Menengah 2
52,5 Parenting Self Efficacy kategori tinggi
1
Tinggi 1
sejumlah 31 pasien (77,5%).
40,0 3.3 Hubungan karakteristik
6
Total 4 100, personal terhadap parenting
0 0 self efficacy pada ibu post
Pekerjaan Tidak 1 partum di RS PKU
35,0
Bekerja 4 Muhammadiyah Gombong.
Bekerja 2
65,0 Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap
6 Parenting Self Efficacy Pada Ibu Post
Total 4 100, Partum
0 0 Tingkat Parenting Self
Penghasila Kurang 2 52,5 Pendidikan Efficacy Pada Ibu
n Dari UMK 1 Post Partum
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Rendah Tinggi mempertinggi resiko yang berarti ibu


N % N % bekerja besar peluangnya memiliki self
Dasar 3 100,0 0 0,0 efficacy kategori tinggi.
Menengah 6 28,6 15 71,4
Tinggi 0 0,0 16 100,0 3.3.3 Hubungan Penghasilan
Total 9 22,5 31 77,5 Terhadap Parenting Self
²=15,422; p=0,000 Efficacy Pada Ibu Post Partum
Tabulasi silang pada tabel diatas Penghasilan Parenting Self
tersebut menunjukkan dari 16 ibu post Efficacy Pada Ibu
Post Partum
partum dengan tingkat pendidikan
Rendah Tinggi
tinggi, semuanya 16 (100,0%) memiliki N % N %
parenting self efficacy kategori tinggi. Kurang Dari 8 38,1 13 61,9
Perolehan nilai Chi Kuadrat (²) hitung UMK
sebesar 15,422 dengan p=0,000 (<0,05) Sesuai UMK 1 5,3 18 94,7
dengan demikian hipotesis kerja Total 9 22,5 31 77,5
diterima, yang berarti terdapat OR=11,077; p=0,013
hubungan tingkat pendidikan terhadap Tabulasi silang pada tabel diatas
parenting self efficacy pada ibu post tersebut menunjukkan dari 21 ibu post
partum di RS PKU Muhammadiyah partum berpenghasilan kurang dari
Gombong. UMK, 13 orang diantaranya (61,9%)
Hubungan Pekerjaan Terhadap Parenting memiliki parenting self efficacy
Self Efficacy Pada Ibu Post Partum kategori tinggi lebih rendah dibanding
Pekerjaan Parenting Self dari 19 ibu post partum berpenghasilan
Efficacy Pada Ibu sesuai UMK, 18 orang diantaranya
Post Partum
Pekerjaan Parenting Self
(94,7%) memiliki parenting self
Efficacy Pada Ibu efficacy kategori tinggi. Perolehan nilai
Post Partum Chi Kuadrat (²) hitung sebesar 6,166
Rendah Tinggi dengan p=0,013 (<0,05) dengan
N % N % demikian hipotesis kerja diterima, yang
Tidak Bekerja 6 42,9 8 57,1 berarti terdapat hubungan penghasilan
Bekerja 3 11,5 23 88,5
Total 9 22,5 31 77,5 terhadap parenting self efficacy pada
OR= 5,750; p=0,024 ibu post partum di RS PKU
Tabulasi silang pada tabel diatas Muhammadiyah Gombong. Nilai OR
tersebut menunjukkan dari 14 ibu post 11,077>1, artinya mempertinggi resiko
partum berstatus tidak bekerja, 8 orang yang berarti ibu dengan penghasilan
diantaranya (57,1%) memiliki sesuai UMK besar peluangnya
parenting self efficacy kategori tinggi memiliki self efficacy kategori tinggi.
lebih rendah dibanding dari 26 ibu post Hubungan Commuter Marriage Terhadap
Parenting Self Efficacy Pada Ibu Post
partum berstatus bekerja, 23 orang Partum
diantaranya (88,5%) memiliki Commuter Parenting Self
parenting self efficacy kategori tinggi. Marriage Efficacy Pada
Perolehan nilai Chi Kuadrat (²) hitung Ibu Post Partum
sebesar 5,119 dengan p=0,024 (<0,05) Rendah Tinggi
dengan demikian hipotesis kerja N % N %
diterima, yang berarti terdapat Tidak Commuter 7 20,0 28 80,0
hubungan pekerjaan terhadap parenting Marriage
self efficacy pada ibu post partum di Commuter 2 40,0 3 60,0
RS PKU Muhammadiyah Gombong. Marriage
Nilai OR 5,750 > 1, artinya Total 9 22,5 31 77,5
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

OR=0,375; p=0,316 hubungan usia terhadap parenting self


Tabulasi silang pada tabel diatas efficacy pada ibu post partum di RS
tersebut menunjukkan dari 35 ibu post PKU Muhammadiyah Gombong. Nilai
partum tidak commuter marriage, 28 OR 4,667> 1, artinya mempertinggi
orang diantaranya (80,0%) memiliki resiko yang berarti ibu dengan usia
parenting self efficacy kategori tinggi, reproduksi sehat besar peluangnya
sedangkan dari 5 ibu post partum memiliki self efficacy kategori tinggi.
commuter marriage, 3 orang
diantaranya (60,0%) memiliki 4. PEMBAHASAN
parenting self efficacy kategori tinggi. Karakteristik personal ibu post partum
berdasarkan tingkat pendidikan,
Perolehan nilai Chi Kuadrat (²) hitung
pekerjaan, penghasilan, commuter
sebesar 1,004 dengan p=0,316 (>0,05) marriage dan usia
dengan demikian hipotesis kerja Hasil penelitian menunjukkan
ditolak, yang berarti tidak terdapat sebagian besar ibu post partum di RS PKU
hubungan commuter marriage terhadap Muhammadiyah Gombong berpendidikan
parenting self efficacy pada ibu post menengah (52,5%). Tingkat pendidikan
akan mempengaruhi kemampuan
partum di RS PKU Muhammadiyah seseorang dalam menerima dan mengolah
Gombong. Nilai OR 0,375< 1, artinya informasi. Pengetahuan akan membantu
mengurangi resiko yang berarti ibu ibu dalam merubah perilaku dan menjadi
yang menjalani commuter marriage modal dasar melakukan pengasuhan bayi
kecil peluangnya memiliki self efficacy yang baru dilahirkannya. Sesuai dengan
temuan Leahy-Warren & Mc Charty
kategori tinggi. (2011) bahwa tingkat pendidikan ibu
Hubungan Usia Terhadap Parenting Self secara signifikan berhubungan dengan
Efficacy Pada Ibu Post Partum parenting self efficacy. Semakin tinggi
Usia Parenting Self tingkat pendidikan seseorang maka
Efficacy Pada Ibu semakin tinggi pula parenting self efficacy
Post Partum yang dimilikinya.
Hal tersebut juga sejalan dengan
Rendah Tinggi
penelitian dari Pramudianti (2017) dengan
N % N % judul Hubungan Tingkat Pendidikan
Resiko 3 50,0 3 50,0 Formal dengan Parenting Self Efficacy
Tinggi Periode Awal Nifas Pada Ibu Pasca Sectio
Reproduksi 6 17,6 28 82,4 Caesarea dengan hasil bahwa antara
Sehat tingkat pendidikan formal dengan
Total 9 22,5 31 77,5 parenting self efficacy terdapat hubungan
OR=4,667;p=0,080 yang signifikan. Hal ini terlihat dari
Tabulasi silang pada tabel diatas koefisien korelasi spearman rank antara
tersebut menunjukkan dari 6 ibu post tingkat pendidikan dengan parenting self
partum dengan usia kategori resiko efficacy pada periode awal nifas ibu pasca
sectio caesarea (SC) sebesar 0,652 dan
tinggi, 3 orang diantaranya (50,0%) nilai signifikan (p) adalah 0,000.
memiliki parenting self efficacy Tingkat pendidikan dapat
kategori tinggi, tidak jauh berbeda dari memengaruhi self efficacy berhubungan
34 ibu post partum dengan usia dengan kemampuan seseorang menilai
kategori reproduktif sehat, 28 orang atau melakukan evaluasi terhadap tindakan
yang telah dilakukannya (Pramudianti et
diantaranya (82,4%) memiliki al., 2018). Hal tersebut sesuai dengan
parenting self efficacy kategori tinggi. penelitian oleh Astutiningrum, Hapsari,
Perolehan nilai Chi Kuadrat (²) hitung dan Purwanta (2016) pendidikan tinggi
sebesar 3,061 dengan p=0,080 (>0,05) sebagian besar memiliki skala parenting
dengan demikian hipotesis kerja self-efficacy yang tinggi. Tingkat
pendidikan seseorang selaras dengan
ditolak, yang berarti tidak terdapat kemampuan seseorang menerima
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

informasi dan menyusunnya menjadi suatu oleh Gallinsky (dalam Martin & Colbert,
pengetahuan, sehingga semakin tinggi 2017) apabila tuntutan-tuntutan tersebut
tingkat pendidikan seseorang, maka saling berbenturan, maka ibu akan
tingkat pengetahuannya semakin tinggi mengalami konflik.
sehingga tingkat parenting self-efficacy Hasil penelitian menunjukkan
semakin tinggi (Notoatmodjo, 2012). sebagian besar ibu post partum di RS PKU
Hasil penelitian menunjukkan Muhammadiyah Gombong berpenghasilan
sebagian besar ibu post partum di RS PKU kurang dari UMK (52,5%). Kekurangan
Muhammadiyah Gombong bestatus sumber daya dapat menyebabkan orangtua
bekerja (65,0%). Aktivitas pekerjaan dapat mengalami peningkatan stress dalam
mempengaruhi tingkat parenting self menghadapi tantangan kehidupan sehari-
efficacy. Hal tersebut disebabkan, pada ibu hari, khususnya dalam mengasuh anak
yang berkerja dapat mengalami fatigue. (Brooks, 2012). Adanya tekanan ekonomi
Fatigue merupakan kelelahan yang dapat ini membuat orangtua sulit untuk
memengaruhi emosi, kognitif hingga memenuhi kebutuhan keluarganya,
psikomotor seseorang. Semakin tinggi terutama kebutuhan anak dan kerap kali
fatigue maka akan semakin tinggi ditemukan menjadi penghalang utama bagi
parenting stress dan semakin rendah orangtua untuk melakukan tugas parenting
parenting self efficacy (Pramudianti, terhadap anak dengan perhatian penuh.
Raden, & Suryaningsih, 2018). Padahal, orangtua berperan penting dalam
Sejatinya, menjadi orangtua mengasuh anak. Pada keluarga dengan
membawa tantangan tersendiri seiring status sosial ekonomi bawah, orangtua
dengan perkembangan anak maupun harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan
orangtua itu sendiri. Ibu yang bekerja sama hidup sehari-hari demi kelangsungan hidup
artinya dengan memiliki dua peran keluarganya. Hal tersebut menyebabkan
sekaligus. Dengan beban dari kedua peran mereka sering tidak memperhatikan
tersebut, dapat menyebabkan ibu bekerja pentingnya parenting (Ahmed, 2015).
mengalami role conflict, yaitu ketika Hidangmayun (2010), mengatakan
tuntutan pekerjaan bertabrakan dengan kelemahan ekonomi juga mempengaruhi
tuntutan pengasuhan anak (Martin & sejauh mana orangtua mengalami stres
Colbert, 2017). Selain itu, dua peran yang pengasuhan. Merawat anak dalam konteks
diemban bersamaan oleh ibu juga tak kemiskinan atau kekurangan materi
jarang menimbulkan stres dan depresi, sangatlah sulit, yaitu dapat meningkatkan
sehingga memengaruhi keyakinan diri stres jika orangtua tidak dapat memberikan
untuk dapat memberikan perhatian dan makanan, pakaian, pengobatan yang
juga pengawasan terhadap anak. Menurut adekuat, serta tempat tinggal yang menetap
Anderson (2016) kondisi ibu yang bekerja dan aman.
biasanya lebih rentan terhadap tekanan Hasil penelitian menunjukkan
yang lebih tinggi, ibu juga cenderung sebagian besar ibu post partum di RS PKU
menjadi mudah marah, mudah mengalami Muhammadiyah Gombong tidak
kelelahan setelah seharian bekerja. Commuter Marriage (87,5%). Hal tersebut
Menurut penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa ibu mendapat
oleh National Institute of Child Health and dukungan dari suami karena mereka tidak
Development (dalam Pelcovitz, 2013) stres tinggal berjauhan. Ibu yang mendapatkan
pada ibu bekerja sangat memengaruhi dukungan sosial yang tinggi dari orang
interaksi antara ibu dan anak. Jika ibu terdekat cenderung memiliki parenting
bekerja menikmati pekerjaannya, maka self efficacy yang tinggi. Sedangkan pada
interaksi antara ibu dan anak menjadi lebih ibu dengan dukungan sosial yang rendah
positif, tetapi sebaliknya jika ibu bekerja dari orang terdekat lebih memiliki
tidak menikmati pekerjaannya, maka ibu parenting self efficacy yang rendah. Hal
cenderung lebih keras dalam tersebut dikarenakan dengan adanya
mendisiplinkan anak dan sedikit dukungan sosial yang didapatkan oleh ibu
memberikan kasih sayang pada anaknya. nifas terutama pada periode awal
Pada setiap peran yang dijalani tentunya postpartum ibu dapat lebih banyak
terdapat pengharapan tersendiri. Apabila mendapatkan informasi, mendapat bantuan
ibu tidak dapat memenuhi harapan baik material maupun secara psikologis
tersebut, maka dapat memicu hadirnya sehingga ibu merasa tenang dan tidak
konflik. Sejalan dengan yang dikemukakan khawatir untuk merawat bayi nya setelah
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

melahirkan. Dukungan yang diberikan Annisa, 2017). Usia akan memengaruhi


pasangan atau orang terdekat memiliki tingkat efikasi diri, karena semakin
pengaruh yang signifikan terhadap self seorang ibu bertambah usia, maka akan
efficacy. Dukungan sosial yang adekuat bertambah pegalaman dan kesiapan dalam
memberikan keyakinan kepada ibu untuk mengasuh anak, sesuai penelitian yang
melakukan tugas perawatan bayi dengan dilakukan oleh Anggraeni, Nurdiati, dan
benar. Padmawati (2016) ibu yang berusia lebih
Menurut penelitian yang dilakukan tinggi memiliki skor parenting self
Salonen et al (2018) menunjukkan bahwa efficacy yang lebih tinggi.
ibu yang mendapatkan perawatan Menurut Penelitian Salonen et al
roomingin dan didampingi oleh pasangan (2018) menunjukkan bahwa usia dan
selama persalinan dan perawatan post parenting self efficacy tidak memiliki
partum memiliki parenting self efficacy hubungan yang signifikan. Meskipun
yang lebih tinggi. demikian, hasil penelitiannya
Menjaga rumah tangga tanpa bantuan menunjukkan bahwa semakin
atau dukungan dari pasangan dapat bertambahnya usia semakin tinggi
membuat ibu yang menjalani commuter parenting self efficacy. Hal ini sejalan
marriage mengalami kelelahan fisik dan dengan hasil penelitian menyatakan tingkat
emosional (Bergen, 2016). pendidikan ibu secara signifikan
Ketidakberadaan suami karena secara berhubungan dengan parenting self
terus-menerus berpergian atau bekerja efficacy. Semakin tinggi tingkat
yang merupakan ciri-ciri dari commuter pendidikan seorang ibu maka semakin
marriage, jika merujuk pada hasil tinggi pula parenting self efficacy yang
penelitian Tsou (2010), ternyata dimilikinya
merupakan salah satu indikator pernikahan Parenting self efficacy pada ibu post
yang dianggap negatif oleh para ibu. Peran partum
sebagai orang tua (parenthood) terlalu Parenting self efficacy merupakan
penting dan terlalu banyak memakan penilaian diri orangtua terhadap
waktu untuk diserahkan kepada satu orang kompetensinya dalam peran pengasuhan
(Dienhart; Risman & Johnson-Sumerford, yang berhubungan dengan kognisi berupa
dalam Olson & DeFrain, 2016). Oleh pengetahuan tentang perilaku pengasuhan
karena itu, kondisi keluarga dengan yang tepat dan keyakinan pada
commuter marriage yang pada kemampuan diri sendiri untuk hal tersebut
kesehariannya jauh dari ayah mungkin (Bandura, 2011). Hasil penelitian
dapat mempengaruhi pengasuhan menunjukkan sebagian besar ibu post
(parenting) dalam keluarga tersebut. partum di RS PKU Muhammadiyah
Hasil penelitian menunjukkan Gombong dengan Parenting Self Efficacy
sebagian besar ibu post partum di RS PKU kategori tinggi (77,5%). Tingginya
Muhammadiyah Gombong dengan usia Parenting Self Efficacy yang dimiliki ibu
kategori reproduktif sehat (85,0%). berkaitan dengan kelahiran bayi yang
Menurut Pinantoan dkk (2015) diidam idamkan seluruh orangtua. Bayi
menyatakan bahwa usia reproduksi sehat dengan tampilan tubuh yang menarik
wanita menjalankan kehamilan yaitu usia berdampak positif terhadap psikologis ibu
20 – 35 tahun. Usia tersebut dianggap post partum sehingga ibu memiliki
batasan relatif paling aman dan sehat dari Parenting Self Efficacy kategori tinggi.
segi reproduksi ibu serta dapat memelihara Tingginya Parenting Self Efficacy yang
secara baik dalam masa kehamilan dimiliki oleh responden mungkin
sehingga dapat tercapai well health mother disebabkan karena adanya motivasi dalam
for well born baby. Usia 20-35 tahun yang diri individu tersebut (A.Turner, M., and
merupakan kategori dewasa muda. Dewasa RW. 2016).
muda adalah peralihan dari usia remaja Hasil penelitian Porter & Hui-Chin
dimana karakteristik sifat sebagian besar (2017) menemukan bahwa ibu yang
ibu adalah cenderung lebih menonjolkan memiliki Parenting Self Efficacy tinggi
sifat keremajaannya daripada sifat memiliki kemampuan yang lebih baik
keibuannya, bila dibandingkan dengan dalam melakukan tugas sebagai orang tua,
para ibu yang telah dewasa secara lebih tanggap dalam merespon setiap
psikologis yang akan lebih terkendali isyarat dan kebutuhan bayi, serta memiliki
emosi maupun tindakannya (Nurseha& hubungan interaksi yang lebih baik
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

dengan anak. Hal ini akan meningkatkan pemulihan ibu. Dalam hal ini, perawat
tanggung jawab ibu dalam merawat bayi perlu membantu dalam pemenuhan
dan menurunkan kejadian kekerasan pada kebutuhan dasar (eliminasi, nutrisi,
bayi/ anak. ambulasi, dan perawatan bayi baru lahir)
Penelitian lain menunjukkan (Reeder et al, 2011).
Parenting Self Efficacy juga Kebutuhan lain yang penting untuk
mempengaruhi kesehatan dan mendapat perhatian perawat adalah
kesejahteraan ibu. Parenting Self Efficacy kebutuhan psikologis, emosi dan sosial.
yang tinggi akan menurunkan resiko Kondisi psikologis yang tidak stabil akan
terjadinya depresi postpartum, stress dan menghambat kemampuan ibu dalam
kecemasan dan berhubungan yang positif menjalankan peran perawatan dan
dengan kesejahteraan orang tua, kepuasan pengasuhan bayi. Penelitian Salonen et al
perkawinan, dan fungsi keluarga serta (2018) menunjukkan bahwa konsep diri,
kepuasan peran sebagai orang tua (Jones gejala depresi, dan kondisi pikiran secara
& Prinz, 2015; Salonen et al, 2018). signifikan berhubungan dengan keyakinan
Sementara itu, ibu yang memiliki ibu terhadap kemampuannya melakukan
skor Parenting Self Efficacy yang rendah tugas pengasuhan bayi baru lahir
dapat menimbulkan resiko terjadinya (Parenting Self Efficacy) pada periode
depresi postpartum, ketidakmampuan awal postpartum. Hasil ini memberikan
merawat bayi yang akan meningkatkan gambaran bahwa perawat perlu mengkaji
angka orbiditas/mortalitas bayi, konflik kesiapan fisik dan psikologis ibu sebelum
perkawinan, kurang memiliki waktu santai pasien pulang termasuk Parenting Self
dan menyenangkan dengan anak dan Efficacy.
mengalami kesulitan yang tinggi dalam Hubungan Karakteristik Personal
melakukan tugas pengasuhan bayi (Elek, Terhadap Parenting Self Efficacy Pada
Hudson & Boufard, 2013; Salonen et al, Ibu Post Partum
2017). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
Penelitian yang dilakukan oleh Terhadap Parenting Self Efficacy Pada Ibu
Saurel et al (2016) di Prancis dan Italia Post Partum
menyatakan bahwa keluhan yang sering Hasil penelitian menunjukkan
terjadi pada ibu nifas di antaranya sakit terdapat hubungan tingkat pendidikan
kepala, sakit punggung, kelelahan yang terhadap parenting self efficacy pada ibu
berlebihan, susah tidur, konstipasi. Selain post partum di RS PKU Muhammadiyah
itu, Rahmawati (2018) menyebutkan Gombong. Semakin tinggi tingkat
tentang identifikasi kebutuhan perawatan pendidikan semakin tinggi pula parenting
masa nifas bahwa komplikasi dan masalah self efficacy yang dimiliki ibu post
kesehatan yang sering terjadi pada masa partum. Pendidikan yang dimiliki ibu post
nifas adalah ketidaknyamanan pada partum mengarahkannya agar dapat dan
payudara (82%), gatal pada bagian perut berkepribadian serta memiliki rasa
(40%), gatal pada perineum (15%), tanggung jawab yang tinggi terhadap
keputihan (15%), dan kelelahan (78%). pengasuhan anak. Semakin tinggi
Ketidaknyamanan pada masa nifas ini pendidikan yang dimiliki ibu semakin
akan membuat ibu lebih fokus pada baik pula pemahaman tentang informasi
dirinya sendiri tanpa memperdulikan yang didapat baik dari lingkungan sekitar
bayinya dan juga akan menimbulkan maupun petugas kesehatan yang
kecemasan dan kepercayaan diri dalam merawatnya sehingga ibu memiliki
merawat bayi menjadi rendah. keyakinan yang tinggi untuk mengasuh
Lingkup perawatan postpartum bayinya.
didasarkan pada masalah yang ditemukan Self Efficacy terbentuk
pada tahap pengkajian yang dimulai melalui proses belajar yang dapat diterima
segera setelah ibu melahirkan. Selama individu pada tingkat pendidikan formal.
satu jam pertama setelah persalinan, Individu yang memiliki jenjang yang lebih
pemeriksaan tekanan darah dan nadi, tinggi biasanya memiliki self efficacy
pemantauan jumlah perdarahan vagina yang lebih tinggi, karena pada dasarnya
dan palpasi fundus uteri harus dilakukan mereka lebih banyak belajar dan lebih
setiap 15 menit atau lebih sering jika ada banyak menerima pendidikan formal,
indikasi. Perawatan selanjutnya ditujukan selain itu individu yang memiliki jenjang
untuk pemenuhan kebutuhan istirahat dan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

banyak mendapatkan kesempatan untuk efficacy yang dimiliki ibu post partum.
belajar dalam mengatasi persoalan- Ibu bekerja bisa memberikan kondisi
persoalan dalam hidupnya (Bandura, hidup yang lebih baik, nutrisi yang lebih
2011). baik, serta mengurangi tekanan dalam
Selama perawatan keluarga sehingga memiliki parenting self
postpartum di rumah sakit, perawat dapat efficacy yang tinggi.
meningkatkan pengetahuan ibu dalam Hasil penelitian (Taylor,
merawat dan mengasuh bayi melalui Sherman, Kim, Jarcho, Takagi, 2014)
pemberian edukasi (Potter &Perry, 2010). menunjukkan ibu yang bekerja sebagai
Melalui edukasi postpartum yang pegawai kantoran memiliki skor rata-rata
diberikan oleh perawat selama dirawat di Parenting Self Efficacy yang lebih tinggi.
rumah sakit akan meningkatkan Pekerjaan sebagai pegawai kantoran
kepercayaan diri ibu untuk melakukan tentunya memiliki penghasilan yang lebih
perawatan diri dan bayinya ketika sudah tinggi daripada pekerjaan yang tidak tetap
berada di rumah (Buchko et al, 2012). (seperti pedagang, pemulung, buruh, dan
Berdasarkan teori belajar supir). Dengan adanya sumber finansial
yang diusulkan Bandura (2011), selain yang dapat mencukupi kebutuhan
melatih keterampilan, perawat dapat keluarga, ini tentunya dapat meningkatkan
membentuk kelompok diskusi dengan kesejahteraan keluarga. Suami yang juga
beberapa orang ibu untuk berbagi bekerja dapat memberikan bantuan yang
pengalaman tentang sikap dan perilaku berwujud seperti jasa, bantuan keuangan,
mereka melewati proses adaptasi. serta barang atau peralatan spesifik lain.
Harapannya, ibu dapat meniru sikap dan Dengan adanya bentuk dukungan
perilaku positif yang ditunjukkan oleh sociomarital ini dapat mempengaruhi
model tersebut. Persuasi verbal yang keyakinan ibu dalam menjalankan
bersifat positif juga sangat membantu ibu perannya sebagai orangtua (Coleman &
meningkatkan Parenting Self Efficacy. Karraker, 2010).
Semua kegiatan tersebut merupakan Orangtua yang tidak memiliki
bentuk dukungan dari tenaga kesehatan pekerjaan, dapat berdampak pada kondisi
yang terbukti dapat membantu ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi pada
meningkatkan kepercayaan diri ibu orangtua dengan status sosial ekonomi
(Leahy-Warren & Mc Carthy, 2011). bawah tidak saja berdampak pada
Hasil penelitian sejalan kurangnya pemenuhan kebutuhan sumber
dengan penelitian dari Leahy-Warren dan daya bagi anak, namun juga dapat
Mc Carthy (2017) menyatakan tingkat menyebabkan adanya ketegangan
pendidikan ibu secara signifikan psikologis pada orangtua (Raver &
berhubungan dengan Parenting Self Leadbeater, 1915). Keadaan tersebut
Efficacy. Semakin tinggi tingkat membuat orangtua tidak dapat
pendidikan seorang ibu maka semakin menjalankan tugas parenting secara
tinggi pula Parenting Self Efficacy yang optimal, sehingga dapat memengaruhi
dimilikinya. Hal tersebut juga sejalan kualitas parenting yang dilakukan oleh
dengan penelitian dari Pramudianti (2017) orangtua.
dengan judul Hubungan Tingkat Parenting self efficacy
Pendidikan Formal dengan Parenting Self merupakan keyakinan orang tua terhadap
Efficacy Periode Awal Nifas Pada Ibu kemampuannya dalam mengatur dan
Pasca Sectio Caesarea dengan hasil bahwa melakukan tugas yang berhubungan
antara tingkat pendidikan formal dengan dengan mengasuh bayi dalam kondisi
parenting self efficacy terdapat hubungan tertentu. Keyakinan ibu terhadap
yang signifikan. kemampuannya melakukan peran sebagai
Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap seorang ibu akan mempengaruhi praktek
Parenting Self Efficacy Pada pengasuhan bayi, dan menjadi salah satu
Ibu Post Partum kunci dasar pertumbuhan dan
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan anak selanjutnya (Bandura,
terdapat hubungan pekerjaan terhadap 2011; de Montigny & Lacharite, 2015).
parenting self efficacy pada ibu post Parenting Self Efficacy sangat erat
partum di RS PKU Muhammadiyah hubungannya dengan pertumbuhan dan
Gombong. Ibu yang memiliki pekerjaan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
dapat meningkatkan parenting self anak yang optimal di masa yang akan
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

datang. tidak terdapat hubungan commuter


Hubungan Penghasilan marriage terhadap parenting self efficacy
Keluarga Terhadap Parenting pada ibu post partum di RS PKU
Self Efficacy Pada Ibu Post Muhammadiyah Gombong. Proses
Partum menjadi orang tua memerlukan
Hasil penelitian menunjukkan keterlibatan fisik, psikologis, dan sosial
terdapat hubungan penghasilan terhadap ibu. Selama periode ini, ibu belajar
parenting self efficacy pada ibu post merawat bayi dengan penuh cinta dan
partum di RS PKU Muhammadiyah kasih sayang, dan berupaya meningkatkan
Gombong. Ibu yang memiliki penghasilan kepercayaan diri dan kemampuan
dapat meningkatkan parenting self melakukan perannya dengan baik.
efficacy yang dimiliki ibu post partum. dukungan dari suami sangat diperlukan
Ibu yang memiliki penghasilan dapat bagi ibu postpartum.
melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban Salah satu faktor yang dapat
rumah tangganya dengan percaya diri dan mempengaruhi Parenting Self Efficacy ibu
mandiri karena dirinya memiliki adalah dukungan suami. Bentuk dukungan
sumberdaya yang memadai dalam dari suami diantaranya adalah partisipasi
pengasuhan anak. suami secara aktif dalam perawatan anak
Orangtua yang tidak dan pendidikan anak, menjamin keamanan
memiliki pekerjaan, dapat berdampak finansial, serta dukungan emosional
pada kondisi ekonomi keluarga. Tekanan kepada istri (Tsou, 2010). Dalam
ekonomi pada orangtua dengan status penelitian ini, keterlibatan ayah maupun
sosial ekonomi bawah tidak saja dukungan suami tidak diteliti secara
berdampak pada kurangnya pemenuhan mendalam. Peneliti hanya menanyakan
kebutuhan sumber daya bagi anak, namun apakah ibu tinggal 1 rumah dengan suami.
juga dapat menyebabkan adanya Secara umum, hasil akhir
ketegangan psikologis pada orangtua perawatan postpartum yang diharapkan
(Raver & Leadbeater, 1915). Keadaan adalah peningkatan kesejahteraan fisik,
tersebut membuat orangtua tidak dapat psikologis, dan sosial. Indikasi
menjalankan tugas parenting secara keberhasilan perawatan postpartum
optimal, sehingga dapat memengaruhi ditunjukkan dengan ibu bebas dari infeksi,
kualitas parenting yang dilakukan oleh involusio dan lochea normal, kenyamanan
orangtua. dan bebas cedera, pola defekasi dan
Kassabri et al. (2014) yang berkemih normal, memiliki pengetahuan,
menemukan adanya hubungan antara sikap dan keterampilan yang adekuat
parenting self efficacy dengan status dalam perawatan diri dan bayi, serta dapat
ekonomi keluarga. Hasil penelitian mengintegrasikan bayi baru lahir kedalam
Kassabri (2014) menunjukkan ibu dengan struktur keluarga (Reeder et al, 2011).
status ekonomi yang baik memiliki Dukungan yang diberikan
parental self efficacy yang tinggi. Salah pasangan atau orang terdekat memiliki
satu penyebab rendahnya parental self pengaruh yang signifikan terhadap self-
efficacy yang dimiliki ibu adalah karena efficacy. Dukungan sosial yang adekuat
stress yang dimiliki ibu, stress yang memberikan keyakinan kepada ibu untuk
dimiliki ibu dapat bersumber dari kondisi melakukan tugas perawatan bayi dengan
ekonomi yang kurang baik. benar (Leahy-Warren, 2015). Menurut
Kompetensi orangtua untuk penelitian yang dilakukan Salonen et al
dapat menjalankan tugas parenting tidak (2018) menunjukkan bahwa ibu yang
lepas dari faktor status sosial ekonomi mendapatkan perawatan roomingin dan
keluarga. Hal ini sejalan dengan beberapa didampingi oleh pasangan selama
penelitian sebelumnya, yang dilakukan di persalinan dan perawatan postpartum
Amerika Serikat menunjukan adanya memiliki Parenting Self Efficacy yang
hubungan antara status sosial ekonomi lebih tinggi.
dan Parenting Self Efficacy (Brody et al, Selain dukungan suami,
2018). terdapat faktor-faktor lain yang
Hubungan Commuter Marriage Terhadap mempengaruhi Parenting Self Efficacy,
Parenting Self Efficacy Pada Ibu Post yaitu diantaranya adalah dukungan sosial
Partum yang berasal dari keluarga dan teman
Hasil penelitian menunjukkan (Holloway dkk., 2015), pengetahuan
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

mengenai parenting (Tomczewski, 2017), 5. SIMPULAN DAN SARAN


pengalaman dengan anak-anak (Coleman Simpulan
& Karraker, 2010), pengalaman masa 1. Ibu post partum di RS PKU
kecil (Tsou, 2010), serta tingkat
pendidikan dan status sosial ekonomi
Muhammadiyah Gombong
(Holloway dkk., 2015). Faktor-faktor lain berpendidikan menengah
ini dapat membantu meningkatkan (52,5%), bekerja (65,0%),
Parenting Self Efficacy ibu yang berpenghasilan kurang dari
menjalani commuter marriage. UMK (52,5%), tidak Commuter
Hubungan Usia Terhadap Parenting Self
Efficacy Pada Ibu Post Partum
Marriage (87,5%) dan usia
Hasil penelitian menunjukkan kategori normal (85,0%).
tidak terdapat hubungan usia terhadap 2. Ibu post partum di RS PKU
parenting self efficacy pada ibu post Muhammadiyah Gombong
partum di RS PKU Muhammadiyah dengan Parenting Self Efficacy
Gombong. Umur ibu post partum
menentukan status fisiologis dan
kategori tinggi (77,5%).
psikologis ibu selama kehamilan hingga 3. Terdapat hubungan tingkat
persalinan. Pada umur reproduktif sehat pendidikan terhadap parenting
(20-35 tahun) terjadi kematangan self efficacy pada ibu post
subjektif yang berpengaruh terhadap partum di RS PKU
status kesehatan responden. Kematangan
Muhammadiyah Gombong
kognitif dan afektif menjadi dua
kombinasi sempurna menciptakan (p=0,000)
kooping efektif dalam mengatasi stressor 4. Terdapat hubungan pekerjaan
yang mengakibatkan ibu kurang percaya terhadap parenting self efficacy
diri dalam mengasuh anaknya. Namun pada ibu post partum di RS
dalam kepercayaan diri dalam
PKU Muhammadiyah Gombong
pengasauhan banyak hal yang dapat
mempengaruhinya diantaranya status (p=0,024)
ekonomi, pendapatan dan pengetahuan 5. Terdapat hubungan penghasilan
tentang pengasuhan. terhadap parenting self efficacy
Usia seseorang dihubungkan pada ibu post partum di RS
dengan kemampuannya dalam PKU Muhammadiyah Gombong
membimbing dan menilai diri sendiri
(Potter & Perry, 2009). Menurut (p=0,013)
Penelitian Salonen et al (2018) 6. Tidak terdapat hubungan
menunjukkan bahwa usia dan parenting commuter marriage terhadap
self efficacy tidak memiliki hubungan parenting self efficacy pada ibu
yang signifikan. post partum di RS PKU
Semakin bertambahnya umur
ibu maka pola pengasuhan dalam Muhammadiyah Gombong
pemberian makan dan praktik kesehatan (p=0,316)
akan semakin baik. Hal ini dapat 7. Tidak terdapat hubungan usia
dimengerti karena semakin tua umur ibu terhadap parenting self efficacy
maka dia akan belajar untuk semakin pada ibu post partum di RS
bertanggung jawab terhadap anak dan
keluarganya juga semakin banyak
PKU Muhammadiyah Gombong
pengalaman dan informasi mengenai (p=0,080)
kesehatan dan gizi keluarga. Selain itu
pendidikan ibu merupakan salah satu Saran
faktor yang penting dalam tumbuh 1. Bagi Masyarakat
kembang anak. Karena dengan pendidikan
yang baik, maka ibu dapat menerima
Masyarakat khususnya Ibu nifas
segala informasi dari luar terutama hendaknya secara aktif mencari
tentang tumbuh kembang anak yang baik informasi seputar mengasuh
(Sunanti, 2016). anak dengan cara bertanya
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

kepada sesama ibu atau petugas Bergen, K. M. (2016). Women’s


kesehatan, mencari informasi Narratives about Commuter
baik media cetak maupun Marriage: How Women in
elektronik guna meningkatakan Commuter Marriages Account
keyakinan diri dalam merawat for and Communicatively
bayi baru lahir. Negotiate Identities with
2. Bagi Tenaga Kesehatan Members of Their Social
Tenaga kesehatan perlu Networks, dissertation,
memberikan dukungan yang University of Nebraska, Lincoln
adekuat salah satunya berupa Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L.,
pemberian edukasi postpartum Jensen, M. D., & Perry, S. E.
secara berkualitas kepada ibu (2010). Buku Ajar Keperawatan
dan keluarga sebelum pasien Maternitas. Jakarta: EGC.
dipulangkan agar dapat
membantu ibu meningkatkan Brooks, J. B. (2012). The process of
keyakinan diri dalam merawat parenting (7th edition). New
bayi baru lahir. York: The McGraw-Hill
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Companies, Inc.
Hasil dan pembahasan dari Buchko, B., Gutshall, C., Jordan, E.
penelitian tersebut diharapkan (2012). Improving Quality and
dapat menjadi suatu referensi Efficiency of Postpartum
bagi mahasiswa keperawatan Hospital Education. The Journal
dalam mengadakan penelitian of Perinatal Education.
lebih lanjut mengenai parenting
self efficacy menggunakan Cervone, D. dan L. A. Pervin.
metode penelitian kualitatif (2012). Kepribadian Teori Dan
sehingga hasil penelitian lebih Penelitian Edisi 10. Jakarta:
mendalam. Salemba Humanika.
Coleman, P. K., & Karraker, H.
6. REFERENSI (2010). Parenting self-efficacy
Ahmed, Z. S. (2015). Poverty, family among mothers of school-age
stress & parenting. 1-4. Diakses children: Conceptualizaition,
dari: Measurement, and Correlates.
http://www.humiliationstudies.or Family Relations,49, 13-24.
g/documents/AhmedPovertyFam Fajriyah (2019). Komparasi
ilyStressParenting.pdf parenting self-efficacy pada ibu
Astutiningrum (2014). Peningkatan usia remaja dan dewasa di
Parenting Self Efficacy Pada Kecamatan Banjarharjo Brebes.
Ibu Pasca Seksio Sesaria Bandung: Universitas
Melalui Konseling. Gombong: Padjadjaran
Stikes Muhammadiyah Hidangmayun, N. (2010). Parenting
Gombong Stress of Normal Children and
Bandura, A. (2011). Social learning Mentally Challenged Children.
theory. New Jersey : Prentice Karnataka J. Agric. Vol.25 (2):
Hall, Englewood 256-259.
Hill, N. E. dan L. C. Taylor. (2014).
Parental and children’s
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

involvement academic women’s health care. 18 th ed.


achievement pragmatics and Vol.2, alih bahasa. Jakarta: EGC
issues. Curent Directions in Robbins, Stephen P Timothy A.
Psychological Science. Judge. (2017) Perilaku
13(4):161–164. organisasi, Organizational
Hoff, E., Laursen, B., & Tardif, T. Behavior. Jakarta: Salemba
(2012). Socioeconomic status Empat.
and parenting. In M. H. Saleha, Siti. (2009). Asuhan
Bornstein, Handbook of Kebidanan pada Masa Nifas.
parenting vol.3 being and Jakarta: Salemba Medik
becoming a parent (pp. 231-
252). New Jersey: Lawrence Salonen, A., Kaunonen, M., Astedt-
Erlbaum Associates, Inc. Kurki, P., Jarvenpaa, A-L.,
Isoaho, H., & Tarkka, M.
Kemenkes RI. (2018). Riset (2018). Parenting self-efficacy
Kesehatan Dasar; RISKESDAS. after childbirth. Journal of
Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Advanced Nursing, 65, 2324–
Leahy-Warren, P. & McCarthy, G. 2336.2018
(2011). Maternal Parental Self- Santrock, J. W. (2011). Masa
efficacy in The Postpartum Perkembangan Anak Edisi Ke
Period. Midwifery, 27 (6):802- 11 Buku 2. Jakarta: Salemba
10. Humanika.
Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan Sukarni, I dan Margareth, Z.H.
Pada Masa Nifas. Yogyakarta: (2013). Kehamilan, Persalinan
Pustaka Pelajar dan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Martin, J. A., Hamilton, B. E., Medika
Osterman, M. J., Curtin, S. C., Sunanti (2016). Karakteristik Orang
Matthews, T. J. (2017). Births: Tua Dan Perkembangan Balita
final data for , Natl Vital Stat Usia 12-59 Bulan. Tasikmalaya:
Rep, 64(1), 1-65 Poltekes Kemenkes
Pilliteri. (2010). Maternal and child Tsou, L. M. (2010). The Relation of
health nursing. Philadelphia: Childhood Memories and
Lippincot Williams and Wilkins Husband Support to Parenting
Pramudianti, Domas Nurchandra Self-Efficacy in Japanese
dkk, (2017). Hubungan Tingkat Mothers, dissertation, University
Pendidikan Formal dengan of California, Berkeley
Parenting Self Efficacy Periode Wahyuning, W., Jash, dan M.
Awal Nifas Pada Ibu Pasca Rachmadiana. (2013).
Sectio Caesarea. Jurnal Mengkomunikasikan Moral
Kebidanan dan Keperawatan, Kepada Anak. Jakarta: Elex
Vol. 13, No. 1 , Juni 2017 ; 34- Media Komputindo.
41.2017.
Zheng, X., Morrell, J., & Watts, K.
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Koniak- (2018). A quantitative
Griffin, D. (2011). Maternity longitudinal study to explore
nursing: family, newborn, and factors which influence maternal
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

self-efficacy among Chinese


primiparous women during the
initial postpartum period.
Midwifery, 59, 39-46.

Anda mungkin juga menyukai