F 'x dx f x dx F x C
Mengintegralkan integran mendapatkan integral tak-tentu. Dikatakan
tak-tentu karena mencakup sembarang konstanta ( C ).
A. Integral Tak-tentu
Pada pembahasan sebelumnya, telah dipelajari mengenai konsep
turunan (diferensial). Dengan konsep turunan diperoleh hasil turunan
dari beberapa contoh fungsi berikut,
F x x 2 F ' x 2 x
F x x 2 4 F ' x 2 x
F x x 2 10 F ' x 2 x
a
ax dx x n 1 C
n
n 1
Harus selalu diingat bahwa integral adalah suatu anti turunan. Konsep
tersebut dapat dimanfaatkan untuk memeriksa hasil hitung integral di
atas. Artinya, apabila hasil hitung integral diturunkan, maka harus
sama dengan integran.
a n 1
Dx ax n dx Dx
n 1
x C
a
n 1
n 1x n ax n
Contoh A1:
x 4 dx x 4 / 3
3
1
x 4 / 31 C
4/ 3 1
3
x7/3 C
7
Contoh A2:
1 21 4 11
x 4x 3 x x 3x C
2
2 1 11
1
x 3 2 x 2 3x C
3
a
x dx ax dx a x 1 dx a ln x C ln x a C
1
Contoh A3:
5 / x dx 5x dx 5 x dx 5 ln x C .
1 1
Invers fungsi logaritma asli adalah fungsi eksponen asli. Suatu sifat
fungsi yang memiliki invers adalah harus monoton murni, yaitu fungsi
yang pada daerah definisinya adalah fungsi yang naik atau fungsi yang
turun. Invers fungsi adalah bayangan reflekasi terhadap garis y x .
Bayangan fungsi logaritma asli direfleksikan terhadap garis y x
adalah fungsi eksponen asli. Fungsi logaritma asli dan fungsi eksponen
asli disebut dengan fungsi transenden. Bilangan pokok untuk fungsi
eksponen asli adalah bilangan e , ( e 2,7182818284 59045 ).
Rumus turunan untuk Dx e x e x , sehingga dari rumus tersebut
dapat menghasilkan
e dx e x C .
x
Jadi
dy
y ex .
dx
Konsep integral dan diferensial yang saling berkaitan ini tidak hanya
berlaku pada fungsi aljabar dan fungsi transenden. Hitung integral dan
turunan juga berlaku untuk fungsi trigonometri. Beberapa sifat
integral fungsi trigonometri seperti berikut.
cosec x cotan x dx
cosec x C
Contoh A5:
1 cos 2 x
sin x dx
2
dx
2
1 1
cos 2 x dx
2 2
1 1
x sin 2 x C
2 4
B. Integral Tentu
Newton dan Leibniz keduannya memperkenalkan versi yang dini dari
konsep integral tentu, namun Riemann yang menyempurnakannya
dengan memberikan definisi modern.
Kedua jenis integral ini memiliki perbedaan nyata yaitu terlihat pada
a dan b dimana a b . Untuk a disebut dengan titik ujung bawah dan
b disebut dengan titik ujung atas untuk integral. Seba gian buku
sumber menggunakan istilah batas bawah dan batas atas
pengintegralan.
Ingat bahwa pada integral tentu ada batas atas dan batas bawah.
Terkait dengan kedua batas ini, fungsi yang terintegralkan harus
fungsi terbatas. Fungsi dikatakan terbatas apabila terdapat konstanta
M sedemikian sehingga f x M untuk semua x dalam a, b . Jadi,
fungsi tidak harus kontinu asalkan terbatas.
f x dx
a
disebut integral tentu (atau integral Riemann) f dari a ke
b , diberikan oleh
f x x
b n
f x dx lim i i
P 0
a i 1
3
Contoh B1: x 3 dx
2
x0 2,
x1 2 x 2 5 / n ,
x 2 2 2.5 / n ,
...
xi 2 i.5 / n ,
...
x n 2 n.5 / n 2 5 3.
n n
f xi xi f xi xi
i 1 i 1
n
1 i 5 / n 5 / n
i 1
5 n 25 n
n2
n i 1
1
i 1
i
25 nn 1
n 2 .
5
n n 2
25 1
5 1
2 n
f xi xi
25 1 35
3 n
x 3 dx lim
2
P 0
i 1
lim 5 1
n
2 n 2
Hasil hitung integral tentu tersebut apabila dipadankan dengan hasil
hitung luas trapezium pada gambar, jelas tidak akan berbeda. Untuk
suatu fungsi linear seperti contoh B1, hasil hitung integral boleh saja
dihitung dengan luas trapezium, tetapi tidak untuk fungsi selain fungsi
linear.
f x dx F b F a .
a
Bukti
Misal selang a, b dipartisi menjadi a x0 x1 ... xn1 xn b ,
sehingga
F b F a F x n F x n 1 F x n 1 F x n 2 ... F x1 F x0
n
F xi F xi 1 .
i 1
dan
F ' xi .xi xi 1 f ' xi .xi .
Untuk semua selang dalam a, b ,
n
F b F a f xi .xi .
i 1
n b
F b F a lim f xi xi f x dx .
P 0
i 1 a
Contoh B2:
3
1
x 3 dx 2 x 3 x]3 2
2
-2
9
9 2 6 .
2
35
2