Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI INTEGRAL

Dalam matematika ada beberapa istilah seperti definisi, teorema,


lemma. Istilah ini penting karena menunjukan keeksistensian. Definisi
adalah pernyataan yg bernilai benar karena disepakati, dan tidak perlu
dibuktikan. Teorema adalah pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya. Lemma adalah teorema kecil, biasanya muncul sebagai
jembatan untuk membuktikan teorema yang lebih umum.

Konsep-konsep matematika dan pengembangannya berawal dari


suatu definisi. Termasuk juga dengan konsep-konsep dasar dalam
kalkulus integral. Integral adalah suatu anti turunan (biasa juga
disebut dengan anti derivative). Definisi suatu anti turunan dijelaskan
seperti berikut

Definisi: F disebut suatu anti turunan dari f pada interval I jika


Dx F x   f x  pada I —yakni, jika F '  x   f  x  untuk
semua x dalam I .

Pada definisi, lambang Dx menyatakan operasi penentu suatu


turunan. Sedangkan untuk menyatakan suatu anti turunan, pada
sebagian buku sumber digunakan lambang Ax . Namun yang sekarang
popular digunakan adalah notasi Leibniz. Dengan mengikuti Leibniz.
Anti turunan menggunakan istilah integral. Leibniz menggunakan
lambang  f  x  dx . Lambang  disebut tanda integral sedangkan
f x  disebut integran. Anti penurunan disebut juga mengintegralkan,
sehingga definisi di atas disederhanakan menjadi

 F 'x  dx   f x  dx  F x   C
Mengintegralkan integran mendapatkan integral tak-tentu. Dikatakan
tak-tentu karena mencakup sembarang konstanta ( C ).
A. Integral Tak-tentu
Pada pembahasan sebelumnya, telah dipelajari mengenai konsep
turunan (diferensial). Dengan konsep turunan diperoleh hasil turunan
dari beberapa contoh fungsi berikut,

F x   x 2  F ' x   2 x
F x   x 2  4  F ' x   2 x
F  x   x 2  10  F '  x   2 x

Dari contoh di atas, maka dapat disimpulkan untuk


F x   x 2  C ,
dimana C adalah suatu konstanta, maka
F ' x   2 x .

Dengan demikian, berdasarkan contoh di atas dan definisi dari integral


bahwa
 F 'x  dx  F x   C ,
maka diperoleh
 2 x dx  x C .
2

Kemudian, dari contoh di atas dapat dibuat generalisasi menjadi suatu


sifat int egral aljabar seperti berikut

a
 ax dx  x n 1  C
n

n 1

Harus selalu diingat bahwa integral adalah suatu anti turunan. Konsep
tersebut dapat dimanfaatkan untuk memeriksa hasil hitung integral di
atas. Artinya, apabila hasil hitung integral diturunkan, maka harus
sama dengan integran.

   a n 1
Dx  ax n dx  Dx 
n 1

x  C 
a
 n 1
n  1x n  ax n
Contoh A1:

 x 4 dx   x 4 / 3
3

1
 x 4 / 31  C
4/ 3 1
3
 x7/3  C
7

Pemeriksaan hasil hitung integral dapat dilakukan pada pada contoh


A1 dengan melakukan penurunan. Lebih lanjut, pemeriksaan juga bisa
diterapkan kembali pada hasil hitung integral fungsi aljabar lainnya
seperti pada contoh A2.

Contoh A2:
1 21 4 11
x  4x  3  x  x  3x  C
2

2 1 11
1
 x 3  2 x 2  3x  C
3

Akan tetapi, generalisasi sifat integral fungsi aljabar tersebut tidak


berlaku untuk n  1. Karena ketika n  1 , maka penyebut fungsi
integral dari integran akan menjadi nol. Dalam ilmu matematika, suatu
pecahan yang pembilangnya berapapun selain nol dengan
penyebutnya adalah nol istilahnya tidak didefinisikan. Namun
demikian, karena integral adalah anti turunan sehingga dengan konsep
turunan diperoleh

a
 x dx  ax dx  a  x 1 dx  a ln x  C  ln x a  C
1

Buktinya dapat dilihat seperti berikut.


 xh
a ln  
ln  x  h   ln x
a
 x 
a
D x ln x   lim  lim
h 0 h h 0 h
Karena limit independen terhadap a dan x , sehingga
 h
ln 1   x
1  x a x  h a  h h
a. .x. lim  lim ln 1    lim ln 1  
x h 0 h x h 0 h  x  x h 0  x

Sepertinya fungsi logaritma adalah fungsi kontinu, maka limit dari


logaritma sama seperti logaritma dari limit.
x x
a  h h a  h h
lim ln 1    ln lim 1  
x h 0  x  x h 0  x 
x
 h h
Pada pembahasan tentang limit, bahwa lim 1    e , jadi
h 0
 x
x
 h h a
Dx ln x   ln lim 1    ln e  .
a a
x h 0  x  x x

Contoh A3:
 5 / x dx  5x dx  5 x dx  5 ln x  C .
1 1

Domain fungsi logaritma adalah bilangan real positif seperti


didefinisikan berikut.

Definisi: fungsi logaritma asli (logaritma natural), ditulis sebagai ln ,


didefinisikan dengan
x
1
ln x   dt, x  0
1
t
Daerah definisinya adalah himpunan bilangan positif.

Invers fungsi logaritma asli adalah fungsi eksponen asli. Suatu sifat
fungsi yang memiliki invers adalah harus monoton murni, yaitu fungsi
yang pada daerah definisinya adalah fungsi yang naik atau fungsi yang
turun. Invers fungsi adalah bayangan reflekasi terhadap garis y  x .
Bayangan fungsi logaritma asli direfleksikan terhadap garis y  x
adalah fungsi eksponen asli. Fungsi logaritma asli dan fungsi eksponen
asli disebut dengan fungsi transenden. Bilangan pokok untuk fungsi
eksponen asli adalah bilangan e , ( e  2,7182818284 59045 ).

 
Rumus turunan untuk Dx e x  e x , sehingga dari rumus tersebut
dapat menghasilkan

e dx  e x  C .
x

Bukti, misal y  e x , dan turunannya adalah dy / dx .


y  e x  x  ln y

Karena sebelumnya telah diketahui turunan fungsi logaritma, maka


1 dy
dx  dy   y.
y dx

Jadi
dy
 y  ex .
dx

Konsep integral dan diferensial yang saling berkaitan ini tidak hanya
berlaku pada fungsi aljabar dan fungsi transenden. Hitung integral dan
turunan juga berlaku untuk fungsi trigonometri. Beberapa sifat
integral fungsi trigonometri seperti berikut.

 cos x  sin x  C  sin x dx   cos x  C


 sec x dx  tan x  C  cos ec x dx   cot an x  C
2 2

 sec x tan x dx  sec x  C  cos ec x cot an x dx   cos ec x  C


Akan tetapi, untuk beberapa fungsi trigonometri sulit diintegralkan
lansung dengan atuaran yang telah diketahui seperti di atas, sehingga
diperlukan suatu persamaan fungsi trigonometri yang ekuivalen agar
dapat diintegralkan lansung dengan atuaran yang ada.
Contoh A4:
cos x 1 cos x
 sin 2
x
dx   .
sin x sin x
dx

  cosec x cotan x dx
 cosec x  C

Contoh A5:
1  cos 2 x
 sin x dx  
2
dx
2
1 1
   cos 2 x dx
2 2
1 1
 x  sin 2 x  C
2 4

Semua konsep hitung integral tak-tentu akan dimanfaatkan untuk


menentukan hasil hitung integral tentu.

B. Integral Tentu
Newton dan Leibniz keduannya memperkenalkan versi yang dini dari
konsep integral tentu, namun Riemann yang menyempurnakannya
dengan memberikan definisi modern.

Melihat definisi, maka disimpulkan ciri integral tak-tentu adalah


b

 f ' x  dx , sedangkan ciri integral tentu adalah  f ' x  dx .


a

Kedua jenis integral ini memiliki perbedaan nyata yaitu terlihat pada
a dan b dimana a  b . Untuk a disebut dengan titik ujung bawah dan
b disebut dengan titik ujung atas untuk integral. Seba gian buku
sumber menggunakan istilah batas bawah dan batas atas
pengintegralan.

Ingat bahwa pada integral tentu ada batas atas dan batas bawah.
Terkait dengan kedua batas ini, fungsi yang terintegralkan harus
fungsi terbatas. Fungsi dikatakan terbatas apabila terdapat konstanta
M sedemikian sehingga f x   M untuk semua x dalam a, b . Jadi,
fungsi tidak harus kontinu asalkan terbatas.

Definisi: andai f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tutup


a, b . Jika
 f x x
n
lim i i
P 0
i 1

ada, katakan f adalah terintegralkan pada a, b . Lebih


lanjut
b

 f x  dx
a
disebut integral tentu (atau integral Riemann) f dari a ke
b , diberikan oleh

 f x x
b n

 f x  dx  lim i i
P 0
a i 1

Beberapa fungsi terintegralkan pada setiap selang tertutup a, b


yaitu fungsi polinom, fungsi sinus dan cosinus , dan fungsi rasiona l
dimana tidak ada titik yang mengakibatkan suatu penyebut nol pada
selang a, b .

Penggunaan definisi integral Riemann untuk menghitung integral


tentu suatu fungsi pada selang tertentu dapat dilihat pada contoh
berikut.

3
Contoh B1:  x  3 dx
2

Selang tutup  2, 3 dipartisi menjadi n bagian yang sama, dengan


masing-masing panjang x  5 / n . Dalam tiap selang bagian xi 1 , xi 
gunakan xi  xi sebagai titik sampel. Jadi, pada x0 , x1 , titik
sampelnya x1 , sehingga f  x1   x1  3  2  5 / n   3  1  5 / n  .
Sedangkan pada selang x1 , x 2  , titik sampelnya adalah x 2 , sehingga.
f  x 2   x 2  3  2  2.5 / n   3  1  2 5 / n  . Demikian selanjutnya
sampai dengan titik sampel x n dengan f xn   1 n.5 / n  .

x0  2,
x1  2  x  2  5 / n ,
x 2  2  2.5 / n ,
...
xi  2  i.5 / n ,
...
x n  2  n.5 / n   2  5  3.

Dengan demikian, f xi   xi  3  1  i 5 / n  , dimana i  1,2, ..., n .


Kemudian dirumuskan

  
n n
f xi xi   f  xi xi
i 1 i 1
n
  1  i 5 / n 5 / n
i 1

5 n 25 n
  n2 
n i 1
1 
i 1
i

25 nn  1
 n   2 .
5
n n 2
25  1 
 5  1  
2  n

Karena P menyatakan suatu partisi tetap, dan disini dipartisi sampai


dengan n   , sehingga,

 f xi xi
 25  1  35
3 n

 x  3 dx  lim
2
P 0
i 1
 lim 5  1   
n 
 2  n  2
Hasil hitung integral tentu tersebut apabila dipadankan dengan hasil
hitung luas trapezium pada gambar, jelas tidak akan berbeda. Untuk
suatu fungsi linear seperti contoh B1, hasil hitung integral boleh saja
dihitung dengan luas trapezium, tetapi tidak untuk fungsi selain fungsi
linear.

Menghitung integral tentu dengan jumlah Riemann secara lansung


dapat praktis karena didukung oleh rumus jumlah n bilangan asli yang
ditemukan oleh Gauss. Biasanya, hitung integral tentu dengan cara ini
sukar dan kadang-kadang tidak mungkin. Untungnya temuan kalkulus
oleh Newton dan Leibniz secara bersamaan dan saling bebas pada
konsep garis singgung telah dikenal lebih dahulu, sehingga hitung
integral tentu dengan mudah menggunakan teorema berikut .

Teorema: andai f kontinu (karenanya terintegralkan) pada a, b dan


andaikan F sembarang anti turunan dari f disana. Maka,
b

 f x  dx  F b  F a  .
a

Bukti
Misal selang a, b dipartisi menjadi a  x0  x1  ...  xn1  xn  b ,
sehingga
F b   F a   F x n   F x n 1   F x n 1   F x n 2   ...  F x1   F x0 
n
  F xi   F xi 1 .
i 1

Pada tiap selang bagian xi 1 , xi 


F  xi   F  xi 1 
F  xi   F  xi 1  
xi  xi 1 
 
. xi  xi 1   F ' xi . xi  xi 1 i

dan
   
F ' xi .xi  xi 1   f ' xi .xi .
Untuk semua selang dalam a, b ,

 
n
F b   F a    f xi .xi .
i 1

Sesuai definisi integral Riemann, maka diperoleh

  
n b
F b   F a   lim f xi xi   f x  dx .
P 0
i 1 a

Teorema di atas dinamakan teorema dasar kalkulus yang merupakan


hubungan erat antara anti turunan dan integral tentu. Hubungan
tersebut adalah hubungan yang memungkinkan untuk menghitung
secara mudah nilai yang sebenarnya dari banyak integral tentu tanpa
perlu memakai jumlah Riemann.

Contoh B2:
3
1
 x  3 dx  2 x  3 x]3 2
2

-2

9 
   9   2  6  .
2 
35

2

Anda mungkin juga menyukai