Anda di halaman 1dari 8

Bariyah : Gambaran karakteristik scaffold hidroksiapatit gigi manuasia...

GAMBARAN KARAKTERISTIK SCAFFOLD HIDROKSIAPATIT GIGI


MANUSIA DENGAN METODE PLANETARY BALL MILL MENGGUNAKAN
UJI SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)

Naim Bariyah, Andries Pascawinata, Firdaus


Bagian Bedah Mulut, FKG Universitas Baiturrahmah
Jl. Raya By. Pass KM. 14 Sei Sapih
Email : naim.bariyah@yahoo.com

KATA KUNCI ABSTRAK

Scaffold, Hidroksiapatit, Latar belakang: Kerusakan tulang alveolar dapat menimbulkan


Gigi, Bone Graft, berbagai defek. Salah satu cara untuk merekonstruksi defek tersebut
Planetary Ball Mill adalah dengan teknik bone grafting. Hal ini membutuhkan bahan
regenerasi seperti bonegraft. Berbagai jenis bahan bonegraft telah
digunakan untuk meregenerasi kerusakan tulang akibat penyakit
periodontal. Penelitian ini menggunakan gigi manusia karena bahan
ini memiliki kesamaan struktur dengan tulang, dan selain itu gigi yang
telah diekstraksi seringkali dibuang karena dianggap sebagai limbah
klinis. Tujuan: Mengetahui hasil gambaran karakteristik scaffold
hidroksiapatit dari gigi manusia dengan metode planetary ball mill
menggunakan uji scanning electron microscope (SEM). Bahan dan
Metode: Gigi yang telah diekstraksi dan telah dibuang mahkotanya
kemudian direbus, dihancurkan menggunakan palu, di timbang
menggunakan neraca, kalsinasi dengan suhu 600℃, 900℃ dan 1200℃
setelah itu di haluskan menggunakan alat ball mill kemudian
dilakukan uji SEM. Hasil: Terdapat porus pada masing-masing
sampel dengan diameter ± 1,08-2,18 µm dengan suhu 600℃, ± 1,24-
1,53 µm dengan suhu 900℃ dan ± 1,34-2,65 µm dengan suhu 1200℃.
Simpulan: Dari hasil pengujian SEM pada suhu 1200℃ diameter
porusnya lebih besar dibandingkan sampel lainnya dan pada pengujian
ini berhasil didapatkannya scaffold dengan sifat porus menggunakan
metode planetary ball mill.

KEYWORDS ABSTRACT

Scaffold, Hydroxyapatite, Background: Alveolar bone damage can cause various defects. One
Tooth, Bone Graft, way to reconstruct the defect is by using bone grafting technique. This
Planetary Ball Mill technique needs regeneration materials such as bone graft. Various
types of bone graft materials have been used to regenerate bone
damage due to periodontal disease. This study used human teeth as it
has a similar structure with bone, besides the extracted teeth are often
disposed and consider as clinical waste. Aims: To know the
characteristics of hydroxyapatite scaffold from human teeth with
planetary ball mill method by using scanning electron microscope
(SEM). Materials and Methods: The extracted teeth had the crown
removed and then boiled, crushed by using hammer, weighted by
using scale. The teeth then calcinated with high temperature of 600℃,
900℃ and 1200℃, grinded by using ball mill and then observed under
SEM. Result: There are porous in each sample with the diameter of
±1,08-2,18 μm with 600℃, ±1,24-1,53 μm with 900℃ and ±1,34-2,65
μm with 1200℃. Conclusion: From the SEM result, the porous
diameter at 1200℃ is bigger than other samples and in this test we
successfully obtained scaffold with porous properties by using
planetary ball mill method.

131
Jurnal B-Dent, Vol 3, No. 2, Desember 2016 : 131 - 138

PENDAHULUAN sedangkan alloplast bahan cangkok sintetis

Kerusakan tulang alveolar dalam berupa trikalsiumfosfat (tricalcium

praktek kedokteran gigi seringkali phospate) atau hidroksiapatit


6
disebabkan oleh trauma pasca pencabutan, (hydroxyapatite) . Bahan bone graft yang

kista, dan infeksi lokal seperti penyakit ideal harus memiliki potensi untuk

periodontal 1,2
. Perubahan yang terjadi pada mempertahankan sel tetap hidup, tidak

jaringan keras, seperti tulang alveolar menimbulkan reaksi imunologi, mudah

merupakan hal yang penting karena didapat dan memberikan kekuatan pada

kerusakan tulang berpengaruh terhadap daerah sekeliling tulang serta tidak


7
keberadaan gigi. Pencegahan kerusakan menyebarkan penyakit . Secara umum,

tulang alveolar yang lebih parah, dapat semakin besar perbedaan genetik antara graft

dilakukan dengan terapi periodontal agar dan resepiennya, makin hebat pula reaksi

terjadi regenerasi. Regenerasi periodontal penolakan yang timbul 8.

meliputi perbaikan tulang, sementum dan Salah satu bahan yang sering digunakan

serabut-serabut periodontal, setelah terjadi dalam aplikasi biomedis sebagai bahan terapi

kerusakan akibat proses penyakit substitusi tulang atau bone graft adalah

periodontal. Berbagai bahan dan teknik hidroksiapatit 1. Hidroksiapatit (HA) dengan

digunakan sebagai terapi regeneratif untuk rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2 adalah salah

kerusakan tulang infraboni yang disebabkan satu senyawa inorganik yang menyusun

karena periodontitis seperti bone graft, jaringan keras manusia seperti tulang dan

guided tissue regeneration (GTR) dan gigi 9.

growth factors 3. Gigi manusia merupakan struktur komposit

Bone grafting merupakan salah satu cara yang terdiri dari komponen inorganik

yang paling umum digunakan untuk termasuk keturunan kalsium fosfat dan

mengembalikan fungsi dari suatu jaringan komponen organik seperti kolagen. Mineral

tulang yang telah hilang atau yang telah gigi terdiri dari lima kalsium fosfat biologis

mengalami kerusakan 4. Bone graft menurut yaitu hidroksiapatit, trikalsium fosfat (TCP),

sumber aslinya dapat diklasifikasikan antara oktakalsium fosfat (OCP), amorf kalsium

lain yaitu autograft, allograft, xenograft dan fosfat (ACP), dan dehidrasi dikalsium fosfat.

alloplast 5. Autograft yaitu bahan cangkok Kalsium fosfat berinteraksi secara timbal

yang berasal dari tubuhnya sendiri, allograft balik sehingga mampu merenovasi tulang

yaitu bahan cangkok yang berasal dari yang ada saat dicangkokkan. Oleh karena itu,

individu lain yang sama spesiesnya, gigi manusia dapat digunakan sebagai

xenograft yaitu bahan cangkok yang berasal alternatif pembuatan bone graft karena

dari hewan yang berbeda spesiesnya memiliki kesamaan struktur dengan tulang

132
Bariyah : Gambaran karakteristik scaffold hidroksiapatit gigi manuasia...

dan dibuang karena sering dianggap sebagai Ukuran pori untuk aplikasi perbaikan
limbah klinis serta ekonomis 10. jaringan tulang berkisar pada rentang 100-
4
Pembuatan gigi sebagai bone graft dapat 300 mikron . Gambaran karakteristik
dilakukan dengan menghancurkan gigi struktur scaffold hidroksiapatit digunakan uji
menggunakan metode planetary ball mill. scanning electron microscope (SEM). SEM
Planetary ball mill merupakan ball mill merupakan sebuah mikroskop elektron yang
dengan skala kecil yang digunakan dalam didesain untuk menyelidiki permukaan dari
laboratorium dan digunakan untuk mereduksi objek solid secara langsung 12,13.
ukuran baik dengan penggilingan secara Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
kering maupun basah, pencampuran, Kim dkk (2013) sebelumnya, penulis ingin
homogenisasi dari bahan kimia, tanah dan mengetahui perbedaan karakteristik scaffold
bahan farmasi. Sebelum planetary ball mill hidroksiapatit gigi manusia untuk aplikasi
dilakukan kalsinasi. Dimana kalsinasi bone graft dengan metode planetary ball mill
merupakan proses pemanasan, penghilangan menggunakan uji SEM.
kandungan air, karbondioksida atau gas lain
yang mempunyai ikatan kimia dengan materi METODE
pada temperatur tinggi dibawah titik leleh Penelitian yang dilakukan merupakan jenis
dari zat penyusun materi, yang bertujuan penelitian laboratoris dengan melakukan
untuk menghilangkan bakteri atau agen yang pengujian terhadap gigi pada berbagai variasi
menyebabkan penyakit dan pada suhu 600℃ suhu dengan metode planetary ball mill
sampai 1200℃ menunjukkan terbentuknya menggunakan uji SEM.
11
hidroksiapatit murni dan kristalisasi . Proses pembuatan serbuk graft hidroksiapatit
Penggunaan perancah (scaffold) bone graft gigi manusia pertama gigi yang telah
dapat menjadi salah satu solusi untuk diekstraksi buang mahkotanya dengan
menjawab masalah-masalah yang dihadapi contrangel handpiece, setelah gigi dibuang
dalam proses perbaikan jaringan tulang. mahkotanya ambil akar gigi tersebut
Scaffold ialah suatu stuktur tiga dimensi yang masukkan ke dalam beaker glass yang berisi
digunakan sebagai media penyangga aquades 100 ml kemudian letakkan beaker
sementara untuk mendukung proses glass tersebut di atas kompor listrik dan
pertumbuhan dan perkembangan jaringan lakukan perebusan ±1 jam jika aquades mulai
baru. Sifat yang harus dimiliki oleh scaffold mengering tambah aquades sampai 100 ml,
ialah porus (pori-pori). Pori-pori yang angkat akar gigi yang telah direbus tadi
terdapat pada scaffold memiliki fungsi buang airnya letakkan di dalam nierbeken,
sebagai ruang bagi sel untuk menempel dan setelah akar mengering kemudian hancurkan
tumbuh menjadi suatu jaringan tulang baru. dengan menggunakan palu, bagi akar gigi

133
Jurnal B-Dent, Vol 3, No. 2, Desember 2016 : 131 - 138

yang telah dihancurkan menjadi tiga sampel Tabel 1. Gigi Pada Berbagai Temperatur Pemanasan
Temperatur Gigi Pada Berbagai
dengan diletakkan di atas kertas perkamen Warna
(ºC) Temperatur
kemudian timbang menggunakan neraca di
dapatkan sampel 5,03 garam per sampel, 600ºC Hitam

kalsinasi dengan suhu 600℃, 900℃ dan


1200℃ ±12 jam setelah itu di haluskan
Abu-abu
menggunakan alat ball mill ±3 jam agar 900ºC
gelap
konsistensinya seperti pasir (mikro)
kemudian dilakukan uji SEM untuk melihat
gambaran karakteristik scaffold gigi manusia. Abu-abu
1200ºC
terang

HASIL
Pemilihan Sampel Hasil penelitian diatas menunjukkan adanya
Sampel penelitian ini adalah gigi manusia perubahan warna selama proses kalsinasi
yang telah diekstraksi yang diperoleh dari dengan menggunakan tungku vakum selama
RSGM Baiturrahmah. Jumlah sampel dalam ±12 jam. Dimana kalsinasi pada suhu 600℃
penelitian ini adalah 15,09 gram akar gigi warna sampel gigi menjadi hitam dan
yang dihancurkan menjadi serbuk dengan kalsinasi pada suhu 900℃ warna sampel
metode planetary ball mill dan dikalsinasi menjadi abu-abu gelap sedangkan kalsinasi
menggunakan suhu 600℃, 900℃ dan 1200℃ pada suhu 1200℃ warna sampel menjadi
sehingga sampel dapat digunakan sebanyak 3 abu-abu terang.
serbukan dengan berat masing-masing Planetary Ball Mill
sampel 5,03 gram.

Kalsinasi

Gambar 2. Planetary Ball mill

Gambar 1. Tungku Vakum

Gambar 3. Hasil planetary ball mill

konsistensi seperti pasir (mikro) Hasil dari


proses planetary ball mill setelah dilakukan
penggilingan menggunakan 3 bola giling

134
Bariyah : Gambaran karakteristik scaffold hidroksiapatit gigi manuasia...

dengan diameter 20 mm dan wadah Hasil pengujian scanning electron microscope (SEM)
selama ±1 jam menunjukkan struktur permukaan
penggilingan yang dilakukan selama ±3 jam, dengan sifat porus pada masing-masing suhu kalsinasi
yaitu pada suhu 600℃, 900℃ dan 1200℃ pada gambar
masing-masing sampel digiling selama ±1 13, 14 dan 15 dan didapatkannya porus dengan
diameter pada masing-masing suhu seperti tabel 3
jam dan didapatkan hasil dengan konsistensi diatas.
seperti pasir (mikro).

Scanning Electron Microscope (SEM)

(a) Perbesaran 60x (b) Perbesaran 3200x


Gambar 7. Struktur mikro scaffold temperatur 900℃

Gambar 4. Scanning Electron Microscope (SEM) PEMBAHASAN


Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
Gambaran Karakteristik Struktur
Permukaan Scaffold sampel gigi dengan beberapa pengujian
menunjukkan bahwa:
Pengaruh Kalsinasi Terhadap Sampel
Pemilihan kalsinasi mulai dari 300
sampai 1200℃ ini bertujuan untuk
menghilangkan bakteri atau agen yang
(a) Perbesaran 60x (b) Perbesaran 3200x
Gambar 5. Struktur mikro scaffold temperatur 1200℃ menyebabkan penyakit serta dengan
meningkatnya temperatur kalsinasi pada
scaffolds akan menaikkan porositas, ukuran
diameter pori-pori, dan kristalisasi serta
proses kalsinasi ini akan menghilangkan
kandungan material organik dan menyisakan
(a) Perbesaran 60x (b) Perbesaran 3200x inorganik yang disebut hidroksiapatit 11,14,15.
Gambar 6. Struktur mikro scaffold temperatur 600℃
Analisis Deskriptif Struktur Permukaan a b
Scaffold
Hasil diameter porus dari masing-masing
suhu dengan pengujian scanning electron
microscope (SEM) yaitu sebagai berikut:
c d
Tabel 2. Struktur Permukaan Scaffold
Temperatur Ada Tidaknya
Diameter Porus
(ºC) porus
600ºC Ada ± 1,08 - 2,18 µm
9000ºC Ada ± 1,24 - 1,53 µm
1200ºC Ada ± 1,34 - 2,65 µm

135
Jurnal B-Dent, Vol 3, No. 2, Desember 2016 : 131 - 138

Gambar 8. Warna gigi (a) sebelum kalsinasi, (b) semakin tinggi temperatur memudarnya
sesudah kalsinasi suhu 600℃, (c) sesudah kalsinasi
suhu 900℃, dan (d) sesudah kalsinasi 1200℃ warna menjadi putih keabu-abuan pada suhu
600℃ dan ≥ 700℃ berwarna putih tulang
Sampel gigi sebelum kalsinasi dan sesudah
sapi berwarna putih yang di sebabkan
kalsinasi melalui pengamatan terlihat adanya
penguraian zat organik dengan sempurna.
perbedaan warna selama proses kalsinasi.
Pengaruh Planetary Ball Mill
Sebelum proses kalsinasi warna sampel gigi
Terhadap Sampel
pada suhu kamar adalah putih kekuningan.
Pemilihan planetary ball mill ini bertujuan
Setelah mengalami proses kalsinasi dengan
menghaluskan akar gigi agar konsistensinya
suhu 600℃, 900℃ dan 1200℃ selama ±12
seperti pasir (mikro) karena pada
jam warna sampel gigi mengalami perubahan
penghancuran menggunakan palu
menjadi hitam, abu-abu gelap dan abu-abu
konsistensinya masih kasar (makro).
terang. Perubahan warna ini menunjukkan
a b c
adanya proses perubahan komposisi unsur
pengisi pada saat kalsinasi dan dengan
bertambahnya temperatur pemanasan
(annealing) memperlihatkan perubahan
warna dan warna yang gelap menunjukkan
belum sempurnanya penguraian dari
komposisi zat organik.
d e f
Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang
telah dilakukan Pudjiastuti (2012), yang Gambar 9. Konsistensi sampel sebelum planetary ball
mill (a, b, dan c) dan setelah planetary ball mill (d, e,
menyatakan bahwa pada serbuk tulang sapi dan f)
pada suhu kamar adalah putih kekuningan Konsistensi sampel sebelum planetary ball

setelah mengalami proses kalsinasi dengan mill dan sesudah planetary ball mill melalui

suhu 800℃ warna tulang sapi mengalami pengamatan terlihat adanya perbedaan.

perubahan menjadi putih. Perubahan warna Sebelum planetary ball mill konsistensi

ini menunjukkan adanya proses perubahan masih kasar (makro) setelah dilakukan

komposisi unsur pengisi pada saat proses proses planetary ball mill dengan

kalsinasi. Penelitian Ooi dkk (2007), penggilingan menggunakan 3 bola giling

melaporkan bahwa dengan bertambahnya berdiameter 20 mm dan wadah penggilingan

temperatur pemanasan (annealing) yang dilakukan selama ±3 jam, masing-

memperlihatkan perubahan warna dan warna masing sampel digiling selama ±1 jam dan

yang gelap menunjukkan belum didapatkan hasil dengan konsistensi seperti

sempurnanya penguraian dari komposisi zat pasir (mikro). Binderman dkk (2014),

organik. Hitam pada suhu 400℃, dan menyatakan bahwa ukuran partikel antara

136
Bariyah : Gambaran karakteristik scaffold hidroksiapatit gigi manuasia...

300-1200 µm efisien untuk pencangkokan porositas disini berfungsi sebagai ruang bagi
tulang sedangkan ukuran partikel dibawah sel untuk menempel dan tumbuh menjadi
300 µm tidak efisien untuk pencangkokan suatu jaringan tulang baru.
tulang.
Gambaran Struktur Permukaan Dengan SIMPULAN
Uji Scanning Electron Microscope (SEM) Berdasarkan pengujian scanning electron
Hasil penelitian pada uji scanning electron microscope (SEM) yang telah dilakukan
microscope (SEM) menampilkan struktur dapat disimpulkan bahwa dari masing-
mikro scaffold yang bersifat porus pada masing variasi suhu dengan metode
masing-masing suhu kalsinasi 600℃, 900℃ planetary ball mill jika dibandingkan
dan 1200℃ dengan perbesaran 60x dan diantara tiga sampel yang telah dilakukan
3200x dimana didapatkan masing-masing pengujian pada suhu 600℃, 900℃ dan
diameter ± 1,08-2,18 µm dengan suhu 600℃, 1200℃ dengan perbesaran 60x dan 3200x
± 1,24-1,53 µm dengan suhu 900℃ dan ± dimana diameter porusnya lebih besar yaitu
1,34-2,65 µm dengan suhu 1200℃. pada suhu 1200℃ dikarenakan pada
Porositas bertambah dengan temperatur temperatur tinggi akan menjadikan diameter
tinggi saat proses kalsinasi yang porus menjadi lebih besar dan pada
menyebabkan penghilangan pengikat atau pengujian ini berhasil didapatkannya
terjadinya penguraian zat organik dan
aglomerasi atau partikel-partikelnya
DAFTAR PUSTAKA
menyatu. Porositas scaffold semakin tinggi 1. Ardhiyanto, H.A. 2011. Peran Hidroksiapatit
semakin baik, tetapi akan mempengaruhi Sebagai Bone Graft Dalam Proses
Penyembuhan Tulang Stomatognatic(J.K.G
kekuatan mekanik atau kekuatan tekan dari Unej)Vol.8 No.22011:118-21.Bagian Bedah
1,14,18 Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
scaffold itu sendiri . Pada scaffold Jember..
dengan suhu 600℃ memiliki porositas 2. Block, M.S. 2007. Color Atlas Dental
ImplantSurgery.2thedition. Saunders.
paling rendah 1,08-2,18 µm tetapi belum Elsevier. New Orlean. Lousiana.
Hal.165.
merata porositasnya, sedangkan suhu 900℃ 3. Kartono, G.S., Widyastuti, dan
prositasnya ± 1,24-1,53 µm dan porositas Setiawan, H.W. 2014. Biokompatibilitas
Hidroksiapatit Graft Dari Cangkang Kerang
paling baik yaitu dengan suhu 1200℃ Darah (Anadara granosa) terhadap kultur sel
fibroblas. Denta Jurnal Kedokteran Gigi vol.8
dimana diameternya ±1,34-2,65 µm dan No.1 Februari 2014. Hal. 2-3.
struktur permukaannya sudah mulai merata. 4. Aufan, M.R., Dulay, A.H., D. Indriani, A.
Nuruddin, dan B.S. Purwasasmita. 2012.
Diameter porositas yang didapatkan penulis Sintesis Scaffold Alginat-Kitosan-Karbonat
Apatit Sebagai Bone Graft Menggunakan
tidak jauh berbeda dibandingkan penelitian
Metode Freeze Drying. Jurnal Biofisika, vol.8,
yang telah dilakukan oleh Kim dkk (2011) No.1.Maret 2012, 16-24.
5. Rose, F.L., L, B,. Mealey, J, R., Genco, dan
dengan ukuran porositas 1-2 µm, dimana Cohen, D.W. 2004. Periodontics Medicine,

137
Jurnal B-Dent, Vol 3, No. 2, Desember 2016 : 131 - 138

Surgery And Implants. Mosby. Elsevier. St. 15. Panas Dan Resin akrilik Swapolimerisasi
Louis. Missouri. Hal.581-582. dengan Penambahan Serat Kaca.
6. Daliemunthe, S.A. 2006. Terapi Periodontal. http://repository
Departemen Periodontia FKG USU. Medan. .usu.ac.id/bitstream123456789/34572/3/Chapt
Hal.244, 249-250. er %20II.pdf
7. Purnomo, A. 2014. Ekspresi Bone 16. Solechan dan Anwar, S.A. 2014.
Morphogenetic Protein (BMP) Pada proses StudiPembuatan Scaffold Bovine
Kesembuhan Fraktur Tulang Femur Tikus Hydroxyapatite Dari Tulang Sapi Untuk
Pada 0-4 Minggu Pasca Operasi Dengan Aplikasi Implan Tulang Mandibula
Metode Cangkok Menggunakan Metode Kalsinasi.
8. Tulang Dan Pemasangan Pin TRAKSIVol.14No.2Desember2014.
Intramedular.http/etd.repository.ugm.a 17. Tontowi, A.E., Dewo, P., wahyuni, E.T., dan
c.id/downloadfile/60902/potongan/S2-2014- Triyono, J. 2012. Scaffold dari Bovine
295718-chapter1.pdf. Hydroxyapatite Dengan Poly Vynialchohol
9. Schwartz, S.I. 2000. Intisari Prinsip – Prinsip Coating. Jurnal Teknosains Vol 1,NO.2 Juni
Ilmu Bedah. cetakan 1. EGC. Jakarta. 2012; 126-134.UGM Yogyakarta, Indonesia.
Hal.167. 18. Ooi, C.Y., M, H., S, R. 2007. Properties Of
10. Darwis, D dan yessy. W. 2008. Sintesis Dan Hydroxyapatite Produced By Annealing Of
Karakterisasi Komposit Hidroksiapatit (HA) Bovine Bone. Ceramic International. 33,
Sebagai Graft Tulang Sintetik. 1171-1177.
http://www.scribd. com/doc/310250209. 19. Binderman, I., Hallel, G., Nardy, C., Yaffe,
11. Kim, Y.K., Lee, J., Um, I.W., Kim, K.W., A., dan Sapoznikov, L. 2014. A Novel
Murata, M., Akazawa, T., dan Mitsugi, M. Procedure To Process Extracted Teeth For
2013. Tooth-Derived Bone Graft Material. Immediate Grafting Of Autogenous Dentin.
http://dx.doi.org Interdisciplinary Medicine and Dental
/10.5125/jkaoms.2013.39.3.103pISSN 2234- Science volume 2(6): 1000154.
7550·eISSN 2234-5930. 20. Anwar, S.A dan Solechan. 2014. Analisa
12. Pudjiastuti, A.R. 2012. Preparasi Karakteristik Dan Sifat Mekanik Scaffold
Hidroksiapatit Dari Tulang Sapi Dengan Rekontruksi Mandibula Dari Material
Metode Kombinasi Ultrasonik dan Spray Bhipasis Calsium Phospate Dengan Penguat
Drying. Tesis. Fakultas Teknik Program Studi Cangkang Kerang Srimping Dan Gelatin
Teknik Kimia. Universitas Indonesia. Depok. Menggunakan Metode Functionally Graded
Hal. 17-18. Material. ProsidingSNATIFke-
13. Prasetyo, Y. 2011. Scanning Electron 1tahun2014fakultasteknik-univaersitas Muria
Microscope (SEM) dan Optical Kudus.
EmissionSpectroscope 21. Kim, Y.K., Kim, S.G., Oh, J.S.,
(OES).https://yudiprasety Jin,S.C., Son, J.S., Kim, S.Y., dan
o53.wordpress.com/2011/11/07/scanni ng- Lim, S.Y. 2011. Analysis Of The
electron-microscope-sem-dan-optical- Inorganic Component Of Autogenous
emission-spectroscope-oes/. Tooth Bone Graft Material. Journal
14. Tampubolon, N.E. 2012. Perbandingan of Nanoscience and Nanotechnology
Karakteristik Basis Gigi Tiruan Berbahan Vol. 11, 7442-7445,2011
Resin Akrilik Polimerisasi

138

Anda mungkin juga menyukai