Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.

R YANG MENGALAMI

GASTRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KESEHATAN

CENDERUNG BERISIKO DI DESA CURAHDAMI

KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2020

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus

Oleh :

CICI RISKIANA

NIM : 19037140012

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, kasus penyakit infeksi masih banyak terjadi dikalangan masyarakat
Indonesia salah satunya yaitu penyakit Gastritis. Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis
akut berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang
tidak bijaksana memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang
terinfeksi (Suddarth, 2015). Penyebab lain mencakup penggunaan aspirin secara berlebihan dan
penggunaan obat anti inflamasi nonstreoid (NSAID) lain, asupan alkohol yang berlebihan, refluks
empedu, dan terapi radiasi (Suddarth, 2015).

Gastritis terjadi karena pola hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak teratur, konsumsi obat
penghilang nyeri jangka panjang, konsumsi kopi, alkohol, merokok, stres fisik, stres psikologis, kelainan
autoimun. Pada umumnya masyarakat atau keluarga sulit untuk mengubah gaya hidup atau perilakunya
ke dalam pola hidup yang sehat (Uwa, Milwati dan Sulasmini, 2019),sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan utamanya sistem pencernaan yang dapat mengarah pada gastritis,
dan muncul masalah keperawatan keluarga yaitu, Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko.

Data WHO tahun 2017, jumlah terbesar kasus gastritis di dunia terjadi di inggris 22%, China 31%, Jepang
14.5%, Kanada 35%, dan Perancis 29.5%. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635
dari jumlah penduduk setiap tahunnya (Safii dan Andriani, 2019).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk
persebaran angka kejadian gastritis tersebutmeliputi Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%,
Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2% serta Medan dengan angka kejadian
paling tinggi sebesar 91,6% (Handayani dan Thomy, 2018). Data Kemenkes RI menyatakan angka
kejadian gastritis di Jawa Timur sebesar 31,2% dari seluruh kalangan usia. Gastritis merupakan salah satu
penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia
dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Tussakinah dan Burhan, 2018). Pada Tahun 2019, jumlah penderita
gastritis di Kabupaten Bondowoso mencapai 5.855 jiwa. Penderita gastritis berjenis kelamin laki – laki
1.830 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 2.500 jiwa (Dinkes, 2019).

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan lambung yang disebabkan oleh infeksi kuman
Helicobacter Pylori. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
pencernaan, kemudian kuman tersebut dapat menginfeksi lambung (Nurarif, 2016). Gastritis merupakan
gangguan kesehatan dimana pada umumnya di diagnosa berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi. Gastritis erosive atau laserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem
pembuluh darah lambung atau duodenum dapat terjadi secara akut atau kronis. Bentuk gastrtitis akut
yang lebih berat disebabkan oleh asam atau alkali yang kuat, yang dapat menyebabkan gangren atau
perforasi pada mukosa lambung. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut
(Suddarth, 2015).

Keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat dan tidak dapat di pisahkan. Penderita
akan merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya, karena
dengan dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola
penyakitnya dengan baik. Sesuai dengan fungsi keluarga yaitu fungsi pemeliharaan kesehatan yang
bertujuan untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktifitas tinggi. Apabila fungsi ini tidak berjalan atau tidak ada dukungan dari keluarga untuk
menjaga pola hidup sehat, maka bisa menyebabkan masalah keperawatan Perilaku Kesehatan
Cenderung Berisiko.

Dari permasalahan diatas, dapat direncanakan asuhan keperawatan untuk kriteria hasil dengan
menggunakan teori dari NOC antara lain : 1. Perilaku patuh : diet yang disarankan : memilih porsi yang
sesuai dengan diet yang ditentukan dengan skor 5 (secara konsisten menunjukkan), memakan makanan
yang sesuai dengan diet yang ditentukan dengan skor 5 (secara konsisten menunjukkan), mengonsumsi
makanan yang sesuai dengan diet yang ditentukan dengan skor 5 (secara konsisten menunjukkan),
menghindari makanan dan minuman yang tidak diperbolehkan dalam diet dengan skor 5 (secara
konsisten menunjukkan), mengikuti rekomendasi dalam tahap diet dengan skor 5 (secara konsisten
menunjukkan). 2. Perilaku patuh : aktivitas yang disarankan : mengidentifikasi manfaat yang diharapkan
dari aktivitas fisik dengan skor 5 (secara konsisten menunjukkan), mengidentifikasi hambatan untuk
melaksanakan aktivitas fisik yang ditentukan dengan skor 5 (secara konsisten menunjukkan),
menggunakan strategi untuk mengalokasikan waktu untuk aktivitas fisik dengan skor 5 (secara konsisten
menunjukkan), memodifikasi aktivitas fisik seperti yang diarahkan oleh

kesehatan profesional dengan skor 5 (secara konsisten menunjukkan). 3.Normalisasi Keluarga a)


Mempertahankan rutinitas keluarga seperti biasanya, b) Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, c)
Mempertahankan aktivitas dan rutinitas yang tepat, d) Memenuhi kebutuhan psikososial anggota
keluarga (Moorhead, 2013).

Berdasarkan teori dari NIC, maka dapat dilakukan rencana tindakan keperawatan antara lain : 1.
Modifikasi perilaku : a) Dukung klien dan keluarga untuk mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan
dengan kebiasaan yang diinginkan, b) Dukung pasien untuk memeriksa perilakunya sendiri, c) Identifikasi
masalah pasien terkait dengan istilah perilaku, d) Pilah pilah perilaku menjadi bagian bagian kecil untuk
dirubah menjadi unit perilaku yang terukur (misalnya berhenti merokok, jumlah rokok yang dihisap), e)
Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat. 2.
Peningkatan efikasi diri : a) Identifikasi hambatan untuk merubah perilaku, b) Berikan contoh /
tunjukkan perilaku yang diinginkan, c) Berikan penguatan positif dan dukungan emosi kepada keluarga
dan klien selama proses pembelajaran dan saat mengimplementasikan perilaku, d) Siapkan individu dan
keluarga mengenai kondisi fisik dan emosi yang mungkin akan dialami selama berusaha untuk
melakukan perilaku baru. Adapun intervensi tambahan yaitu : bina hubungan pribadi dengan klien dan
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, periksa tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan pada klien dan anggota keluarga, memberikan penyuluhan kepada klien dan anggota
keluarga terkait penyakit gastritis, kontrak waktu dengan klien dan keluarga untuk melakukan
implementasi (Moorhead, 2013).

1.2 Batasan Masalah


Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada keluarga Ny R yang mengalami
Gastritis dengan masalah keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami
Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga Ny R yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020 ?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020.

2. Melakukan diagnosa keperawatan pada keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020.
3. Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020.

4. Melakukan implementasi keperawatan pada keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah
keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2020.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


Sebagai bahan pembelajaran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai bentuk aplikasi dari teori
Asuhan Keperawatan Keluarga yang mengalami Gastritis dengan masalah keperawatan Perilaku
Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.
1.5.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi responden

Meningkatkan pengetahuan klien serta bagaimana cara mengatasi penyakit gastritis.

2. Manfaat bagi peneliti


Meningkatkan kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga yang mengalami Gastritis
dengan masalah keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami Kabupaten
Bondowoso Tahun 2020.

3. Manfaat bagi keluarga atau masyarakat


Membantu pihak keluarga ataupun masyarakat dalam proses perawatan pada klien yang mengalami
Gastritis dengan masalah keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Desa Curahdami
Kabupaten Bondowoso.

4. Manfaat bagi institusi

Sebagai acuan bahan pembelajaran mahasiswa pada mata kuliah asuhan keperawatan keluarga
khususnya dengan penyakit Gastritis.

Anda mungkin juga menyukai