Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara kualitatif dan
kuantitatif, yaitu penelitian dengan pola gabungan untuk menganalisis data
kualitatis kemudian dilanjutkan dengan analisis data kuantitatif yang didasarkan
teori besar sebagai landasan pelaksanaan penelitian kemudian diverfikasi kedalam
indikator-indikator variabel hingga penentuan instrumen berupa kuesioner untuk
pengumpul data dari lapangan. Seperti dikatakan Sugiyono 1 bahwa penelitian
kombinasi dapat dilakukan ketika peneliti ingin mendapatkan data yang lebih
komprehensif yang dicari dengan metode kualitatif dan kuantitatif dalam waktu
yang sama. Pada penelitian ini, metode kualitatif digunakan sebagai metode
primer sedangkan metode kuantitatif sebagai metode sekunder yang berfungsi
melengkapi metode kualitatif.Oleh karena itu, analisis data penelitian yang
dilakukan menggunakan dua metode yakni analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif melalui statistika deskriptif dan inferensial guna penarikan kesimpulan
penelitian atas data yang telah dikoleksi dari lapangan.
Metode penelitian ini menuntut peneliti untuk melakukan eksplorasi dalam
upaya memahami dan menjelaskan masalah yang diteliti melalui komunikasi yang
intensif dengan sumber data. Proses penelitiannya sendiri, dibimbing oleh suatu
“Conceptual framework” yang mengandung tingkat pemahaman terhadap suatu
konsep atau teori. Konsep ini mengandung perspektif teoritis yang dijadikan
pedoman proses inquiri oleh peneliti.
Sebagai penelitian kombinasi, maka dua langkah dilakukan, pertama
melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang menurut Sugiyono
diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya
adalah eksperimen, dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi atau gabungan, analisis data
1
Sugiyono.Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Bandung: Alfabeta, 2011, hal. 48
49
50

bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif, lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.2
Sedangkan untuk menganalisis data kuantitatif, maka digunakan
paradigma sederhana yang terdiri dari satu variabel terikat (dependent variable)
yakni keberagaman peserta didik dan satu variabel bebas (independent variable).
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu berusaha
menjelaskan atau memberi gambaran tentang adanya pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya, yaitu dari variabel independen terhadap variabel
dependen.Teknin yang digunakan adalah survey lapangan, yaitu meneliti langsung
ke lokasi penelitian dengan menyebarkan angket/kuesioner, melakukan observasi,
dan wawancara dengan pihak terkait untuk menggali data yang dibutuhkan.
Metode ini dipandang sebagai prosedur penelitian yang dapat
menghasilkan data deskriptif berupa paparan-paparan tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapa diamati.Pendekatan kualitatif ini berkaitan
erat dengan sifat unik dan realitas pembelajaran dan dunia pendidikan itu
sendiri.Keunikannya bersumber dari hakekat manusia sebagai makhluk
pendidikan (homo eduvandum) berupa psikis, soal dan budaya yang mengaitkan
makna dan interprestasi dalam bersikap dan bertingkah laku sebagai manusia
pembelajar.3
Makna dari interprestasi itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan
social dan budaya.Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk membuat sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.4 Berkaitan dengan metode
kualitatif, Noeng Muhadjir,5 mengemukakan bahwa ada sejumlah nama yang
digunakan para ahli tentang metode penelitian kualitatif ini, seperti gounded
research, ethnoimetodology, paradigma naturalistic, interaksi simbolik, semiotic,
heuristic, hermeneutic atau holistic yang kesemuanya itu tercakup dalam
klasifikasi metodologi penelitian kualitatif atau phenomologi.

2
Ibid., h. 13.
3
Jeanne H. Balantine. Scholl and Society: A Reader in Education and Sociology. (London: Mayfield
Publishing, 1985), h. 33-40.
4
Nana Syaodih.Loc. Cit.
5
Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), h. 116.
51

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan post positivistic


phenomenologik interpretif. Pendekatan ini selain mengakui kebenaran empirik
sensual dan empirik logika juga mengakui kebenaran empirik etik, yang
memerlukan akal budi untuk melacak dan menjelaskan serta berargumentasi.Nilai
pendidikan yang digunakan mengacu pada nilai pembelajaran ganda yang hirarkis
atau bertingkat.Bila diinventarisasikan nilai pendidikan tersebut adalah nilai
agama, ilmu individual, phisik, politik, budaya, social, hak asasi manusia dan
ekonomi.
Asumsi dasar dari pendekatan phenomenlogik adalah bahwa manusia
dalam berilmu pengetahuan tidak dapat terlepas dari pandangan etik keilmuannya,
baik pada tarap mengamati, menghimpun data, menganalisis, ataupun dalam
membuat kesimpulan.Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model paradigma naturalistic.Model ini merupakan model yang telah menemukan
karakteristik kualitatif yang sempurna.Artinya bahwa kerangka pemikirannya,
filsafat yang melandasinya, ataupun operasionalisasi metodologinya bukan raktif
atau sekedar merespons dan bukan sekedar menggugat yang kuantitatif melainkan
membangun diri sendiri kerangka pemikirannya, filsafatnya dan
oprasionalisasinya metodologinya.6
Menurut Guba ada empat belas karakteristik yang mempunyai hubungan
sinergik dengan peneliti naturalistic. Karakteristik tersebut adalah: pertama,
konteks natural, kedua, instrument human, ketiga, pemanfaatan pengetahuan
takterkatakan, keempat, metode kualitatif, kelima, pengambilan sempel secara
“purposive”, keenam, analisis data indukatif, ketujuh, “rounded
theory”,kedelapan, desain sementara, kesembilan, hasil yang disepakati,
kesepuluh, modus laporan kasus, kesebelas, penafsiran idiografik, kedua belas,
aplikasi tentative, ketiga belas, ikatan konteks terfokus, dan keempat belas,
criteria kepercayaan.7
Teknik analisis datanya menggunakan logika reflektif, disamping logika
induktif dan deduktif, serta logika materiil dan logika probabilistic. Mengacu pada

6
Yvon S. Lincoln and Egon C. Guba.Naturalistict Inquir, (London: Sage Publication, tt), h. 148-151.
7
Lexy J. Moloeng.Metode Penelitian Kualitatif.(Bandung: Rosdakarya, 1990), h. 118.
52

Bogdan dan Bliken, Lexy J. Moleong mengemukakan bahwa ada beberapa istilah
yang digunakan untuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian atau inquiri
naturalistic atau alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perspektif ke dalam
etnometodologi, “The Chicago Schol”, fenomenologis, serudi kasus,
interpretative, ekologis, dan deskriptif.Bogdan dan Taylor dalam Moleong
mendefinisikan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati, namun tetap menemukan kualitas.Menurut
Bogman dan Beliken, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara holistic (utuh).Jadi, hal ini tidak boleh mengisolisasikan individu atau
organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
dari keutuhan.8Pendekatan kualitatif menurut Judjistira K. Garna indikasinya
tampak dari membiarkan sesuatu masalah itu dipecahkan oleh jawaban yang
berasal dari alam itu sendiri.Pendekatan kualitatif dalam penelitian adalah untuk
mencari kebenaran relatif.
Penelitian survey ini menurut Mc Millan dan Schumaker 9 digunakan untuk
menggambarkan obyek yang diteliti berupa sikap, keyakinan, nilai, perilaku,
opini, kebiasaan, ide, kejadian, frekuensi dan distribusi suatu keadaan serta
keterkaitan antarvariabel.
Untuk kepentingan penggalian data, data penelitian ini mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang pokok.Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survai
adalah individu. Penelitian survai dapat digunakan untuk maksud; pertama,
penjajagan atau eksploratif; kedua, deskriptif; ketiga, penjelasan (explonatory
atau confirmatory) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesa; keempat, evaluasi; kelima, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di
masa yang akan dating; keenam, penelitian operasional; ketujuh, pengembangan

8
Ibid, h. 2-3.
9
McMillan, James H & Sally Schumacher. Research In Education. A Conceptual Introduction.New
York: Longman, 2001, hal. 304
53

indikator-indikator sosial. Hasil survai, dapat pula digunakan untuk mengadakan


prediksi mengenai fenomena tertentu.10
Kerlinger mengatakan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antarvariabel sosiologis
maupun psikologis.Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang
dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.11

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Obyek penelitian tentang internalisasi nilai pendiidkan antikorupsi


dilakukan di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Singaperbangsa
Karawang.Subyek penelitiannya adalah mahasiswa pada Fakultas Agama Islam
(FAI) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).Waktu pelaksanaan
penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei sampai dengan29 Oktober 2013 di
FAI Unsika, Kabupaten Karawang.

1. Populasi

Populasi adalah subyek atau keseluruhan wilayah yang akan diteliti,


seperti dikatakan Moh. Nazir (1999 : 325) bahwa populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam
penelitian ini adalahseluruh mahasiwa pada Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang menjadi obyek kajian
dengan jumlah populasi sebanyak 422 orang.Jumlah sampel penelitian ditetapkan
dalam tingkat kepercayaan 95% dan margin of error ±5% berdasarkan rumus
sebagai berikut.

Z² . [p(1-p)].N
10
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Lp3es, h. 4.
11
Ridwan, 2005, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung:
alfabeta, cetakan ke-2, h. 49
54

N ₌ Z² . [p(1-p)]+(N-1).E²

dimana:
n = Jumlah sampel
Z = Nilai (value) dari tingkat kepercayaan.
[p(1-p)] = Proporsi populasi
N = Jumlah populasi
E = Margin of error
Penarikan sampel menggunakan teknik pengacakan terstratifikasi
(stratified random sampling) dan dengan memperhitungkan proporsionalitas
mahasiswauntuk masing-masing angkatan, kelas, dan gender.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan representasi dari
keseluruhan populasi.Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang
jumlahnya didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto12 bahwa apabila
populasi subyeknya cukup besar maka sebagai ancer-ancer sampel diambil antara
10 % sampai 25 %. Karena populasi dalam penelitian ini jumlahnya 462 orang,
maka penulis tetapkan sampelnya sebanyak 50 % dari populasi yakni sebanyak
231 orang mahasiswa.
Penarikan sampel dari populasi menggunakan teknik simple
randomsampling atau acak sederhana. Teknik ini memberikan kesempatan yang
sama bagi populasi untuk dipilih menjadi sampel melalui proses pengundian.
Tahapan pengundian sampel dari populasi dilakukan sebagai berikut:
1. Mendata semua populasi
2. Memberi nomor pada setiap populasi
3. Mengundi setiap nomor yang sudah disiapkan
4. Menetapkan 100 orang mahasiswa hasil pengundian sebagai sampel

12
Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
hal. 134.
55

C. Definisi Operasional
Pada bagian ini disajikan definisi operasional setiap variabel sebagai
berikut:
1. Internalisasi
Konsep internalisasi adalah suatu dari tiga momen dialektis realitas sosial
sebagaimana dirumuskan oleh sosiolog Peter L. Berger, yakni:
eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Internalisasi adalah
peresapan kembali realitas dari objektivasi oleh manusia, dan
mentranformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur dunia objektif ke
dalam struktur-struktur kesadaran objektif.

2. Nilai
Nilai merupakan konsepsi dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi
pilihan cara, tujuan antara, dan tujuan akhir tindakan. Nilai juga
merupakan patokan atau standar pola-pola pilihan yang dapat
membimbing seseorang atau kelompok kea rah kepuasan, pemenuhan
dan makna13.

3. Pendidikan
Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik
dalam kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.14Pendidikan
juga merupakan upaya mengembangkan, mendorong, mengajak peserta
didik untuk hidup secara lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai
yang tinggi dan kehidupan yang mulia.15

4. Korupsi
13
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter;Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 35.
14
Oemar Muhamad al-Syaibany, FilsafatPendidikanIslam.hal. 399
15
Maikatal-Tunisiyat liayauzyaruhammad fadil aljamali, Nahwa Tarbiyat Mukminat, (al-
Pndide).hal. 3
56

Corruptie adalah Korupsi, perbuatan curang, tindak pidana yang


merugikan keuangan Negara16. Penyebab seseorang melakukan korupsi
adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang
tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak
mampu ditahan semntara akses ke arah kekayaan bisa diperoleh melalui
cara berkorupsi, maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi.
Menurut kamus umum Arab-Indonesia korupsi dinamakan juga
Risywah.17 Secara terminologis Risywah (suap) berarti pemberian yang
diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan
perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk memperoleh
kedudukan (al-Misbah al-Munir al-Fayumi al-Muhalla Ibnu-Hazm).
Seperti firman Alloh dalam QS. Al-Maidah ayat 42



Artinya :Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita
bohong, banyak memakan yang haram. jika mereka (orang Yahudi)
datang kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah (perkara
itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu
berpaling dari mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat
kepadamu sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka
putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang adil.

D. Langkah-langkah Penelitian
Berikut dikemukakan langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan,
meliputi delapan tahap dari prasurvey sampai tahap pengujian kredibilitas data
hasil penelitian.
1. Pra survey di FAI Universitas Singaperbangsa Karawang
16
Subekti dan Tjitrosoedibio, 1973, KamusHukum, Jakarta : Pradnya Paramita.
17
Andi Hamzah, 2002, Pemberantasan Korupsi Ditinjau Dari Hukum Pidana, Jakarta : Penerbit
Pusat Hukum Pidana Universitas Trisakti
57

Hal ini dilakukan melalui dialog dengan dosen-dosen FAI Universitas


Agama Islam. Pada tahap ini termasuk dialog secara intensif dengan calon
promoter dan ko-promotor saat sebelum proposal disetujui.
2. Izin Penelitian
Pengurusan hal ini dilakukan melalui surat Dekan FAI Universitas
Singaperbangsa Karawang tertanggal 2 November 2013. Jawaban dari para
pimpinan FAI Universitas Singaperbangsa Karawang langsung disampaikan
kepada peneliti dalam bentuk kesediaan diwawancarai serta memberikan izin
untuk mempelajari atau memfotocopy dokumen-dokumen yang
diperlukan.Jawaban dari FAI Universitas Karawang tertanggal
Nopember2013, mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian di FAI
Universitas Agama Islam.
Berdasarkan cara penelitian yang bertahap, langkah awal yang
melahirkan dan mengembangkan permasalahan pada langkah selanjutnya,
peneliti terjun ke lapangan, melakukan penulisan, dialog, check and recheck.
Waktu yang digunakan cukup lama, yakni sejak tanggal Mei 2013 s/d
November2013.
3. Wawancara dan observasi
Wawancara dan observasi dengan para pimpinan serta dosen senior FAI
Universitas Singaperbangsa Karawang, dilakukan pada Ketua Dekan, Wakil
Dekan, Ka Prodi FAI, Ka Prodi MPI, Ka Prodi RA, dan beberapa mahasiswa
FAI yang ada di Universitas Singaperbangsa Karawang, sikap dan kelakuan
saat belajar, saat ujian, upaya menguasai bahan ujian, cara mengerjakan tugas
mandiri, cara mengerjakan tugas kelompok, pandangan terhadap dosen-dosen
dalam penyimpangan bahan, penguasaan bahan, penilaian ujian, motivasi dan
alas an masuk FAI Universitas Singaperbangsa Karawang.
4. Diskusi
Dalam rangka lebih menangkap ide-ide yang dikemukakan para
responden atau yang diwawancarai, peneliti juga melakukan diskusi secara
terus menerus dengan dosen-dosen FAI Universitas Singaperbangsa
Karawang.Diskusi ini sifatnya berkelanjutan, hamper selama terjun ke
58

lapangan dan selama penulisan.Dengan demikian diskusi-diskusi tersebut


memfungsikan dirinya sebagai triangulasi.
5. Triangulasi
Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan
observasi tidak langsung.Observasi tidak langsung ini dilaksanakan dalam
bentuk pengamatan atas beberapa kelakuan dan kejadian, yang kemudian dari
hasil pengamatan tersebut ditarik benang merah yang menghubungkan
antaranya.
6. Membercheck
Membercheck dilakukan pada subjek wawancara melalui dua cara. Cara
pertama langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian ide yang
tertangkap peneliti saat wawancara.Cara kedua tidak langsung dalam bentuk
penyampaian rangkuman hasil wawancara setelah peneliti mengetik dan
menyusun menurut tertib masalah yang dirancang pada proposal.Dalam hal
ini tidak setiap sasaran penelitian mendapat membercheck.Pengakuan
kebenaran data oleh pihak-pihak tertentu, yang dianggap sumber informasi
dari yang sudah diwawancarai, dinyatakan memadai mewakili sumber
informasi sasaran wawancara.
7. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan berdasarkan dokumen-dokumen mengenai
kepegawaian yang berkaitan dengan kepanitiaan pengangkatan, proses
pengangkatan, jumlah dosen yang meliputi jumlah calon dosen, peserta
testing, jumlah dosen diangkat, asal perguruan tinggi, pangkat dan jabatan
dosen perfakultas, SAP/Silabi, arsip soal, arsip nilai, laporan kegiatan
pimpinan, hasil rapat, buku atau bahan ajar, dokumen laporan hasil penelitian,
dokumen laporan hasil pengabdian pada masyarakat, kegiatan
kemahasiswaan dan pengumuman pada papan-papan pengumuman.
8. Observasi Langsung
Dilakukan pada kegiatan proses belajar mengajar, diskusi dan seminar
dosen, diskusi dan seminar mahasiswa, kegiatan tata usaha dan beberapa
kegiatan kehidupan mahasiswa di kampus.
59

9. Pengolahan Data
Berdasarkan penulisan kembali baik dari alat rekam maupun dari alat tulis,
penulis mengkategorikan dan mengklasifikasi data.Pengolahan demikian
dilakukan tidak secara simultan saat seluruh pendapat responden sudah terkumpul,
tapi setahap demi setahap, seiring dengan muncul dan berkembangnya masalah
dan hipotesa baru. Amat dimungkinkan subjek penelitian tidak mendapatkan
materi wawancara yang sama. Hal ini berkaitan dengan pendalaman objek materia
dari penelitian itu sendiri.

E. Teknik Analisis data


Data yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan sesuai jenis dan
kebutuhan penelitian.Data kualitatif dikelompokkan berdasarkan jenisnya
sehingga terklasifikasi secara sistematis, sedangkan data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan statistika deskriptif dan inferensial. Secara rinci analisis
kedua jenis data penelitian di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dalam
mengelola data yang ditemukan di lapangan dengan cara mengorganisasikan data,
memilah-milah, dan mengelompokkannya menjadi satu kesatuan yang saling
berkaitan, mengsistensikan atau menggabungkan data yang ditemukan, mencari
dan membentuk pola, serta menentukan setiap data apa yang penting dari apa
yang dipelajari.
Analisis data kualitatif ini dilakukan dengan beberapa tahap sistematis,
yaitu:
a. Membaca/mempelajari data yang diperoleh sehingga jelas makna dan
maksudnya.
b. Menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.
c. Mempelajari kata-kata yang ada dalam kunci itu untuk dapat
diklasifikasikan sesuai bagiannya.
d. Menulis model yang ditemukan.
e. Koding atau memberikan kode pada setiap data.
60

f. Mensistensikan setiap data yang diperoleh menjadi kesatuan makna.


Penelitian kualitatif mengacu pada strategi penelitian observasi partisipan
dan wawancara mendalam, yang bertujuan untuk memahami aktivitas yang
diselidiki, yang memungkinkan peneliti memperoleh informasi dari tangan
pertama mengenai masalah pendidikan yang hendak dipecahkan.
Untuk menggambarkan atau melukiskan fakta empiric di lapangan,
penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif yang bercorakhistoris empiric
dan documenter sehingga diharapkan dapat menghasilkan suatu rekontruksi
perkembangan pendidikan tinggi yang memanfaatkan potensi dosen, sarana dan
kegiatan pembelajaran dalam usaha mencapai tujuannya.
Dalam proses penelitian kualitatif ini, ada beberapa karakteristik yang
dapat dirangkum kedalam beberapa hal pokok, seperti berikut ini:
a. Penelitian sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah key instrument
atau alat peneliti utama. Ialah yang memiliki otoritas untuk mengadakan
sendiri pengamatan atau wawancara baik terstruktur maupun tak
terstruktur. Atas dasar ini, hanya manusia sebagai instrument yang dapat
memahami makna interaksi antara manusia, membaca gerak muka,
menyelami perasaan dan nilai yang tergantung dalam ucapan atau
perbuatan responden.
b. Makna di belakang kelakuan atau perbuatan, sehingga dapat memahami
masalah atau situasi. Metode ini berupaya memahami kelakuan manusia
dalam konteks yang lebih luas dan holistic dipandang dari kerangka
pemikiran dan perasaan responden.
c. Menonjolkan rincian kontekstual. Peneliti berupaya mengumpulkan dan
mencatat data secara terperinci mengenai hal-hal yang bertalian dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
d. Triaggulasi. Data atau informasi dari satu pihak di cek kebenarannya
dengan cara keakuratan data tersebut dengan sumber lain yang setarap,
setiap data dibandingkan satu dengan yang lainnya, seperti dari pihak
kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang
berbeda. Tujuannya adalah untuk membandingkan informasi tentang hal
61

yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan dari
tingkat kepercayaan terhadap data yang diajukan. Penggunaan metode ini
kemungkinan terhindarnya dari aspek subjektivitas.
e. Mengutamakan perspektif emik. Artinya mementingkan pandangan
informan, bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi
pendiriannya. Peneliti, tidak memaksakan pandangannya sendiri. Dengan
kata lain, peneliti memasuki wilayah peneliti tanpa generalisasi, seakan-
akan tidak mengetahui sedikitpun tentang apa yang dialami informan,
sehingga dapat menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep yang
dianut partisipan.
f. Verifikasi. Metode ini digunakan terutama jika si peneliti berhadapan
dengan kasus-kasus yang dipandang bertentangan atau negatif. Untuk
memperoleh hasil maksimal dilihat dari validitas dan tingkat akurasinya,
peneliti justru harus mencari kasus yang berbeda atau memperoleh hasil
yang tingkat kepercayaannya yang lebih tinggi, yang mencakup situasi
yang lebih luas, sehingga apa yang semula berlawanan akhirnya dapat
meliputi dan tidak lagi mengandung aspek-aspek yang tidak sesuai.
g. Sampling yang purposif. Metode kualitatif tidak menggunakan sampling
rondom dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak.
Sampel yang digunakan biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan
penelitian.
h. Mengadakan analisis dari awal sampai akhir penelitian. Analisis dengan
sendirinya jika seseorang bermaksud menafsirkan data yang
diperolehnya. Sebenarnya, semua data dan semua deskripsi
menggunakan tafsiran. Namun diadakan pembedaan antara data
deskriptif dan data analisis atau tafsiran. Tujuan penelitian deskriptif
bukanlah untuk menguji sebuah hipotesis atau dasar teori tertentu,
melainkan sebagai research guide untuk menemukan pola-pola yang
mungkin dapat dikembangkan menjadi teori. Teori ini lambat laun
mendapat bentuk tertentu berdasarkan analisis data yang kian bertambah
sepanjang berlangsungnya penelitian.
62

Menurut Guba,18 yang dimaksud dengan Qualitative Research adalah “is


an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditional
of inquiry that explore a socisl or human problem. The researcher build a omplex.
Holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and
conducts the studyin natural setting.” Penelitian kualitatif pada dasarnya adalah
“Learning by doing”.Dey mengklaim bahwa penelitian kualitatif dicirikan dengan
“3i”: Insight, Intuition, and Inpression.
Lebih lanjut Guba menekankan kepada para penelitian kualitatif untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Commit to expensive time in the field.
b. Engage in the complex, time-consuming process of data analysis-the
ambitious task of sorting through large amounts of data and reducing
them a few themes or categories.
c. Write long passages, because the evidence must subrtationte claims and
the writer needs to show multiple respective.
d. Participate in a form of social and human science research that does not
have firm guidelines or specific procedures and is evolving and changing
constantly.

2. Analisis Data Kuantitatif


a. Analisis Statistik Deskriptif
Untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian pada setiap variabel maka
dilakukan analisis masing-masing variabel.Analisis variabel dilakukan dengan
menggunakan rata-rata hitung (rerata).Hasil statistik deskriptif berdasarkan skor
rerata tiap-tiap variabel penelitian untuk mengetahui penafsiran yang paling
rendah dari hasil skor rerata tiap-tiap variabel penelitian.Tujuan analisis setiap
variabel ini adalah untuk dijadikan rekomendasi atau saran-saran yang perlu
disampaikan sebagai hasil penelitian ini.
Dalam proses menganalisis data yang telah dikumpulkan, maka
digunakan teknik aplikasi SEM (structural Equation Modeling) yaitu alat analisis

18
Yvon S. Lincoln and Egon C. Guba.loc.cit.
63

statistic multivariate yang komplek statistik deskriptif dan statistik inferensial.


Dikatakan Anas Sudijono19 bahwa statistik deskriptif pekerjaannya mencakup
cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan dan
menganalisis data agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas
mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan yaitu meliputi:
1) Membuat tabel deskripsi data pada setiap kelompok data yang diperoleh
dari lapangan.
2) Ukuran gejala pusat meliputi perhitungan mean,median, dan modus
setiap variabel.
3) Dispersi atau sebaran data meliputi rentang data yang diperoleh dan
standar deviasi.
4) Menentukan histogram setiap variabel penelitian dalam rangka
memudahkan memahami data yang diperoleh.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Kesahihan atau Validitas

Sebelum data diproses terlebih dahulu dilakukan uji validitas untuk

menguji alat ukur atau kuesioner.Validitas menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur itu mengukur variabel, apakah telah sesuai standar yang

ditetapkan atau apakah telah mengukur sesuai dengan yang diukur.

Untuk melihat indikator atau variabel manifest mana yang dikatakan

valid atau dominan membentuk konstruk tertentu, ditentukan oleh besar

kecilnya koefisien bobot faktor (λ). Koefisien bobot faktor pada dasarnya

menunjukkan keeratan hubungan atau korelasi antara variabel laten dengan

variabel manifestnya (Maruyana, 1998, Bachrudin&Tobing, 2003).

19
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 4-5.
64

2. Uji Reliabilitas

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup.

Keterandalan suatu alat ukur berarti kemampuan alat ukur tersebut untuk

mengukur gejala secara konsisten. Alat pengambil data tetap menunjukkan

hasil ukuran yang sama walaupun digunakan oleh orang yang sama di tempat

yang berbeda atau orang yang lain pada tempat yang sama.

Berdasarkan koefisien bobot faktor, selanjutnya dapat

diidentifikasi reliabilitas dari model pengukuran secara keseluruhan yang

diusulkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan atau kekonsistenan dari

indikator-indikator untuk mendefinisikan secara unidimensional sebuah

konstruk yang diukur (Kerlinger, 1990). Dalam format CFA, reliabilitas

diindikasikan oleh suatu ukuran, yaitu construct reliability (CR):

2
( ∑ λi )
Construct Reliability=CR i= 2
( ∑ λi ) + ∑ ε j

Keterangan :

λi = Koefisien bobot faktor yang distandarkan (standardized loading)

untuk setiap indikator.

Σεj = Kesalahan pengukuran (measurement error) untuk setiap variable

manifest.
65

Nilai Construct Realibility (CR) di atas 0,50 menunjukkan bahwa

indikator-indikator tersebut “reliable” untuk mengukur konstruk tersebut (Hair et

al., 1992 dalam Bachrudin, 2008).

H. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

1. Rancangan Analisis

a. Analisisis Deskriftif

Data primer hasil penelitian akan dianalisis dari setiap item kuesioner

tersebut yang memiliki lima jawaban dengan masing-masing nilai yang

berbeda berdasarkan Skala Likert dengan skala terendah 1 (satu) dan skala

tertinggi 5 (lima), dengan sampel sebanyak 100 respoden Mahasiswa

Fakultas Agama Islam Universitas singaperbangsa Karawang

Formulasi rentang skala

n (m  1)
RS= m

RS = Rentang Skala
n = Jumlah sampel (n)
m = Jumlah Alternatif jawaban (skor)

Nilai tertinggi yaitu 104 x 5 = 520

Nilai terendah yaitu 104 x 1 = 104

Rentang skala = 104 (5-1)/5 = 83,2

Tabel 3.4
Rentang Skala
66

Skala Skor Rentang Skala Kriteria

1 104 – 187,2 Sangat Tidak setuju/Sangat Tidak


Baik

2 187,3 – 270,4 Kurang setuju/Kurang Baik

3 270,5 – 353,6 Cukup sutuju/Cukup Baik

4 353,7 – 436,8 Sutuju /Baik

5 436,9 – 520,0 Sangat sutuju/Sangat Baik

Sumber : Hasil olah penulis, 2013

Berdasarkan rentang skala dituangkan dalam bar scale sebagai berikut :

STS/STB KS/KB CS/CB S/B SS/SB

104 187,2 270,4 353,6 436,8 520

Gambar 3.2
Bar Scale

b. Analisis Verifikatif

Kuisioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel-

variabel yang diteliti menggunakan skala likert untuk setiap jawaban diberi

skor 1 sampai 5.untuk menganalisisnya diperlukan data dengan ukuran paling

tidak interval sebagai persyaratan dalam menggunakan alat analisis SEM

dengan tahapannya sebagai berikut:


67

 Spesifikasi Model

 Pembentukan Model Teoritis

Dalam membentuk suatu model pada analisis faktor konfirmatori maupun

dalam analisis SEM, langkah pertama adalah dengan pencarian dan pembuatan

model yang mempunyai landasan teori yang kuat, yang kemudian divalidasi

secara empirik melalui pengujian.

 Pembentukan Diagram Jalur

Setelah mendapatkan model teoritis, untuk mempermudah melihat pola

hubungannya maka dapat digambarkan sebuah diagram jalur, yaitu:


68

Gambar 3.4 Model Diagram Jalur

 Uji Kecocokan Model

Uji kesesuaian keseluruhan model ditunjukkan untuk mengevaluasi secara

umum derajat kecocokan antara data dengan model. Parameter yang digunakan

adalah NNFI, NFI, CFI, dan IFI.


69

 Uji Individual Keberartian Koefisien Jalur

Pengujian ini berhubungan dengan menguji hipotesis penelitian yang

diajukan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji t, jika

parameter yang diuji adalah γij = 0 maka langkah-langkah pengujian hipotesisnya

adalah sebagai berikut:

1. Rumusan Hipotesis

H0 : γij = 0 (Nilai estimasi koefisien jalur tidak berarti)


H1 : γij ≠ 0 (Nilai estimasi koefisien jalur berarti)

2. Statistik Uji

γ^ ij
t=
se ( γ^ ij )

Dimana:

γij = Nilai estimasi koefisien jalur

se ( ^γ ij ) = Standard error koefisien jalur

3. Kriteria Uji

Terima Ho jika –ttabel < thitung < ttabel. Tolak H0 dalam hal lainnya dengan

ttabel = t(α;n-2).
70

Kerangka Penelitian

Kajian ini menggunakan teori perilaku terencana (theory of planned


behavior, TPB), yang dikembangkan dari teori tindakan rasional (theory of
reasoned action, TRA) sebagaimana dikemukakan I. Ajzen.Dalam kedua
kerangka ini, asumsi bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sikap dan nilai
yang mendasarinya diuji dengan model teoretis yang mempertimbangkan
keberadaan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku. Dalam kajian ini,
penggunaan TPB dikombinasikan dengan sebuah desain penelitian yang
dilakukan oleh Australian Council for Educational Research (ACER) pada tahun
2007, yang mengkaji secara deskriptif kondisi-kondisi lingkungan yang
diasumsikan terkait dengan kesejahteraan sosial dan emosional peserta didik
(social and emotional well-being, SEWB). Meskipun tidak dimaksudkan untuk
mencari korelasi antara SEWB dan kondisi-kondisi lingkungan, penelitian yang
dilakukan oleh ACER menyediakan sejumlah indikator perilaku dan kondisi
lingkungan yang kompatibel dengan nilai-nilai yang diusung dalam pendekatan
pendidikan antikorupsi.

b. Tahap dan Ruang Lingkup


Kajian dilaksanakan dalam tiga tahap dengan ruang lingkup kegiatan
sebagai berikut.
a) Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
(1) Kajian Pustaka dan Penelitian Terdahulu
(2) Penyusunan Basis-data responden
(3) Penyusunan Desain Operasional dan Instrumen Penelitian
(4) Ujicoba dan Penyempurnaan Instrumen
(5) Pelatihan Petugas Lapangan
b) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi:
(1) Pengumpulan Data
71

(2) Input Data


(3) Analisis Data
c) Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi:
(1) Penyusunan Laporan Hasil Kajian
(2) Penyerahan Laporan Hasil Kajian
d) Jadwal
Kajian direncanakan berlangsung selama tiga bulan dengan jadwal sebagai
berikut.

BULAN BULAN BULAN


KEGIATAN KE-1 KE-2 KE-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan                        
  Kajian Pustaka dan Penelitian                        
Terdahulu
  Penyusunan Basis-data responden                        
  Penyusunan Desain Operasional                        
dan Instrumen Penelitian
  Ujicoba dan Penyempurnaan                        
Instrumen
  Pelatihan Petugas Lapangan                        
Pelaksanaan                        
  Pengumpulan Data                        
  Input Data                        
  Analisis Data                        
Penyelesaian                        
  Penyusunan Laporan Hasil Kajian                        
  Penyerahan Laporan Hasil Kajian                        

Anda mungkin juga menyukai