METODE PENELITIAN
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif, lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.2
Sedangkan untuk menganalisis data kuantitatif, maka digunakan
paradigma sederhana yang terdiri dari satu variabel terikat (dependent variable)
yakni keberagaman peserta didik dan satu variabel bebas (independent variable).
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu berusaha
menjelaskan atau memberi gambaran tentang adanya pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya, yaitu dari variabel independen terhadap variabel
dependen.Teknin yang digunakan adalah survey lapangan, yaitu meneliti langsung
ke lokasi penelitian dengan menyebarkan angket/kuesioner, melakukan observasi,
dan wawancara dengan pihak terkait untuk menggali data yang dibutuhkan.
Metode ini dipandang sebagai prosedur penelitian yang dapat
menghasilkan data deskriptif berupa paparan-paparan tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapa diamati.Pendekatan kualitatif ini berkaitan
erat dengan sifat unik dan realitas pembelajaran dan dunia pendidikan itu
sendiri.Keunikannya bersumber dari hakekat manusia sebagai makhluk
pendidikan (homo eduvandum) berupa psikis, soal dan budaya yang mengaitkan
makna dan interprestasi dalam bersikap dan bertingkah laku sebagai manusia
pembelajar.3
Makna dari interprestasi itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan
social dan budaya.Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk membuat sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.4 Berkaitan dengan metode
kualitatif, Noeng Muhadjir,5 mengemukakan bahwa ada sejumlah nama yang
digunakan para ahli tentang metode penelitian kualitatif ini, seperti gounded
research, ethnoimetodology, paradigma naturalistic, interaksi simbolik, semiotic,
heuristic, hermeneutic atau holistic yang kesemuanya itu tercakup dalam
klasifikasi metodologi penelitian kualitatif atau phenomologi.
2
Ibid., h. 13.
3
Jeanne H. Balantine. Scholl and Society: A Reader in Education and Sociology. (London: Mayfield
Publishing, 1985), h. 33-40.
4
Nana Syaodih.Loc. Cit.
5
Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), h. 116.
51
6
Yvon S. Lincoln and Egon C. Guba.Naturalistict Inquir, (London: Sage Publication, tt), h. 148-151.
7
Lexy J. Moloeng.Metode Penelitian Kualitatif.(Bandung: Rosdakarya, 1990), h. 118.
52
Bogdan dan Bliken, Lexy J. Moleong mengemukakan bahwa ada beberapa istilah
yang digunakan untuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian atau inquiri
naturalistic atau alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perspektif ke dalam
etnometodologi, “The Chicago Schol”, fenomenologis, serudi kasus,
interpretative, ekologis, dan deskriptif.Bogdan dan Taylor dalam Moleong
mendefinisikan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati, namun tetap menemukan kualitas.Menurut
Bogman dan Beliken, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara holistic (utuh).Jadi, hal ini tidak boleh mengisolisasikan individu atau
organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
dari keutuhan.8Pendekatan kualitatif menurut Judjistira K. Garna indikasinya
tampak dari membiarkan sesuatu masalah itu dipecahkan oleh jawaban yang
berasal dari alam itu sendiri.Pendekatan kualitatif dalam penelitian adalah untuk
mencari kebenaran relatif.
Penelitian survey ini menurut Mc Millan dan Schumaker 9 digunakan untuk
menggambarkan obyek yang diteliti berupa sikap, keyakinan, nilai, perilaku,
opini, kebiasaan, ide, kejadian, frekuensi dan distribusi suatu keadaan serta
keterkaitan antarvariabel.
Untuk kepentingan penggalian data, data penelitian ini mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang pokok.Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survai
adalah individu. Penelitian survai dapat digunakan untuk maksud; pertama,
penjajagan atau eksploratif; kedua, deskriptif; ketiga, penjelasan (explonatory
atau confirmatory) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesa; keempat, evaluasi; kelima, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di
masa yang akan dating; keenam, penelitian operasional; ketujuh, pengembangan
8
Ibid, h. 2-3.
9
McMillan, James H & Sally Schumacher. Research In Education. A Conceptual Introduction.New
York: Longman, 2001, hal. 304
53
1. Populasi
Z² . [p(1-p)].N
10
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Lp3es, h. 4.
11
Ridwan, 2005, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung:
alfabeta, cetakan ke-2, h. 49
54
N ₌ Z² . [p(1-p)]+(N-1).E²
dimana:
n = Jumlah sampel
Z = Nilai (value) dari tingkat kepercayaan.
[p(1-p)] = Proporsi populasi
N = Jumlah populasi
E = Margin of error
Penarikan sampel menggunakan teknik pengacakan terstratifikasi
(stratified random sampling) dan dengan memperhitungkan proporsionalitas
mahasiswauntuk masing-masing angkatan, kelas, dan gender.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan representasi dari
keseluruhan populasi.Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang
jumlahnya didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto12 bahwa apabila
populasi subyeknya cukup besar maka sebagai ancer-ancer sampel diambil antara
10 % sampai 25 %. Karena populasi dalam penelitian ini jumlahnya 462 orang,
maka penulis tetapkan sampelnya sebanyak 50 % dari populasi yakni sebanyak
231 orang mahasiswa.
Penarikan sampel dari populasi menggunakan teknik simple
randomsampling atau acak sederhana. Teknik ini memberikan kesempatan yang
sama bagi populasi untuk dipilih menjadi sampel melalui proses pengundian.
Tahapan pengundian sampel dari populasi dilakukan sebagai berikut:
1. Mendata semua populasi
2. Memberi nomor pada setiap populasi
3. Mengundi setiap nomor yang sudah disiapkan
4. Menetapkan 100 orang mahasiswa hasil pengundian sebagai sampel
12
Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
hal. 134.
55
C. Definisi Operasional
Pada bagian ini disajikan definisi operasional setiap variabel sebagai
berikut:
1. Internalisasi
Konsep internalisasi adalah suatu dari tiga momen dialektis realitas sosial
sebagaimana dirumuskan oleh sosiolog Peter L. Berger, yakni:
eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Internalisasi adalah
peresapan kembali realitas dari objektivasi oleh manusia, dan
mentranformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur dunia objektif ke
dalam struktur-struktur kesadaran objektif.
2. Nilai
Nilai merupakan konsepsi dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi
pilihan cara, tujuan antara, dan tujuan akhir tindakan. Nilai juga
merupakan patokan atau standar pola-pola pilihan yang dapat
membimbing seseorang atau kelompok kea rah kepuasan, pemenuhan
dan makna13.
3. Pendidikan
Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik
dalam kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.14Pendidikan
juga merupakan upaya mengembangkan, mendorong, mengajak peserta
didik untuk hidup secara lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai
yang tinggi dan kehidupan yang mulia.15
4. Korupsi
13
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter;Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 35.
14
Oemar Muhamad al-Syaibany, FilsafatPendidikanIslam.hal. 399
15
Maikatal-Tunisiyat liayauzyaruhammad fadil aljamali, Nahwa Tarbiyat Mukminat, (al-
Pndide).hal. 3
56
D. Langkah-langkah Penelitian
Berikut dikemukakan langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan,
meliputi delapan tahap dari prasurvey sampai tahap pengujian kredibilitas data
hasil penelitian.
1. Pra survey di FAI Universitas Singaperbangsa Karawang
16
Subekti dan Tjitrosoedibio, 1973, KamusHukum, Jakarta : Pradnya Paramita.
17
Andi Hamzah, 2002, Pemberantasan Korupsi Ditinjau Dari Hukum Pidana, Jakarta : Penerbit
Pusat Hukum Pidana Universitas Trisakti
57
9. Pengolahan Data
Berdasarkan penulisan kembali baik dari alat rekam maupun dari alat tulis,
penulis mengkategorikan dan mengklasifikasi data.Pengolahan demikian
dilakukan tidak secara simultan saat seluruh pendapat responden sudah terkumpul,
tapi setahap demi setahap, seiring dengan muncul dan berkembangnya masalah
dan hipotesa baru. Amat dimungkinkan subjek penelitian tidak mendapatkan
materi wawancara yang sama. Hal ini berkaitan dengan pendalaman objek materia
dari penelitian itu sendiri.
yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan dari
tingkat kepercayaan terhadap data yang diajukan. Penggunaan metode ini
kemungkinan terhindarnya dari aspek subjektivitas.
e. Mengutamakan perspektif emik. Artinya mementingkan pandangan
informan, bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi
pendiriannya. Peneliti, tidak memaksakan pandangannya sendiri. Dengan
kata lain, peneliti memasuki wilayah peneliti tanpa generalisasi, seakan-
akan tidak mengetahui sedikitpun tentang apa yang dialami informan,
sehingga dapat menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep yang
dianut partisipan.
f. Verifikasi. Metode ini digunakan terutama jika si peneliti berhadapan
dengan kasus-kasus yang dipandang bertentangan atau negatif. Untuk
memperoleh hasil maksimal dilihat dari validitas dan tingkat akurasinya,
peneliti justru harus mencari kasus yang berbeda atau memperoleh hasil
yang tingkat kepercayaannya yang lebih tinggi, yang mencakup situasi
yang lebih luas, sehingga apa yang semula berlawanan akhirnya dapat
meliputi dan tidak lagi mengandung aspek-aspek yang tidak sesuai.
g. Sampling yang purposif. Metode kualitatif tidak menggunakan sampling
rondom dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak.
Sampel yang digunakan biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan
penelitian.
h. Mengadakan analisis dari awal sampai akhir penelitian. Analisis dengan
sendirinya jika seseorang bermaksud menafsirkan data yang
diperolehnya. Sebenarnya, semua data dan semua deskripsi
menggunakan tafsiran. Namun diadakan pembedaan antara data
deskriptif dan data analisis atau tafsiran. Tujuan penelitian deskriptif
bukanlah untuk menguji sebuah hipotesis atau dasar teori tertentu,
melainkan sebagai research guide untuk menemukan pola-pola yang
mungkin dapat dikembangkan menjadi teori. Teori ini lambat laun
mendapat bentuk tertentu berdasarkan analisis data yang kian bertambah
sepanjang berlangsungnya penelitian.
62
18
Yvon S. Lincoln and Egon C. Guba.loc.cit.
63
alat pengukur itu mengukur variabel, apakah telah sesuai standar yang
kecilnya koefisien bobot faktor (λ). Koefisien bobot faktor pada dasarnya
19
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 4-5.
64
2. Uji Reliabilitas
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup.
Keterandalan suatu alat ukur berarti kemampuan alat ukur tersebut untuk
hasil ukuran yang sama walaupun digunakan oleh orang yang sama di tempat
yang berbeda atau orang yang lain pada tempat yang sama.
2
( ∑ λi )
Construct Reliability=CR i= 2
( ∑ λi ) + ∑ ε j
Keterangan :
manifest.
65
1. Rancangan Analisis
a. Analisisis Deskriftif
Data primer hasil penelitian akan dianalisis dari setiap item kuesioner
berbeda berdasarkan Skala Likert dengan skala terendah 1 (satu) dan skala
n (m 1)
RS= m
RS = Rentang Skala
n = Jumlah sampel (n)
m = Jumlah Alternatif jawaban (skor)
Tabel 3.4
Rentang Skala
66
Gambar 3.2
Bar Scale
b. Analisis Verifikatif
variabel yang diteliti menggunakan skala likert untuk setiap jawaban diberi
Spesifikasi Model
dalam analisis SEM, langkah pertama adalah dengan pencarian dan pembuatan
model yang mempunyai landasan teori yang kuat, yang kemudian divalidasi
umum derajat kecocokan antara data dengan model. Parameter yang digunakan
1. Rumusan Hipotesis
2. Statistik Uji
γ^ ij
t=
se ( γ^ ij )
Dimana:
3. Kriteria Uji
Terima Ho jika –ttabel < thitung < ttabel. Tolak H0 dalam hal lainnya dengan
ttabel = t(α;n-2).
70
Kerangka Penelitian