Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS DALAN

KONTEKS KELUARGA Ny. S RT 01 RW 03 DESA TANJUNG KECAMATAN


PUWOKERTO SELATAN TAHUN 2020

Digunakan untuk memenuhi tugas praktik kebidanan komunitas

Disusun oleh :

Ade Agustin Muliawati


1701001

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat

menyelesaikan laporan asuhan kebidanan komunitas Ny. S di Desa Tanjung ini. Sholawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang

telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang

sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat

kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat

kekurangannya.

Purwokerto,Juni 2020

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes mellitus merupakan penyakit paling berbahaya dan mematikan serta

terjadi dihampir seluruh penduduk dunia termasuk Indonesia.Prevalensi penderita

diabetes melitus (DM) di Indonesia menempati urutan keempat dunia dan dari seluruh

populasi hampir 40 % mengalami DM, (American Diabetes Association. 2014). Pada

tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita DM di Indonesia 5 juta dan dunia 239,9 juta,

hal ini akan terus terjadi peningkatan setiap tahun sejalan perubahan gaya hidup

masyarakat, (Depkes RI. 2012).

Menurut WHO, menyebutkan bahwa lebih dari 382 juta jiwa orang didunia

termasuk Indonesia telah mengindap penyakit diabetes mellitus. Prevalensi DM di

Indonesia akan mengalami peningkatan secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada

tahun 2030 prevalensi Diabetes mellitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.

Selain itu, diabetes mellitus menduduki peringkat ke enam penyebab kematian terbesar di

Indonesia, (Riskesdas. 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Sutandi (2013) menuliskan bahwa DM merupakan

salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dengan kata lain pasien akan

mengindap penyakit ini seumur hidup. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal sebagai “life

long disease”. Pilar terapi yang efektif untuk mengatasi diabetes mellitus adalah dietetic,

aktivitas fisik, control glukosa darah, dan obat bila diperlukan,(Agustina, T. 2013).

Tujuan diet dan aktivitas fisik adalah menjaga dan mempertahankan berat badan ideal

3
serta kadar gula darah (KGD) yang mempertahankan berat badan ideal serta kadar gula

darah (KGD) yang terkontrol. Diet diabetik yang benar adalah kebutuhan kalori pasien

disesuaikan dengan meningkatkan KGD, (Isniati. 2013).

Bersandar pada pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga NY “S” Dengan Masalah Utama

Diabetes Melitus (DM) di Wilayah Desa Tanjung

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga NY “S” Dengan Masalah Utama

Diabetes Melitus di Wilayah Desa Tanjung.

C. Tujuan Studi Kasus

Adapun penjelasan tujuan studi kasus ini dapat dibagi kedalam dua kategori tujuan, yakni

1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana asuhan Kebidanan keluarga NY “S” dengan masalah utama

diabetes melitus (DM) di Wilayah Desa Tanjung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengkajian pada keluarga dengan masalah diabetes melitus.

b. Mengetahui diagnosa Kebidanan pada keluarga dengan masalah diabetes melitus.

c. Mengetahui perencanaan kebidanan.

d. Mengetahui implementasi kebidanan pada keluarga dengan masalah diabetes

melitus.

e. Mengetahui evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga dengan

masalah diabetes melitus.

4
f. Mengetahui hasil dokumentasi terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan pada

keluarga dengan masalah diabetes melitus.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

2. Bagi Penulis

Menjadi pengalaman awal untuk melakukan penelitian berikutnya yang

berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus serta memberikan pemahaman yang

mendalam terkait penyakit DM, khususnya DM tipe 2.

3. Bagi Penderita

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang baik kepada

penderita penyakit DM dan lebih meningkatkan kemampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarganya yang sakit.

4. Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi keluarga mengenai

pentingnya memberikan dukungan pada pasien, khususnya masalah yang

berhubungan dengan bahaya penyakit DM.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Batasan Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang

hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga

bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai

generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner,

1997) dikutip dari (Achjar, 2010) .

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan,

adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari

individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling

ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998). Berdasarkan

kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga adalah unit

terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan

perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling

berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan

mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Ciri-ciri Keluarga

a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008)

1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan

6
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.

3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan

membesarkan anak.

5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008)

1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah.

B. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas 9

a. Pola dan proses komunikasi

1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

a) bersifat terbuka dan jujur.

b) selalu menyelesaikan konflik keluarga.

c) berfikiran positif.

d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

7
a) Karakteristik pengirim

Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang

disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.

b) Karakteristik penerima

Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial

yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu

dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada

beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota

keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam

diri di rumah.

c. struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif

ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :

1) Legimati power

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu

keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga

yang lain.

2) Referent power

Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena

8
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak

dengan orang tua (role mode).

3) Reward power

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang

dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan

anak terhadap orang tua.

4) Coercive power

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan

paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

5) Affectif power

kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak

memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan

suami istri.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak

mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan

suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku

yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya

adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan

dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

4. Tipe Keluarga

Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :

a. Tipe Keluarga Tradisional

9
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak-anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan

sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan

sebagainya.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri

tanpa anak.

4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

perceraian atau kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa

(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau

kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan

tanpa nikah

2) The Stepparent Family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara

hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang

10
sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak

bersama.

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui

pernikahan.

5) Gay And Lesbian Family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami –

istri (marital partners).

6) Cohibiting Couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas

an tertentu.

7) Group-Marriage Family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang

saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan

anaknya.

8) Group Network Family

Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau

berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga

bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

9) Foster Family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam

waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

11
10) Homeless Family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent

karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem

kesehatan mental.

11) Gang.

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari

ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam

kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

5. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga,

sebagai berikut:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan

basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan

kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling

mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan

melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang

berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat

mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga

dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari

12
anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan

meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling

mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam

memeberikan hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat.

2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang

positif, maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai

hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi

dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anakanak dapat meniru

tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber

energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak

atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat

terpenuhi.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,

yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk

belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan

orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan

penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga

13
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan

dalam sosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi

kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk

meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat

tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak

seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada

perceraian.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat

anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan

kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga

yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti

sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

14
C. Manajemen / Asuhan Kebidanan Keluarga

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan Asuhan

Kebidanan Keluarga antara lain :

1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan cara :

a) Mengadakan kontak dengan keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan cara

kontak sosial yang memandang keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di

masyarakat yang mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri.

Sehingga sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan

dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur

kemasyarakatan yang ada.

b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga

dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

c) Menytakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan

yang dirasakan oleh keluarga.

d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.

2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan

keluarga. 3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga,

denga melakukan pengelompokan data.

4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu kepada

tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria : 5. Menentukan

sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan

tugastugas keluarga dalam bidang kesehatan.

15
6. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan

mempertimbangkan

7. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan prioritas

masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah

8. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai

dengan rencana yang telah disusun.

9. Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

10. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan

merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.

16
BAB III

PEMBAHASAN

I. IDENTIFIKASI MASALAH (PENGKAJIAN)

RT/RW :01/03 Nama surveyor:

Desa / kelurahan :Tanjung Tanggal :

Kecamatan :Purwokerto Selatan

Kab./ Kodia :Banyumas

===============================================================

1. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

A. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Sartinah

Umur : 60 th

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pendidikan : sd

17
Pekerjaan : IRT

Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

Jumlah :

Alamat : jalan pahlawa gang 5 rt 01/03

B. Identitas Anggota Keluarga

No Nama Umur Agama L/P Hubungan Pendidika Pekerjaan

dengan KK n
(tahun)

1 Sartinah 61 Islam P Kepala Sd IRT

rumah

tangga

2 Ade 21 Islam p Anggota Mahasisw Pelajar

Agustin keluarga a

Muliawati

 Tipe keluarga :

 Genogram (3 generasi) :

18
 Hubungan antar anggota keluarga :

1. Hubungan suami istri

 Harmonis

 Kurang harmonis

Alasan : Janda

2. Hubungan orang tua – anak

 Harmonis

 Kurang harmonis

alasan………………………

3. Hubungan anak dengan anak

 Harmonis

 Kurang harmonis

alasan……………………….

4. Hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat

 Harmonis

19
 Kurang harmonis

alasan…………………….

 Anggota keluarga yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan

 Ayah

 Ibu

 Anggota

 Anggota keluarga yang meninggal pada tahun terakhir : ada/tidak

C. Pola pemenuhan sehari-hari

1. Nutrisi

o Frekuensi makan :3 kali/sehari

o Waktu makan :  Teratur  Tidak teratur

o Porsi 1 kali makan

 Satu piring penuh

 Satu piring rata

 Setengah piring

 Kurang dari setengah piring

o Jenis makanan

 Makanan pokok :……………………………………………

 Nasi

20
 Jagung

 Roti

 Lain - lain

 Lauk-pauk :……………………………………………...

 Tidak pernah

 Kadang-kadang

 Selalu ada

 Sayuran :………………………………………………

 Tidak pernah

 Kadang-kadang

Selalu ada

 Buah-buahan :………………………………………………

 Tidak pernah

 Kadang-kadang

 Selalu ada

 Susu

 Tidak pernah

 Kadang-kadang

21
 Selalu ada

 Makanan tambahan / selingan : ada  tidak

Jika ada, sebutkan : kacang-kacangan atau ubi

o Variasi menu

 Tetap  Bervariasi ………………………………………..

o Cara penyajian makanan

 Pagi : tumis

 Siang : tumis

 Sore/malam : tumis

o Cara menyimpan/mengamankan makanan dari pencermaan :L

 Disimpan di lemari makan/kulkas

 Diletakkan di meja makan dan ditutupi tudung makanan / saji

 Dibiarkan begitu saja, tanpa ditutupi

 Lain-lain………………………………………………………

o Kebiasaan minum keluarga :

 Fekuensi minum

No Nama Anggota Keluarga Frekuuensi Minum

1 Sartinah 8-10 gelas/ hari

22
2 Ade Agustin 8-10 gelas/hari

 Jenis minuman

Air putih

Teh

 Kopi

 Susu

 Lain-lain………………………………………………………

 Makanan pantangan dalam keluarga :

 tidak ada

 ada,

sebutkan……………………….,alasan…………………………..

2. Pola istirahat

No Nama Aggota Keluarga Waktu istirahat Keterangan

1 Sartinah 8 jam

23
2 Ade Agustin 8 jam

3. Rekreasi

 Kesempatan rekreasi :………………………………………

 Ada, Frekuensi  Sering  Jarang

 Tidak ada, alasan…………………

4. Pemanfaatan waktu senggang : bercocok tanam

5. Sarana hiburan keluarga :

 ada, jenis :  TV/radio  lainlain…………………

 tidak ada, alasan…………………………………………………..

6. Pola eliminasi

 Miksi :

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

1 Sartinah

2 Ade Agustin

24
 Defekasi :

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

1 Sartinah

2 Ade Agustin

7. Hiegiene perorangan

 Mandi

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

1 Sartinah 2x

25
2 Ade Agustin 2x

 Menggosok gigi :

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

Sartinah 2x

Ade Agustin 2x

 Mencuci rambut :

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

Sartinah 2x

Ade Agustin 2x

26
 Ganti pakaian dalam :

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

Sartinah 2x

Ade Agustin 2x

 Ganti pakaian luar :

No NAMA ANGGOTA FREK KET

KELUARGA
(X/hari)

Sartinah 2x

Ade Agustin 2x

27
 Cuci tangan sebelum makan :

 ya, frekuensi: 3 kali/hari

 tidak, alasan………………………………..

 Cuci kaki sebelum tidur :

 ya, frekuensi: 2 kali/hari

 tidak, alasan……………………………….

8. Kebiasaan keluarga yang merugikan (merokok, berjudi, minum-minuman

keras dll)

2. FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI

1. penghasilan

 penghasilan utama dalam satu bulan

- ayah :Rp……………………………….

- Ibu :Rp1.500.000/bulan

- Anggota keluarga lain :Rp……………………………….

28
Jumlah:Rp……………………….

 penghasilan sampingan

 ada, bentuk usahanya: warung

 tidak

 Pengelolaan keuangan

 ayah

 ibu

 lain-lain………………………………………………..

2. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat

 partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan

 aktif  tidak aktif, alasan…………………………

 hubungan anggota keluarga dalam masyarakat

 harmonis  kurang harmonis, alasan………………….

3. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN

1. Rumah

 Status pemilikan :  sendiri  sewa  numpang

 Dinding rumah :  permanen  semi permanen  kayu

 gedek/bilik  lain-lain…………………..

29
 Lantai : semen/plester  tanah  papan

 tegel/keramik

 Langit-langit :  eternit  kayu  bambu

 tidak ada

 Atap rumah : seng  genting  ilalang

 Ventilasi :  ada  tidak ada

 Jenis ventilasi : jendela  pintu  lubang angin

 lain-lain……………………………

 Pemanfaatan jendela/lubang angin dibuka setiap hari :

 ya  tidak, alasan………………………………….

 Penerangan :

 listrik  lampu tembok  lain-lain……………..

 Ukuran rumah : 15 ubin

 Cahaya matahari masuk kedalan rumah

 ya  tidak, alasan………………………………….

 Denah rumah

 Kebersihan rumah

 baik  cukup  kurang

2. Sarana memasak

30
 Bahan bakar :  gas  minyak  listrik kayu bakar

 lain-lain……………………………..

 Tempat menyimpan alat dapur

 lemari rak piring  lain-lain………………………….

 Ventilasi atap dapur

 ada  tidak

 Kebersihan dapur

 baik  cukup  kurang, alasan…………………….

3. Sampah

 Sarana pembuangan sampah: ada  tidak

 Tempat pembuangan sampah

 bak sampah  lubang sampah  halaman lain-lain……

 Letak pembuangan sampah

samping rumah  belakang rumah  depan rumah

 Jarak dengan sumber air minum  < 10 meter □ ≥ 10 meter

 Pengelolaan sampah

 masukkan ke lubang sampah  ditimbun  dibakar

 dibuang ke sungai  lain-lain…………….

4. Sumber air

 Sumber air minum

31
 sumur gali  PAM  Sungai

 Mata air  lain-lain………………

 Jarak dengan WC  < 10 meter  ≥ 10 meter

 Tempat penampungan air minum

 ember plastik  tempayan/gentong  lain-lain……..

5. Jamban keluarga

 Pemilikan Jamban:  punya  tidak

Bila tidak buang hajat di

 sungai  kebun  kolam

 lain-lain………………………………………………….

 Jenis jamban

 cemplung  leher angsa  lain-lain……………………..

 Letak

 didalam  diluar

 Kebersihan

 baik  cukup  kurang

 Jarak jamban-sumur

 < 10 m  ≥ 10 meter

6. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

32
 Jenis limbah

 rumah tangga  kandang  industri  lain-lain…...

 Bak limbah

 ada  tidak, dibuang di  sungai  halaman

 lain-lain………………….

 Saluran limbah  terbuka  tertutup

 Jarak limbah dengan sumber air bersih

 < 10 m  ≥ 10 m

7. Lingkungan

 Jarak dengan tetangga

 jauh  dekat  berhimpitan

 Suasana

 ramai  tenang

 Lokasi

 tepi sungai  dekat rumah  dekat jalan raya

 Geografi rumah

 desa  kota  pinggiran

 pantai  lain-lain…………………

8. Kandang ternak

 Pemilikan …………………………………………

33
 Jenis peliharaan ……………………………………

 Jarak dari rumah  < 10 meter  ≥ 10 meter

 Kotoran dibersihkan,…………………………….kali/minggu

 Lokasi kandang ternak  Luar rumah  Dalam rumah

 Kebersihan kandang  Bersih  Kurang  Tidak

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat kesehatan anggota keluarga

No Nama Anggota Jenis penyakit Upaya Ket

Keluarga penanggulangannya

1 Sartinah Diabetes Pengurangan

konsumsi gula dan

rutin konsumsi obat,

cek gula darah

seminggu sekali

2 Ade agustin anemia Konsumsi sayur

2. Kebiasaan periksa

 Waktu : rutin/ bila sakit/ …………………………………..

 Tempat : puskesmas/rumah sakit/dokter praktek/bidan

praktek/perawat/dukun/………………………………………..

Alasan………………………………………………………….

34
3. Kebiasaan minum obat

 Waktu : rutin/ bila sakit/ …………………………………..

 Asal obat :warung/ puskesmas/rumah sakit/dokter praktek/bidan

praktek/perawat

5. KESEHATAN IBU DAN ANAK

6. KB

7. Pasangan Usia subur

8. Pemeriksaan bayi dan balita

9. Data lansia

 Keluarga ada lansia

 Ya

 Tidak

 Keluhan : gula darah tidak teratur, kaki kesemutan

 Penyakit yang diderita : diabetes

 Mengikuti Posyandu lansia

 Ya

 Tidak

 Obat yang dikonsumsi : Gluqoidone 30mg

 Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan Umum : baik

35
Keadaan Emosional : baik

Kesadaran :composmetis

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 86 X /mnt

Pernafasan :25 X /mnt

Suhu tubuh : 36,2 0C

Tinggi badan : 150 cm

LILA :23 cm

Berat Badan sekarang : 50 kg

PEMERIKSAAN KHUSUS (head to toe)

Kepala

Muka/wajah : tidak odem

Lain-lain :normal

Mata

Kelopak mata : simetris

Konjungtiva : merah muda

Sklera : putih

Lain-lain :normal

Hidung

Secret/serumen : tidak ada

Polip : tidak ada

36
Lain-lain :normal

Telinga

Secret/serumen : tidak ada

Polip : tidak ada

Lain-lain :normal

Mulut

Bibir : merah muda

Gigi : tidak ada caries

Lain-lain :normal

Leher

Kelenjar thyroid : tidak ada

Kelenjar getah bening : tidak ada

Lain-lain : normal

Dada : tidak ada retraksi

Lain-lain : normal

Abdomen

 Pembesaran : tidak ada

 Benjolan abnormal : tidak ada

 Bekas Luka operasi : tidak ada

 Kandung kemih : kosong

 Nyeri tekan perut bagian bawah : tidak ada

 Lain-lain : normal

Posisi tulang belakang : normal

37
Exstremitas atas : Oedema : tidak ada

Kebersihan : bersih

Warna jari dan kuku : merah muda

Turgor : baik

Kekakuan otot dan sendi : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Varises : tidak ada

Lain-lain : normal

Exstremitas atas : Oedema : tidak ada

Kebersihan : bersih

Warna jari dan kuku : merah muda

Turgor : baik

Kekakuan otot dan sendi : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Varises : ada

Refleks patella : Kanan :+ kiri :+

Lain-lain :normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal: 10 Juni 2020 pukul: 10.20 WIB

Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)

Heamoglobin : ……………………

38
Glukosa : 485%/dl

Protein urin : ………………………

USG :………………………

Rotgen : ……………………

Therapy yang sudah diberikan :………………………………

Lain-lain :………………………………………………….

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA – PISPK

Berikanlah tanda ceklist (V) pada setiap jawaban

NO INDIKATOR JAWABAN

YA TIDAK

1 Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 

2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 

3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 

4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 

5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 

6 Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 

7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 

8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak 

ditelantarkan

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 

10 Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional 

(JKN)

39
11 Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 

12 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 

JUMLAH

Indeks Keluarga Sehat (IKS)

IKS = Jumlah Jawaban Ya / 12

 Keluarga Sehat : IKS di atas 0,80

 Keluarga Pra Sehat : IKS 0,50 - 0,80

 Keluarga Tidak Sehat : IKS kurang dari 0,50

II. ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH

1. ANALISIS MASALAH

Ny. S Umur 61 Tahun Dengan Diabetes Melitus

2. PERUMUSAN MASALAH (PRIORITAS MASALAH)

III. PERENCANAAN

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan

menanyakan keadaan ibu

2. Beritahu ibu pengertian diabetes

3. Beritahu ibu KIE nutrisi yang baik untuk

penderita diabetes

40
4. Beritahu ibu pola istirahat yang baik

5. Beritahu itu komplikasi yang dapat timbul

6. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi obat

secara rutin

IV. PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaan ibu

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 86 X /mnt

Pernafasan :25 X /mnt

Suhu tubuh : 36,2 0C

Tinggi badan : 150 cm

LILA :23 cm

Berat Badan sekarang : 50 kg

Gula darah : 485/dl


Pemeriksaan fisik salam batas normal

2. Memberitahu ibu pengertian diabetes

Penyakit diabetes melitus adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah

melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes yang juga disebut kencing manis ini

merupakan kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup, yang memengaruhi

kemampuan tubuh menggunakan energi dari makanan yang dicerna.Diabetes melitus

adalah penyakit yang telah diderita banyak orang, yakni sebanyak 350 juta orang di

seluruh dunia. Sekitar 3 sampai 4 juta orang meninggal karena diabetes pada tahun 2004.

Lebih dari 80 persen kematian akibat DM terjadi di negara dengan tingkat penghasilan

41
menengah dan rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah

kematian akibat DM akan meningkat dua kali lipat selama tahun 2005 sampai 2030.

Jenis Diabetes Melitus

Ada dua jenis utama dari penyakit ini: Diabetes melitus Tipe 1 dan diabetes melitus

Tipe2:

1. Diabetes Tipe 1

Adalah penyakit autoimun yang dikenal sebagai diabetes remaja. Diabetes jenis ini terjadi

ketika sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di

pankreas. Gejala diabetes bisa datang secara tiba-tiba dan akan semakin memburuk.

2. Diabetes Tipe 2

Adalah kondisi metabolisme di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau

menjadi resisten terhadapnya. Tipe 2 adalah bentuk paling umum dan terkadang dapat

diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat, atau obat untuk meningkatkan sensitivitas

terhadap produksi insulin tubuh.

Tidak hanya dua jenis diabetes, namun terdapat beberapa jenis lainnya, termasuk berikut

ini:

3. Diabetes Gestational

Adalah bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. Diabetes jenis ini biasanya

terdeteksi pada pertengahan kehamilan sekitar 24 hingga 28 minggu.

42
Diabetes jenis ini dapat diatasi dengan diet yang tepat, olahraga, dan memantau kadar

glukosa darah.

4. LADA

Adalah singkatan dari Latent Autoimmune Diabetes of Adulthood. Seperti diabetes Tipe

1, LADA terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi insulin yang cukup. Perbedaannya

adalah LADA berkembang perlahan dan insulin mungkin masih diproduksi bahkan

setelah diagnosis.

LADA biasanya didiagnosis pada usia dewasa. Perawatan penderita LADA akan serupa

dengan diabetes tipe 1 setelah produksi insulin hilang sepenuhnya.

5. MODY

Maturity Onset Diabetes of the Young (Mody) adalah bentuk diabetes yang langka.

MODY disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada gen tunggal yang mengganggu

produksi insulin. Mody biasanya didiagnosis pada usia 20 dan lebih muda tetapi dapat

terjadi pada usia berapa pun.

Jenis DM ini biasa diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat, atau jenis menggunakan

obat yang disebut terapi sulfonilurea.

6. NDM

Neonatal Diabetes Mellitus (NDM) adalah bentuk monogenik dari diabetes, seperti

MODY. NDM didiagnosis sejak lahir hingga 6 bulan. Kasus NDM termasuk langka.

Perlu diketahui, NDM sering keliru dengan diabetes tipe 1, tetapi tipe 1 jarang terlihat

pada anak sebelum usia 6 bulan.

43
Terdapat 20 gen berbeda yang dapat menyebabkan NDM. Diabetes jenis ini bisa

sementara dan menghilang kemudian dalam kehidupan yang disebut transient neonatal

diabetes mellitus (TNDM).

Penyebab Diabetes Melitus

Penyebab diabetes melitus adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan

glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda

makan menjadi gula khusus yang disebut glukosa.

Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa

ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada pengidap diabetes, tubuh tidak memiliki insulin

(DM tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM tipe 2).

Sel-sel yang tidak dapat mengambil glukosa, akibatnya akan menumpuk dalam aliran

darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di

ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak segera

ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan

kerusakan saraf di kaki.

Faktor Risiko Diabetes Melitus

Faktor risiko diabetes tipe 1 tidak diketahui secara pasti dibanding diabetes tipe 2. Faktor

risiko penyebab diabetes ini kemungkinan oleh riwayat keluarga. Sementara faktor risiko

lainnya termasuk infeksi atau penyakit pankreas tertentu.

Sementara itu berikut ini yang dapat meningkatkan faktor risiko untuk diabetes tipe 2:

44
 Kelebihan berat badan (obesitas)

 Tekanan darah tinggi (hipertensi)

 Kadar trigliserida tinggi dan kadar kolesterol baik (HDL) rendah

 Sindrom ovarium polikistik

 Riwayat keluarga

 Bertambahnya usia

 Resistensi insulin

 Toleransi glukosa terganggu

 Diabetes gestasional selama kehamilan

Wilayah yang memiliki risiko diabetes lebih besar, di antaranya Amerika Latin, Afrika-

Amerika, Amerika Asli, Asia-Amerika, Kepulauan Pasifik, dan penduduk asli Alaska.

Tanda dan Ciri-Ciri Diabetes

Kedua jenis diabetes memiliki beberapa gejala dan tanda yang sama. Pada umumnya,

gejala diabetes melitus adalah:

1. Kelaparan dan Kelelahan

Ciri-ciri diabetes yang pertama berkaitan dengan mekanisme sistem pencernaan. Tubuh

mengubah makanan menjadi glukosa yang digunakan untuk menghasilkan energi. Ketika

insulin tidak optimal lagi atau tidak ada, maka tubuh akan merasa mudah lelah dan cepat

lapar.

45
2. Lebih Sering Berkemih dan Mudah Haus

Rata-rata orang biasanya berkemih antara 4 sampai 7 kali dalam 24 jam, tapi orang-orang

dengan penyakit ini mungkin menjadi lebih mengalami gejala diabetes yang satu ini.

Mengapa? Biasanya ginjal akan menyerap glukosa diikuti oleh penyerapan air. Tetapi

pada penderita diabetes, kadar gula darah sudah meningkat sehingga tubuh tidak mungkin

menyerap ulang glukosa. Akhirnya, air yang melewati ginjal menjadi lebih banyak.

3. Mulut Kering dan Kulit Gatal

Semakin sering berkemih menyebabkan terjadinya kekurangan air pada bagian tubuh

lainnya. Anda bisa mengalami dehidrasi dan mulut terasa kering. Ciri-ciri diabetes ini

dapat membuat Anda gatal.

4. Penglihatan Kabur

Perubahan tingkat cairan dalam tubuh bisa membuat lensa di mata membengkak sehingga

lensa mata berubah bentuk dan kehilangan kemampuan untuk fokus.

Sementara pada kondisi tertentu, terdapat gejala diabetes yang cenderung muncul setelah

glukosa telah tinggi untuk waktu yang lama.

5. Infeksi Jamur

Baik pria maupun wanita yang menderita diabetes bisa terkena infeksi. Jamur menyukai

glukosa, sehingga pengidap diabetes membuat jamur mudah berkembang. Infeksi dapat

tumbuh dalam area kulit yang hangat dan lembap seperti lipatan kulit, yaitu di antara jari

tangan dan kaki, di bawah payudara, dan di sekitar organ intim.

46
6. Penyembuhan Luka Menjadi Lambat

Seiring waktu, gula darah tinggi dapat memengaruhi aliran darah dan menyebabkan

gejala diabetes, seperti kerusakan saraf yang membuat tubuh Anda sulit untuk

menyembuhkan luka.

7. Nyeri atau Mati Rasa di Kaki

Ciri-ciri diabetes lainnya juga ditandai dengan munculnya rasa nyeri atau bahkan mati

rasa di area kaki. Ini bisa terjadi beberapa kali dan jika mengalaminya, sebaiknya segera

periksakan diri ke dokter.

8. Berat Badan Turun

Jika tubuh tidak bisa mendapatkan energi dari Anda sendiri, sel akan mulai membakar

otot dan lemak untuk mendapatkan sumber energi lainnya sebagai gantinya. Orang

diabetes akan kehilangan berat badan meskipun tidak berolahraga maupun tidak

mengurangi makan.

9. Mual dan Muntah

Gejala diabetes selanjutnya penderita mengalami mual dan muntah. Ketika tubuh

membakar sumber energi lain selain glukosa, hasil pembakaran itu berupa “keton.” Darah

dapat jatuh dalam kondisi pH asam, kondisi mungkin mengancam jiwa yang disebut

ketoasidosis diabetikum. Keton dapat menyebabkan sakit perut, mual, dan muntah.

3. Memberitahu KIE nutrisi yang baik untuk penderita diabetes

47
Menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula tinggi

dan gula berlebihan, karena dapat mengakibatkan bertambah tingginya kadar gula

darah semakin tinggi.

4. Memberitahu ibu pola istirahat yang baik

Mengatur pola istirahat agar tidak terlalu lelah, karena penyakit pasien dengan

diabetes cenderung cepat lelah dan cepat berkeringat. Pasien dengan diabetes mellitus

harus banyak istirahat dan tidur tidak larut malam.

5. Memberitahu ibu komplikasi yang timbul

Komplikasi Diabetes Melitus

Komplikasi diabetes dibagi menjadi dua, yakni mikrovaskular (karena kerusakan

pembuluh darah kecil) dan makrovaskular (karena kerusakan pembuluh darah yang lebih

besar).

 Komplikasi mikrovaskular termasuk kerusakan mata (retinopati) yang

menyebabkan kebutaan, ginjal (nefropati) yang menyebabkan gagal ginjal dan

saraf yang mengarah pada impotensi dan gangguan kaki diabetik (mencakup

infeksi parah yang menyebabkan amputasi).

 Komplikasi makrovaskular termasuk penyakit kardiovaskular seperti serangan

jantung, stroke dan kekurangan aliran darah ke kaki. Mengontrol metabolik

dengan baik pada diabetes tipe 1 dan 2 dapat menunda timbulnya dan

perkembangan komplikasi.

6. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi obat secara rutin

Mengkonsumsi obat

48
Gluqodione 30mg 3x1

V. EVALUASI

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan


2. Ibu sudah mengetahui apa itu diabetes mellitus
3. Ibu sudah mengetahui makanan yang dapat di konsumsi ibu dengan diabetes
4. Ibu sudah mengetahui pola istirahat yang baik
5. Ibu sudah mengetahui komplikasi yang terjadi pada pasien diabetes
6. Ibu bersedia mengkonsumsi obat

BAB IV

ANALISIS SWOT

A. Perencanaan Status Gizi Lansia

Penentu kualitas sumberdaya manusia adalah factor gizi. Kecakupan gizi

sangat dibutuhkan oleh setiap manusia ,mulai dari dalam kandungan ,balita, anak-

anak , remaja ,dewasa, hingga lanjut usia. Asupan makanan yang tidak bergizin

dapat menyebabkan terjadinya infeksi pad tubuh manusia. Factor yang dapat

memepengaruhi status gizi di desa Tanjung adalah :

1. Gizi atau asupan makanan

49
Masalah utama adalah disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan

energy dan protein. Kekurangan energy dan gizi yang tidak seimbang dapat

mengakibatkan masalah kesehatan yang serius pada lansia.

2. ekonomi

Kondisi perekonomian masyarakat akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakata termasuk masyarakat miskin, tidak dapat memenuhi

kenutuhannya karna tidak dapat membeli makanan yang bergizi akibat

melambungnya harga makanan bergizi di masyarakat.

3. Pelayanan kesehatan

System pelayanan kesehatan yang ada diharapkan menjamin penyediaan air

bersih dan sarana pelayanan pemeriksaan gratis dan pembagian gizi seimbang

setiap bulannya.

4. Konsumsi

Persoalan tentang gizi menjadi hal yang sangat penting di perhatikan kepada

lansia karena lansia membutuhkan cakupan gizi yang cukup dengan takaran yang

baik

5. Penyakit yang di derita

Berbagai macam penyakit lansia yang di derita dapat mempengaruhi pola

kehidupan dan pola konsumsi masyarakat yang menjauhi makanan tersebut dan

tidak dapat mendapatkan makanan dengan gizi yang seimbang

B. Hasil Analisis SWOT

Analisis SWOT STRENGTH (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

perencanaan penanganan 1. Adanya 1. Pengetahuan para lansia

50
diabetes mellitus pada program pemerintah yang rendah

lansian di desa tanjung yaitu : 2. Perilaku hidup lansia

a. Posyandu 3.Pola pikir dan kebiasaan

Lansia para lansia di lingkungan

b. Pemberian dulu

penambahan gizi pada 4.Mitos mitos yang masih

lansia melekat

c. Program 5.Kurangnya kesadaran

cek kesehatan gratis para lansia untuk

bagi lansia setiap 1 mengikuti posyandu lansia

bulan sekali secara

rutin

d. Pemberian

informasi bimbingan

kesehatan

2. Lembaga

yang terlibat ;

Dinas kesehatan

kabupaten Banyumas,

PKK, Petugas

Kelurahan dan

Kecamatan, Kader

Posyandu, PLKB,

51
Puskesmas, Posyandu

OPPORTUNITY 1.pendampingan 1.mengembalikan fungsi

(Peluang) pemberian asupan gizi posyandu lansia dan

1. Keinginan para lansia bagi lansia meningkatkan kembali

untuk tetap sehat 2. mengaktifkan kembali partisipasi masyarakat dan

2. Adanya program posyandu lansia keluarga dalam memantau

pemerintah untuk 3.mengoptimalkan kesehatan lansia

meningkatkan gizi dan program pemerintah 2.meningkatkan memampuan

kesehatan para lansia 4. mewujudkan lansia dan ketrampilan para lansia

sehat dan bahagia 3.akses sarapa dan prasarana

yang memadahi
THREAT (Ancaman) 1.pemberian gizi yang Menggalang kerjasama dengan

1. Kondisi perekonomian baik pikah kesehatan dan kemitraan

yang sekalin sulit 2.pertemuan aktif di dengan masyarakat untuk

2. jumlah lansia yang posyandu lansia mengadakan cek kesehatan

tidak mengikuti program 3.perawatan dan gratis setiap bulan kepada

pemerintah tinggi pendampingan gizi dan lansia untuk mengkontrol

kesehatan lansia kondisi lansia setiap bulan

52
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil di atas tingkat kesehatan lansia di desa tanjung belum

sepenuhnya terealisasi dengan baik, banyak lansia yang tidak mengikuti

program posyandu lansia dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di

derita. Tingkat kesehatan lansia dipengaruhi oleh konsumsi gizi yang baik dan

benar oleh masyarakat tapi belum di ketahui oleh lansia itu sendiri.

53
B. Saran

Peningkatan program pemerintah untuk mengawasi kesehatan lansia di setiap

desa di Indonesia sangat di butuhkan karena dapat menjadikan tolak ukur

tingkat kesehatan lansia itu sendiri.

54

Anda mungkin juga menyukai