KABUPATEN BANJARNEGARA
Disusun Oleh :
170101003
KABUPATEN BANJARNEGARA
Disusun Oleh :
170101003
Menyetujui,
NIK. 107801110385
LEMBAR PENGESAHAN
KABUPATEN BANJARNEGARA
Disusun Oleh :
170101003
Wanayasa Kabupaten Banjarnegara dan telah diperbaiki sesuai dengan saran tokoh
masyarakat.
Pada Hari :
Pada Tanggal :
Ketua RT 03
Pembimbing lahan
NIK. 107801110385
Mahasiswa
Anna Khotimatis Sangadah
NIM. 170101003
Mengesahkan :
NIK.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kabupaten Banjarnegara.
1. Iis Setiawan Mangkunegara, S. Kom, M.TI sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Dwi
Puspita.
3. Dwi Novitasari S.Kep., Ns., M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Harapan
Bangsa.
4. Susilo Rini, S.ST., M.Kes sebagai Ketua Program Studi Kebidanan D3 Universitas
Harapan Bangsa.
5. Susilo Rini, S.ST., M.Kes sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan
Komunitas.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kebidanan Komintas ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar lebih baik di masa yang akan datang dan kearah yang lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Batasan Keluarga
B. Struktur Keluarga
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN (Dengan Metode Analisis SWOT)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
(Renstra, 2015).
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional: Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengurus utama
kesehatan, Jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 yang
sebanyak 602 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga
mengalami penurunan dari 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi
88,05 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 (Dinkes Jateng, 2017).
1. Tujuan Umum
kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Banjarnegara.
e. Mahasiswa melakukan evaluasi masalah yang ada di RT 04 Desa Legoksayem
TINJAUAN TEORI
A. BATASAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Batasan dari
keluarga yaitu :
B. STRUKTUR KELUARGA
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari
orang istri.
3. Berdasarkan pemukiman
sedarah suami.
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
sedarah istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami
maupun istri.
4. Berdasarkan kekuasaan
penting
penting.
keluarga.
3. Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
Tipe dan Bentuk Keluarga
Berdasarkan sifat anggota keluarga, maka keluarga dibagi dalam beberapa tipe yaitu:
1. Keluarga inti (nucear family). Adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan
anak-anak.
2. Keluarga besar (extended family). Adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,
sebagainya.
3. Keluarga berantai ( serial family). Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.
6. Keluarga kabitas ( cahabitation ). Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
1. Identifikasi masalah
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat
melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil
obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan
lingkungannya.
adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data
2. Data Desa
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan
balita).
f. Data keluarga
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan
b. Perumusan Masalah
2. Prioritas Masalah
3. Rencana
rencana pelaksanaan.
keluarga.
tercakup:
b. Frekuensi penyuluhan.
4. Pelaksanaan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,
5. Evaluasi
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila kegiatan berhasil
mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi
tersebut.
BAB III
APLIKASI ASUHAN/ MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF
MANAJEMAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA/KOMUNITAS
: Perempuan
: Laki-laki
No NamaJenis minuman
Anggota Frekuensi Minum
Keluarga
1 Tn.S 7 gelas
2 Ny.S 7 gelas
3 An.N 5 gelas
4 An.R 3 gelas
2. Pola istirahat
No Nama Aggota Waktu istirahat Keterangan
Keluarga
1 Tn.S 7 jam Tidur malam
2 Ny.S 8 jam Tidur malam
3 An.N 8 jam Tidur malam
4 An.R 9 jam Tidur malam
3. Rekreasi
Kesempatan rekreasi : Jarang, biasanya ke Alun-alun
Banjarnegara, Surya Yudha Water Park, Dieng.
4. Pemanfaatan waktu senggang :Menonton TV dan Istirahat
5. Sarana hiburan keluarga :TV
6. Pola eliminasi
Miksi :
Defekasi :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 1x/hari
2 Ny.S 1x/hari
3 An.N 1x/hari
4 An.R 2x/hari
7. Hiegiene perorangan
Mandi
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 2x/hari
2 Ny.S 2x/hari
3 An.N 2x/hari
4 An.R 2x/hari
Menggosok gigi :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 2x/hari Mandi pagi,
mandi sore,
sebelum tidur
2 Ny.S 2x/hari Bangun tidur,
mandi pagi,
mandi sore,
sebelum tidur
3 An.N 2x/hari Mandi pagi,
mandi sore
4 An.R 2x/hari Mandi pagi,
mandi sore
Mencuci rambut :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 3-4x/minggu
2 Ny.S 3-4x/minggu
3 An.N 3-4x/minggu
4 An.R 6-7x/minggu
2. Riwayat persalinan
No Persalinan Tempat Penolong Proses Ket
bersalin persalinan persalinan
1. Pertama BPM Bidan Spontan
2. Ke dua RB Dokter Spontan
3. KB
Data keluarga berencana
No Alat/cara Pasang/mulai Lepas/stop
Tgl/Bln/T Oleh Tgl/Bln/T Oleh masalah
h h
1 Suntik 2019 Bidan
N INDIKATOR YA TIDAK
O
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada tenaga
kesehatan
3. Ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe secara teratur
4. PUS mengikuti KB
2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang ada maka yang diprioritaskan adalah:
Keluarga Tn.S umur 28 tahun dengan perilaku merokok dan pengolahan sampah
tidak baik.
3. PERENCANAAN
Tanggal : 6 Juni 2020 Waktu : 16.00 WIB
a. Berikan KIE mengenai tanda bahaya merokok
b. Berikan KIE mengenai cara penanganan sampah
c. Ajarkan pijat batuk pilek
4. PELAKSANAAN
Tanggal : 6 Juni 2020 Pukul : 16.30 WIB
a. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya merokok
b. Memberikan KIE mengenai cara penanganan sampah
c. Mengajarkan pijat batuk pilek
5. EVALUASI
a. Tanggal 8 Juni 2020 Pukul : 15.00 WIB
1) Setelah dilakukan KIE tentang penanganan sampah, keluarga dapat
menjawab pertanyaan
a) Macam-macam sampah yaitu sampah basah, kering, dan
berbahaya.
b) Cara mengolah sampah yaitu ditimbun atau dipilah sesuai jenisnya.
Namun untuk pengolahan, keluargamemilih untuk menggunakan jasa
angkutan sampah yang diadakan oleh desa.Kemudian diberi masukan
untuk bersama-sama dengan rumah lain untuk tidak membakar sampah
lagi. Keluarga mengatakan akan mencoba berbicara dengan warga
lainnya.
2) Tn.S mengatakan belum bisa mengurangi konsumsi merokoknya, tetapi
akan terus dicoba agar merokoknya dapat dikurangi yang biasanya
mengkonsumsi 1 bungkus perhari agar ½ bungkus perhari.
3) Ibu sudah mengetahui cara pijat batuk pilek dan mau mempraktekanya
jika sewaktu-waktu anaknya terkena batuk pilek lagi
BAB IV
PEMBAHASAN
C. Perumusan Masalah
Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.S tentang pengetahuan Merokok dan
PHBS.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung untuk melakukan perumusan masalah
yaitu tersedianya sumber teori .
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mampu mendukung untuk melakukan perumusan masalah
tidak adanya kelemahan.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada perumusan masalah yaitu adanya
keterbukaan dari keluarga Tn.S mengenai semua pengkajian yang di lakukan oleh
mahasiswa.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada saat perumusan masalah tidak ditemukan
adanya ancaman.
D. Prioritas masalah
Masalah yang muncul pada keluarga Tn.S yaitu kurangnya pengetahuan
tentang Merokok dan PHBS.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung untuk menentukan prioritas masalah yaitu
tersedianya buku panduan untuk menentukan priorits masalah.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang diperoleh pada prioritas masalah yaitu kurangnya
pengetahuan keluarga Tn.S dalam memprioritaskan masalah.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada prioritas masalah yaitu pada waktu
pengkajian.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada saat prioritas masalah tidak ditemukan adanya
ancaman dalam prioritas masalah.
E. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan masalah yang terdapat di
keluarga Tn.S mengenai kurangnya pengetahuan mengenai Merokok dan PHBS.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung meliputi masyarakat yang mau bekerja
sama untuk merencanakan kegiatan dalam mengatasi masalah yang timbul serta
adanya kerjasama antar warga masyarakat.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mampu mendukung untuk melakukan perencanaan tidak
adanya kelemahan.
3. Kesempatan (opportunity)
Peluang yang ditemukan pada perencanaan adalah program yang dilakukan
untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan cara melakukan penyuluhan kepada
keluarga Tn.S mengenai tanda bahaya Merokok dan PHBS.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada perencanaan yaitu adanya keterbatasan waktu
dalam perencanaan.
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah disusun
bersama dengan warga.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung pada bab ini yaitu adanya dukungan dari
masyarakat untuk melakukan tindakan dalam mengatasi permasalahan sesuai
dengan apa yang telah disepakati bersama.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mampu mendukung pada bab ini adalah keterbatasan
pengetahuan dan waktu.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada bab ini yaitu adanya waktu yang diberikan
masyarakat kepada mahasiswa untuk melakukan seluruh kekuatan.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang ditemukan pada bab ini adalah adanya keterbatasan waktu
dalam pelaksanaan sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal.
G. Evaluasi
Evaluasi hasil asuhan sudah sesuai dengan tujuan pemberian asuhan
kebidanan.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan pada bab ini adalah adanya partisipasi dan hasil pelaksanaan yang
dilakukan.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang ditemukan pada bab ini yaitu kurangnya pengetahuan.
3. Kesempatan (opportunity)
Peluang yang ada pada bab ini yaitu adanya partisipasi masyarakat dalam
semua kegiatan yang telah disusun serta masyarakat dapat bekerja sama dengan
baik.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada bab ini yaitu keterbatasan waktu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian berdasarkan data dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
pengetahuan keluarga tentang Merokok masih sangat kurang, sehingga peningkatan
pengetahuan kepada keluarga Tn.S tentang Tanda bahaya merokok masih sangat
dibutuhkan guna menciptakan keluarga yang sehat karena memang lingkungan yang
sehat dan bersih akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan diri keluarga.
B. Saran
1. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga dapat mencari informasi yang lebih mendukung untuk
lebih memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan sekitar agar dapat menciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih. Serta diharapkan seluruh anggota keluarga dapat
berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Latar Belakang
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui
apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang
dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS,
mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah
satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting
dalam kesehatan lingkungan yang harus dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh
tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.
Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan
politik yang memengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari
suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam
hubungan social, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan
penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara wajar, pekerjaan dan
pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi terhadap perbedaan
jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.
Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan perawatan komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi
perawatan komunitas perlu adanya pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan
lingkungan.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan Konseling, diharapkan para lansia dapat mengerti dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga untuk hidup
sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan konseling selama 1 x 40 menit, ibu yang mengikuti konseling
mengerti apa yang telah disampaikan dengan kriteria hasil:
1. Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan
2. Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
4. Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan
lingkungan
3. Materi
Terlampir
4. Media Penyuluhan
Leafleat
5. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
6. Susunan Kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
Pembukaan 16.30- 1. Memberikan salam 1. Peserta menjawab
16.40 2. Menyapa para salam
WIB lansia 2. Peserta membalas
3. Memperkenalkan 3. Peserta
diri dan mendengarkan
mengutarakan
maksud dan tujuan
Pelaksanaan 16.40- 1. Menggali 1. Menanggapi
17.00 pengetahuan para pembicara
WIB lansia mengenai
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan
tentang perilaku
hidup bersih dan
sehat (PHBS) 3. Mendengarkan
4. Mendengarkan
5. Mendengarkan
Penutup 17.00- 1. Menyimpulkan 1. Peserta
17.20 materi penyuluhan mendengarkan
WIB 2. Memberikan 2. Peserta menanggapi
evaluasi secara
lisan pada para
lansia 3. peserta
3. Memberi salam mendengarkan dan
dan meminta maaf menjawab salam
bila ada kesalahan
4. Mengucapkan 4. Mendengarkan dan
terima atas menjawab salam
perhatian dan
mengucapkan
salam
7. Evaluasi Penyuluhan
Jenis : Lisan
Soal :
1. Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
8. Sumber Pustaka
Mukono.2010. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2009. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Sumijatun, et al.2007. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
MATERI PENYULUHAN
B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara
manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara
komunitas dengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan
gangguan
kesehatan/penyakit, serta mencari upaya penanggulangannya.