Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS RT 04 DESA

LEGOKSAYEM KECAMATAN WANAYASA

KABUPATEN BANJARNEGARA

04 JUNI – 14 JUNI 2020

Disusun Oleh :

Anna Khotimatis Sangadah

170101003

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D3


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS RT 04 DESA

LEGOKSAYEM KECAMATAN WANAYASA

KABUPATEN BANJARNEGARA

04 JUNI –14 JUNI 2020

Disusun Oleh :

Anna Khotimatis Sangadah

170101003

Telah disetujui untuk dilakukan praktik kebidanan komunitas

Pada Tanggal ……, …………. 2020

Banjarnegara, ……, …………… 2020

Menyetujui,

Ketua RT 04 Pembimbing Akademik

Sungib Susilo Rini, SST., M.Kes

NIK. 107801110385
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS RT 04 DESA

LEGOKSAYEM KECAMATAN WANAYASA

KABUPATEN BANJARNEGARA

04 JUNI – 14 JUNI 2020

Disusun Oleh :

Anna Khotimatis Sangadah

170101003

Telah Dipertahankan di depan tokoh masyarakat RT 04 Desa Legoksayem Kecamatan

Wanayasa Kabupaten Banjarnegara dan telah diperbaiki sesuai dengan saran tokoh

masyarakat.

Pada Hari :

Pada Tanggal :

Ketua RT 03

Pembimbing lahan

Susilo Rini , S.ST, M.Kes

NIK. 107801110385

Mahasiswa
Anna Khotimatis Sangadah

NIM. 170101003

Mengesahkan :

Ketua Praktik Kebidanan Komunitas

Universitas Harapan Bangsa

Feti Kumala Dewi, S.ST, M.Kes

NIK.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kebidanan Komunitas Rt 04 Desa Legoksayem Kecamatan Wanayasa

Kabupaten Banjarnegara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Iis Setiawan Mangkunegara, S. Kom, M.TI sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Dwi

Puspita.

2. dr. Pramesti Dewi, M.Kes sebagai Rektor Universitas Harapan Bangsa

3. Dwi Novitasari S.Kep., Ns., M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Harapan

Bangsa.

4. Susilo Rini, S.ST., M.Kes sebagai Ketua Program Studi Kebidanan D3 Universitas

Harapan Bangsa.

5. Susilo Rini, S.ST., M.Kes sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan Laporan Praktik Kebidanan

Komunitas.

6. Wahyo, selaku Kepala Desa Legoksayem

7. Evi, selaku Ketua RW 01 Desa Legoksayem

8. Sujanto, selaku Ketua RT 01 RW 01 Desa Legoksayem

9. Suatno, selaku Ketua RT 02 RW 01 Desa Legoksayem

10. Sutikno, selaku Ketua RT 03 RW 01 Desa Legoksayem

11. Sungeb, selaku Ketua RT 04 RW 01 Desa Legoksayem

12. Dahri, selaku Ketua RT 05 RW 01 Desa Legoksayem


13. Giatno, selaku Ketua RT 06 RW 01 Desa Legoksayem

14. Darmojo, selaku Ketua RT 07 RW 01 Desa Legoksayem

15. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Harapan Bangsa.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kebidanan Komintas ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun agar lebih baik di masa yang akan datang dan kearah yang lebih baik.

Banjarnegara, Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii

KATA PENGANTAR....................................................................................iv

DAFTAR ISI.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan Penulisan Laporan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Batasan Keluarga

B. Struktur Keluarga

C. Manajemen / Asuhan Kebidanan pada Keluarga

BAB III APLIKASI ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF

A. Pengkajian/ Identitas Masalah

B. Analisis dan Perumusan Masalah

C. Perencanaan

D. Pelaksanaan

E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN (Dengan Metode Analisis SWOT)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan

kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya

(Renstra, 2015).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat

dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial

dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3

pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan

kesehatan nasional: Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengurus utama

kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif, preventif dan pemberdayaan

masyarakat, Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses

pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan

kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko

kesehatan, Jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan

benefit serta kendali mutu dan kendali biaya (Renstra, 2015).


Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 sebanyak 475

kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 yang

sebanyak 602 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga

mengalami penurunan dari 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi

88,05 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 (Dinkes Jateng, 2017).

Adapun tempat pelaksanaan praktik pembangunan kesehatan masyarakat desa

mahasiswa Universitas Harapan Bangsa program kebidanan D3 di Desa Legoksayem

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara dari tanggal 04 Juni - 14 Juni 2020.

B. Tujuan Penulisan Laporan

1. Tujuan Umum

Untuk membantu memandirikan individu, keluarga, serta masyarakat dalam

mengatasi masalah kesehatan khususnya di RT 04 Desa Legoksayem Kecamatan

Wanayasa Kabupaten Banjarnegara melalaui pendekatan dengan tenaga

kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data di RT 04 Desa Legoksayem

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

b. Mahasiswa mampu melakukan analisis data di RT 04 Desa Legoksayem

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

c. Mahasiswa mampu melakukan rencana intervensi dalam mengatasi suatu masalah

di RT 04 Desa Legoksayem Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

d. Mahasiswa mampu melakukan melakukan intervensi dalam mengatasi masalah

yang ada di RT 04 Desa Legoksayem Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Banjarnegara.
e. Mahasiswa melakukan evaluasi masalah yang ada di RT 04 Desa Legoksayem

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. BATASAN KELUARGA

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu

tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Batasan dari

keluarga yaitu :

1. Unit terkecil masyarakat

2. Terdiri dari dua orang atau lebih

3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

4. Hidup dalam suatu rumah tangga

5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga

6. Berinteraksi satu sama lain

7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing

8. Menciptakan dan mempertahankan

B. STRUKTUR KELUARGA

1. Berdasarkan garis keturunan

a. Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah,

dalam berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.

b. Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam

berbagai generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ibu.


2. Berdasarkan jenis perkawinan

a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.

b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari

orang istri.

3. Berdasarkan pemukiman

a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga

sedarah suami.

b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan

sedarah istri.

c.  Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami

maupun istri.

4. Berdasarkan kekuasaan

a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling

penting

b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling

penting.

c. Keluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.

Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi. Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

2. Ada keterbatasan. Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi juga mereka

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan

fungsinya masing-masing.
Tipe dan Bentuk Keluarga

Berdasarkan sifat anggota keluarga, maka keluarga dibagi dalam beberapa tipe yaitu:

1. Keluarga inti (nucear family). Adalah  keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan

anak-anak.

2. Keluarga besar (extended family). Adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,

misalnya kakek, nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

3. Keluarga berantai ( serial family). Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan

pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.

4. Keluarga duda-janda.(singel family). Adalah keluarga yang terjadi krena

perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi ( composite). Adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga kabitas ( cahabitation ). Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan

tetapi membentuk suatu keluarga .

C. MANAJEMEN / ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA

1.      Identifikasi  masalah

Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data

berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di

masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).

Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat

melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil
obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan

lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini

adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data

keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.

2.      Data Desa

Data desa meliputi:

a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan

pemeriksaan).

b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata

pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).

c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan

balita).

d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,

pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).

e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga

swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).

f. Data keluarga

g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.

h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan

sampah dan kotoran)

1.      Analisa dan Perumusan Masalah

Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan

ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.

a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan

mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai

masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang

hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan

keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor

keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil

analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan

penyebabnya serta masalah potensial.

2.      Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah

metode pemecahan masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di

lakukan dengan cara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan data serta

perhitungan kemudahan dan kemampuan untuk dapat diselesaikan,

keinginan masyarakat untuk mengatasi masalah, berdasarkan situasi

lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di masyarakat serta

waktu dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.

Penentuan prioritas masalah bisa menggunakan metode CARL

(Cability, Accesbility, Readness, Leverage) dengan menggunakan

skor nilai 1-5.

3.      Rencana

Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta

penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.

Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:


Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas

dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk

pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun

rencana pelaksanaan.

Di dalam pelaksanaan mencakup:

a. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

b. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada

keluarga.

Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan

kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi

tercakup:

a. Tingkat kesehatan lingkungan.

b. Frekuensi penyuluhan.

c. Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.

4.      Pelaksanaan

Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor

perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan

kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,

maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan

dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.

5.      Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan

kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.

Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data

yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila kegiatan berhasil
mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi

kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan

tersebut.
BAB III
APLIKASI ASUHAN/ MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2020

MANAJEMAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA/KOMUNITAS

I. IDENTIFIKASI MASALAH (PENGKAJIAN)

RT/RW :04/01 Nama surveyor :Anna Khotimatis S


Desa / kelurahan :Legoksayem Tanggal :6 Juni 2020
Kecamatan :Wanayasa
Kab./ Kodia :Banjarnegara

1. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


A. Identitas Kepala Keluarga
Nama :Tn. S
Umur :32 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Jumlah :3
Alamat : Desa Legoksayem Rt 04 Rw 01
B. Identitas Anggota Keluarga
No Nama Umur Agama L/ Hubungan Pendidikan Pekerjaan
(tahun) P dengan
KK
1 Ny. S 31th Islam P Istri SMA Swasta
2 An. N 9 th Islam P Anak - Pelajar
3 An. R 14 bln Islam Anak - -

 Tipe keluarga : inti


 Genogram (3 generasi) : inti

: Perempuan

: Laki-laki

 Hubungan antar anggota keluarga :


1. Hubungan suami istri
Harmonis
2. Hubungan orang tua – anak
Harmonis
3. Hubungan anak dengan anak
Harmonis
4. Hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat
Harmonis
 Anggota keluarga yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
Suami
 Anggota keluarga yang meninggal pada tahun terakhir :Tidak

C. Pola pemenuhan sehari-hari


1. Nutrisi
o Frekuensi makan :3 kali/sehari
o Waktu makan :Teratur
o Porsi 1 kali makan
1 piring rata
o Jenis makanan
 Makanan pokok :Nasi
 Lauk-pauk :Telur, ikan, tempe, tahu, daging
 Sayuran : Bayam, sop dan sayur lainnya
 Susu :Kadang-kadang
 Makanan tambahan / selingan :Gorengan
o Variasi menu :Bervariasi
o Cara penyajian makanan
 Pagi :Nasi, sayuran, lauk
 Siang :Nasi, sayuran, lauk
 Sore/malam :Nasi, sayuran, lauk
o Cara menyimpan/mengamankan makanan dari pencermaan
Diletakan di meja makanan dan ditutupi tudung makanan / saji.
o Kebiasaan minum keluarga :
 Fekuensi minum

No NamaJenis minuman
Anggota Frekuensi Minum

Keluarga
1 Tn.S 7 gelas
2 Ny.S 7 gelas
3 An.N 5 gelas
4 An.R 3 gelas

Air Putih, teh dan kopi


 Makanan pantangan dalam keluarga :
Tidak ada

2. Pola istirahat
No Nama Aggota Waktu istirahat Keterangan
Keluarga
1 Tn.S 7 jam Tidur malam
2 Ny.S 8 jam Tidur malam
3 An.N 8 jam Tidur malam
4 An.R 9 jam Tidur malam

3. Rekreasi
 Kesempatan rekreasi : Jarang, biasanya ke Alun-alun
Banjarnegara, Surya Yudha Water Park, Dieng.
4. Pemanfaatan waktu senggang :Menonton TV dan Istirahat
5. Sarana hiburan keluarga :TV
6. Pola eliminasi
 Miksi :

No Nama Anggota Keluarga Frekuensi Miksi


1 Tn.S 5x/hari
2 Ny.S 5x/hari
3 An.N 5x/hari
4 An.R 6x/hri

 Defekasi :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 1x/hari
2 Ny.S 1x/hari
3 An.N 1x/hari
4 An.R 2x/hari

7. Hiegiene perorangan
 Mandi
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 2x/hari
2 Ny.S 2x/hari
3 An.N 2x/hari
4 An.R 2x/hari

 Menggosok gigi :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 2x/hari Mandi pagi,
mandi sore,
sebelum tidur
2 Ny.S 2x/hari Bangun tidur,
mandi pagi,
mandi sore,
sebelum tidur
3 An.N 2x/hari Mandi pagi,
mandi sore
4 An.R 2x/hari Mandi pagi,
mandi sore

 Mencuci rambut :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 3-4x/minggu
2 Ny.S 3-4x/minggu
3 An.N 3-4x/minggu
4 An.R 6-7x/minggu

 Ganti pakaian dalam :


N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 2x/hari
2 Ny.S 2x/hari
3 An.N 2x/hari
4 An.R 3x/hari
 Ganti pakaian luar :
N Nama Anggota FREK (X/hari) KET
O Keluarga
1 Tn.S 2x/hari
2 Ny.S 2x/hari
3 An.N 2x/hari
4 An.R 3x/hari

 Cuci tangan sebelum makan :Ya, 3 kali/hari


 Cuci kaki sebelum tidur :Ya, 1 kali/hari

8. Kebiasaan keluarga yang merugikan (merokok, berjudi, minum-minuman


keras dll)
NO Nama Anggota Kebiasaan Merugikan KET
Keluarga
1 Tn. S Merokok 5-6
batang/hari

2. FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI


1. Penghasilan
 penghasilan utama dalam satu bulan
- ayah : Rp 1.000,000-2.000,000
- Ibu :Rp 2.000,000-3.000,000
- Anggota keluarga lain : Tidak ada
 penghasilan sampingan :Tidak ada
 Pengelolaan keuangan :Ayah
2. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat
 partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan
Aktif
 hubungan anggota keluarga dalam masyarakat
Harmonis

3. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN


1. Rumah
 Status pemilikan :Sendiri
 Dinding rumah :Permanen
 Lantai :Semen/plester
 Langit-langit :Tidak ada
 Atap rumah :Seng
 Ventilasi :Ada
 Jenis ventilasi :Jendela, lubang angin, pintu
 Pemanfaatan jendela/lubang angin dibuka setiap hari :Ya
 Penerangan :Listrik
 Ukuran rumah : 9 x9 m
 Cahaya matahari masuk kedalan rumah :Ya
 Denah rumah
 Kebersihan rumah :Cukup
2. Sarana memasak
 Bahan bakar :Gas dan Kayu bakar
 Tempat menyimpan alat dapur :Rak piring
 Ventilasi atap dapur :Tidak Ada
 Kebersihan dapur :Cukup
3. Sampah
 Sarana pembuangan sampah :Ada
 Tempat pembuangan sampah :Kebun
 Letak pembuangan sampah :Belakang rumah
 Jarak dengan sumber air minum :≥ 10 meter
 Pengelolaan sampah :Dibakar
4. Sumber air
 Sumber air minum :PAM desa
 Jarak dengan WC :≥ 10 meter
 Tempat penampungan air minum :
5. Jamban keluarga
 Pemilikan Jamban :Punya
 Jenis jamban :Cemplung
 Letak :Di dalam
 Kebersihan :Terjaga
 Jarak jamban-sumur :
6. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
 Jenis limbah :Rumah tangga
 Bak limbah :Sungai
 Saluran limbah :Tertutup
 Jarak limbah dengan sumber air bersih :>10 m
7. Lingkungan
 Jarak dengan tetangga :Berhimpit
 Suasana :Ramai
 Lokasi :Dekat rumah
 Geografi rumah :Desa
8. Kandang ternak
Tidak memiliki
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan anggota keluarga :Tidak Ada yang sakit
2. Kebiasaan periksa
 Waktu : Bila sakit
 Tempat : Puskesmas
3. Kebiasaan minum obat
 Waktu : Bila sakit
 Asal obat :Puskesmas

5. KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Riwayat kehamilan yang lalu
No Kehamilan Umur Keluhan Cara Hasil
Kehamilan Mengatasi

1 Pertama 9 bulan tidak ada


2 Kedua 8 bulan tidak ada

2. Riwayat persalinan
No Persalinan Tempat Penolong Proses Ket
bersalin persalinan persalinan
1. Pertama BPM Bidan Spontan
2. Ke dua RB Dokter Spontan

3. KB
 Data keluarga berencana
No Alat/cara Pasang/mulai Lepas/stop
Tgl/Bln/T Oleh Tgl/Bln/T Oleh masalah
h h
1 Suntik 2019 Bidan

7.Pasangan Usia subur


 Pasangan usia subur : Ada
 Umur PUS suami dan istri : 31 tahun dan 32 tahun
 Pernah mendengar KB : Pernah
 Kalau mendengar dari : Petugas Kesehatan dan Bidan
 Telah ikut KB : Sudah

8. Pemeriksaan Bayi dan Balita


 Keluarga punya balita : Ya
 Keluarga punya bayi : tidak
 Pemeriksaan/kunjungan ke : Posyandu
 Pemeriksaan dilakukan : Rutin
 Frekuensi pemeriksaan : 1 kali/bulan
 Mempunyai KMS : Punya
 KMS diisi oleh : Kader
 Menimbang balita : Teratur
 Berat badan bayi/balita hasil penimbangan di KMS: Meningkat setiap
bulan
 Status Imunisasi : lengkap
 Status gizi balita : cukup
 Pemberian tablet Vit. A : sudah, 1 kali/tahun
 Jenis makanan yang dikonsumsi balita setiap hari : lengkap sumber gizi
 Pemberian makanan tambahan : ada, susu
 Makanan pantangan balita : tidak ada
 Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita : Normal
b. Ibu/keluarga mengetahui cara menstimulasi dan mendeteksi tumbang
pada balita : Tidak
c. Observasi perkembangan bayi/balita (sesuai dengan umur anak).
Bayi/balita usia 1-2 tahun:
Berdiri dan berjalan berpegangan
Meniru kata-kata sederhana seperti ma..ma..pa..pa..
Mengenal anggota keluarganya
Hasil observasi perkembangan kemampuan balita
Normal
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Berat-badan : 9 kg
Pemeriksaan fisik sistematis : tidak dikaji
 Status kesehatan bayi/balita
a. ISPA
Bayi balita menderita bapil dalam 1 tahun terakhir : Ada 3x
Bayi balita menderita bapil pernah disertai tanda-tanda : Nafas cepat
> 50x/menit dan bernafas ngorok
Tindakan bila balita bapil : Memberi obat
Membersihkan ingus dengan kain bersih
Banyak minum
Memantau kondisi anak apakah semakin buruk
Lain-lain diberikan kencur
Pola penanggulangan : cukup (3-5)
Pernah mendapat peyuluhan : Makanan bergizi
Memberi imunisasi
Sirkulasi rumah sehat
Menjaga kebersihan diri anak dan lingkungan
Pola penanggulangan : Baik (diatas 4)
Sumber informasi ISPA : kader, nakes
b. Diare
Bayi balita menderita diare dalam 1 tahun terakhir : Tidak
Tindakan ibu bila anak diare : Memberi minum banyak
Membawa kepetugas kesehatan jika kondisi semakin memburuk atau
tanda dehidrasi berat
Cairan yang harus diberikan : Air putih matang dan air ASI
Pengetahuan ibu cairan : Kurang
Informasi cara pencegahan : Pernah
Meningkatkan pemberian ASI
Air bersih
Membiasakan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB
Pengetahuan : cukup
Sumber informasi : nakes, kader
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PENDUDUK

N INDIKATOR YA TIDAK
O
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 
2. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada tenaga 
kesehatan
3. Ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe secara teratur 

4. PUS mengikuti KB 

5. Bayi telah diimunisasi 

6. Bayi diberi ASI eksklusif 

7. Balita ditimbang secara rutin tiap bulan 

8. Buang Air Besar (BAB) di jamban √

9. Menggunakan air bersih untuk kebutuhan pokok sehari- √


hari
10. Tidak ada sampah berserakan 
11. Penampungan air (bak mandi, WC, vas bunga, minum √
burung dan barang lain di luar rumah) bebas jentik
nyamuk
12. Lantai rumah bukan dari tanah dan luasnya sesuai 
dengan jumlah penghuni
13. Kebiasaan gosok gigi minimal 2 kali sehari √

14. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah √


BAB dan kuku bersih
15. Semua anggota keluarga tidak merokok √
16. Makan buah dan sayur √

17. Semua anggota keluarga umur 10 tahun ke atas √


melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit
setiap hari
18. Tahu tentang penyakit TBC √

19. Menjadi anggota JPKM (askes, dana sehat, jamsostek, √


jamkesos, askeskin, dll)
Klasifikasi PHBS Rumah Tangga
No KLASIFIKASI PHBS
1. I (Merah : 1-6 jawaban ya)
2. II (Kuning : 7-10 jawaban ya)
3. III (Hijau : 11-15 jawaban ya)
4. IV (Biru : 16-19 jawaban ya)

II. ANALISIS DAN PERUMUSAN


MASALAH
1. ANALISIS MASALAH
a. Merokok
b. Sampah
c. Batuk pilek

2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang ada maka yang diprioritaskan adalah:
Keluarga Tn.S umur 28 tahun dengan perilaku merokok dan pengolahan sampah
tidak baik.

3. PERENCANAAN
Tanggal : 6 Juni 2020 Waktu : 16.00 WIB
a. Berikan KIE mengenai tanda bahaya merokok
b. Berikan KIE mengenai cara penanganan sampah
c. Ajarkan pijat batuk pilek

4. PELAKSANAAN
Tanggal : 6 Juni 2020 Pukul : 16.30 WIB
a. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya merokok
b. Memberikan KIE mengenai cara penanganan sampah
c. Mengajarkan pijat batuk pilek

5. EVALUASI
a. Tanggal 8 Juni 2020 Pukul : 15.00 WIB
1) Setelah dilakukan KIE tentang penanganan sampah, keluarga dapat
menjawab pertanyaan
a) Macam-macam sampah yaitu sampah basah, kering, dan
berbahaya.
b) Cara mengolah sampah yaitu ditimbun atau dipilah sesuai jenisnya.
Namun untuk pengolahan, keluargamemilih untuk menggunakan jasa
angkutan sampah yang diadakan oleh desa.Kemudian diberi masukan
untuk bersama-sama dengan rumah lain untuk tidak membakar sampah
lagi. Keluarga mengatakan akan mencoba berbicara dengan warga
lainnya.
2) Tn.S mengatakan belum bisa mengurangi konsumsi merokoknya, tetapi
akan terus dicoba agar merokoknya dapat dikurangi yang biasanya
mengkonsumsi 1 bungkus perhari agar ½ bungkus perhari.
3) Ibu sudah mengetahui cara pijat batuk pilek dan mau mempraktekanya
jika sewaktu-waktu anaknya terkena batuk pilek lagi

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian / identifikasi masalah


Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan. Pada tahap pengkajian ini data diperoleh
melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan rumah.
Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data subjektif dan
data objektif.
Pengkajian pada keluarga Tn.S telah dilakukan sesuai teori. Dimana data telah
dikaji berdasarkan pada subjektif dan objektif untuk mengidentifikasi masalah yang
ada pada keluarga Tn.S. Pengkajian telah dilakukan terhadap Tn.S.
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan yang ada pada pengkajian meliputi keluarga yang bisa menerima
mahasiswa dengan baik, dan adanya sikap membantu secara sukarela dan mampu
bekerja sama dengan baik.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan yang ada pada tahap pengkajian di karenakan adanya keterbatasan
waktu karna keluarga ada yang sedang bekerja.
3. Kesempatan (opportunity)
Beberapa kesempatan yang diperoleh dalam pengkajian adalah kerjasama
antara Universitas Harapan Bangsa dengan Tn.S.
4. Ancaman (treath)
Banyaknya agenda kelompok sehingga pengkajian harus meluangkan waktu
tersendiri.

B. Analisa dan perencanaan masalah


Berdasarkan data diatas, analisis yang ada adalah mengenai keluarga Tn.S
yang kurang pengetahuan mengenai Merokok dan PHBS. Analisis tersebut cukup
mendukung untuk dijadikan masalah pada keluarga Tn.S.
1. Kekuatan (Streng TH)
Kekuatan yang mampu mendukung untuk menganalisis masalah meliputi
kesanggupan keluarga Tn.S untuk menerima mahasiswa dengan baik dan sikap
membantu secara sukarela.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang ada pada tahap analisa masalah dikarenakan keterbatasan
waktu, karena ada yang sedang bekerja.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada saat analisa masalah yaitu kerjasama antara
mahasiswa dengan keluarga Tn.S.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada saat analisa masalah tidak ditemukan adanya
ancaman.

C. Perumusan Masalah
Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.S tentang pengetahuan Merokok dan
PHBS.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung untuk melakukan perumusan masalah
yaitu tersedianya sumber teori .
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mampu mendukung untuk melakukan perumusan masalah
tidak adanya kelemahan.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada perumusan masalah yaitu adanya
keterbukaan dari keluarga Tn.S mengenai semua pengkajian yang di lakukan oleh
mahasiswa.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada saat perumusan masalah tidak ditemukan
adanya ancaman.

D. Prioritas masalah
Masalah yang muncul pada keluarga Tn.S yaitu kurangnya pengetahuan
tentang Merokok dan PHBS.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung untuk menentukan prioritas masalah yaitu
tersedianya buku panduan untuk menentukan priorits masalah.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang diperoleh pada prioritas masalah yaitu kurangnya
pengetahuan keluarga Tn.S dalam memprioritaskan masalah.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada prioritas masalah yaitu pada waktu
pengkajian.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada saat prioritas masalah tidak ditemukan adanya
ancaman dalam prioritas masalah.

E. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan masalah yang terdapat di
keluarga Tn.S mengenai kurangnya pengetahuan mengenai Merokok dan PHBS.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung meliputi masyarakat yang mau bekerja
sama untuk merencanakan kegiatan dalam mengatasi masalah yang timbul serta
adanya kerjasama antar warga masyarakat.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mampu mendukung untuk melakukan perencanaan tidak
adanya kelemahan.
3. Kesempatan (opportunity)
Peluang yang ditemukan pada perencanaan adalah program yang dilakukan
untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan cara melakukan penyuluhan kepada
keluarga Tn.S mengenai tanda bahaya Merokok dan PHBS.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada perencanaan yaitu adanya keterbatasan waktu
dalam perencanaan.

F. Pelaksanaan
Pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah disusun
bersama dengan warga.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang mampu mendukung pada bab ini yaitu adanya dukungan dari
masyarakat untuk melakukan tindakan dalam mengatasi permasalahan sesuai
dengan apa yang telah disepakati bersama.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mampu mendukung pada bab ini adalah keterbatasan
pengetahuan dan waktu.
3. Kesempatan (opportunity)
Kesempatan yang diperoleh pada bab ini yaitu adanya waktu yang diberikan
masyarakat kepada mahasiswa untuk melakukan seluruh kekuatan.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang ditemukan pada bab ini adalah adanya keterbatasan waktu
dalam pelaksanaan sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal.

G. Evaluasi
Evaluasi hasil asuhan sudah sesuai dengan tujuan pemberian asuhan
kebidanan.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan pada bab ini adalah adanya partisipasi dan hasil pelaksanaan yang
dilakukan.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang ditemukan pada bab ini yaitu kurangnya pengetahuan.
3. Kesempatan (opportunity)
Peluang yang ada pada bab ini yaitu adanya partisipasi masyarakat dalam
semua kegiatan yang telah disusun serta masyarakat dapat bekerja sama dengan
baik.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang diperoleh pada bab ini yaitu keterbatasan waktu.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian berdasarkan data dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
pengetahuan keluarga tentang Merokok masih sangat kurang, sehingga peningkatan
pengetahuan kepada keluarga Tn.S tentang Tanda bahaya merokok masih sangat
dibutuhkan guna menciptakan keluarga yang sehat karena memang lingkungan yang
sehat dan bersih akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan diri keluarga.
B. Saran
1. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga dapat mencari informasi yang lebih mendukung untuk
lebih memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan sekitar agar dapat menciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih. Serta diharapkan seluruh anggota keluarga dapat
berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Bailon dan Maglaya (2006)


Departemen Kesehatan RI (2008)
(Effendi, 2009)
Horton dan Hunt
Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta ; Fitramaya.
Retna, Eny Ambarwati. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta ;EGC
Prof.Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan :Kesehatan


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Merokok
Sasaran : Tn. Suradi
Hari/tanggal :Sabtu, 6 Juni 2020
Waktu :30 menit
Tempat : Rumah Tn.Amrulloh RT 03 RW 01
Penyuluh petugas :Anna Khotimatis Sangadah
Tujuan Intruksional
I. Tujuan Intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga mengetahui mengenai bahaya dan akibat
merokok bagi kesehatan
II. Tujuan Intruksional khusus
Setelah diberikan penjelasan materi, klien/ keluarga dapat
a. Menjelaskan dengan benar tentang pengertian Rokok
b. Menyebutkan jenis-jenis perokok
c. Menyebutkan zat-zat yang terkandung didalam rokok
d. Menjelaskan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
e. Menyebutkan Tips untuk bisa berhenti merokok
III. Materi
a. Pengertian rokok
b. Jenis-jenis perokok
c. Zat-zat yang terkandung didalam rokok
d. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
e. Tips berhenti merokok
IV. Metode
Ceramah, tanya jawab
V. Media
Leafleat dan Vidio
VI. Strategi pelaksanaan / proses belajar mengajar
a. Pembukaan
b. Penyampaian materi
c. Diskusi tanya jawab
d. Evaluasi
e. Penutup
VII. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab mengenai
a. Jelaskan pengertian rokok
b. Sebutkan jenis-jenis perokok
c. Sebutkan zat-zat yang terkandung didalam rokok
d. Jelaskan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
e. Sebutkan Tips berhenti merokok
VIII. Sumber
Marwan, Mathuridy Roli. 2010. Bahaya Merokok. http///C/Documents and
setting/OKE/My Documents/Downloads/ Bahaya Merokok.htm
IX. Lampiran materi
a. Pengertian rokok
Rokok merupakan produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan
ketergantungan), yang berisi daun-daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya.
b. Jenis-jenis perokok
Berdasarkan jenisnya perokok dibedakan menjadi
Perokok aktif
Mereka telah terbiasa dan nyata menghisap rokokdan menanggung sendiri akibatnya.
Perokok pasif
Mereka sebenarnya tidak merokok namun karena ada orang lain yang merokok
didekatnya maka dia terpaksa harus ikut menghisap asap rokok dengan segala akibatnya.
Berdasarkan jumlah banyaknya rokok yang dikonsumsi
a. Perokok ringan
Perokok yang merokok atau menghabiskan sekitar 1-10 batang rokok perhari
b. Perokok sedang
Perokok yang merokok atau menghabiskan sekitar 10-20 batang rokok perhari
c. Perokok berat
Perokok yang merokok atau menghabiskan lebih dari 20 batang rokok perhari
c. Zat yang terkandung dalam rokok
a. Nikotin
Zat ini mengandung candu yang bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk
terus menghisap rokok.
b. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa
menimbulkan iritasi bahkan kanker.
c. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karen gas ini bisa mengikat oksigen
dalam tubuh.
d. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
1. Kanker paru
Diketahui sekitar 90 % kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena
asap rokok akan masuk secara inhalasi kedalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini
akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari
10 perokok sedang dan 1 dari prokok berat akan meninggal akibat kanker paru.
2. Kanker mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih
besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
3. Kanker tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati
tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
4. Serangan jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan darah, sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen
dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak.
Jika jantung bekerja lebih keras ditambah tekanan darah tinggi maka bisa
menyebabkan serangan jantung.
5. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-40 an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko
disfungsi ereksi 50 persen.
e. Tips berhenti merokok
1. Mengurangi jumlah batang rokok yang di hisap.
2. Meminta keluarga untuk mengingatkan agar tidak merokok.
3. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas dalam-
dalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk santai, dan dorongan
merokok akan hilang.
4. Giat berolah raga.
5. Kuatkan niat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

TOPIK : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


PENYULUH : Anna Khotimatis Sangadah
WAKTU : 40 Menit
SASARAN : Keluarga Tn.Suradi
HARI / TANGGAL : Sabtu, 6 Juni 2020
TEMPAT : Rumah Tn.Suradi

1. Latar Belakang
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui
apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang
dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS,
mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah
satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting
dalam kesehatan lingkungan yang harus dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh
tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.
Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan
politik yang memengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari
suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam
hubungan social, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan
penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara wajar, pekerjaan dan
pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi terhadap perbedaan
jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.
Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan perawatan komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi
perawatan komunitas perlu adanya pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan
lingkungan.

2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan Konseling, diharapkan para lansia dapat mengerti dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga untuk hidup
sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan konseling selama 1 x 40 menit, ibu yang mengikuti konseling
mengerti apa yang telah disampaikan dengan kriteria hasil:
1. Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan
2. Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
4. Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan
lingkungan
3. Materi
Terlampir

4. Media Penyuluhan
Leafleat

5. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

6. Susunan Kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
Pembukaan 16.30- 1. Memberikan salam 1. Peserta menjawab
16.40 2. Menyapa para salam
WIB lansia 2. Peserta membalas
3. Memperkenalkan 3. Peserta
diri dan mendengarkan
mengutarakan
maksud dan tujuan
Pelaksanaan 16.40- 1. Menggali 1. Menanggapi
17.00 pengetahuan para pembicara
WIB lansia mengenai
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan
tentang perilaku
hidup bersih dan
sehat (PHBS) 3. Mendengarkan
4. Mendengarkan

5. Mendengarkan
Penutup 17.00- 1. Menyimpulkan 1. Peserta
17.20 materi penyuluhan mendengarkan
WIB 2. Memberikan 2. Peserta menanggapi
evaluasi secara
lisan pada para
lansia 3. peserta
3. Memberi salam mendengarkan dan
dan meminta maaf menjawab salam
bila ada kesalahan
4. Mengucapkan 4. Mendengarkan dan
terima atas menjawab salam
perhatian dan
mengucapkan
salam

7. Evaluasi Penyuluhan
Jenis : Lisan
Soal :
1. Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan

8. Sumber Pustaka
Mukono.2010. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2009. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Sumijatun, et al.2007. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU
Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator Kesehatan
a. Indikator Positif
 Status Gizi
 Tingkat Pendapatan
b. Indikator Negatif
 Mortalitas (Angka Kematian)
 Morbiditas (Angka Kesakitan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah
pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang
bersangkutan.
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh
1. INILAI
2. SIKAP
3. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi:
makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi
garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan
lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan.

B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara
manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara
komunitas dengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan
gangguan
kesehatan/penyakit, serta mencari upaya penanggulangannya.

C. Indikator PHBS kesehatan lingkungan


a. Perumahan bersih dan sehat
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu sebagian besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah.
Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut
berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain adalah sebagian berikut:
1. Faktor lingkungan
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat
4. Kebijakan pemerintah
b. Penyediaan air bersih
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada
orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak-anak sekitar 65% dan pada
bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60-
120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, tiap orang
memerlukan air sekitar 30-60 liter per hari.
c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat
dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat, masalah pembuangan
tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karena tinja dapat menyebabkan
penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll.
d. Penanganan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah
tersebut dapat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri
patogen). Selain itu tempat bersarangnya berbagai serangga sebagai penyebar
penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik sehingga
tidak berdampak buruk pada masyarakat.
e. Penanganan air limbah
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup. Secara garis besar, air limbah dapat dibagi menjadi:
• Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)
• Industrial wastes water (berasal dari industri)
• Municipal waste water (berasal dari Kotapraja

D. Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan


Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety
Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah:
1. Pembuatan standar kualitas air dan udara
2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan.
3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan
4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan.
5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru
6. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang
telah dibuat dapat ditepati. Adapun kegiatan – kegiatan PHBS kesehatan
lingkungan di setiap komponen, yaitu :
a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban sehat
3. Memberantas jentik di rumah
4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
5. Tidak merokok
b. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja
1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok
2. Bebas jentik
3. Jamban Sehat
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
5. Olah raga teratur
c. Kegiatan PHBS di lingkungan umum
1. Menggunakan jamban sehat
2. Memberantas jentik nyamuk
3. Menggunakan air bersih

Anda mungkin juga menyukai