Anda di halaman 1dari 3

 

‫ْك‬ ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْل َبا‬


َ ‫ أَ ْش َه ُد أَنْ الَ ِا َل َه ِاالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬. ‫ب‬ ٍ ‫ار آَل َ َيا‬
ِ ‫ف اللَّي ِْل َوال َّن َه‬ ْ ‫ض َو‬
َ ‫اخ ِتاَل‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد هلل الَّذِيْ َخلَقَ ال َّس َم َاوا‬
َّ
َ ‫ اَلل ُه َّم َف‬.‫ص ِب ًّيا‬ ْ ْ ُ َ َ َ
‫ص ِّل‬ ِ ‫ َوأ ْش َه ُد أنَّ َسيِّدَ َنا َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْول ُه ال ُم َّتصِ فُ ِبال َم َك‬.‫ َش َهادَ َة َمنْ ه َُو َخ ْي ٌر َّم َقامًا َوأحْ َسنُ َن ِد ًّيا‬،ُ‫لَه‬
َ ‫ار ِم ِك َبارً ا َو‬
َ ً ً ُ
‫ أمَّا‬،‫صحْ ِب ِه الَّ ِذي َْن يُحْ سِ ُن ْو َن إِسْ الَ َم ُه ْم َول ْم َيف َعل ْوا َش ْيئا َف ِر ّيا‬
ْ َ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫ان َرس ُْوالً َن ِب ًّيا‬ َ ‫صا ِدقَ ْال َوعْ ِد َو َك‬َ ‫ان‬ َ ‫َو َسلِّ ْم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك‬
‫ َومِنْ َءا ٰ َي ِت ِه ٱلَّ ْي ُل َوٱل َّن َها ُر‬: ‫ َقا َل هللاُ َت َعالَى‬.‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬ ِ ‫ ا ُ ْوصِ ْينِيْ َن ْفسِ يْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َت ْق َوى‬،ُ‫ َف َيا أَ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن َر ِح َم ُك ُم هللا‬،‫َبعْ ُد‬
َ ‫ َف َق ْد َف‬،‫هللا‬
‫ون‬َ ‫س َواَل ل ِْل َق َم ِر َوٱسْ ُج ُدوا هَّلِل ِ ٱلَّذِى َخلَ َقهُنَّ إِن ُكن ُت ْم إِيَّاهُ َتعْ ُب ُد‬ ِ ْ‫ َوٱل َّشمْ سُ َو ْٱل َق َم ُر ۚ اَل َتسْ ُج ُدوا لِل َّشم‬ 

Jamaah shalat Gerhana Matahari yang berbahagia,  


Setiap orang di antara kita terutama yang hadir dalam majelis ini sudah mengimani
bahwa keberadaan alam semesta ini beserta segenap isinya diciptakan oleh Allah SWT.
Baik berupa struktur skala makro alam semesta mulai dari galaksi, gugusan bintang–
gemintang hingga sistem keplanetan atau tata surya. Yang banyak di antaranya
membutuhkan teleskop–teleskop raksasa dengan teknologi tercanggih yang ada pada
saat ini agar bisa kita lihat. Banyak pula di antaranya yang berkas cahayanya
membutuhkan waktu ratusan ribu tahun, jutaan tahun dan bahkan ratusan juta tahun
untuk sampai di Bumi kita, di mata kita, meski melesat dengan kecepatan cahaya.  
Demikian pula struktur skala mikro alam semesta yang melingkupi molekul, atom,
proton, elektron hingga partikel–partikel ultrarenik lainnya. Yang semuanya tak bisa kita
saksikan meski telah mengerahkan mikroskop–mikroskop dengan pembesaran terkuat
yang ditopang teknologi tercanggih pada saat ini. Namun dapat kita rasakan dan
manfaatkan gejala–gejala keberadaannya.   Semuanya adalah makhluk Allah dan tak
satu pun yang lepas dari Sunnatullah. Inilah makna Allah sebagai Rabbul ‘âlamîn,
pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; al–Khâliqu kulla syaî’, pencipta
segala sesuatu. Apapun dan siapapun, baik yang sudah kita ketahui hingga saat ini
maupun yang belum. Allah SWT menciptakan segala sesuatu adalah tak lain sebagai
ayat atau tanda akan keberadaan–Nya. Dalam khazanah Islam telah lazim kita dengar
tentang istilah ayat qauliyyah dan ayat kauniyyah. Yang pertama merujuk pada ayat–
ayat berupa firman Allah dalam wujud al–Quran, sedangkan yang kedua mengacu pada
ayat berupa ciptaan Allah SWT secara umum mencakup alam semesta beserta segenap
isinya, termasuk diri manusia sendiri. Dalam Al–Qur’an dijelaskan: ‫اق َوفِي‬ ِ ‫َس ُن ِر‬
ِ ‫يه ْم آ َيا ِت َنا فِي اآل َف‬
‫ أَ ْنفُسِ ِه ْم‬Artinya : “Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda–tanda (ayat)
Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri….” (QS Fushshilat:53)   Peristiwa
Gerhana Matahari yang sedang terjadi saat ini, yang sedang kita saksikan saat ini,
sesungguhnya juga tak lebih sebagai tanda atau ayat. Kita patut bersyukur mendapat
kesempatan melewati momen–momen indah tersebut. Dan kita juga bersyukur pada
saat ini memiliki pengetahuan lebih baik dalam Gerhana Matahari. Ilmu falak
menunjukkan Gerhana Matahari terjadi akibat kesejajaran Matahari, Bulan dan Bumi
dari perspektif tiga dimensi dengan Bulan berada di tengah-tengah keduanya.
Kesejajaran itu adalah buah pergerakan Bulan mengelilingi Bumi dan pergerakan Bumi
mengelilingi Matahari. Baik Bulan dan Bumi bergerak secara teratur mengikuti
Sunnatullah.   Beberapa Gerhana Matahari menjadi penanda peristiwa penting. Gerhana
Matahari Cincin 27 Januari 632 M bertepatan dengan wafatnya Ibrahim, putra
Rasulullah SAW yang masih bayi. Sebagian orang mengira ada hubungan antara kedua
peristiwa itu, sampai Rasulullah SAW menjelaskan gerhana tidaklah berhubungan
dengan hidup matinya seseorang. Karena Bulan dan Matahari adalah dua dari sekian
banyak tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Gerhana Matahari Total 24 November 569
M nampak di kota suci Makkah dan terjadi berdekatan dengan masa kelahiran
Rasulullah SAW. Gerhana Matahari Total 9 Mei 1533 SM bertepatan dengan Nabi
Ibrahim AS berada di tanah Palestina. Dan Gerhana Matahari Cincin 30 Oktober 1207
SM, bertepatan dengan puncak penaklukan tanah Palestina oleh pasukan pimpinan
Nabi Yusya’.   Jamaah shalat Gerhana Matahari yang berbahagia,   Jika kita sering
mendengar anjuran mengucapkan tasbih subhânallâh (Mahasuci Allah) kala berdecak
kagum, maka sesungguhnya itu adalah manifestasi bahwa segala sesuatu, bahkan yang
menakjubkan sekalipun, harus dikembalikan pada keagungan dan kekuasaan Allah. Kita
dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan menyucikannya dari godaan keindahan
lain selain Dia. Bahkan, Allah sendiri mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit dan
di bumi telah bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada–Nya.   Dalam
Surat al–Hadid ayat 1 disebutkan: ‫ض َوه َُو ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬ ِ ْ‫ت َواألَر‬ ِ ‫ َسب ََّح هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َم َاوا‬Artinya:
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”  
Sementara dalam Surat al–Isra ayat 44 dinyatakan: ْ‫ِيهنَّ ۚ َوإِن‬ ِ ‫ات ال َّس ْب ُع َواأْل َرْ ضُ َو َمنْ ف‬ ُ ‫ُت َس ِّب ُح لَ ُه ال َّس َم َاو‬
‫ان َحلِيمًا غَ فُورً ا‬ َ ‫يح ُه ْم ۗ إِ َّن ُه َك‬
َ ‫ُون َتسْ ِب‬ ٰ
َ ‫ مِنْ َشيْ ٍء إِاَّل ي َُس ِّب ُح ِب َحمْ ِد ِه َولَكِنْ اَل َت ْف َقه‬Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan
semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan
bertasbih dengan memuji–Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”   Jamaah shalat
Gerhana Matahari yang berbahagia,   Apa konsekuensi lanjutan saat kita mengimani,
menyucikan dan mengagungkan Allah? Tidak lain adalah berintrospeksi betapa lemah
dan rendah diri ini di hadapan Allah. Artinya, meningkatnya pengagungan kepada Allah
berbanding lurus dengan menurunnya sikap takabur, angkuh atas kelebihan-kelebihan
diri dalam aspek apapun.   Betapa kecilnya umat manusia dapat dilihat dari kajian ilmu
pengetahuan modern. Galaksi Bima Sakti kita, hanyalah satu dari miliaran galaksi yang
menyusun alam semesta ini. Tata surya kita hanyalah satu dari milyaran sistem
keplanetan dalam galaksi Bima Sakti kita. Bahwa planet Bumi kita pun tidak ada apa-
apanya dibandingkan misalnya planet Jupiter. Jika planet Bumi saja hanya sebintik debu
di jagat raya, apalah artinya dengan kita manusia. Lebih menohok lagi bahwa segala hal
yang membentuk galaksi dan bintang–bintang hingga sebutir debu dan virus, hanyalah
bagian dari 4 % materi yang telah diketahui pada saat ini. 96 % sisanya sama sekali
belum kita ketahui apa bentuknya dan sifat–sifatnya.   Keagungan Allah SWT yang
dinyatakan dalam ayat-ayat kauniyah-Nya tersebut seharusnya mengarahkan kita pada
ketakberdayaan diri. Sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan bergairah
memperbanyak istighfar. Dalam peristiwa Gerhana Matahari ini pula kita dianjurkan
untuk menyujudkan seluruh kebanggaan dan keagungan di luar Allah, sebab pada
hakikatnya semuanya hanyalah tanda. Momen Gerhana Matahari juga menjadi wahana
guna memperbanyak permohonan ampun, tobat, kembali kepada Allah sebagai muasal
dan muara segala keberadaan. Semoga fenomena Gerhana Matahari kali ini
meningkatkan kedekatan kita kepada Allah SWT, membesarkan hati kita untuk ikhlas
menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.
Wallahu a’lam.
  ‫ َو َن َف َعنِي َوإِيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه مِنْ آ َي ِة َوذ ِْك ِر ْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َوإِ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع‬،‫آن ْا َلعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ار َك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُر‬ َ ‫َب‬
ُ َّ
‫العظِ ْي َم إِن ُه ه َُو الغَ ف ْو ُر الرَّ ِحيْم‬ َ ُ َ
َ َ‫ َوأق ْو ُل َق ْولِي َهذا َفأسْ َت ْغفِ ُر هللا‬،‫العلِ ْي ُم‬ َ  
Khutbah II  
  ‫ْك لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا‬ َ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنْ الَ ِالَ َه إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري‬.ِ‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َواِمْ ِت َنا ِنه‬ َ ‫لى إِحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َع‬
َ ‫هلل َع‬ ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
َ َ
ُ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوأصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا أمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناس‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.ِ‫إلى ِرضْ َوا ِنه‬ َ ‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ى‬
‫هللا َو َمآل ِئ َك َت ُه‬ ‫هللا أَ َم َر ُك ْم ِبأَمْ ٍر َبدَ أَ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِب ُق ْدسِ ِه َو َقا َل َتعا َ َلى إِنَّ َ‬
‫هللا ِف ْي َما أَ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ َلم ُْوا أَنَّ َ‬ ‫ِا َّتقُوا َ‬
‫آل‬ ‫ِّ‬
‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل ْم َو َعلَى ِ‬ ‫َّ‬ ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫ِّ‬
‫صل ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ُّ‬ ‫َّ‬
‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها ال ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫ُصل ْو َن َع َ‬ ‫ُّ‬ ‫ي َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ض الل ُه َّم َع ِن الخل َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن أ ِبى َبك ٍر َو ُع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َو َعنْ‬‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬
‫ِك َو ُر ُسل َِك َو َمآل ِئ َك ِة ال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َعلى اَن ِبيآئ َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِك َيا أرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن الل ُه َّم اغفِرْ‬ ‫َّ‬
‫ض َعنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬ ‫ْن َوارْ َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬
‫ان ِالى َي ْو ِم الدي ِ‬ ‫َ‬
‫َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َـْن َوت ِابعِي الت ِاب ِعي َـْن ل ُه ْم ِباِحْ َس ٍ‬
‫َّ‬ ‫َ‬
‫إلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬ ‫َ‬
‫ت الل ُه َّم أعِ َّز ْا ِ‬‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَمْ َوا ِ‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫ل ِْلم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ْن‪.‬‬ ‫ِك إِلَى َي ْو َم ال ِّدي ِ‬‫ْن َواعْ ِل َكلِ َمات َ‬ ‫َ‬
‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو دَ مِّرْ أعْ دَ ا َء ال ِّدي ِ‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫َوا ْنصُرْ عِ َبادَ َك ْالم َُوحِّ ِد َّي َة َوا ْنصُرْ َمنْ َن َ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْت َن ِة َو ْالم َِح َن َما ظ َه َر ِم ْن َهاـ َو َما َبط َن َعنْ َبلَ ِد َنا ِا ْن ُدو ِنيْسِ يَّا خآصَّة َو َسائ ِِر‬ ‫الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظلَمْ َنا اَ ْنفُ َس َنا َواإنْ ل ْمَ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫ان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َلعال ِمي َْن‪.‬ـ َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّدن َيا َح َس َنة َوفِى اآلخ َِر ِة َح َس َنة َوقِ َنا َعذ َ‬
‫َ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْالب ُْلدَ ِ‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء‬ ‫ان َوإِيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫ْ‬
‫هللا ! إِنَّ هللاَ َيأ ُم ُر َنا ِباْ َلع ْد ِل َو ْاإلِحْ َس ِ‬ ‫لخاسِ ِري َْن‪ .‬عِ َبادَ ِ‬ ‫َت ْغفِرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬
‫هللا أَ ْك َبرْ‬‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَذ ِْك ُر ِ‬ ‫هللا ْا َلعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬ ‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ‬ ‫َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬

‫‪Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/114911/khutbah-gerhana-matahari--semesta-‬‬
‫‪raya-dan-keagungan-allah-swt‬‬
‫‪Konten adalah milik dan hak cipta www.islam.nu.or.id‬‬

Anda mungkin juga menyukai