Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TALEGONG
Jl. Raya Cibungur No. 03 Kecamatan Talegong Kode Pos 44167
Email : pkm.talegonggarut@gmail.com
GARUT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENANGANAN EFEK


KERANGKA SAMPING KB
ACUAN No. Dokumen : …../KAK/PKM-TLG/VI/2023
KEGIATAN Revisi ke :
Tanggal Terbit :

a. Pendahuluan

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih


diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak,
terutama kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan
bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia.

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan


preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus
disediakan bagi wanita dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan
pelayanan reproduksi utama yang lain. Juga responsive terhadap berbagai tahap
kehidupan produksi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga
berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi tercapainya puskesmas Talegong


sehat tahun 2023 dengan cara memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan dan keluarga serta lingkungannya dengan menerapkan tata nilai
puskesmas yaitu SMART (Sinergis, Mutu, Amanah, Ramah, Terampil).

b. Latar Belakang
Sasaran pembangunan Milenial Development Goals (MDGs) 2015 yakni
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan
salah satu program untuk menurunkan AKI dan menekan angka pertumbuhan
penduduk dalam mewujudkan suatu program Keluarga Berencana (KB). Target
MDGs 2015 yakni 110 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI saat ini masih
perlu diturunkan lagi.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
catur warga. pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu keluarga berencana
mandiri artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB
lingkaran biru dan lingkaran emas mengarahkan pada pelayanan Metode
Kontrasepsi Efektif (MKE) yang meliputi AKDR, suntikan KB, susuk KB, dan
kontap (manuaba, 2012)
Menurut WHO penggunaan alat kontrasepsi adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapat objek-objek
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang
memang diinginkan, mengantur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan untuk
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto,2008)
Keluarga Berencana (KB) adalah sarana untuk menekan jumlah
pertumbuhan penduduk sealin itu merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Hasil evaluasi didapatkan bahwa jumlah peserta KB aktif belum
memenuhi target yaitu 68% dari target 100%. Peran serta lintas sektor terkait
seperti kelurahan dan kader juga belum maksimal. Dari latar belakang tersebut
diharapkan kegiatan ini akan memberikan kontribusi perbaikan dan peningkatan
peserta KB aktif di UPT Puskesmas Talegong pada tahun-tahun berikutnya.

c. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas untuk melakukan penanganan efek samping
yang benar
2. Tujuan Khusus
Memberikan pelayanan penanganan efek samping KB (suntik, pil, implan,
IUD)

d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Memberikan pelayanan penanganan efek samping KB (suntik, pil, implan, IUD)

e. Cara melaksanakan kegiatan

1. Memanggil pasien

2. Memasukan ke dalam register

3. Melakukan anamnesa

4. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap klien

Bila terdapat efek samping pada KB hormonal, lakukan tindakan/pengobatan


sesuai dengan kasus yang ditemui.
1. Pada hormonal :

1) Bila terjadi spotting atau pendarahan diluar haid lakukan pemeriksaan


gynecologi untuk melihat apakah keganasan atau kelainan pada cervik
dan beri penjelasan keadaan tersebut hanya bersifat sementara. Bila
agak lama beri pil KB 1-2 tablet/hari.
2) Selama 1 minggu, ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari bila tetap berlanjut
ganti dengan cara lain non hormonal.
3) Kenaikan Berat Badan : bila kenaikan BB berlebihan maka pemakaian
alat kontrasepsi hormonal dohentikan untuk sementara atau diganti
dengan cara lain (non hormonal).
4) Amenorhoe : pastikan klien tidak hamil dengan pemeriksaan PP test dan
bila perlu dilakukan pemeriksaan gynecologi sambil diberikan konseling
hal itu tidak perlu terapi.
5) Hyperpigmentasi : hentikan penggunaan penggunaan hormonal ganti
dengan non hormonal .
6) Hipertensi : apabila lebih dari 160/105 mmHg, penggunaan hormonal
dihentikan dan ganti non hormonal, akseptor rujuk ke poli umum.
2. Pada non hormonal
1) Keputihan : Bila banyak beri obat vaginal dan jagalah kebersihan vagina.
Bila sampai menimbulkan bau, atau berubah warna, konsul ke dokter
ahli
2) Amenorhoe : periksa kencing dan apabila lebih dari 2 bulan, konsul ke
dokter ahli.
f. Sasaran
Seluruh PUS yang pasca KB IUD,implan, suntik, pil yang mengalami efek
samping.

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Program KB

No Kegiatan Sasaran Target Jadwal

1 Pelaksanaan Kader, tokoh Pasangan Setiap ada akseptor


penyuluhan masyarakat, lintas usia subur KB baru
efek samping sektor, masyarakat
KB (ibu hamil, suami,
atau keluarga ibu
hamil)

h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pada saat persiapan dan pelaksanaan
kegiatan. Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan oleh penanggung jawab
program dan di tujukan kepada kepala puskesmas

i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Penanggung jawab Desa harus membuat laporan tiap kegiatan paling lambat
setiap bulan tgl 25 kepada pemegang program dan evaluasi akhir kegiatan paling
lambat 1 bulan setelah keseluruhan kegiatan selesai dilakukan

Anda mungkin juga menyukai