Sirilius Seran
Fakultas Ekonomi Universitas Timor
Jalan Eltari Km.9, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Timor
Nusa Tenggara Timur, Telepon/Fax: 0388(2433012)
E-mail: siriliusseran@yahoo.co.id
Abstract: Increasing the quality of human resource via education investment is a sine qua
non for welfare promotion as well as for poverty solution. Education, inflation, income per
capita, consumption, regional gross domestic product, and economy growth are a number of
variables that directly and indirectly affect the poverty. The research uses time series data of
the last ten years (1999-2009) obtained from Central Agency on Statistics (BPS). The aim of
this research is to identify the causal relationship of the influential variables mentioned. The
path analysis is used to analyze the data based on the five models. The simultaneous testing of
table summary shows that the Regression coefficient value of each model is significant, where
F value is smaller than alpha 0,05. The similar conclusion is also shown in partial testing
between the independent variables and dependent variables.
Keywords: education, income, economy growth, path analysis, poverty
Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan Periode Februari 2008-2010 (juta orang)
Interest(i)
G
Gambar 3. H
Hubungan antara
a Bung
ga Bank de- Neoo Klasik berranggapan bahwa perttum-
n
ngan Tabung
gan buhan ek konomi hany ya disebabk
kan oleh peraanan
dari fakttor produksii tanah, mod
dal, tenaga kerja,
k
6
66 Jurrnal Ekonom
mi Pembangu
unan Volumee 13, Nomor 1,
1 Juni 2012: 62-78
6
dan skill. Tetapi Nafziger (1997) dalam peneli- patan jauh melebihi dari pendapatan minimum.
tiannya meyakinkan bahwa pertumbuhan eko- Artinya seseorang masih tetap dikatakan mis-
nomi di Negara-negara Industri baru (New kin apabila di lingkungan tempat tinggalnya
Industry Countries=NICs) seperti Taiwan, Korea terdapat sebagian besar penduduk yang mem-
Selatan, Hongkong, dan Singapura menunjukan punyai pendapatan melebihi dari pendapatan
bahwa kontribusi dan K (Kapital) dan L(tenaga minimum (pendapatan garis batas kemiskinan).
kerja) memang dominan antara 50 persen - 90 Konsep inilah yang dikenal sebagai kemiskinan
persen tetapi faktor T (Teknologi) juga sangat relatif. Kemiskinan dapat ditilik dari aspek ke-
berperan. Tercermin dari nilai sisa yakni nilai T timpangan sosial, yang dapat dilihat dari distri-
yang terkandung dalam fungsi produksi Cobb busi pendapatan antara kelompok masyarakat
Douglas: Yt = Tt Kta Ltb. Dimana Yt, adalah yang satu dengan kelompok masyarakat yang
tingkat produksi (output) pada periode t; a dan lain. Dalam penelitiannya, Dumairy, (1996)
b menjelaskan produktivitas dari L dan K. Nilai menemukan bahwa 20 persen kelompok ma-
sisa inilah dianggap sebagai pertumbuhan yang syarakat yang berpendapatan tinggi memiliki
disebabkan oleh kemajuan Teknologi (T). Arti- pendapatan lebih tinggi dari 40 persen kelom-
nya kemajuan T mampu menyumbang 50 per- pok masyarakat yang berpendapatan mene-
sen dan 10 persen terhadap pertumbuhan eko- ngah dan 40 persen yang berpendapatan ren-
nomi bagi NICs yang diamati oleh Nafziger dah. Bank Dunia berpendapat bahwa Indonesia
(1997). termasuk Negara yang memiliki ketimpangan
Melalui proses akselerasi, pertumbuhan rendah dalam hal distribusi pendapatan. Besar-
ekonomi dapat menciptakan kesempatan kerja, nya pendapatan yang diterima oleh 40 persen
meningkatkan pendapatan perkapita penduduk penduduk termiskin terus mengalami kenaik-
yang pada akhirnya dapat mengurangi pe- an. Pada tahun 1984, 40 persen penduduk ter-
ngangguran dan kemiskinan. Kemiskinan da- miskin di pedesaan memperoleh 22,35 persen,
pat diukur dari dua macam pendekatan, ada- kemudian meningkat menjadi 25,32 persen di
lah: (1) Kemiskinan absolut, dan (2) Kemiskinan tahun 1997, kecenderungan serupa juga dialami
relatif. Pengukuran kemiskinan absolut meng- oleh pendudukan di wilayah perkotaan (Tam-
acu kepada sejumlah pendapatan yang cukup bunan, 2003: 108).
untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) Penelitian yang dilakukan oleh Hasan, dan
atau kebutuhan primer, adalah makanan, pa- Quibria pada tahun 2002 menggunakan data
kaian, dan perumahan. Pendapatan yang di- panel dari 45 negara di Asia Timur, dan Sela-
maksudkan adalah pendapatan minimum yang tan, Amerika Latin, dan Karibian, serta Afrika–
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sub-Sahara menemukan bahwa antara pertum-
Batasan pendapatan minimum ini sering dise- buhan ekonomi dengan kemiskinan mempu-
but sebagai garis kemiskinan. Artinya garis nyai hubungan negatif, artinya pertumbuhan
kemiskinan dipergunakan sebagai batas untuk ekonomi yang tinggi akan mengurangi kemis-
menentukan miskin atau tidaknya seseorang. kinan, dan sebaliknya, rendahnya pertumbuh-
Penduduk miskin adalah penduduk yang me- an ekonomi akan memperbesar angka kemis-
miliki rata-rata pengeluaran perbulan di bawah kinan (Todaro, 2003).
garis kemiskinan sebesar Rp211.726 pada tahun Todaro dan Smith pada tahun 2003 me-
2010 (Berita Resmi BPS Juli 2010). Jumlah ngatakan bahwa berdasarkan hasil studi empi-
penduduk miskin mengalami penurunan dari ris di beberapa negara ditemukan bahwa pada
32,53 juta (14,2 persen) pada tahun 2009, menu- awal pertumbuhan ekonomi, distribusi penda-
run menjadi 31,02 juta (13,3 persen) turun 1,51 patan cenderung memburuk, namun pada
juta orang, pada tahun 2010. tahap selanjutnya distribusi pendapatan akan
Kecukupan pendapatan untuk memenuhi membaik seiring dengan makin tingginya per-
kebutuhan dasar tidak serta merta dikatakan tumbuhan ekonomi. Gambar yang sesuai de-
seseorang tidak mengalami kemiskinan, apabila ngan temuan ini dapat berbentuk huruf U
masih terdapat keluarga yang memiliki penda- terbalik sebagai berikut (Gambar 5);
Determ
minan Faktorr Sosial (Sirilius Seran) 75
lumnya tinggi (Tambunan, 2003). Wodon pada http://www.adb.org/documents/
tahun 1999 menggunakan data panel regional periodicals/adr/pdf/Adr-Vol.24-
untuk kasus Bangladesh menunjukkan bahwa 2Agrawal.pdf. Diakses tanggal 23 De-
pertumbuhan ekonomi mengurangi tingkat sember 2011.
kemiskinan baik di daerah perkotaan maupun
Antari, Ni Luh. 2009. Pengaruh Pendapatan, Pendi-
di daerah pedesaan (Tambunan, 2003). Hasil
dikan, dan Remitan terhadap Pengeluaran Kon-
penelitian ini juga memperoleh yang sama, bah-
wa PDRB mempunyai hubungan negatif de- sumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupa-
ngan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi ter- ten Badung (Studi Kasus pada Dua Kecamatan
bukti mempunyai hubungan negatif dengan di Kabupaten Badung). http://ejurnal.unud.
kemiskinan dan terbukti signifikan, walaupun ac.id/new/indeks.p.html. Diakses tanggal
hubungannya tidak selalu linear (Gambar 13). 20 Agustus 2011.
Dengan demikin maka hipotesis 4 dan hipotesis Barro, Robert J. 2010. Education and Economic
5 terbukti signifikan. Growth, Harvard University. http://www.
oecd.org/dataoecd/5/49/1825455.pdf.
SIMPULAN Diakses tanggal 22 Desember 2011.
Berita Resmi Statistik-Badan Pusat Statistik. No.12
Pendidikan (formal) membuat orang menjadi /02/Th.XIV, 7 Februari 2011. Pertumbuhan
pintar, dan menguasasi teknologi sehingga Ekonomi Indonesia. http://dev. sapa.or.id/
meningkatkan produktivitas. Tenaga kerja yang download/1/profil kemiskinan. Diakses
memiliki produktivitas yang tinggi dapat mem- tanggal 3 Juni 2011.
peroleh pendapatan yang lebih tinggi dari Bachtiar, Syamsiar. 2000. Hubungan Karakteristik
mereka yang rendah produktivitas. Pendapatan Individu dan Produktivitas Wanita Pekerja di
berhubungan dengan konsumsi dan kemiskin- Provinsi Sulawesi Tenggara. Disertasi tidak
an. Dikatakan miskin jika jumlah pendapatan
Terbit. Program Pascasarjana Universitas
yang diperoleh tidak melebihi daripada keten-
Negeri Malang.
tuan garis batas kemiskinan. Kemiskinan juga
dapat dipantau dari tidak cukupnya pendapat- Black, Hair, Anderson, and Totham. 1998. Multi-
an untuk memenuhi kebutuhan konsumsi variate Data Analysis. Fifth Edition. Prentice-
rumah tangga. Pendapatan dapat digunakan Hall. International Inc.
untuk konsumsi, selain tabungan. Makin tinggi Basov, S. 2002. Heterogenous Human Capital: Life
pendapatan (ceteris paribus) makin tinggi daya Cycle Investment in Health and Education.
beli masyarakat, dan makin banyak output http://www.economics.unimelb.edu.an.
barang dan jasa yang laku terjual di pasar, se- Diakses tanggal 25 Juli 2011.
hingga keuntungan pengusaha meningkat.
Becker, G.S. 1993. A Treatise on the Family. Cam-
Keuntungan pengusaha dapat menambah in-
vestasi, membuka lapangan pekerjaan, berpe- bridge: Harvard University Press.
ngaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang Campbell, M.E and Haveman R., et al. 2008.
pada akhirnya dapat mengurangi penganggur- Income Inequality and Racial Gaps in Test
an dan kemiskinan. Hipotesis yang terurai Scores. http://www.sanford.duke/pdf. Di-
dalam penelitian ini, secara statistik terbukti akses tanggal 25 Desember 2011.
diterima secara nyata. Durkin Jr., T.T. 2000. Measuring Social Capital and
Its Economic Compact. http://www. CAHRS.
DAFTAR PUSTAKA com/socialcapital.html. Diakses tanggal 12
Desember 2011.
Pradeep, Agrawal. 2007. Economic Growth and Desi, Dwi dan Bastias. 2010. Analisis Pengaruh
Poverty Reduction: Evidence from Kazakhstan. Pengeluaran Pemerintah atas Pendidikan, Ke-
sehatan, dan Infrastruktur terhadap Pertum-