Anda di halaman 1dari 13

SOAL UJIAN SEMESTER TEKNIK JEMBATAN

1. Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enarn (6) bagian pnkok
sebagai berikut :
a. Bangunan atas.; b.Landasan; c.Bangunan bawah; d.Pondasi.;e.Oprit.; dan
e.Bangunan pangaman jembatan.
2. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan yang menentukan diperlukannya
membangun jembatan baru?
3. Jelaskan perbedaan konsep penampang gelagar monolit dan penampang
gelagar komposit pada konstruksi jembatan, serta gambar penampang
melintang type bangunan balok/gelagar monolit dan komposit menurut Bina
Marga?
4. Diketahui data perencanaan sebagai berikut:
A. Rencana jembatan
 Bentang : 15 m
 Muatan kelas :I
 Lebar jalan : 7.00 m
 Lebar trotoir : 1.00 m
 Beban lalulintas : Peraturan Muatan BM No. 12/1970
B. Data lain yang diperlukan silahkan tetapkan sendiri
C. Hitung penulangan balok gelagar di tengah bentang konstruksi jembatan
beton type-T?

Selamat mengerjakan soal dan jangan bekerjasama


__________________________________________________________________
JUM’AT, 8 JANUARI 2021

NAMA : DILIVIO RAYMANS RAMADHAN


NIM : 1804463
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN – A
1. Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam (6) bagian pokok
sebagai berikut :
a. Bangunan atas, d. Pondasi,
b. Landasan, e. Oprit, dan
c. Bangunan bawah, f. Bangunan pengaman jembatan
JAWAB
a. Bangunan atas
Sesuai dengan istilahnya berada pada bagian atas sualu jembatan,
berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang,
kendaraan dan kemudian menyalurkannya kepada hangunan bawah
b. Landasan
Bagian ujung bawah dari Suatu bangunan atas yang berfungsi
menyalurkan gaya-gaya reaksi dari bangunan atas kepada bangunan bawah.
Menurut fungsinya, landasan dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
 Landasan Sendi (fixed bearing), dan
 Landasan Gerak (movable bearing).
c. Bangunan bawah
Bangunan-bawah pada umumnya terlelak disebelah bawah bangunan
atas. Fungsinya menerima memikul beban-beban yang diherikan bangunan
atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi. Beban-beban tersebut
selanjutnya oleh pondasii disalurkan ke tanah.
d. Pondasi
Berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan
menyalurkannya ke tanah. Secara umum, pondasi dapat dibedakan sebagai
berikut :
 Pondasi Dangkal
Digunakan bila lapisan tanah pondasi yang telah diperhitungkan
rnarnpu memikul beban-beban diatasnya, terletak pada lokasi yang
dangkal dari tanah setempat.
 Pondasi Dalam
Digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu memikul
beban Ietaknya cukup dalam.
e. Oprit
Oprit berupa limbunan tanah dibelakang abutment timbunan tanah ini
harus dibuat sepadat mungkin, untuk menghindari terjadinya penurunan
settlement) hal ini tidak mengenakkan bagi pengendara. Apabila ada
penurunan, terjadi kerusakan pada expansi joint yaitu bidang pertemuan
antara bangunan atas dengan abutment. Untuk menghindari ini, pemadatan
harus sernaksimurn mungkin dan diatasnya dipasang plat injak dibelakang
abutment.
f. Bangunan pengaman jembatan
Berfungsi sebagai pengamanan terhadap pengaruh sungai yang
bersangkutan baik secara langsung maupun tak langsung. Kadang-kadang
disamping jembatannya harus diamankan, sungainyapun harus diamankan,
dimana biaya pengamanan sungai Iebih mahal dari pengamanan jembatan.
2. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan yang menentukan diperlakukannya
membangun jembatan baru?
JAWAB
1. Penentuan Kondisi Eksternal
Pada penentuan bentang panjang, posisi, dan arah jembatan harus
mempertimbangkan unsur-unsur yang paling dominan, yaitu :
a. Topografi daerah setempat
b. Kondisi tanah dasar
c. Kondisi aliran sungai
2. Stabilitas Konstruksi
Stabilitas jembatan menjadi tujuan utama dari perencanaan jembatan,
dengan selalu terikat pada prinsip bahwa konstruksi harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Kuat
b. Kokoh
c. Stabil
3. Faktor Ekonomis
Pertimbangan konstruksi juga harus memperhitungkan faktor ekonomis.
Dengan biaya seekonomis mungkin dapat dihasilkan jembatan dengan
kualitas tinggi, yakni kuat dan aman.
4. Pertimbangan Pelaksanaan
Metode pelaksanaan harus mempertimbangkan kondisi lalu lintas yang
ada agar tetap berjalan dengan aman dan lancar.
5. Pertimbangan Pemeliharaan
Pertimbangan aspek pemeliharaan dalam perencanaan jembatan akan
tetap mendapatkan perhatian perencana dalam memilih bahan konstruksi
dan tipe konstruksinya, misalnya faktor pengaruh air, garam zat korosif dan
sebagainya.
6. Faktor Keamanan dan Kenyamanan
Aspek kenyamanan dalah faktor utama dalam perencanaan jembatan.
Misalnya dalam pemasangan railing, trotoar tinggi, dan lain-lain. Aspek
kenyamanan terletak pada alinyemen disekitar jembatan (terutama
ditikungan) yang perlu dibuat dengan jari-jari yang cukup besar dan
perbedaan kelandaian yang kecil.
7. Pemilihan Lokasi/ Alinyemen
Pada umumnya jembatan-jembatan direncanakan dengan mengikuti
rencana alinyemen dari jalan raya yang telah ditentukan terlebih dahulu,
akan tetapi dalam kondisi khusus dimana kemungkinan-kemingkinan untuk
membangun jembatan yang telah ditentukan tersebut tidak memungkinkan
(karena kondisi tanah atau aliran sungai) maka dimungkinkan alinyemen
jalan sedikit dikorbankan.
8. Estetika
Bentuk penampilan yang sesuai dengan lingkungan disekitarnya perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan tipe setiap elemen konstruksi jembatan.
3. Jelaskan perbedaan konsep penampang gelagar monolit dan penampang
gelagar komposit pada konstruksi jembatan, serta gambar penampang
melintang type bangunan balok/ gelagar monolit dan komposit menurut Bina
Marga?
JAWAB
Konsep Penampang Gelagar Monolit :
1. Pelat dengan balok-balok terjadi interaksi saat menahan momen lentur
positif gaya normal dan gaya lintang yang bekerja.
2. Interaksi antara pelat dengan balok-balok menjadi satu kesatuan pada
penampangnya yang membentuk sebagai huruf “T” tipikal, sehingga
gelagar-gelagar dinamakan balok “T”.
3. Dalam perencanaan dan analisis, dilakukan penyederhanaan perilaku pelat
terlentur pada dua arah yang rumit dengan menerapkan kriteria lebar pelat
(flens) efektif yang diperhitungkan bekerja sama dengan gelagar-gelagar
dalam menahan momen lentur.
4. Persyaratan daktilitas (liat) dari balok “T” diterapkan melalui rasio
penulangan maksimum yang harus lebih kecil dari 0,75 ρb (penulangan
seimbang) dan nilai rasio penulangan minimum

Konsep Penampang Gelagar Komposit :


1. Lantai beton pada gelagar komposit tidak hanya bertumpu pada balok-balok
baja, akan tetpi dihubungkan pada sayap atas balok baja dengan
penghubung-penghubung geser sedemikian teguhnya sehingga lantai beton
dan balok baja bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan dalam hal
memikul beban.
2. Standar gelagar komposit dengan bentang 8.00 m, 10.00 m, 12.00 m, 14.00
m, 16.00 m, 18.00 m dan 20.00 m dengan lebar 1.00 m + 7.00 m + 1.00 m
(Jembatan Kelas A) dan 0.50 m + 6.00 m + 0.50 m (Jembatan Kelas B).
Pada tipe gelagar komposit dimaksud, baik untuk jembatan Kelas A maupun
jembatan Kelas B, kedua-duanya dihitung dengan menggunakan beban Bina
Marga 100%.
3. Keterbatasan dari gelagar komposit adalah sama dengan jembatan-jembatan
yang menggunakan baja lainnya yaitu terhadap unsur kimia belerang,
sehingga jembatan komposit tidak diperkenankan dipasang pada kawasan
gunung berapi yang masih aktif.

Gambar Penampang Melintang Gelagar Monolit Menurut Bina Marga :

Gamabr Penampang Melintang Gelagar Komposit Menurut Bina Marga :


4. Diketahui data perencanaan sebagai berikut :
A. Rencana Jembatan
 Bentang : 15 m
 Muatan kelas :I
 Lebar jalan : 7.00 m
 Lebar trotoar : 1.00 m
 Beban lalulintas : Peraturan Muatan BM No. 12/1970
B. Data lain yang diperlukan silahkan tetapkan sendiri
C. Hitung penulangan balok gelagar di tengah bentang konstruksi jembatan
beton Type – T?
JAWAB
Diketahui : Ditanya : Penulangan balok gelagar
Bentang = 15 m 10 ditengah bentang
Muatan Kelas =I konstruksi jembatan
Lebar Jalan =7m8 Type – T
Lebar Trotoar =1m
a. Perhitungan Pembebanan
Diketahui :
Berat Jenis Air = 1 t/m3
Berat Jenis Aspal = 2 t/m3
Berat Jenis Beton = 2,4 t/m3
1) Beban Mati (Dead Load)
- Berat air hujan (3cm) = 0,03 . 1,2 . 0,7 = 0,036 t/m
- Berat aspal (tebal 10 cm) = 0,1 . 1,2 . 1,5 = 0,24 t/m
- Berat slab beton (tebal 20 cm) = 0,2 . 1,2 . 2,4 = 0,576 t/m
qdl1 = 0,852 t/m
Berat trotoar dan sandaran :
- Berat air hujan ( 3cm ) = 0,03 . 1,2 . 1 = 0,036 t/m
- Berat sendiri plat beton = 0,2 . 1,2 . 2,4 – 0,1 . 0,6 . 2,4 = 0,3096 t/m
- Berat tegel dan spesi (5cm) = 0,05 . 1,2 . 2,2 = 0,132 t/m
- Berat tiang sandaran dan besi= 0,12 . 0,16 . 2,4 + 0,0517 = 0,0978 t/m
qdl2 = 0,5754 t/m
Menurut SK Menteri PU No. 378/KPTS/1987 tentang Pedoman
Perencanaan Jembatan Jalan Raya pasal 4.1 maka beban lantai kendaraan
adalah sebagai berikut :
qdl = qdl1 + 1/L . 2qdl2
= 0,852 + 1/8 . (2 . 0,5754)
= 0,9958 t/m
2) Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup yang diperhitungkan pada lantai kendaraan adalah
beban T (PPPJJR pasal 1.2.3. halaman 5). Beban T adalah beban yang
merupakan kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar
10 ton. Penyebaran gaya akan menurut sudut 45o sebagai berikut :
Gaya 10
P = = = 18,518 t/m2
Luas 0,9 .0,6
ql = P . 1
= 18,518 . 1 = 18,518 t/m

b. Analisa Mekanika Lantai Kendaraan


Mo adalah momen yang timbul dengan anggapan perletakan sendi rol,
besarnya Mo dicari sebagai berikut :
1) Beban Mati
qdl = 0,9958 t/m
Mdl = 1/8 . qdl . lx2
= 1/8 . 0,9958 . 22
= 0,4979 t.m
2) Beban Hidup
Ditinjau dari kondisi pembebanan yang mungkin terjadi,
selanjutnya dipilih momen maksimum dari kondisi pembebanan
tersebut :
a) Kondisi saat 1 roda berada pada plat
RA . 2 = (ql . 1,1)(0,5 . 1,1 . + 0,35)
RA . 2 = (18,518 . 1,1)(1)
RA = 10,1849 ton
Mmax = RA . 0,8 – (q . 0,45)(0,5 . 0,55)
= 10,1849 . 0,8 – (18,518 . 0,55)(0,5 . 0,55)
= 5,3470 t.m
b) Kondisi saat 2 roda berada pada plat
RA . 2 = (q . 0,52)(0,5 . 0,52) + (q . 0,52)(0,5 . 0,52 + 1,18)
RA . 2 = (18,353 . 0,52)(0,5 . 0,52) + (18,353 . 0,52) (1,44)
RA = 8,1849 ton
Mmax = RA . 1 – (q . 0,52)(0,5 . 0,52 + 0,38)
= 8,1849 . 0,8 – (18,353 . 0,52)(0,5 . 0,52 + 0,38)
= 2,0221 t.m
Diambil yang terbesar, yaitu 3,4746 t.m
Mo = 1,2 . Mdl + 2 . Mll
= 1,2 . 0,42675 + 2 . 5,3470
= 9,0673 t.m
Sehingga berdasarkan koefisien momen maka diperoleh momen sebagai
berikut :
- Momen Tumpuan
M1 = M6 = -1/3 . 9,0673 = - 3,0224 t.m
M2 = M3 = M4 = M5 = -2/3 . 9,0673 = - 6,0448 t.m
- Momen Lapangan
M12 = M56 = 3/4 . 9,0673 = 6,8004 t.m
M23 = M34 = M45 = 5/8 . 9,0673 = 5,6670 t.m

c. Penulangan Lantai Kendaraan


Dipakai :
f’c 25 MPa β = 0,85
Mutu baja tulangan U39 fy = 400 MPa
b = 1000 mm d = 180 mm
h = 400 mm d’ = 20 mm

1,4 1,4
ρ Min = = = 0,0035
fy 400
0,85 .0,85 . f ' c 600
ρb = .
fy 600 . fy
0,85 .0,85 . 25 600
= .
400 600. 400
= 0,0271
ρ Max = 0,75 . ρb
= 0,75 . 0,0271
= 0,0203
1) Tulangan Tumpuan
Mu = 6,0448 t.m = 6,0448 . 107 N.mm
Mu 6,0448 .107
Mn = = = 7,556 . 107 N.mm
0,8 0,8
Mn 7,556 . 107 2
Rn = 2 = 2 = 2,332 N/mm
b.d 1000. 180
fy 400
m = = = 18,823
0,85 . f ' c 0,85 .25
1 2 .m . Rn
ρ perlu =
m √
1 1
400
1 2 .18,823 . 2,332
=
18,823
1 1
√ 400
= 0,0248
ρ perlu < ρmax → tulangan tunggal, dipakai ρ = 0,0248
As = ρperlu . b . d
= 0,0248 . 1000 . 180
= 4464 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 2,7501 → 5 buah
0,25 . π .20 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 200 mm
n 5
Dipakai tulangan pokok= D16 – 200 → As = 1005,3097 mm2
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 10% . 1005,3097
= 201,0619 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 1,515 → 2 buah
0,25 . π .13 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 500 mm
n 2
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 500 → As = 265,4646 mm2

2) Tulangan Lapangan
Mu = 6,8004 t.m = 6,8004 . 107 N.mm
Mu 6,8004 .10 7
Mn = = = 8,5005 . 107 N.mm
0,8 0,8
Mn 8,5005 .107
Rn = = = 2,623 N/mm2
b . d 2 1000 .1802
fy 400
m = = = 18,823
0,85 . f ' c 0,85 .25
1 2 .m . Rn
ρ perlu =
m √
1 1
400
1 2 .18,823 . 2,623
=
18,823
1 1
√ 400
= 0,0070
ρ perlu < ρmax → tulangan tunggal, dipakai ρ = 0,0070
As = ρperlu . b . d
= 0,0070 . 1000 . 180
= 1260 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 4,0107 → 5 buah
0,25 . π .20 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 200 mm
n 5
Dipakai tulangan pokok= D16 – 200 → As = 1005,3097 mm2
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 10% . 1005,3097
= 201,0619 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 1,515 → 2 buah
0,25 . π .13 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 500 mm
n 2
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 500 → As = 265,4646 mm2

Anda mungkin juga menyukai