Construction Management Competition
Construction Management Competition
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ervianto (2012, dalam Taufiq Lilo Adi Sucipto, Jati Utomo
Dwi Hatmoko, Sri Sumarni dan Jeni Pujiastuti, 2014), sangat berpengaruh
terhadap kelestarian dan kualitas lingkungan karena menggunakan berbagai
jenis sumber daya alam. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak
memperhatikan kemampuan dan daya dukung lingkungan dapat
mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Kaitannya dengan masalah
kualitas lingkungan ini adalah adanya isu pemanasan global di mana
bangunan menjadi salah satu sebab pemanasan global karena bangunan
berpotensi memproduksi emisi gas karbon lebih dari 40%.
1. Menurut Sari Handayani dan Fitri Suryani (2014) Green Building sendiri
dikenal sebagai sustainable building merupakan bangunan yang dikenal
ramah terhadap lingkunga dan efisien terhadap sumber daya. Penerapan
konsep green building pada bangunan bertujuan untuk mengurangi
dampah negatif bangunan terhadap lingkungan.
2. Menurut Annisa Fikriyah Tasya dan Ary Deddy Putranto (2018) Green
Building adalah upaya agar bangunan dapat mengurangi konsumsi energi
(memaksimalkan energi alam) dan memiliki dampak negatif yang
minimal pada lingkungan.
3. Menurut Rizki Andini dan Christiono Utomo (2014) Green Building
didefinisikan sebagai sebuah perencanaan dan perancangan bangunan
melalui sebuah proses yang memeperhatikan lingkungan dan
menggunakan sumber daya secara efisien pada seluruh siklus hidup
bangunan dari mulai pengolahan tapak, perancangan, pembangunan,
penghunian, pemeliharaan, renovasi dan perubahan bangunan.
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa green
building adalah bangunan yang berwawasan lingkungan, sehingga definisi
green building menurut peneliti adalah sebuah konsep penilainan atas
bangunan gedung yang berkelanjutan (sustainable building) yang ramah
terhadap lingkungan, menghemat penggunaan bahan bakar,
mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi serta berkonstribusi dalam
peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuninya.
1. Tahap informasi
2. Tahap kreatif
3. Tahap analisis
4. Tahap pengembangan
5. Tahap rekomendasi
Biaya Pekerjaan
% Biaya Pekerjaan = Total Biaya Keseluruhan
2. Analisis Fungsi
Menurut Sari Handayani dan Fitri Suryani (2018) Pada tahap ini
alternatif-alternatif yang terpilih dari tahap sebelumnya dibuat program
pengembangannya sampai menjadi usulan yang lengkap. Umumnya suatu
tim tidak cukup memiliki pengetahuan yang menyeluruh dan spesialis,
maka diperlukan bantuan dari luar yaitu spesialis (tenaga ahli) sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Alternative yang memiliki aspek teknik
paling baik yang akan dievaluasi lebih lanjut mengenai biaya.
BAB III
TANGGAPAN TEKNIS
1. Bentuk bangunan
2. Orientasi bangunan
No Pekerjaan Biaya
Pekerjaan Struktur Rp. 11.951.868.293,13
Pekerjaan Arsitektur Rp. 17.406.888.918,85
Pekerjaan MEP Rp. 96.075.965,70
TOTAL Rp. 29.454.833.177,68
No Pekerjaan Biaya % %
Harga Kumulatif
1 Pekerjaan Arsitektur Rp. 17.406.888.918,85 59,10 59,10
2 Pekerjaan Struktur Rp. 11.951.868.293,13 40,58 99,67
3 Pekerjaan MEP Rp. 96.075.965,70 0,33 100
TOTAL Rp. 29.454.833.177,68
No Pekerjaan Biaya % %
Harga Kumulatif
1 Dinding & Pelapis Rp. 5.873.510.467,41 33,74 33,74
Dinding
2 Pintu dan Jendela Rp. 3.960.054.000,00 22,75 56,49
3 Plafond Rp. 1.094.726.905,90 6,29 62,78
4 Pelapis Lantai Rp. 782.436.650,35 4,49 67,27
5 Cat Rp. 443.145.077,28 2,55 69,82
6 External Rp. 2.498.901.403,94 14,36 84,18
7 Lain-lain Arsitektur Rp. 2.754.114.413,96 15,82 100
TOTAL Rp.17.406.888.918,85
No Pekerjaan Biaya % %
Harga Kumulatif
1 Pekerjaan Sanitair Rp. 71.876.865,70 74,81 74,81
2 Pekerjaan Listrik Rp. 24.199.100,00 25,19 100
TOTAL Rp. 96.075.965,70
Grafik 3.2. Grafik Hasil Pareto Pekerjaan MEP
Sumber : Dokumen Pribadi
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi fungsi yang terdiri dari
kata kerja aktif (active verb) dan kata benda (measurable noun).
Identifikasi fungsi dilakukan secara acak dan selanjutnya
dikelompokkan serta diidentifikasi masing-masing jenisnya.
a. Lampu TL
b. Lampu Pijar
c. Lampu Downloght
d. Lampu Baret
b. Umur pakai
c. Harga lampu
e. Pergantian lampu
Gambar 3.2 Perbandingan keseluruhan dari Lampu LED dengan
Lampu Lain
Sumber : Sari Handayani dan Fitri Suryani, 2018
Dari gambar diatas kita dapat melihat dan mulai menganalisis estimasi
biaya, estimasi biaya dilakukan untuk mengetahui biaya dari proyek hotel ini
dengan Cost Saving penggunaan dari lampu LED. Estimasi biaya dilakukan
pada biaya NON lampu LED dan ON lampu LED. Hasil dari analisa estimasi
biaya lampu, langkah selanjutnya memandingkan biaya yang akan
dikeluarkan. Perbandingan biaya bertujuan agar biaya-biaya dari penerapan
lampu LED dan non LED dapat dengan mudah dilihat perbandingan dan
perbedaannya dari segi biaya, konsumsi daya listrik dan umur hidupnya
Tabel 3.5 Perbandingan keseluruhan dari Lampu LED dengan Lampu Lain
Sumber : Sari Handayani dan Fitri Suryani, 2018
Gambar 3.2 Perbandingan Biaya Lampu LED dengan pijar dan CFL per
40.000 jam
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan berdasarkan tahapan kerja value
engineering, dapat disimpulkan bahwa:
Komponen pekerjaan yang dapat dioptimal dengan metode value
engineering pada proyek ini adalah pekerjaan listrik. Dimana lampu yang
digunakan memiliki potensi tidak ramah terhadap lingkungan.
Dengan melakukan analisis VE lebih lanjut pada pekerjaan listrik
diperoleh alternatif pengkondisian pencahayaan dengan menggunakan
LED sebagai pengganti pencahayaan lampu CFL
Lampu LED merupakan lampu yang ramah lingkungan merupakan fitur
yang ramah lingkungan dan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Selain itu hasil dari analisa investasi menunjukan bahwa pengaruh pada
penggantian jenis lampu LED menyeba bkan menurunkan jumlah
penggunaan lampu per masa pemakaiannya., dimana effisiensi energi
juga merupakan salah satu prinsip dari konsep green building.
Penggunaan lampu LED membuat biaya Oprational Maintenence dan
biaya penggantian permasa oprasional lampu lebih rendah
4.2 Saran
Studi Value engineering pada proyek bangunan green building, selain
dapat mengefisiensikan biaya juga dapat membuat sebuah bangunan menjadi
ramah lingkungan. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan studi value
engineering sehingga biaya proyek bangunan berkonsep green building
menjadi lebih efisien dan bangunan tersebut juga menjadi lebih ramah
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Puji Lestari. 2011. Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi Biaya Pada
Proyek Bangunan Gedung Berkonsep GreenBuilding. Skripsi Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
Nahed Ayedh Al-Hajeri. 2013. Green Building and Energy Saving. World
Academy of Science, Engineering and Technology International Journal
of Humanities and Social Sciences Vol.7, No.8. Kuwait: Kuwait Oil
Company KSC
Andini, Rizki. 2014. Analisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building
Terhadap Keputusan Investasi pada National Hospital Surabaya.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Vicky Bertolini, Wisnumurti, Achfas Zacoeb. 2015. Aplikasi Value Engineering
Pada Proyek Pembangunan Gedung. Jurnal Teknik Sipil Universitas
Brawijaya, Vol. 1, No. 2. Malang: Universitas Brawijaya
Sari Handayani, Fitri Suryani. 2018. Penerapan Value Engineering Pada Proyek
Bangunan Gedung Berdesain Green Building Dengan Membandingkan
Penggunaan Jenis Lampu. Jurnal Ikraith-Teknologi, Vol. 2, No. 1.
Jakarta: Universitas Persada Indonesia Y.A.I.
Elieser Tarigan. 2018. Energy Saving Measures and Simulation in the Library
Building of University of Surabaya. Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 3,
No. 1, , Hal. 63-70. Surabaya: Universitas Surabaya.
ABSTRAK
Kata kunci:
green building, value engineering, cost saving