Anda di halaman 1dari 2

Slain teknik relaksasi pemberian obat dpt dlkukan dn pmbrian edukasi

Terapi nonfarmakologi

Terapi injeksi.

Melakukan relaksasi napas dalam untuk mengendalikan nyeri, di dalam tubuh seseorang tersebut

secara stimulan dapat meningkatkan saraf parasimpatik maka hormon kortisol dan adrenalin

yang dapat menyebabkan stres akan menurun sehingga konsentrasi meningkat serta merasa

tenang untuk mengatur napas sampai pernapasan kurang dari 60-70 kali per menit. Kemudian

kadar PCO2 akan meningkat dan menurunkan pH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen

dalam darah dimana pada spinal cord, sel-sel reseptor yang menerima stimulasi nyeri periferal

dihambat oleh stimulasi dari serabut-serabut saraf yang lain. Stimulasi yang menyenangkan dari

luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, maka nyeri yang dirasakan menjadi berkurang.

Selain teknik relaksasi napas dalam, pemberian terapi analgesik dan edukasi juga dapat diberikan

untuk mengatasi nyeri. Selain pemberian teknik nonfarkologis, pemberian analgesik golongan

opioid juga mampu meredahkan nyeri karena opioid bekerja dengan cara mengikat reseptor sakit

dalam sistem saraf pusat, dan bagian lain di tubuh.

Teknik relaksasi mampu merileksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme

yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi

pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah ke daerah yan mengalami

spasme dan iskemik, teknik relaksasi nafas dapat merangsang tubuh untuk

melepaskan opioid endogen yaitu endhorpindan enkefalin (Yusrizal, 2012). Hal

tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina dewi,dkk jurusan
keperawatan Universitas Brawijaya, Malang tahun 2009, yang menyatakan bahwa

teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan persepsi nyeri

Anda mungkin juga menyukai