Anda di halaman 1dari 16

PERHITUNGAN KOMPOSISI MASSA BODI KERAMIK JENIS

PORSELIN MENGGUNAKAN BALL CLAY SAMBAS


BERBASIS PRODUK PORSELIN MINOYAKI

OLEH
TOTOK NUGROHO

UPT-PSTKP BALI
DEPUTI TIEML
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2002

2
LEMBAR PENGESAHAN

PERHITUNGAN KOMPOSISI MASSA BODI KERAMIK JENIS PORSELIN


MENGGUNAKAN BALL CLAY SAMBAS
BERBASIS PRODUK PORSELIN MINOYAKI

OLEH
TOTOK NUGROHO

UPT-PSTKP BALI
DEPUTI TIEML
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2002

Mengetahui
Ka. UPT-PSTKP Bali

Drs. I Gusti Ketut Astana


NIP 680001353

2
KATA PENGANTAR

Porselin merupakan salah satu jenis bodi keramik selain stoneware dan earthenware
yang telah banyak dikenal. Porselin pertama kali dikembangkan di daratan Cina.
Penampakan bodi yang putih, translusen dan tipis serta memiliki kekuatan mekanis yang
tinggi merupakan keunggulan dari bodi keramik jenis porselin. Namun demikian untuk
mendapatkan hasil tersebut diperlukan suhu pembakaran yang tinggi yaitu 1300oC.

Pemanfaatan Ball Clay Sambas sebagai bahan baku untuk pembuatan keramik jenis
porselin telah banyak dikembangkan oleh perajin keramik di sentra industri keramik di
Singkawang, Kalimantan Barat. Deposit yang cukup besar juga telah dieksplorasi oleh
salah perusahaan pertambangan mineral yang bernama WBB Clayindo dengan lokasi
pertambangan terletak di daerah Capkala  60 km kota Singkawang.

Uji coba penerapan bodi porselin akan dilakukan di UPT-PSTKP Bali dengan
memanfaatkan Ball Clay Sambas tersebut. Diharapkan hasil uji coba tersebut nantinya
dapat dimanfaatkan oleh perajin keramik di Bali.

2
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Abstrak v

I. Pendahuluan 1

II. Metodologi 1

II.1Analisa Kimia 1

II.2Analisa Rasional 1

II.3Perhitungan Badan Keramik 2

III. Hasil dan Pengamatan 3

III.1 Analisa Kimia 3

III.2 Analisa Rasional


3

III.2.1 Porselin Minoyaki


III.2.2 Ball Clay Sambas 3
III.2.3 Feldspar Cina 4
III.2.4 Kaolin Belitung 6
III.2.5 Kuarsa Belitung 7

III.3 Perhitungan Komposisi


8

IV. Pembahasan 9

V. Kesimpulan 10

VI. Daftar Pustaka 10

2
ABSTRAK

Perhitungan komposisi bodi porselin dengan menggunakan Ball Clay Sambas telah
dilakukan berdasarkan kandungan mineral triaksial.
Dalam perhitungan ini Ball Clay Sambas dikombinasikan dengan Kaolin Belitung,
Kuarsa Belitung dan Kuarsa Belitung dan Feldspar Cina. Ball Clay Sambas dan Kaolin
Belitung berfungsi sebagai zat pembentuk plastis, Kuarsa Belitung berfungsi sebagai zat
pengisi sementara Feldspar Cina sebagai zat pelebur.
Hasil penghitungan komposisi menunjukkan bahwa Ball Clay Sambas dapat
dipergunakan dalam membuat komposisi bodi porselin dengan berbasis produk Porselin
Minoyaki.

2
1. PENDAHULUAN

Porselin didefinsikan sebagai produk keramik yang badannya dibakar rapat pada
suhu diatas 1.300 – 1400oC peresapan air tidak lebih dari 0,1%, berglasir dan bila tipis
tembus cahaya (definisi berdasarkan SII 1143 – 84 tentang Alat Minum The Atau Kopi
Keramik Rumah Tangga Jenis Semi Porselin Dan Porselin). Sedangkan Semi Porselin
didefinisikan sebagai jenis barang keramik yang badannya dibakar rapat pada suhu
sampai 1300oC, peresapan air tidak lebih dari 2,0% berglasir dan tidak tembus cahaya.
Untuk membuat produk porselin dibutuhkan bahan-bahan dengan kandungan
oksida besi yang sangat minim (di bawah 1%) serta kandungan alumina dan silika yang
cukup besar, sebab produk porselin memerlukan panas tinggi untuk pembakarannya.
Pada perhitungan ini menggunakan bahan utama Ball Clay Sambas, Felspar Cina,
Kaolin Belitung dan Kuarsa Belitung. Keempat bahan tersebut penampakan visualnya
putih kecuali Ball Clay Sambas yang abu-abu dan kandungan oksida besinya dibawah 1%
serta alumina dan kuarsa yang cukup tinggi. Kuarsa dan alumina mempunyai sifat titik
lebur yang tinggi sedangkan feldspar berfungsi sebagai pelebur atau penurun suhu
kematangan.
Ball Clay Sambas yang diuji coba dalam penyusunan komposisi ini diperkirakan
dari Kalimantan Barat. Di Kalimantan Barat terdapat sentra kerajinan keramik yang
cukup besar yang berlokasi di Singkawang dengan produk keramik yang berciri khas
menyerupai produk keramik dari Cina.
Produk yang dijadikan acuan dalam penyusunan ini adalah produk porselin
Minoyaki, sebuah produk yang berasal dari Propinsi Gifu Jepang. Adapun komposisi
bahan bakunya adalah : Pottery Stone 10%, Soukei 50%, Kaolin 35% dan Lempung
Gairome 5% yang dibakar pada suhu 1350oC dengan atmosfer pembakaran reduksi. Sifat-
sifat mekanisnya : susut total 13.5%, peresapan air 0% dan kuat lentur 790 kgf/cm2.
Hasil dari perhitungan komposisi ini diharapkan dapat diperoleh komposisi bodi
yang standar dan dapat dipertahankan kosistensi mutunya.

2. METODOLOGI

Tahapan-tahapan penentuan komposisi bodi keramik meliputi :

2.1 Analisa Kimia

Analisa Kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Metode Fluoresensi Sinar-X dan metode Basah (Konvensional). Adapun hasil yang
diperoleh dari analisa kimia ini adalah oksida-oksida kimia yang ada dalam bahan
tersebut seperti : Al2O3, SiO2, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO, Na2O, K2O serta Hilang Pijar.
Hasil yang diperoleh dalam bentuk persentase berat.

2.2 Analisa Rasional

2
Analisa rasional dilakukan untuk menentukan jumlah kandungan mineral yang ada.
Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah metode pendekatan. Analisa ini
didasarkan pada komposisi kimia bahan yang diubah ke mineral yang paling mungkin di
dalam bahan tersebut. Persentase oksida-oksida kimia yang diperoleh dari analisa kimia
diubah ke ekivalen molekulnya dengan cara membagi persen oksida dengan berat
molekulnya. Kemudian ekivalen molekul mineral-mineral dihitung berdasarkan ekivalen
molekul oksida-oksida. Adapun urutan perhitungan analisa rasional berdasarkan ekivalen
molekul adalah sebagai berikut :
a. Dari ekivalen molekul potash, soda atau lime, dihitung ekivalen molekul alumina dan
silika yang diperlukan di dalam suatu feldspar berupa ortoklas, albit atau anortit.
b. Sisa alumina dari perhitungan digunakan untuk menghitung ekivalen kaolinit.
c. Sisa silika dipertimbangkan sebagai kuarsa.
d. Besi (III) oksida dihitung sebagai limonit (2Fe2O3.3H2O) kecuali jika dinyatakan
harus berada dalam bentuk lain, atau sebagai besi (III) oksida bebas.
e. Air sisa dari kaolinit dan limonit dipertimbangkan sebagai kelembaban.
f. Jika jumlah CO2 diketahui dihitung sebagai kalsit (CaCO3).
g. MgO dirumuskan sebagai serpentin kecuali jika diketahui dianggap sebagai
Magnesium Karbonat.
h. TiO2 umumnya dihitung sebagai Ilmenit. Kelebihan TiO2 dihitung sebagai Rutil.

2.3 Perhitungan Badan Keramik

Komposisi badan keramik tradisional terletak di antara batas tertentu yang


ditentukan oleh beberapa faktor.
1. Pembentukan barang keramik yang memerlukan adanya bahan plastis yang cukup.
Bahan-bahan ini adalah berbagai lempung plastis seperti ball clay, kaolin.
2. Pengeringan dan pembakaran badan keramik memerlukan bahan bukan lempung
yang tidak menyusut selama pengeringan dan pembakaran. Bahan ini adalah : kuarsa.
3. Diperlukan bahan pelebur sehingga terbentuk massa gelas yang cukup untuk
mengikat badan tersebut bersama-sama ketika dibakar contoh : feldspar

3 HASIL DAN PENGAMATAN

3.1 Analisa Kimia

Bahan Baku SiO2 Al2O3 CaO MgO Fe2O3 Na2O K2O TiO2 HP
Ball Clay Sambas 53.28 30.91 0.75 0.54 0.48 0.20 0.27 0.33 13.25
Kaolin Belitung 47.14 35.47 0.44 0.26 0.19 1.18 0.26 0.26 13.13
Kuarsa Belitung 99.50 0.27 0.15 - - - - - -
Feldspar Cina 67.68 16.82 0.39 1.21 0.39 4.72 7.48 - -
Porselin Minoyaki 72.84 17.73 0.21 0.29 0.87 0.62 1.73 0.27 5.44

2
3.2 Analisa Rasional
3.2.1 Feldspar Cina
Mol Ekivalen :
SiO2 = 67.68 : 60.1 = 1.126
Al2O3 = 16.82 : 102 = 0.165
CaO = 0.75 : 56.1 = 0.013
MgO = 1.21 : 40.3 = 0.03
Fe2O3 = 0.39 : 159.7 = 0.0024
Na2O = 4.72 : 62 = 0.076
K2O = 7.48 : 94.2 = 0.079

Mineral SiO2 Al2O3 CaO MgO Fe2O3 Na2O K2O

Albit (Na2O.Al2O3.6 SiO2) 1.126 0.165 0.076


0.013 0.03 0.0024 0.079
Eq = 0.076 0.456 0.076 0.076

Ortoklas (K2O Al2O3.6 SiO2) 0.67 0.089 0.079


0.013 0.03 0.0024 -
Eq = 0.079 0.474 0.079 0.079

Kalsit (CaCO3) 0.013


0.196 0.01 0.03 0.0024 - -
Eq = 0.013 0.013

Serpentin (3MgO.2 SiO2.2H2O) 0.196 0.03


0.01 - 0.0024 - -
Eq = 0.03 0.02 0.03

Hematit (Fe2O3) 0.0024


0.176 0.01 - - - -
Eq = 0.0024 0.0024

Kaolinit(Al2O3.2SiO2.2H2O) 0.176 0.01


- - - - -
Eq = 0.01 0.02 0.01
0.156
Kuarsa (SiO2) - - - - - -
0.156
Eq = 0.156
- - - - - - -

Eq BM Persen Berat

Albit = 0.076 x 524.5 = 39.862  37.40


Ortoklas = 0.079 x 566.8 = 44.777  42
Serpentin = 0.022 x 277.1 = 8.313  7.80
Hematit = 0.029 x 159.7 = 0.383  0.36
Kalsit= 0.013 x 100.1 =1.301  1.22
Kaolinit = 0.01 x 258.1 = 2.581  2.42
Kuarsa = 0.703 x 60.1 = 9.376 +  8.79+
= 106.593  99.99
Mineral Triaksial

Feldspar = 87.2%
Clay Substance = 2.78%
Kuarsa = 8.79%

2
Dengan pertimbangan :
1. Fe2O3 masuk dalam kandungan clay substance
2. TiO2 masuk dalam kuarsa
3. Serpentin masuk dalam Feldspar
3.2.2 Ball Clay Sambas
Mol Ekivalen :
SiO2 = 53.28 : 60.1 = 0.886
Al2O3 = 30.91 : 102 = 0.303
CaO = 0.75 : 56.1 = 0.013
MgO = 0.54 : 40.3 = 0.013
Fe2O3 = 0.48 : 159.7 = 0.003
Na2O = 0.20 : 62 = 0.003
K2O = 0.27 : 94.2 = 0.003
TiO2 = 0.33 : 79.9 = 0.004
HP = 13.25 : 18 = 0.736

Mineral SiO2 Al2O3 CaO MgO Fe2O3 Na2O K2O TiO2 HP

Albit (Na2O.Al2O3.6 SiO2) 0.886 0.303 0.003


0.013 0.013 0.003 0.003 0.004 0.736
Eq = 0.003 0.018 0.003 0.003

Anortit (CaO. Al2O3.2 SiO2) 0.868 0.300 0.013


0.013 0.003 - 0.003 0.004 0.736
Eq = 0.013 0.026 0.013 0.013

Ortoklas (K2O Al2O3.6 SiO2) 0.842 0.287 0.003


- 0.013 0.003 - 0.004 0.736
Eq = 0.003 0.018 0.003 0.003

Serpentin (3MgO.2 SiO2.2H2O) 0.824 0.013 0.736


0.284 - 0.003 - - 0.004
Eq = 0.013 0.009 0.013 0.009

Hematit (Fe2O3) 0.003


0.815 0.284 - - - - 0.004 0.727
Eq = 0.003 0.003

Rutile (TiO2) 0.004


0.815 0.284 - - - - - 0.727
Eq = 0.004 0.004

Kaolinit (Al2O3.2SiO2.2H2O) 0.815 0.284 0.727


- - - - - -
Eq = 0.284 0.568 0.284 0.727
0.247
Kuarsa (SiO2) - - - - - - - -
0.247
Eq = 0.247
- - - - - - - - -
Eq BM Persen Berat
Albit = 0.003 x 524.5 = 1.574  1.44
Anortit = 0.013 x 278.3 = 3.618  3.30
Ortoklas = 0.003 x 566.8 = 1.700  1.55
Serpentin = 0.013 x 277.1 = 3.602  3.28
Hematit = 0.003 x 159.7 = 0.479  0.44
Rutil = 0.004 x 79.9 = 0.319  0.29
Kaolinit = 0.284 x 294.2 = 83.553  76.17
Kuarsa = 0.247 x 60.1 = 14.845 +  13.53 +

2
= 109.69  100
Mineral Triaksial

Feldspar = 9.57 %
Clay Substance = 76.61%
Kuarsa = 13.82%

Dengan pertimbangan :
1. Fe2O3 masuk dalam kandungan clay substance
2. TiO2 masuk dalam kuarsa
3. Serpentin masuk dalam Feldspar

3.2.3 Kaolin Belitung


Mol Ekivalen :
SiO2 = 47.11 : 60.1 = 0.784
Al2O3 = 35.47 : 102 = 0.348
CaO = 0.44 : 56.1 = 0.003
MgO = 0.04 : 40.3 = 0.001
Fe2O3 = 0.44 : 159.7 = 0.003
Na2O = 0.26 : 62 = 0.004
K2O = 1.18 : 94.2 = 0.013
TiO2 = 0.26 : 79.9 = 0.003
HP = 13.13 : 18 = 0.729
Analisa Rasional

Mineral SiO2 Al2O3 CaO MgO Fe2O3 Na2O K2O TiO2 HP

Albit (Na2O.Al2O3.6 SiO2) 0.784 0.348 0.004


0.003 0.001 0.003 0.013 0.003 0.729
Eq = 0.004 0.024 0.004 0.004

Anortit (CaO. Al2O3.2 SiO2) 0.760 0.344 0.003


0.001 0.003 - 0.013 0.003 0.729
Eq = 0.003 0.006 0.003 0.003

Ortoklas (K2O Al2O3.6 SiO2) 0.754 0.341 0.013


- 0.001 0.003 - 0.003 0.729
Eq = 0.013 0.078 0.013 0.013

Serpentin (3MgO.2 SiO2.2H2O) 0.676 0.001 0.729


0.328 - 0.003 - - 0.003
Eq = 0.001 0.001 0.001 0.001

Hematit (Fe2O3) 0.003


0.675 0.328 - - - - 0.003 0.728
Eq = 0.003 0.003

Rutile (TiO2) 0.003


0.675 0.328 - - - - - 0.728
Eq = 0.003 0.003

Halloysit (Al2O3.2SiO2.4H2O) 0.675 0.328 0.728


- - - - - -
Eq = 0.656 0.328 0.728
0.019
Kuarsa (SiO2) - - - - - - - -
0.019
Eq =
- - - - - - - - -

2
Eq BM Persen Berat

Albit = 0.004 x 524.5 = 2.098  1.93


Anortit = 0.003 x 278.3 = 0.835  0.01
Ortoklas = 0.013 x 566.8 = 7.368  6.76
Serpentin = 0.001 x 277.1 = 0.277  0.25
Hematit = 0.003 x 159.7 = 0.479  0.44
Rutil = 0.003 x 79.9 = 0.239  0.22
Haloisit = 0.328 x 294.2 = 96.498  88.58
Kuarsa = 0.019 x 60.1 = 1.142 +  1.05 +
= 108.936  99.24
Mineral Triaksial

Feldspar = 8.7%
Clay Substance = 88.58%
Kuarsa = 1.05%

Dengan pertimbangan :
1. Fe2O3 masuk dalam kandungan clay substance
2. TiO2 masuk dalam kuarsa
3. Serpentin masuk dalam Feldspar
3.2.4 Kuarsa Belitung
Mol Ekivalen :
SiO2 = 99.50 : 60.1 = 1.655
Al2O3 = 0.27 : 102 = 0.003
Fe2O3 = 0.15: 159.7 = 0.001
Analisa Rasional

Mineral SiO2 Al2O3 Fe2O3

Hematit (Fe2O3) 0.001


1.655 0.003
Eq = 0.001 0.001

Kaolinit (Al2O3.2SiO2.4H2O) 1.655 0.003


-
Eq = 0.006 0.006 0.003
1.649
Kuarsa (SiO2) - -
1.649
Eq = 1.649
- - -

Eq BM Persen Berat

Hematit = 0.001 x 159.7 = 0.159


Kaolinit = 0.003 x 258.1 = 0.774
Kuarsa = 1.649 x 60.1 = 99.105 +
= 100.04

2
Mineral Triaksial

Feldspar =-
Clay Substance = 0.16%
Kuarsa = 99.11%

Dengan pertimbangan :
1. Fe2O3 masuk dalam kandungan clay substance

3.2.5 Porselin Minoyaki


Mol Ekivalen :
SiO2 = 67.06 : 60.1 = 1.116
Al2O3 = 21.10 : 102 = 0.207
CaO = 0.55 : 56.1 = 0.00098
MgO = 0.02 : 40.3 = 0.0004
Fe2O3 = 0.22 : 159.7 = 0.001
Na2O = 1.45 : 62 = 0.023
K2O = 3.58 : 94.2 = 0.038
TiO2 = 0.06 : 79.9 = 0.0008
HP = 5.21 : 18 = 0.289
Analisa Rasional

Mineral SiO2 Al2O3 CaO MgO Fe2O3 Na2O K2O TiO2 HP

Albit (Na2O.Al2O3.6 SiO2) 1.116 0.207 0.023


0.0098 0.0004 0.001 0.038 0.0008 0.289
Eq = 0.023 0.138 0.023 0.023

Anortit (CaO. Al2O3.2 SiO2) 0.978 0.184 0.0098


0.0004 0.001 - 0.038 0.0008 0.289
Eq = 0.0098 0.0196 0.0098 0.0098

Ortoklas (K2O Al2O3.6 SiO2) 0.9584 0.1742 0.038


- 0.0004 0.001 - 0.0008 0.289
Eq = 0.038 0.228 0.038 0.038

Serpentin (3MgO.2 SiO2.2H2O) 0.7304 0.0004 0.289


0.1362 - 0.001 - - 0.0008
Eq = 0.0004 0.0003 0.0004 0.0003

Hematit (Fe2O3) 0.001


0.7274 0.1362 - - - - 0.0008 0.2887
Eq = 0.001 0.001

Rutile (TiO2) 0.0008


0.7274 0.1362 - - - - - 0.2887
Eq = 0.0008 0.0008

Kaolinit (Al2O3.2SiO2.2H2O) 0.7274 0.1362 0.2887


- - - - - -
Eq = 0.1362 0.2724 0.1362 0.2887
0.455
Kuarsa (SiO2) - - - - - - - -
0.455
Eq = 0.455
- - - - - - - - -

2
Eq BM Persen Berat

Albit = 0.023 x 524.5 = 12.064  12.04


Anortit = 0.0098 x 278.3 = 2.727  2.72
Ortoklas = 0.038 x 566.8 = 21.538  21.50
Serpentin = 0.004 x 277.1 = 1.108  1.11
Hematit = 0.001 x 159.7 = 0.159  0.16
Rutil = 0.0008 x 79.9 = 0.064  0.06
Kaolinit = 0.1362 x 294.2 = 35.153  35.10
Kuarsa = 0.455 x 60.1 = 27.345 +  27.30 +
= 100.158  99.99
Mineral Triaksial

Feldspar = 37.44%
Clay Substance = 35.22%
Kuarsa = 27.41%

Dengan pertimbangan :
1. Fe2O3 masuk dalam kandungan clay substance
2. TiO2 masuk dalam kuarsa
3. Serpentin masuk dalam Feldspar

3.3 Perhitungan Komposisi

Dengan Menggunakan Analisa Rasional akan diperoleh Kandungan Mineral Triaksial


dari masing-masing bahan :

Bahan Baku CS Fd Qz
Ball Clay Sambas 76.61 9.57 13.82
Feldspar Cina 2.78 87.2 8.79
Kaolin Belitung 88.58 8.7 1.05
Kuarsa Belitung 0.16 - 99.11

CS Fd Qz
Porselin Minoyaki 35.22 37.44 27.41
17.61 2.2 3.17
Ball Clay Sambas = (100:76.61) x 17.61 = 17.61 35.24 24.24
22.99 17.61 1.73 0.21
Kaolin Belitung = (100:88.58) x 17.61 = - 33.51 24.03
19.88 1.07 33.51 3.38
Feldspar Cina = (100 : 87.2) x 33.51 = -1.07 - 20.65
38.43 0.03 - 20.65
Kuarsa Belitung = (100 : 99.11) x 20.65 = -1.1 - -
20.84 Error - -

2
Sehingga dapat disimpulkan Susunan Bahan Bakunya :

Ball Clay Sambas = 22.99  22.51%


Kaolin Belitung = 19.88  19.46%
Feldspar Cina = 38.43  37.62%
Kuarsa Belitung = 20.84 +  20.40%+
= 102.14  99.99%

Dengan metode lain dan jumlah bahan yang sama dapat dihitung pula komposisi tersebut
seperti di bawah ini :

Mineral Triaksial Porselin Keras

CS Fd Qz
35.22 37.44 27.41

Dengan mempertimbangkan :
1. Ball Clay Sambas dan Kaolin Belitung sebagai bahan plastis yang berfungsi untuk
workability (kemampuan untuk dibentuk), maka jumlah Clay Substance perlu
dibagi dua untuk kedua bahan tersebut.
2. Kandungan clay substance pada Felspar Cina dan Kuarsa Belitung dalam
perhitungan ini diabaikan karena kedua bahan tersebut bukan merupakan bahan
plastis.

17.61 x (100 / 76.61)= 22.97  Ball Clay Sambas


17.61 x (100 / 88.58)= 19.88  Kaolin Belitung

Kandungan Fd pada Ball Clay Sambas = 22.97 (20.94 / 100) = 4.81


Kandungan Qz pada Ball Clay Sambas = 22.97 (1.84 / 100) = 0.42

Kandungan Fd pada Kaolin Belitung = 19.98 x (8.7 / 100) = 1.74


Kandungan Qz pada Kaolin Belitung = 19.98 x (1.05 / 100) = 0.21

Jumlah Feldspar dalam dua bahan tersebut adalah : 4.81 + 1.74 = 6.55
Maka Feldspar Cina yang dibutuhkan adalah :
(37.44 – 6.55)(100 / 87.2) = 35.42
Namun di dalam Feldspar Cina terdapat Kuarsa sebesar : 35.42 x (8.79 / 100) = 3.11
Jumlah Kuarsa dalam kedua Clay Substance dan dalam Feldspar Cina adalah : 0.42 +
0.21 + 3.11 = 3.74
Maka Kuarsa Belitung yang kita butuhkan adalah : (27.41 – 3.74) x (100 / 99.11) = 23.88
Sehingga susunan komposisi yang diperoleh adalah :

Ball Clay Sambas 22.97 22.48 %


Kaolin Belitung 19.88 19.46 %
Feldspar Cina 35.42 34.67 %

2
Kuarsa Belitung 23.88 + 23.37 %+
Jumlah 102.15 99.98 %
4. PEMBAHASAN

Dari hasi perhitungan dengan menggunakan 2 metode diperoleh hasil komposisi


yang hampir sama dengan selisih persentase berkisar 1-2%. Selisih perhitungan terbesar
pada komposisi kuarsa Belitung. Kesalahan perhitungan disebabkan oleh adanya :
ketidakmurnian bahan (pengotor). Di samping itu kandungan clay substance pada
Feldspar diabaikan dengan pertimbangan Feldspar bukan merupakan bahan plastis.
Komposisi tersebut bukanlah komposisi yang ideal, karena metode ini hanya merupakan
pendekatan kepada kondisi yang ideal. Jika ingin mendapatkan hasil yang lebih ideal
maka proses pemurnian bahan perlu dilakukan sebagai contoh dengan menggunakan
magnetic ferro filter akan mengurangi oksida besi yang ada.
Bahan-bahan mentah yang bebas dari pengotor Fe2O3, TiO2 dan MgO hampir tidak
pernah ada. Proses pemurnian bahan sekalipun, hanya berfungsi untuk mengurangi
hingga batas yang dimungkinkan.
Komposisi-komosisi tersebut untuk selanjutnya perlu diuji coba dan diamati sifat-
sifat fisiknya seperti : susut kering, penyerapan air, kuat lentur, susut bakar, keplastisan
juga koefisien muai panasnya jika ingin diterapkan glasir.
Pengalaman empiris di dalam menyusun sebuah komposisi bodi keramik kadang
ikut memegang peranan. Semakin banyak komposisi yang kita susun semakin tahu
kecenderungan bahan tersebut terwujud.

5. KESIMPULAN

Dari uji coba penyusunan komposisi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Penyusunan komposisi bodi keramik harus diawali dengan analisa kimia
dari bahan mentah yang akan digunakan. Hasil analisa kimia digunakan untuk analisa
rasional dengan metode pendekatan untuk menentukan kandungan mineral triaksial.
b. Dari perhitungan komposisi bodi keramik jenis porselin keras dengan
menggunakan Ball Clay Sambas dengan 2 metode diperoleh hasil yang hampir sama
(dengan selisih 1-2%) kecuali komposisi Kuarsa Belitung yang disebabkan oleh
bahan-bahan pengotor yang ada dalam bahan tersebut dan pengabaian kandungan
mineral lempung pada bahan Feldspar.

DAFTAR PUSTAKA

1. B. Haryanto,(1995), Teknik Penulisan Laporan Teknis


Interen, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.
2. SII 1143 – 84 tentang Alat Minum The Atau Kopi Keramik
Rumah Tangga Jenis Semi Porselin Dan Porselin.
3. Suparta, A.R, Hamzah, F, Soesilowati, (1997), Hitung
Keramik, Balai Besar Industri Keramik, Bandung.
4. T. Oishi, (19 …), Ceramic Body, Gifu Perfectural Ceramic
Research Institute, Nagoya International Training Center, Japan International
Cooperation Agency.

2
2

Anda mungkin juga menyukai