Anda di halaman 1dari 4

AKAD MUDHARABAH MUTLAQAH

No: 001/akad/IV/2017

DUSTUR ILAHI
 ————————————————————————————————————-
Allah berfirman (dalam hadits Qudsi):
Aku adalah Pihak Ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua pihak yang melakukan
Syarikah, selama salah satu Pihak tidak berkhianat kepada kawan syarikahnya. Apabila
diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka (tidak
melindungi mereka)
(H.R. Imam Daruqudni dari Abu Hurairah RA)

… Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanahnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
Tuhannya …
(Q.S. Al-Baqarah : 283)

———————————————————————————————————

Dengan memohon petunjuk dan ridha Allah SWT, pada hari ini Sabtu tanggal dua puluh
dua bulan april tahun dua ribu tujuh belas, bertempat di Koperasi Rumah Quran, Jalan
Raden Intan Nomor 107 Sukamenanti, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan Sekincau,
Kabupaten Lampung Barat.Kami yang bertandatangan  dibawah ini:
 
1. Tuan Iin Gusanto dalam jabatannya selaku H, bertindak dan atas nama serta
kepentingan Kelompok Usaha KARYA JAYA, berkedudukan di Pasar Liwa dan
beralamatkan di Lingkungan Sukamenanti No. 107 Pasar Liwa, Kecamatan
Sekincau, dalam akad ini adalah Shahibul Maal dan selanjutnya disebut Pihak
Pertama.
 
2. Tuan/Ny. ____________ pemegang Kartu Tanda Penduduk No.
————————– beralamatkan di ______________ , dalam perbuatan hukum
ini telah mendapat persetujuan dari  Suami _________ , adalah Mudharib
selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
 
Kedua belah pihak dengan ini menerangkan bahwa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakat dan karenanya saling mengikat diri untuk mengadakan perjanjian
kerjasama pembiayaan Al-Mudharabah dengan ketentuan dan syarat-syarat yang telah
disepakati bersama sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut :

Pasal 1
PENGERTIAN UMUM

1. SHAHIBUL MAAL adalah Kelompok Usaha Karya Jaya, yang memiliki dana
untuk dikelola oleh MUDHARIB dalam bentuk usaha (dharabah) yang memberi hasil
(produktif) dan tidak bertentangan dengan syari’at Islam.
2. MUDHARIB adalah seorang anggota Koperasi Rumah Quran yang mendapatkan
amanah untuk mengelola dana dari SHAHIBUL MAAL.
3. Mudharabah adalah aktivitas usaha berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati
kedua belah pihak
4. Hasil Usaha adalah pendapatan yang diperoleh atas dasar dana yang dikelola dan
tata cara pembagian hasi usaha berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
5. Dana adalah sejumlah uang (rupiah) yang dinyatakan dengan jelas, dalam bentuk
tunai bukan piutang.
Pasal 2
LANDASAN PERJANJIAN

Perjanjian pembiayaan ini dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah SWT, saling percaya,
tolong menolong dalam kebaikan, ukhuwah Islamiyah dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
JENIS USAHA

Usaha yang akan dijalankan adalah___________sebagai usaha yang halal dan baik, tidak
cacat dalam timbangan hukum syari’at Islam, tidak bertentangan dengan peraturan
pemerintah dan tidak merugikan orang lain dan masyarakat.

Pasal 4
MODAL USAHA

Jumlah uang/diuangkan modal usaha, sebagaimana disebut dalam pasal 3 adalah sebesar
Rp.___.000,-(______ rupiah ) yang diserahkan kepada PIHAK KEDUA pada saat akad
ini ditandatangani dan dengan ini PIHAK KEDUA mengakui telah menerima dana amanah
sejumlah tersebut dan belum termasuk biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan akad ini.

Pasal 5
JANGKA WAKTU

Akad Mudharabah Mutlaqah ini disepakati untuk jangka waktu paling lama__
(____)bulan, terhitung sejak tanggal ditandatangani perjanjian ini sampai dengan tanggal
______

Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK PERTAMA wajib memberikan dana sepenuhnya kepada PIHAK KEDUA


pada saat penandatangan akad ini;
2. PIHAK KEDUA wajib melaporkan hasil kegiatan usaha dengan laporan pembukuan
setiap bulan; dan PIHAK KEDUA berhak memeriksa laporan pembukuan tersebut
3. PIHAK KEDUA sebagai angota Kelompok Usaha Karya Jaya selama menggunakan
dana kas wajib membayar iuran anggota sebesar Rp.5000,- (Lima Ribu Rupiah)
setiap bulan;
4. PIHAK KEDUA wajib mulai mengembalikan modal kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat 2 (dua) bulan semenjak penandatanganan akad ini.

Pasal 7
KEUNTUNGAN DAN NISBAH BAGI HASIL
1. Keuntungan hasil usaha adalah laba bersih, berupa keuntungan yang telah dikeluarkan
darinya biaya operasional yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan;
2. PIHAK PERTAMA mendapatkan bagi hasil atas usaha adalah sejumlah maksimal
40% dari laba bersih dan minimal 5% dihitung dari laba bersih.
3. Keuntungan hasil usaha dibagi berdasarkan kesepakatan kedua belah Pihak dengan
porsi

Nilai Modal Nisbah Pihak I Nisbah Pihak II


100 % 40 % 60 %
90-70% 30 % 70 %
60-40 % 20 % 80 %
30-5 % 10 % 90 %
Pasal 8
KERUGIAN

Kerugian usaha hakikatnya ditanggung kedua belah pihak, sesuai dengan hukum Islam
tentang akad Al-Mudharabah, tanggungan kerugian adalah sebagai berikut :
1. Kerugian usaha akibat layaknya suatu kerugian usaha mengandung untung rugi
yang disebabkan oleh kondisi ekonomi secara menyeluruh atau sebab lain yang patut
dan wajar, maka kerugian modal sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK PERTAMA,
sedangkan kerugian tenaga ditanggung oleh PIHAK KEDUA;
2. Kerugian usaha yang disebabkan oleh kesengajaan atau kesalahan menajemen atau
kelalaian atau penyimpangan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka seluruh
kerugian menjadi tanggungan PIHAK KEDUA sepenuhnya;
3. Dalam keadaan sebagaimana poin 2 (dua) diatas, dan PIHAK KEDUA tidak
memiliki dana untuk mengembalikan modal, maka PIHAK PERTAMA dapat menyita
barang berharga yang merupakan aset dari usaha bersama;
4. Bila terjadi impas pada akhir kegiatan usaha, maka kedua pihak tidak mendapat
apa-apa dari kegiatan usaha tersebut.

Pasal 9
FORCE MAJEURE

Tiada satu pihakpun yang dapat dituntut untuk melaksanakan hak dan tanggung jawabnya
yang tidak dilaksanakan dikarenakan terjadi suatu peristiwa yang barada diluar
jangkauan/kemampuan kedua belah pihak untuk menghindarinya, kejadian mana yang
lazim disebut force Majeure seperti: bencana alam, huru-hara, pemberontakan,
perperangan dan lain sejenisnya, maka masing-masing pihak akan saling melepaskan
pelaksanaan kewajiban kedua belah pihak.

Pasal 12
BATALNYA AL-MUDHARABAH

Perjanjian Al-Mudharabah ini batal secara hukum Syar’i apabila:


1. PIHAK KEDUA wafat atau PIHAK PERTAMA dinyatakan pailit oleh pengadilan;
atau
2. PIHAK KEDUA gila; atau
3. PIHAK KEDUA melalaikan kewajibannya setelah dengan sengaja mengabaikan
peringatan dari Pihak Pertama; atau
4. Salah satu pihak menghentikannya

Pasal 13
PERSELISIHAN

Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini terjadi permasalahan atau perselisihan, maka
Para Pihak setuju menyelesaikannya dengan cara musyawarah untuk mufakat dan  apabila
dengan cara musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka kedua belah pihak telah sepakat
untuk menyelesaikan perkara ini melalui lembaga peradilan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14
LAIN-LAIN

1. Surat Akad ini mengikat secara hukum kepada kedua pihak;


2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini dan dipandang perlu oleh
kedua belah pihak serta perubahan-perubahannya, maka akan diatur dalam perjanjian
tambahan yang merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari perjanjian
ini;
3. Surat Akad ini dibuat 1 (satu) rangkap dan ditandatangani oleh kedua pihak pada
hari dan tanggal di muka setelah dibubuhi materai secukupnya;
4. Surat akad asli akan disimpan oleh PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA akan
memegang copy dari akad ini.

KHATIMAH

Demikian surat akad ini dibuat dalam keadaan sadar, tanpa ada paksaan dari pihak
manapun. Surat akad ini memiliki akibat hukum tetap yang dapat dijadikan bukti peradilan.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


   
                                 
      
 
______________________________ ______________________________
SAKSI-SAKSI
SAKSI 1 SAKSI 2 SAKSI 3
     
   

 
______________________ ______________________ ______________________

Anda mungkin juga menyukai