b. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada
anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama
anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang
itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan
dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka
penderita obesitas :
d. Epidemiologi
2. Riwayat kesehatan
2. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
2. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
3. Intervensi dan rasional
Diagnosa 1 : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan intake makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan
nutrisi untuk penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu
maka(ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai
dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
1. Awasi , auskultasi bunyi napas
2. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
3. Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
4. Ubah posisi secara periodic
5. Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
1. Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi,
potensial atelektasis, hipoksia
2. Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal,
pasien lebih nyaman
3. Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis
minimal
4. Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja
napas
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA