Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

POST PARTUM

DOSEN PENGAMPU :
Sr. Margaretha Martini, SPS, BSN, MSN

DISUSUN OLEH:

1. ANNASTASIA HOAR BEREK 113063C118003


2. GITA PERMATA HATIKA 113063C118012
3. PHILEMON 113063C118032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN


PRODI SERJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisiologi kehamilan dan kelahiran bayi secara umum adalh sama, namun karena
hal-hal tertentu yang berkaitan dengan proses pembentukan janin dalam rahi, himgga
kelahiran bayi bervariasi, maka fisiologis kelahiran bayi, menjadi berbeda satu sama
lain (Suasono, 2000).

B. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Postpartum
mengalami perubahan hati yang mendadak dan semua wanita yang baru melahirkan
akan merasa lelah dan memebutuhkan istirahat. Beberapa adaptasi fisik pasca
melahirkan yaitu :

a. Periode pemulihan awal

Segera setelah Post partum/masa Nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung
dari saaat selesainya persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan
sebelum hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu (Departemen
Kasehatan RI, 1979 : 191).

Masa Nifas adalah masa seteleh partus selesai dan berakhir seteleh kira-kira 6
minggu. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : 316).

B. Tahapan Post Partum


1. Immediate PP:24 jam pertama
2. Early PP: 1 minggu pertama
3. Laten PP : minggu 2 – sampe minggu 6

C. Adaptasi Fisik dan Psikologis Pasca Melahirkan


Pada minggu pertama setelah bayi lahir, tubuh ibu akan melekukan
penyesuaian. Ibu sehabis melahirkan akan merasa bersemangat dan energik
sesudah melahirkan dan selama beberapa hari minggu berikutnya. Perasaan
ini disebut “birth high”. Sebaiknya, ibu sehabus melahirkan juga dapat
merasakan rasa lelah, depresi atau kecewa. Sebagian besar wanita melahirkan
perawat akan mengamati dengan cermat kondisi fisik ibu untuk menilai
pemulihanya. Kegiatan yang dilakukan perawat di antara lain memeriksa suhu
tubuh, denyut nadi, kecepatan pernafasan, dan tekanan darah. Perawat juga
memunitor jumblah dan karakter lochia (darah yang keluar), ukuran
kekecangan, dan posisi rahim, fungsi kandung kemih, serta anus. Jika ibu
mendapatka pembisusan, perawat akan memeriksa kembali sensasi dan
gerakan pada kaki Rahim.[ CITATION Rat \l 14345 ]
Beberapa hal yang terjadi saat pemulihan di periode awal, yaitu :
1) Rahim
Rahim mengalami involusi. Hal-hal yang terjadi pada involusi :
a. Perubahan Rahim
i. Rahim kemebali ke ukuran sebekum hamil lima atau enam
minggu sesudah melahirkan. Segera setelah plasenta keluar,
berat Rahim 1-11/2 kg dan bagian puncak rahim (fundus) teraba
dari pusat
ii. Selama dua hari pasca melahirkan, Rahim tetap sama ukuranya
(kira-kira sebesar jeruk bali) dan terasa kencang serta keras
iii. Untuk membantu pengerasan Rahim dan mencegah keluarnya
darah dalam jumlah banyak dari daerah plasenta perawat akan
membantu memijat Rahim dan merasangnya umtuk
berkontraksi.
iv. Menyusui kan membantu menjaga Rahim tetap keras.
v. Satu minggu setelah lahir,maka berat Rahim berkisar 0,5- 0,75
kg
vi. Sesydag dua minggu ,Rahim terletak di dalam panggul dan
beratnya adalah 0,25 kg
vii. Pada akhir minggu ke -5 atau enam berat Rahim 60- 200 gram
dan hampir kembali ke ukuran sebelum hamil.
b. Lochia
Lochia atau cairan yang mengandung darah selama involusi akan
mengalir dari rahim dan keluar dari vagina. Beberapa hal yang terjadi
pada lochia pasca melahirkan, yaitu :
i. Selama beberapa hari pertama paska melahirkan, aliran lochia
yang berwarna merah umumnya cukup banyak.
ii. Ibu yang mengeluarkan beku darah seperti jeli,khusunya pada
hari-hari pertama sesudah melahirksn adalah normal.
iii. Lochia seringkali mempunyai bau seperti “ ikan” yang kuat.
iv. Jumlah aliran lochia dapatberubah sesuai dengan aktivitas dan
pososi tubuh ibu. Lochia umumnya lebih banyak keluar jika
ibu berganti posisi seperti berdiri atau duduk sehabis berbaring
saat menyesuai atau buang air besar. Lochia akan keluar lebih
banyak karena gerak berlebihan. Jika demikian sebaiknya ibu
beristirahat dan mengurangi aktivitas.
v. Dalam waktu sepeluh hari lochia akan berkurang dan menjadi
pink pucat atau berbau tidak sedap.
vi. Selam beberapa minggu kemudian, lochia akan menjadi warna
putih kekuningan ,putih atau coklat
vii. Lochia dapat terus ada hingga enam sampai delapan minggu.
1. Leher rahim dan vegina

Dengan tuntasnya involusi, leher rahim akan kembali hampir ke ukuran


sebelum hamil (lubang luar leher rahim tetap agak lebar). Vegina perlahan lahan kana
mendapatkan kembali tonusnya dan labia akan tetap agak lebih kendur, besar dan
lebih gelap debandingkan sebelum kehamilan.

2. Payudara
Pasca melahirkan, payudara ibu akan membengkak dan terasa nyeri.
Penyebab Penyebeb pembengkakan payudara ini adalah karena ASI
tidak di susui dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumul pada sistem
duktus, Hal ini mengakibatkan terjadinya pada hari ketiga atau
keempat sedudah melahirkan. Disisi lain, rasa nyeri pada payudara ibu
juga muncul karena tersumbatnya selaluran susu. Sumbatan ini terjadi
akibat komplikasi bengkaknya payudara pasca melahirkan
(postpartum).

Perubahan payudara pada ibu pasca melahirkan akan berada pada ibu yang
menyusui, yaitu :

a) Ibu yang meyusui


Pada ibu menyusui perubuhan payudara sebagai berikut :
i. Untuk 24 jam – 72 jam pertama sesudah melahirkan, payudara akan
mengeluarkan kolostrum, suatu cairan kuning jernih yang merupakan
susu pertama untuk bayi.
ii. Air susu yang lebih matang akan muncul antara hari kedua sampai
kelima. Pada saat ini, payudara akan memebesar (penuh, keras, panas,
dan nyeri), yang dapat menumbulkan kesulitan dalam menyusui.
iii. Menyususi dengan interval waktu yang sering akan mencegah
pembengkakan payudara atau membantu meredakannya.
b) Ibu yang tidak menyususi
i. Payudara ibu yang tidak menyusui kemungkinan akan mengalami
akan mengalami perubahan awal yang sama dengan pada ibu yang
menyusui.
ii. Mengikat payudara, memberikan konpreses, dan menghindari
stimulasi pada payudara adalah cara-cara efektif untuk mengurangi
efektif untuk mengurangi produksi air susu dan meningkatkan
kenyamanan.
4. Perubahan hormonal
Perubahan hormonal yang terjadi sesudah melahirkan :
a. Setelah melahirkan, tubuh akan mengalami perubahan yang mendadak dan
dramatis dalam produksi hormon. Saat plasenta di keluarkan, kadar
estrogen dan progestron akan turun mendadak dan tetap rendah sampai
indung telur mulai memproduksi hormon-hormon ini lagi.
b. Jika ibu menyusui, maka produksi hormon-hormon lain ( proklatktin dan
oksitosin) akan meningkat dan tetap tinggi dan sementara kadar estrogen
dan progestron tetap rendah,sampai ibu berhenti menyesui bayinya.
5. Perubahan perut dan kulit.
Beberapa perubahan perut dan kulit yang terjadi pasca ibu melahirkan :
a. Sehabis melahirkan, otott –otot perut menjadi kendur dan di butuhkan
waktu atau minggu atau lebih agar otot kembali ke tonus semula.
Olahraga akan mempercepat proses ini.
b. Garis renganganakan semakin samar, tetapi tidak seluruhnya hilang.
c. Jika ibu hamil mengalami peningkatan pegmintasi kulit, keadaan ini akan
hilang.
d. Setiap peningkatan pertumbuhan rambut pada perut akan menghilang
perlahan –lahan .
e. Jika ibu mengejan kuat saat melahirkan, ada kemungkinan mengalami
pecah pembuluh darah di mata dan di muka serta leher. Pembuluh drah
pecah ini disebut “ perdarahan petikie” yang merupakan akibatdari
perubahan yang cepat dan besar pada tekanan darah selama dan diantara
waktu mengejan. Keeadan ini tidak serius akan hilang dalam waktu satu
mhingga dua minggu.
6. Nyeri punggung dan panggul
Nyeri pada pinggul dan panggul yang dialami ibi pasca melahirkan, yaitu :
a. Nyeri panggul pada bagian bawah banyak dialami ibu oasca melahirkan.
b. Wanita yang pernah mengalami cedera atau patah tulang ekor ( koksigeus)
sebelum melahirkan atau bayinya yang cukup besar akan mengalami sakit
atau nyeri sehabis melahirkan.
c. Keluarnya bayi melalui panggul dapat menyebabkan tukar ekor melenting
atau bahkan patah kembali. Perawat dapat menganjurkan ibu untuk
meminum ibuprofen, memberi kompres es atau atau panas pada daerah
tersebut dan duduk di ganjal bantal berbentuk donat yang di pompa
setengah akan membantu. Tulang ekor akan pulih sendiri, tetapi
memerlukan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
d. Wanita yang mendapat bius epidural atai spinal akan mengalami sakit
punggung yang sulit di hilangkan selama beberapa hari atau minggu
pertam setelah melahirkan. Panggulnya juga akan terasa sakit. Keadaan ini
di duga di sebabkan oleh pemilinan panggung bagian bawah atau
perenggan panggul dan sendi panggul yang berlebihan selama persalinan
dan melahirkan ( sewaktu ibu dalam keadaan kebas). Ibuprofen dapat
diberikan pada ibu yang mengurangi nyeri panggul.
e. Perawat dapat membantu ibu yang mengalami nyeri agar dapat berguling
atau berjalan.
7. Perubahan sirkulasi
Perubahan sirkulasi yang terjadi pasca melahirkan :
a. Kehilangan sejumah darah adalah akibat alami dalam melahirkan. Jumlah
rata-rata darah yang di keluarkan selama melahirkan lewat vagina yang
tidak terkomplikasi adalah satu mangkuk
b. Jika ibu mengalami epistomi atau robekan yang cukup besar, maka ibu
akan kehilangan banyak darah.
c. Ibu terus akan kehilangan sejumlah darah melalui pengeluaran lochia
sampai beberapa minggu, tetapi hal ini tidak berbahaya.
d. Pada awal periode pasca melahirkan, ibu akan kehilangan cairan ekstra
yang terakumulasi selam kehamilan melalui air kemih yang dikeluarkan
jumlah banyak di siang hari dan keringat yang cukup banyak, khususnya
di malam hari. Akibatnya ,ibu akan kehilangan cairan sebanyak 2,5 kg
selama minggu pertama sesudah melahirkan.
1. Perubahan Psikologi
Perubahan spikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam
3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang
romantis, masing- masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan
hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke -3 sampai ke-4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air besar.
c. Periode Leting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah . pada msa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi. ( Persis Mary H, 1995 )
Sedangkan stress emosional pada ibu nifas kadang-kadang di kerenakan
kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manisfestasi ini di sebut
dengan post partum blues di mana terjdu pada hari ke 3-5 post partum.
( Ibrahim C S, 1993 )

D. Perawatan Masa Nifas


Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan
kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Dimana perawatan post
partum meliputi :

1. Mobilisasi dini :
Karena lelah setelah melahirkan, ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8
jam pasca perssalinan. Kemudian boleh miring kekanan dan kekiri untuk
mencegah terjadinya thrombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua
diperbolehkan duduk, hari ke tiga jalan-jalan, dan hari keempat dan kelima
sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki variasi tergantung
pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
Keuntungan dari mobilisasi adalah melancarkan pengeluaran lochia,
mengurangi infeksi puperium, mempercepat involusi alat kandungan,
melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan
kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolism. (Manuaba, 1998:193)
2. Rawat gabung :
Perawatan ibu dan bayi dalamsatu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih
banyak memperhatikan bayinya, segera dapat meberikan ASI, sehingga
kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin. (Manuaba, 1998:193)
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum perlu dilakukan antara lain adalah
kesadaraan penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4. Pemeriksaan khusus
 Fisik : TD, nadi dan suhu
 Fundus uteri : TFU, kontraksi uterus
 Payudarah : putting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
 Patrun lochia : lochia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia
alba
 Luka jahitan episitomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-
tanda infeksi
5. Nasehat yang perlu diberikan saat pulang
 Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI.
Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori,
protein, cairan, sayuran dan buah-buahan.
 Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudarah
tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena
tidak akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam sebaiknya yng
menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan iritasi sekitarnya. Kasa
pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lochia
saat BAK atau pun setiap BAB.
 Perawatan vulva
Perawatan vulva bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi didaerah
vulva, perineum, maupun didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan
pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesusah BAK atau BAB, dan
bila merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa
nyeri.
Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum atau sesudah
melakukan perawatan luka setelah BAK cebok kearah depan dan
setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut setelah setiap kali
basah atau setelah BAK atau BAB, setiap kali cebok menggunakan
sabun dan luka bisa diberi betadin.
 Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Kadang-kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra
mengalami tekanan kepala janin dan spase oleh iritasi musculus
spintncterani selana persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing sebaiknya di lakukan keterisasi.( Persis H, 1995 : 288 )
 Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat
laksans per oral atau parektal atau belum berhasil melakukan klisma.
 Perawatan payudara
Perawatan payudra telah mulai sejak wanita hamil supaya putting susu
lemas, tidak keras dan kering,sebagia persiapan untuk menyesui
bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyesui bayinya karena
sangat berguna untuk kesehatan bayi. Dan segera setalah lahir ibu
sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses involusi
serta colostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk
kekebalan tubuh bayi. ( Mac. Donald, 1991 : 430 ).
 Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit di perhitungkan
dan bersifat individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-
6 bulan.
 Cuti hamil dan bersalin
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti
hamil dan berslain selama 3 bulan yaitu satu bulan sebelum bersalin
dan dua bulan setelah melahirkan.[ CITATION Pad142 \l 14345 ]
 Mempersiapkan untuk Metode KB
Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk
membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan. Oleh karena itu penggunan metode KB di butuhkan
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. Pada
umumnya metode KB dapat di mulai dua minggu setelah melahirkan. (
Bari Abdul 2000 : 129).
E. Program tindak lanjut asuhan nifas di rumah
Jadwal kunjungan rumah bagi ibu post partum mengacu pada kebijakan teknis
pemerintah yaitu 6 hari ,2 minggu, dan 6 post partum. Dari pemenuhan target
pertemuan antara perawat atau bidan dengan pasien sangat bervariasi, dapat
dilakukan dengan mengunjungi rumah pasien atau pasien yang datang ke bidan atau
RS ketika mengontrolkan kesehatan bayi dan dirinya.[ CITATION Sul09 \l 14345 ]

Kualitas pertemuan yang lebih baik adalah jika tenaga kesehatan yang mengunjungi
rumah pasien karena hasil dari evaluasi akan lebih lengkap dan valid. Bidan atau
perawat akan mengetahui dengan jelas bagaimana kemampuan ibu dalam melakukan
perawatan bayinya sehari-hari dan kendala yang ia alami dengan kondisinya di
rumah.selain itu, informasi yang bidan atau perawat sampaikan kepada keluarga
pasien akan lebih mengena karena bidan atau perawwat akan dapat lebih mudah
dalam menyesuaikan isi informasidengan kondisi rumah dan lingkungannya,
termasuk peluang adat yang berlaku dalam masyarakat itu.

F. Asuhan Lanjutan Masa Nifas di Rumah


1. Enam hari post partum
Biasanya pada periode enam hari post partum, pasienlah yang datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kesehatan dirinya sekaligus
bayinya. Walaupun kenyataannya jarang dilakukan namun tidak ada salahnya
jika bidan atau perawat perlu menetapkan beberapa hal yang perlu dikaji
terhadap pasien.
Kunjungan pertama ini yang perlu bidan atau perawat kaji antara lain :
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihtkan tanda-
tanda infeksi.
5. Bagaimana peningkatan adaptasi pasien sebagai ibu dalam melaksanakan
perannya dirumah.
6. Bagaimana perawatan diri dan bayi sehari-hari, siapa yang membantu,
sejauh mana ia membantu.

Dari beberapa hasil pengkajian tersebut, bentuk asuhan yang diberikan oleh bidan
atau perawat dalam kaitannya dengan perubahan psikologis ibu antara lain :

1. Apabila terjadi baby blues maka bidan atau perawat harus melakukan
pendekaatan kepada pasien dan keluarga, serta meningkatkan dukungan
mental terhadap pasien dengan melibatkan keluarga.
2. Menganjurkan dan memfasilitasi ibu untuk selalu berdekaatan dengan
bayinya.
3. Membantu ibu untuk mulai menyusui sesuai permintaan bayi (on demand)
4. Memberi pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu dan istirahat yang cukup setelah melahirkan.
2. Dua minggu post partum
Dalam kunjungan ini bidan atau perawat perlu mengevaluasi ibu dan bayi.
Pengkajian terhadap ibu meliputi :
1. Persepsinya tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan kopingnya yang
sekarang, dan bagaimana ia merespon terhadap bayi barunya.
2. Kondisi payudayah meliputi congesti, apakah ibu menyusui atau tidak,
tindakan kenyamanan apa yang ia gunakan untuk mengurangi
ketidaknyamanan. Selain itu, apakah ibu mengalami nyeri payudara (lecet,
pembengkakan payudara, merah, panas, dll).
3. Asupan makanannya baik kualitas maupun kuantitasnya
4. Nyeri, kram abdomen, fungsi bowel.
5. Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dengan urinasi.
6. Jumlah, warna, dan bau perdarahan lochia.
7. Nyeri, pembekakan perineum, dan jika ada jahitan, lihat kerapatan jahitan. Ibu
mungkin perlu cermin dan memeriksanya sendiri atau meminta pasangan
untuk memeriksanya jika ia melapor mengalami gejala-gelaja tersebut.
8. Adaya hemoroid dan tindakan kenyaman yang digunakan.
9. Adanya nyeri, edema, dan kemerahan pada ekstremitas bawah.
10. Apakah ibu mendapatkan istirahat yang cukup, baik pada siang maupun malam
hari.
11. Siapa yang ada untuk membantu ibu baru dengan menajemen rumah tangganya
dan bagaimana bantuan ini diberikan (berguna atau menggangu).
12. Tingkat aktifitas saat ini, dalam keperawatan bayi baru lahir, rumah tangga,
dan latihan (latihan kegel dan pengencangan abdomen).
13. Bagaimana keluarga menyesuaikan diri dengan adanya bayi baru dirumah.
14. Tingkat kepercayaan diri ibu saat ini dalam kemampuannya merawat bayi.
15. Respon ibu terhadap bayi.
16. Bagaimana kedudukan bayi dalam keluarga.
17. Sumber-sumber di rumah (fasilitas MCK, bagaimana suplai air, jendela,
gorden, suplai perawatan bayi, dll).

Pengkajian terhadap bayi meliputi :

1. Bagaimana dengan suplai ASInya, apakah ada kesulitan dalam menyusui.


2. Pola BAK dan BAB, termasuk frekuensinya.
3. Warna kulit bayi, icterus atau sianosi .
4. Keadaan tali pusat, tanda-tanda infeksi.
5. Keadaan genital.
6. Bagaimana bayi bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk apakah
bayi dapat tidur dengan nyenyak tidur pulas dan tampak puas setelah
menyusu, sering menangis,sangat tajam perhatiaannya saat terjaga dan lain-
lain.
Selain pengkajian dari anamnesa, bidan atau perawat perlu melakukan pemeriksaan
fisik singkat pada ibu dan bayi yang meliputi :

Pada ibu :

1. Tekanan darah
2. Suhu tubuh
3. Keadaan payudara
4. Pengkajian abdomen
5. Pemeriksaan perineum, termaksud pengkajian lochia

Pada bayi :

1. vital sign
2. pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi : togur kulit, cekungan fontanel (ubun-
ubun besar)
3. auskultasi jantung dan paru-paru
4. Pemeriksaan tali pusat
5. Pemeriksaan sirkumsisi (jika sudah sirkumsisi)
6. Penapisan untuk icterus
7. Observasi responsivitas/perhatian
8. Pengkajian kesejahteraan fisik dan kekuatan pernapasan

Bentuk asuhan yang diberikan dalam tahap ini, antara lain :

1. Mendorong suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan ibu nifas


2. Memberikan dukungan mental dan apresiasi atas apa yang telah dilakukan
oleh ibu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam merawat
bayi dan dirinya
3. Memastikan tidak ada kesulitan dalam proses menyusui.

3. Enam minggu post partum


Pengkajian (melalui anamnesa) seperti pada kunjungan dua minggu post partum,
ditambah :
1. Permulaan hubungan seksual, jumlah waktu, pengguanan kontrasepsi,
dispareuni, kenikmatan, dan kepuasan wanita terhadap pasangannya.
2. Metode KB yang diinginkan, riwayat KB yang lalu
3. Telepon ke bidan, dokter, dan RS mengenai masalah yang ada
4. Adanya gejala demam, kedinginan, pilek, dan sebagainya
5. Keadaan payudara
6. Fungsi perkemihan
7. Latihan pengencangan otot perut,
8. Fungsi pencernaan, konstipasi dan bagaimana penanganannya
9. Resolusi lochia, apakah haid sudah mulai lagi
10. Kram atau nyeri tungkai

G. Penyuluhan Masa Nifas


Disetiap kali kunjugan atau pertemuan ibu nifass, bidan atau perawat harus selalu
memasukan kegiatan penyuluhan dalam perencanaan asuhan dengan pokok-pokok
bahasan sebagai berikut :

1. Gizi
2. Suplemen zat besi dan Vit A
3. Kebersihan diri dan bayi
4. Istirahat dab tidur
5. Pemberian ASI
6. Latihan/senam nifas
7. Hubungn seksual
8. KB
9. Tanda-tanda bahaya
Isi dari materi penyuluhan selalu disesuaikan dengan kondisi pasien, mulai dari
berapa lama waktu setelah melahirkan, persalinan spontan atau tidak, paritas, sampai
keadaan bayi normal atau tidak.

BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai