POST PARTUM
DOSEN PENGAMPU :
Sr. Margaretha Martini, SPS, BSN, MSN
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologi kehamilan dan kelahiran bayi secara umum adalh sama, namun karena
hal-hal tertentu yang berkaitan dengan proses pembentukan janin dalam rahi, himgga
kelahiran bayi bervariasi, maka fisiologis kelahiran bayi, menjadi berbeda satu sama
lain (Suasono, 2000).
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Postpartum
mengalami perubahan hati yang mendadak dan semua wanita yang baru melahirkan
akan merasa lelah dan memebutuhkan istirahat. Beberapa adaptasi fisik pasca
melahirkan yaitu :
Segera setelah Post partum/masa Nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung
dari saaat selesainya persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan
sebelum hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu (Departemen
Kasehatan RI, 1979 : 191).
Masa Nifas adalah masa seteleh partus selesai dan berakhir seteleh kira-kira 6
minggu. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : 316).
2. Payudara
Pasca melahirkan, payudara ibu akan membengkak dan terasa nyeri.
Penyebab Penyebeb pembengkakan payudara ini adalah karena ASI
tidak di susui dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumul pada sistem
duktus, Hal ini mengakibatkan terjadinya pada hari ketiga atau
keempat sedudah melahirkan. Disisi lain, rasa nyeri pada payudara ibu
juga muncul karena tersumbatnya selaluran susu. Sumbatan ini terjadi
akibat komplikasi bengkaknya payudara pasca melahirkan
(postpartum).
Perubahan payudara pada ibu pasca melahirkan akan berada pada ibu yang
menyusui, yaitu :
1. Mobilisasi dini :
Karena lelah setelah melahirkan, ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8
jam pasca perssalinan. Kemudian boleh miring kekanan dan kekiri untuk
mencegah terjadinya thrombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua
diperbolehkan duduk, hari ke tiga jalan-jalan, dan hari keempat dan kelima
sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki variasi tergantung
pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
Keuntungan dari mobilisasi adalah melancarkan pengeluaran lochia,
mengurangi infeksi puperium, mempercepat involusi alat kandungan,
melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan
kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolism. (Manuaba, 1998:193)
2. Rawat gabung :
Perawatan ibu dan bayi dalamsatu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih
banyak memperhatikan bayinya, segera dapat meberikan ASI, sehingga
kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin. (Manuaba, 1998:193)
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum perlu dilakukan antara lain adalah
kesadaraan penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4. Pemeriksaan khusus
Fisik : TD, nadi dan suhu
Fundus uteri : TFU, kontraksi uterus
Payudarah : putting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
Patrun lochia : lochia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia
alba
Luka jahitan episitomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-
tanda infeksi
5. Nasehat yang perlu diberikan saat pulang
Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI.
Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori,
protein, cairan, sayuran dan buah-buahan.
Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudarah
tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena
tidak akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam sebaiknya yng
menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan iritasi sekitarnya. Kasa
pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lochia
saat BAK atau pun setiap BAB.
Perawatan vulva
Perawatan vulva bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi didaerah
vulva, perineum, maupun didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan
pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesusah BAK atau BAB, dan
bila merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa
nyeri.
Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum atau sesudah
melakukan perawatan luka setelah BAK cebok kearah depan dan
setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut setelah setiap kali
basah atau setelah BAK atau BAB, setiap kali cebok menggunakan
sabun dan luka bisa diberi betadin.
Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Kadang-kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra
mengalami tekanan kepala janin dan spase oleh iritasi musculus
spintncterani selana persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing sebaiknya di lakukan keterisasi.( Persis H, 1995 : 288 )
Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat
laksans per oral atau parektal atau belum berhasil melakukan klisma.
Perawatan payudara
Perawatan payudra telah mulai sejak wanita hamil supaya putting susu
lemas, tidak keras dan kering,sebagia persiapan untuk menyesui
bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyesui bayinya karena
sangat berguna untuk kesehatan bayi. Dan segera setalah lahir ibu
sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses involusi
serta colostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk
kekebalan tubuh bayi. ( Mac. Donald, 1991 : 430 ).
Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit di perhitungkan
dan bersifat individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-
6 bulan.
Cuti hamil dan bersalin
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti
hamil dan berslain selama 3 bulan yaitu satu bulan sebelum bersalin
dan dua bulan setelah melahirkan.[ CITATION Pad142 \l 14345 ]
Mempersiapkan untuk Metode KB
Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk
membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan. Oleh karena itu penggunan metode KB di butuhkan
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. Pada
umumnya metode KB dapat di mulai dua minggu setelah melahirkan. (
Bari Abdul 2000 : 129).
E. Program tindak lanjut asuhan nifas di rumah
Jadwal kunjungan rumah bagi ibu post partum mengacu pada kebijakan teknis
pemerintah yaitu 6 hari ,2 minggu, dan 6 post partum. Dari pemenuhan target
pertemuan antara perawat atau bidan dengan pasien sangat bervariasi, dapat
dilakukan dengan mengunjungi rumah pasien atau pasien yang datang ke bidan atau
RS ketika mengontrolkan kesehatan bayi dan dirinya.[ CITATION Sul09 \l 14345 ]
Kualitas pertemuan yang lebih baik adalah jika tenaga kesehatan yang mengunjungi
rumah pasien karena hasil dari evaluasi akan lebih lengkap dan valid. Bidan atau
perawat akan mengetahui dengan jelas bagaimana kemampuan ibu dalam melakukan
perawatan bayinya sehari-hari dan kendala yang ia alami dengan kondisinya di
rumah.selain itu, informasi yang bidan atau perawat sampaikan kepada keluarga
pasien akan lebih mengena karena bidan atau perawwat akan dapat lebih mudah
dalam menyesuaikan isi informasidengan kondisi rumah dan lingkungannya,
termasuk peluang adat yang berlaku dalam masyarakat itu.
Dari beberapa hasil pengkajian tersebut, bentuk asuhan yang diberikan oleh bidan
atau perawat dalam kaitannya dengan perubahan psikologis ibu antara lain :
1. Apabila terjadi baby blues maka bidan atau perawat harus melakukan
pendekaatan kepada pasien dan keluarga, serta meningkatkan dukungan
mental terhadap pasien dengan melibatkan keluarga.
2. Menganjurkan dan memfasilitasi ibu untuk selalu berdekaatan dengan
bayinya.
3. Membantu ibu untuk mulai menyusui sesuai permintaan bayi (on demand)
4. Memberi pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu dan istirahat yang cukup setelah melahirkan.
2. Dua minggu post partum
Dalam kunjungan ini bidan atau perawat perlu mengevaluasi ibu dan bayi.
Pengkajian terhadap ibu meliputi :
1. Persepsinya tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan kopingnya yang
sekarang, dan bagaimana ia merespon terhadap bayi barunya.
2. Kondisi payudayah meliputi congesti, apakah ibu menyusui atau tidak,
tindakan kenyamanan apa yang ia gunakan untuk mengurangi
ketidaknyamanan. Selain itu, apakah ibu mengalami nyeri payudara (lecet,
pembengkakan payudara, merah, panas, dll).
3. Asupan makanannya baik kualitas maupun kuantitasnya
4. Nyeri, kram abdomen, fungsi bowel.
5. Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dengan urinasi.
6. Jumlah, warna, dan bau perdarahan lochia.
7. Nyeri, pembekakan perineum, dan jika ada jahitan, lihat kerapatan jahitan. Ibu
mungkin perlu cermin dan memeriksanya sendiri atau meminta pasangan
untuk memeriksanya jika ia melapor mengalami gejala-gelaja tersebut.
8. Adaya hemoroid dan tindakan kenyaman yang digunakan.
9. Adanya nyeri, edema, dan kemerahan pada ekstremitas bawah.
10. Apakah ibu mendapatkan istirahat yang cukup, baik pada siang maupun malam
hari.
11. Siapa yang ada untuk membantu ibu baru dengan menajemen rumah tangganya
dan bagaimana bantuan ini diberikan (berguna atau menggangu).
12. Tingkat aktifitas saat ini, dalam keperawatan bayi baru lahir, rumah tangga,
dan latihan (latihan kegel dan pengencangan abdomen).
13. Bagaimana keluarga menyesuaikan diri dengan adanya bayi baru dirumah.
14. Tingkat kepercayaan diri ibu saat ini dalam kemampuannya merawat bayi.
15. Respon ibu terhadap bayi.
16. Bagaimana kedudukan bayi dalam keluarga.
17. Sumber-sumber di rumah (fasilitas MCK, bagaimana suplai air, jendela,
gorden, suplai perawatan bayi, dll).
Pada ibu :
1. Tekanan darah
2. Suhu tubuh
3. Keadaan payudara
4. Pengkajian abdomen
5. Pemeriksaan perineum, termaksud pengkajian lochia
Pada bayi :
1. vital sign
2. pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi : togur kulit, cekungan fontanel (ubun-
ubun besar)
3. auskultasi jantung dan paru-paru
4. Pemeriksaan tali pusat
5. Pemeriksaan sirkumsisi (jika sudah sirkumsisi)
6. Penapisan untuk icterus
7. Observasi responsivitas/perhatian
8. Pengkajian kesejahteraan fisik dan kekuatan pernapasan
1. Gizi
2. Suplemen zat besi dan Vit A
3. Kebersihan diri dan bayi
4. Istirahat dab tidur
5. Pemberian ASI
6. Latihan/senam nifas
7. Hubungn seksual
8. KB
9. Tanda-tanda bahaya
Isi dari materi penyuluhan selalu disesuaikan dengan kondisi pasien, mulai dari
berapa lama waktu setelah melahirkan, persalinan spontan atau tidak, paritas, sampai
keadaan bayi normal atau tidak.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA