Anda di halaman 1dari 16

PENGAMATAN PERILAKU, PENILAIAN PORTOFOLIO, TES KINERJA

BERBASIS KURIKULUM TH. 2013

Muhammad Khumaedi

LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


PROFESI (LP3)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENGAMATAN PERILAKU
A. Pengertian:
Skinner (1976) membagi perilaku menjadi 2 macam:
a. Perilaku yang alami (Innate behavior), perilaku yang dibawa
sejak lahir yang berupa reflek reflek spontan dan insting-
insting.
b. Perilaku operan (Operant behavior), perilaku ini
dikendalikan atau diatur oleh otak. Prosesnya adalah
stimulus diterima oleh reseptor kemudian diteruskan ke
otak sebagai pusat susunan syaraf, sebagai pusat
kesadaran kemudian baru terjadi respon melalui afektor.
Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini
disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas
dasar psikologi ini disebut perilaku. Pada manusia perilaku
psikologis ini yang paling dominan, sebagian terbesar
perilaku manusia merupakan perilaku yang dibentuk.
B. Pembentukan Perilaku
a. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan (condisioning)
Pembentukan perilaku ini dengan cara membiasakan diri
seperti yang diharapkan, sehingga membentuk perilaku
tersebut, contoh adalah kebiasaan belajar di malam hari,
apabila dari kecil siswa dibiasakan belajar setelah jam 19.00,
maka kebiasaan itu akan dilakukan setiap hari.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Pembentukan perilaku ini dengan cara memberi
pengertian, misalnya untuk membiasakan anak menggunakan
helm ketika mengendarai motor, maka orang tua dapat
memberi pengertian bahwa untuk mengendarai motor supaya
aman jika jatuh maka harus menggunakan helm, dengan
demikian anak akan mengerti dan selalu memakai helm.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Pembentukan perilaku dilakukan dengan model atau
contoh. Misal ketika guru menginginkan siswa berdisiplin,
maka guru harus berusaha juga disiplin, masuk kelas tepat
waktu, dengan memberi contoh seperti ini siswa akan
mengikuti perilaku disiplin guru.
C. Teori Perilaku
a. Teori insting
Menurut teori ini perilaku seseorang disebabkan insting
dari bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena
pengalaman, misalnya perilaku berpakaian, mungkin untuk
orang jaman dulu memakai baju dan celana karena untuk
menutupi auratnya, tetapi untuk jaman sekarang tidak hanya
untuk menutup aurat melainkan juga untuk gengsi.
b. Teori dorongan (drive theory)
Teori ini berdasar pada pandangan bahwa seseorang
mempunyai dorongan dorongan tertentu. Dorongan dorongan ini
berkaitan dengan kebutuhannya, misalnya perilaku bekerja keras,
karena ada dorongan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari
hari.
c. Teori insentif (Incentive theory)
Teori ini berdasar pada bahwa perilaku seseorang karena
adanya insentif. Insentif ini disebut juga reinforcement.
Reinforcement ada yang positif dan juga ada yang negatif.
Reinforcement yang positif mendorong perilaku untuk berbuat,
sedangkan yang negatif akan menghambat dalam berperilaku.
d. Teori atribut
Menurut teori ini perilaku disebabkan adanya sebab sebab
tertentu. Apakah karena sebab sebab internal (motivasi, sikap, dsb)
atau karena sebab eksternal (teman, lingkungan dsb).
D. Instrumen Perilaku
Untuk mengetahui perilaku seseorang (siswa), maka perlu
menggunakan instrumen pengamatan (observasi). Untuk
membuat instrumen pengamatan, maka perlu dirinci dulu apa
yang akan diukur, misal untuk mengukur perilaku disiplin
dalam mengikuti pelajaran praktik, maka dijabarkan dulu
indikator indikator disiplin dalam mengikuti praktik, misalnya:
ketaatan, kepatuhan dan ketertiban. Kemudian dari indikator
indikator tersebut di jabarkan lagi, ketaatan: ketepatan masuk,
ketepatan istirahat, ketepatan pulang, kepatuhan:
menggunakan mesin sesuai aturan, penggunaan pakaian
kerja, sepatu, topi, sarung tangan, dan kaca mata, ketertiban:
konsentrasi dalam praktik, tidak bersenda gurau, melakukan
praktik sesuai tata tertib.
Dari penjabaran indikator indikator tersebut kemudian
disusun instrumen pengamatan seperti di bawah ini.
Contoh Instrumen Pengamatan Perilaku
Beri tanda cek (V) pada keadaan yang sesuai

No Perilaku Ya Tidak
1 Datang tepat waktu
2 Istirahat tepat waktu
3 Pulang tepat waktu
4 Menggunakan mesin sesuai aturan
5 Menggunakan werkpack
6 Menggunakan sepatu kerja
7 Menggunakan topi
8 Menggunakan sarung tangan
9 Menggunakan kaca mata kerja
10 Konsentrasi dalam praktik
11 Tidak berseda gurau
12 Melakukan praktik sesuai tata tertib
PENILAIAN PORTOFOLIO
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan hasil tugas yang menunjukkan
perkembangan kemampuan siswa dalam periode tertentu. Jadi
selama periode tertentu kemampuan siswa dicatat untuk dinilai,
dengan cara ini baik guru maupun siswa akan dapat mengetahui
perkembangan yang dicapai siswa tersebut.
Teknik Penilaian Portofolio
a. Jelaskan mengenai tugas tugas yang akan dikerjakan
siswa.
b. Tentukan bersama siswa tentang apa saja yang akan
dinilai.
c. Kumpulkan dan simpan tugas siswa.
d. Berilah tanggal dan bulan pelaksanaan dimana kegiatan
dilakukan, sehingga siswa mengetahui
perkembangannya.
e. Siswa dapat menilai tentang kegiatan yang dilakukan
secara berkesinambungan.
f. Guru mengoreksi apakah penilaian yang dilakukan siswa
sudah sesuai dengan standar kompetensi yang harus
dikuasai.
g. Apabila hasil penilaian belum sesuai dengan standar
kompetensi, siswa dapat memperbaiki lagi dengan
perpanjanjian tentang jangka waktu yang akan digunakan
(misal: 2 minggu), setelah diperbaiki diserahkan kepada
guru lagi untuk dikoreksi.
h. Demikian seterusnya sampai siswa menguasai
kompetensi belajarnya.
TES KINERJA (PERFORMANCE TEST = TES PENAMPILAN)
Tes penampilan digunakan untuk mengukur kinerja
(sesuatu yang berbentuk motorik). Tes ini bentuknya berbagai
ragam mulai dari tes dengan menggunakan kertas dan pensil
sampai pada tes yang menampilkan mengenai tugas
sebenarnya. Tes ini sebenarnya penggunaannya sangat luas
mulai dari materi IPS, keterampilan, olah raga, perkantoran
dan keteknikan.
Tes ini penggunaannya sering diabaikan, karena
beberapa sebab, seperti: 1. Pelaksanaan tes penampilan lebih
sukar, karena persiapan dan pelaksanaannya lebih lama, cara
pemberian skor sering subyektif, 2. Pemberian penilaian
secara PAN yang kadang-kadang masih mentolerir
pengukuran secara tidak langsung., yang menganggap bahwa
pengetahuan ada hubungannya dengan penampilan.
Kedua hal tersebut di atas inilah yang menghambat
pelaksanaan tes kinerja. Tetapi dengan adanya tuntutan
kompetensi kerja, maka penggunaan tes ini sekarang sangat
diperlukan.
Hakikat Tes Kinerja
Tes kinerja adalah merupakan tes yang pelaksanaannya
berkaitan dengan kenyataan yang sifatnya alamiah
(sebenarnya) atau merupakan simulasi beberapa keadaan
atau kriteria tertentu.Keadaan atau simulasi ini dapat dimulai
dari yang sederhana sampai pada yang bersifat komplek.
Derajat realisme yang akan diujikan dalam situasi
penampilan bergantung pada tujuan pembelajaran yang
direncanakan, tempat penampilan, urutan pelaksanaan,
hambatan praktis yang muncul (biaya, waktu, dan peralatan),
dan hakikat tugas yang diukur. Pengukuran penampilan
sebaiknya dilandasi oleh realisme yang berderajat setinggi-
tingginya, tetapi kalau hanya memberikan dasar, maka dapat
lebih rendah atau paling tidak kompetensi minimalnya.
Tes ini lebih menekankan pada prosedur, pada hasil atau
kombinasinya. Hakikat penampilan sering memaksakan
untuk mana yang ditekankan.
Jenis-Jenis Tes Kinerja
1. Tes penampilan dengan kertas dan pensil
Pada tes ini lebih menekankan pada penggunaan
pengetahuan keterampilan pada keadaan yang tidak
sebenarnya. Misalnya kepada siswa diminta untuk membuat
peta, menggambar mesin mobil, membuat gambar pakaian,
dan sebagainya. Disini penampilan siswa sangat bergantung
pada pengetahuan yang dimiliki.
2. Tes identifikasi
Tes identifikasi mencakup berbagai ragam situasi tes yang
mencerminkan beberapa tingkat realisme. Dalam beberapa
hal siswa diminta untuk mengidentifikasi suatu perkakas atau
peralatan dengan menyebutkan fungsinya. Tes yang lebih
komplek dapat memerintah siswa untuk merancang membuat
ulir dengan mesin bubut, disini siswa perlu mengidentifikasi
peralatan apa saja yang dibutuhkan dan bagian mana yang
diperhatikan agar ulir hasilnya bagus.
3. Penampilan simulasi
Penampilan simulasi menekankan pada prosedur
yang sebenarnya. siswa diharapkan menampilan
gerakan yang sama seperti yang dituntut pada tugas
yang sebenarnya, tetapi dalam kondisi disimulasikan.
Misalnya akan membuat benda dengan mesin CNC,
maka bagaimana siswa memeperagakan mengeset
mesin untuk membuat benda. Tes simulasi ini dapat
menghidarkan siswa dari kecelakaan apabila melakukan
penampilan yang salah dan juga kerusakan alat/mesin.
Tes ini adalah merupakan persiapan siswa dalam
melakukan penampilan yang sebenarnya.
4. Kumpulan sampel (contoh) pekerjaan
Kumpulan sampel (contoh) pekerjaan mempunyai
realisme yang tinggi, karena disini siswa dituntut untuk
melakukan pekerjaan yang sebenarnya.
Sampel tugas yang perlu ditampilkan siswa adalah
merupakan sesuatu yang paling mungkin dan sulit untuk
dilakukan dalam pekerjaan yang sebenarnya, misalnya untuk
penampilan menggunakan mesin frais adalah membuat roda
gigi tirus, untuk menyetir mobil misalnya untuk parkir atau
setengah kopling pada waktu berhenti ditempat yang miring.
Langkah-Langkah Penyusunan Tes Kinerja
1. Perincilah hasil penampilan yang hendak diukur.
2. Pilih tingkat realisme yang tepat.
3. Persiapkan perintah (instruksi) yang dengan jelas
memerinci situasi tes.
4. Sediakan lembar observasi untuk digunakan ketika menilai
penampilan.
Contoh tes kinerja dalam menyetir mobil adalah kemampuan
menyetater, berjalan maju, berjalan mundur, parkir,
mendahului, dan berhenti ditanjakan. Bila dipandang perlu,
maka pedoman penilaian/penskorannya dapat dibuat ekstrim
atau kalau tidak, dapat menggunakan rating scale.
Contoh pedoman penilaian yang ekstrim:
1. Kemampuan menyetater: Bisa [.....] Tidak [.....]
2. Berjalan maju: Bisa [.....] Tidak [.....]
3. Berjalan mundur: Bisa [.....] Tidak [.....]
4. Parkir: Bisa [.....] Tidak [.....]
5. Medahului: Bisa [.....] Tidak [.....]
6. Berhenti ditanjakan: Bisa [.....] Tidak [.....]
Contoh pedoman penilaian dengan rating score:
1 2 3 4
1. Kemampuan menyetater:
2. Berjalan maju:
3. Berjalan mundur:
4. Parkir:
5. Medahului:
6. Berhenti ditanjakan:
TUGAS:
1. Buatlah instrumen observasi perilaku sesuai dengan mata
pelajaran yang di ajar saudara.
2. Buatlah instrumen kinerja untuk mata pelajaran praktik
yang saudara ajar.

Anda mungkin juga menyukai