Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN PAUD

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu : Dr. Wahyu Hidayat, MA

Disusun Oleh :

Risa Nurilahi (1182010064)

Rivia Nafilah Fauziah (1182010065)

Torik Abdul Azis (1182010079)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul makalah Manajemen
Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini dengan tepat waktu. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Pembawa kabar gembira yang tak pernah berputus asa memperjuangkan Islam hingga
meraih kejayaan.
Kami berharap penyusunan makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen PAUD yang diampu oleh Dr. Wahyu Hidayat, M.A dengan menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu,kami berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah berikutnya.

Tak lupa ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusanan makalah ini, tanpa bantuan semua pihak yang tak dapat
diucapkan sebelumnya, makalah ini tak akan tersusun menjadi sebuah ilmu
pengetahuan yang akan mengisi peradaban pendidikan Indonesia.

Bandung, 06 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian Mutu Pendidikan....................................................................................3
B. Manajemen Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).........................................4
1. Manajemen Mutu Pendidikan...............................................................................4
2. Pendidikan Anak Usia Dini...................................................................................6
C. Implementasi peningkatan mutu pendidikan anak usia dini..................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................................15
A. KESIMPULAN.........................................................................................................15
B. SARAN......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional di sektor pendidikan sangatlah dibutuhkan, terlebih
pendidikan merupakan satu dari sekian yag terpenting sebagai ikhtiar mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Tujuan
pendidikan pun harus sejalan dengan amanah UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu
membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlaq mulia serta menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan , masyarakat maju, adil,
makmur, serta beradab.
Dalam pembukaan UUD 1945 juga, telah kita pahami bahwa upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan program yang harus dijalankan dengan
sebaik mungkin. Adapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, perlulah kita
mengawalinya dari dasar yaitu di usia dini atau sering dikenal Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). Bahwasannya Pendidikan Anak Usia Dini merupakan masa yang
sangat penting disebabkan pada masa usia 0-5 tahun tersebut merupakan masa emas
(Golden Age).1
Pada masa PAUD, anak akan banyak memiliki kesempatan untuk
menumbuhkembangkan berbagai aktivitas/ kegiatan yang berkaitan dengan fisik
motoriknya. Lembaga PAUD akan berikhtiar untuk mengenalkan pendidikan kedua
setelah dari orangtua. PAUD akan mengenalkan aturan-aturan dan menerapkan
kedisiplinan pada anak, memperkenalkan dunia sekitar dan bagaimana cara anak
bertingkah laku yang baik dan layak, meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta
bersosialisasinya, mengembangkan potensi atau keterampilan anak, sampai
membantu mereka untuk menyiapkan dirinya menuju pendidikan selanjutnya, yaitu
pendidikan dasar.
Namun, realitanya di lapangan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini tidak
memenuhi tugas serta tanggung jawab yang harus dicapai. PAUD sekedar
1
Yusutria, “Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini melalui Peningkatan ProfesionalIsme Guru”,
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 3 Nomor 2 (Juni 2019)
mengembangkan aspek kognitif pada anak tanpa memperkenalkan anak kepada
situasi budaya dan lingkungan yang ada disekitarnya. Tidak sedikit, lembaga PAUD
yang lebih menekankan prose baca tulis dan berhitung sebagai inti dari kegiatan paud.
Sehingga, pendidik terkesan mengajarkan anak untuk menjadi anak pintar mengenai
akademik tanpa memberikan kesempatan anak untuk memenuhi kodrat tumbuh
kembangnya secara alami.
Pada intinya, PAUD seharusnya memberikan wadah yang lebih dasar untuk
mengembangkan potensi baik psikis maupun fisik anak meliputi nilai-nilaiagama,
perilaku, emosional, sosial, kognitif, bahasa, dan fisik motorik. Maka pada masa
PAUD inilah kiranya, para pendidik harus mampu memberikan pelayanan terbaik
kepada anak-anak melalui perbaikan terhadap manajemen mutu Pendidikan Anak
Usia dini itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Melalui Latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus penulis adalah
Manajemen mutu Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk mendapatkan informasi yang
tepat, maka penulis membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Mutu Pendidikan?
2. Bagaimana Manajemen mutu Pendidikan Anak Usia Dini?
3. Bagaimana implementasi peningkatan mutu di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) ?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka didapat tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Mutu Pendidikan
2. Mengetahui Manajemen mutu Pendidikan Anak Usia Dini
3. Mengetahui Implementasi peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunngulan suatu produk (hasil
kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang
intangible.2 Mutu adalah sesuatu yang nyata dan bisa dirasakan oleh setiap orang.
Mutu bukanlah bersifat abstrak yang tidak bisa dikenali berbagai dimensinya. Mutu
bisa didefinisikan pula sebagai sebuah konsep yang absolut dan disisi lain sebagai
konsep yang relatif.3
Mutu diartikan sebagai suatu komponen yang dianggap penting, karena bisa
menghasilkan pandangan pada sebuah produk menjadi lebih unggul dari produk
lainnya. Tidak bisa dihindarkan dalam lingkungan pendidikan, mutu pendidikan juga
harus menjadi perhatian untuk meningkatkan kualitas pendidikan 4. Mutu pendidikan
bisa dikatakan sebagai mutu sekolah yang tertuju pada mutu lulusan5 yang berarti
dalam hal ini mutu pendidikan harus sangat diperhatikan kualitasnya sehingga dapat
menimbulkan pandangan baik terhadap masyarakat pada lembaga pendidikan.
Dikutip dari buku Manajemen Madrasah sallis dalam Deni Koswara dan Cepi
Triatna (2013;95) mendefinisikan mutu dalam dua perspektif, yaitu:
“Mutu absolut dan mutu relatif. Mutu absolut merupakan mutu yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi atau bersifat mutlak. Absolut juga dapat dikatakan sebagai
suatu kondisi yang ditentukan secara sepihak, yakni oleh produsen dalam
memproduksi suatu barang atau jasa. Sedangkan mutu relatif diartikan sebagai
mutu yang ditetapkan oleh selera konsumen. Dengan demikiat, suatu barang
atau jasa dapat dikatakan bermutu oleh seorang konsumen, tetapi belum tentu
dikatakan bermutu oleh konsumen lainnya”6.

2
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan(Jakarta Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktoral Pendidikan Menengah
Umum, 2004), hlm.12
3
Edward Sallis, Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.
4
Muhammad Fadli, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Itqan. Volume 7 No.1 Januari-
Juni 2016
5
Nana Syaodih, dkk. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip, dan
Instrumen) PT. Refika Aditama: Bandung. 2010 hal 6
6
Jaja Jahari, dkk. Manajemen Madrasah. Alfabeta: Bandung. 2013 hal. 95
Mutu Pendidikan adalah konsep, dinamis multi-dimensi yang tidak hanya
mengacu pada model pendidikan, tetapi juga untuk misi kelembagaan dan
sasarannya, serta standar spesifik dari system, fasilitas, program, atau acara 7.
Bahwasannya sekolah atau lembaga pendidikan merupakan salah satu part dari
sebuah masyarakat, dan setiap manusia akan diidentifikasi oleh mutu produknya.
Begitupun dalam dunia pendidikan, mutu pendidikan bertanggung jawab atas mutu
siswa selaku produknya.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengertian Mutu
Pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik buruknya proses perubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang (siswa dalam dunia pendidikan) dalam
usaha mendewasakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan melalui upaya bimbingan
dan pengajaran.
Selanjutnya mutu dalam sebuah organisasi pendidikan, tidak akan berjalan
jika tidak memenuhi komponen-komponen yang ada. Deni Koswara dan Cepi Triatna
dalam Jahari (2013: 98), mengungkapkan ada enam komponen mutu yang haru
dicapai, yaitu :8
1. Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu
2. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
3. Struktur Pendukung
4. Komunikasi
5. Gnajaran dan pengakuan
6. Pengukuran

B. Manajemen Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


1. Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, yang mana
pengelolaan tersebut dilaksanakan melalui proses dan kemudian dikelola berdasarkan
urutan dan fungsi manajemen itu sendiri. Menurut Rohiat (2010), Manajemen adalah
7
Abdul Hadi. 2018. Konsepsi Manajemen Mutu Dalam Pendidikan. Jurnal MODELING PGMI. Vol 5
Nomor 2 September. Hal 138
8
Jaja Jahari, dkk. Manajemen Madrasah. Alfabeta: Bandung. 2013 hal.98
melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah/ organisasi yang
diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang
dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses. 9

Abdul Hadi dalam jurnalnya mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu


dan seni untuk mengelola sumber daya melalui sebuah kegiatan yang dikerjakan
sekelompok orang atau individu agar nantinya dapat mencapai tujuan yang
diinginkan organisasi atau instansi itu sendiri.10 Manajemen memiliki empat fungsi
yang sekaligus menjadi tahapan to manage, yaitu planning( perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).
Menurut Anoraga (1997), istilah manajemen berhubungan dengan usaha
untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia
dalam organisasi dengan cara sebaik mungkin11. Manajemen itu sendiri akan
memberikan efektivitas kepada setiap usaha manusia dalam segala hal.

Total Quality Education (TQE) merupakan nama lain dari manajemen mutu
pendidikan. Secara Filosofis, konsep ini menekankan kepada pencarian secara
konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan
kepuasan pelanggan dalam dunia pendidikan12.
Adapun strategi atau taktik yang kemudian dikembangkan dalam pelaksanaan
manajemen mutu ini adalah lembaga pendidikan memposisikan dirinya sebagai
lemabag jasa, artinya lembaga ini memberikan service (pelayanan) sesuai dengan apa
yang diinginkan custumer (pelanggan).
Menurut Murgatroyd dikutip dalam Jahari (2013:98), ada beberapa faktor
yang diidentifikasi menyebabkan kegagalan dalam mutu pendidikan:
“ faktor tersbeut mencakup problems with star-up of TQM yang meliputi
buruknya komitmen seorang pemimpin pendidikan terhadap mutu itu sendiri,
9
Rohiat. 2010.Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT Refika Aditama.hal 14
10
Abdul Hadi. Konsepsi Manajemen Mutu dalam Pendidikan. Modeling Jurnal Program Studi PGMI.
Vol. 5 Nomor 2 September 2018
11
Mesiono. Manajemen Pendidikan Raudhatul Athfal (RA) Pengantar Teori dan Praktik. Bandung:
Perdana Publishing. Hal 6
12
Abdul Basyit. 2018. Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam. Jurnal KOORDINAT Vol. XVII
No1 April.
buruknya perencanaan terhadap pengembangan mutu pendidikan,
ketidakakuratan data pada pengembangan konsep mutu. Dan faktor kedua
adalah post launch problems of TQM yang mencakup problematika dalam
perumusan tim dan tujuan, permasalahan dalam pemprosesan dan penampilan
data, permasalahan pada ruang lingkup dan starategi dalam impelemntasi
TQM , menyelesaikan masalah yang dihadapi tanpa menyelesaikan proses
yang dijalani dan tidak menemukan momentum mengembangkan mutu pada
institusi tersebut.”13
Sedangkan menurut Sallis masih dalam Jahari (2013: 99), mengidentifikasi
faktor yang membuat mutu pendidikan menjadi baik, yaitu sebagai berikut:

“Kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada mutu, sumber daya yang
berlimpah, dukungan orangtua dan masyarakat, tenaga pendidik dan
kependidikan yang unggul dan berkarakter, penggunaan teknologi yang
mutakhir, system nilai yang kokoh, sarana dan prasarana yang memadai serta
desain kurikulum yang mendeskripsikan arah visi misi pendidikan yang ingin
dicapai.”14
Manajemen mutu pendidikan berarti berbicara perihal bagaimana pengelolaan
terhadap sumber daya dan pelengkapnya sehingga kualitas pendidikan tercapai secara
efektif dan efesien. Perlu ada strategi-starategi yang dilakukan, salah satunya dengan
cara mengoptimalkan seluruh faktor-faktor yang mampu meningkatakan mutu
pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Sallis dan para ahli pendidikan lainnya.

Adapun Departemen Pendidikan Nasional sendiri sesuai dengan Rencana


Strategis (Renstra) untuk tahun 2005-2009 telah menetapkan tiga pilar kebijakan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan yakni pemerataan dan perluasan akses,
peningkatan mutu relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas,
dan pencitraan publik.

2. Pendidikan Anak Usia Dini


Menurut Pusat Layanan Anak Usia Dini Terpadu Denpasar, mendefinisikan
Anak usia dini sebagai periode setelah bayi hingga berusia lima tahun yang mana
disebut periode prasekolah. Usia ini merupakan usia berat karena kondisi kesehatan
anak masih belum stabil. Namun periode ini menjadi periode yang dianggap masa
13
Jaja Jahari, dkk. Manajemen Madrasah. Alfabeta: Bandung. 2013 hal.98
14
Ibid, hal 99
kritis karena perkembangan kterampilan dan kecerdasannya akan mudah dibawa
hingga usia dewasa.
Kemudia telah kita ketahui, bahwasannya pendidikan merupakan investasi
penting yang dilakukan orang tua untuk anaknya dimasa depan. Sejak anak lahir ke
dunia memiliki banyak potensi dan harapan untuk berhasil dikemudian hari.
Pendidikanlah yang menjadi penghubung anak dengan masa depannya. Bisa
dikatakan, pendidikan adalah salah satu pembentuk pondasi bagi tumbuh
kembangnya anak untuk memperoleh masadepan yang lebih baik.
Dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut Hidayat (2013)15, Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah
pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak.
Konsep awal PAUD pada umumnya didefinisikan sebagai bentuk pendidikan
dimana anak-anak diajarkan melalui permaianan kreatif, kontak social, dan ekspresi
alami. Konsep ini berasal dari Jerman pada tahun 1837 oleh Fredrich Frobel, dimana
PAUD ini dijadikan sebagai sarana transisi dari rumah ke jenjang sekolah sehingga
ide pembelajaran yang dilakukan adalah dengan permainan, lagu-lagu dan cerita yang
kemudian diperuntukkan bagi kebutuhan anak-anak.
Bahwasannya, pendidikan anak usia dini sama dengan pendidikan prasekolah.
Dalam Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 12 ayat (2) menyebutkan “Selain jenjang pendidikan sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1), dapat diselenggarakan pendidikan pra sekolah”, yang mana
memiliki definisi pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi,
15
Yusutria,Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Peningkatan Profesionalisme Guru.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Peningkatan Profesionalisme Guru, Volume 03 Nomor 2
(Juni 2019).
pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta
mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan
seumur hidup.
Perihal peraturan pendidikan prasekolah juga tertera dalam PP RI No 27
Tahun 1990 Bab 1 pasal 1 ayat 3 yang menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak (TK)
merupakan bentuk dari pendidikan prasekolah yang menyediakan program
pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
Peraturan diatas diperjelas dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0486/U/1992 Bab 1 Pasal 2 ayat 1 , bahwa
Pendidikan TK merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat-sifat alami anak. Menurut The
National Association for The Education, istilah “pre school” adalah anak antara usia
1-3 tahun dan usia masuk kelas satu (yang biasanya antara 3 sampai 5 tahun).16
Sesungguhnya, penyelenggaraan PAUD bisa dilaksanakan secara formal, non
formal, maupun informal. Pada pelaksanaan formal, PAUD berbentuk TK (Taman
Kanak-kanak) atau RA (Raudhatul Athfal) yang mana keduanya berada dibawah
naungan atau tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional melalaui Ditjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RA oleh Departemen Keagamaan.
PAUD jalur nonformal bisa berbentuk Kelompok Bermain, Tempat penitipan
Anakn (TPA), atau bentuk lain yang sejenis yang mana berada dibawah tanggung
jawab Departemen Pendidikan melalui Ditjen Pendidikan Non Formal (PNF).
Sedangkan PAUD melalui jalur informal bisa berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. (UU No 20 Tahun 2003 pasal 28
tentang Pendidikan Anak Usia Dini).
Adapun prinsip-prinsip yang diambil dalam pelaksanaan pendidikan anak usia
dini (Forum PAUD, 2007) adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada anak
b. Belajar melalui bermain

16
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah. Penerbit PT Rineka Cipta: Jakarta. 2003. Hal
44
c. Menggunakan lingkungan yang kondusif
d. Menggunakan pembelajaran terpadu
e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

PAUD sendiri memiliki kurikulum yang telah ditetapkan, komponen kurikulum


itu sendiri adalah sebagai berikut:

a. Anak yang berada rentang usia 0-6 tahun


b. Pendidik, yang memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma
empat atau Sarjana dibidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau
psikologi, dan memiliki sertifikasi profesi guru paud, atau sekurang-kurangnya
telah mengikuti pelatihan pendidikan anak usia dini.
c. Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang mana dipersiapkan oleh
pendidik yaitu berupa konten dan proses belajar.

C. Implementasi peningkatan mutu pendidikan anak usia dini


1. Implementasi Manajemen Peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini
Sudah dimafhumi bersama, bahwa mutu pendidikan merupakan hal
fundamental untuk kesuksesan sekolah dalam menghasilkan murid yang berkualitas.
Muhson dalam bukunya (2008), menjelaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan
daaptlah dicapai dengan peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya, pelatih dan pendidikan, ataupun dengan memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran maupun non pembelajaran secara professional
melalui penelitian tindakan secara terkendali.17
Proses peningkatan mutu Pendidikan Anak usia dini tentunya adalah hal yang
krusial. Maka diperlukan langkah dan tekad yangs serius untuk mencapai hal tersebut.
Salah satu langkah yang harus dilaksanakan, khususnya oleh seorang kepala sebagai
leadernya adalah membuat rencana strategi. Rencana strategi ini dirumuskan setelah
17
Muhson, Ali. (2008). Penelitian Tindakan Kelas . Staff Pengajar Jurusan Pendidikan Ekonomi FSE
UNY : Yogyakarta.
adanya perumusan visi, misi, tujuan, dan strategi. Perencanaan strategis ini memiliki
maksud untuk menjabarkan strategi pilihan untuk mewujudkan visi misi organisasi
kepada sasaran – sasaran strategik.
Menurut Pearce (1997) Pakar manajemen strategi yang dikutip oleh dedy
Mulyasana, menjelaskan bahwa untuk mendukung upaya peningkatan mutu
manajemen pendidikan anak usia dini (PAUD) ini maka diperlukan langkah-langkah
kebijakan yang menyangkut: 18
a. Merumuskan misi
b. Mengembangkan profil
c. Menilai lingkungan ekstern
d. Menganalisis opsi
e. Mengidentifikasi opsi
f. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategic umum
g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategic jangka panjang yang sesuai dengan
sasaran jangka panjang dan strategic umum yang dipilih
h. Mengimplementasikan pilihan strategis dengan cara mengalokasikan sumber daya
anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, sumber daya manusia,
struktur, teknologi, dan system imbalan
i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan bagi pengambil
keputusan yang akan datang.
Adapun menurut Syaiful sagala (2010: 173), menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan peningkatan mutu dalam hubungannya dengan manajemen, maka
upaya yang harus dilakukan diantaraya:19
a. Merumuskan visi, misi, dan target peningkatan mutu secara berkelanjutan
b. Merencanakan dan melaksanakan program yang ditetapkan
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
d. Menyusun Laporan dan mengevaluasi keberhasilan program

18
Djoko Hartono dan Zumrotin. 2013. Rencana Strategis Meningkatkan Mutu Manajemen
Pendidikan: Menyorot Manajemen PAUD. Surabaya: Ponpes Jagad Alimussirry. Hal 12-13.
19
Syaiful Sagala,2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hal 173
e. Merumuskan program baru sebagai kelanjutan program yang telah dilaksanakan
f. Melaporkan kemajuan yang telah dicapai
g. Pengawasan dan pengendalian mutu kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan program.

2. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu PAUD di PG TKIT Harapan


Mulia

Manajemen mutu terpadu menurut Maya Novita Sari dalam jurnalnya, adalah
semua aktivitas dari fungsi manajemen serta keseluruhan yang menentukan kebijakan
kualitas, tujuan-tujuan dan tanggungjawab, serta mengimplementasikannya melalui
alat-alat seperti perencanaan (quality planning), pengendalian kualitas (quality
control), serta peningkatan kualitas (quality improvement). Gambaran implementasi
tersebut bisa dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan Maya di PG TKIT Harapan
Mulia
PG TKIT Harapan Mulia merupakan lembaga PAUD favorit di Palembang
dengan output yang berkualitas. Berkat implentasi Manajemen mutu terpadunya
sebagai bukti dari perubahan yang cukup menantang yang memacu dalam dunia
pendidikan untuk meningkatkan kompetensi sekolah, maka PG TKIT Harapan Mulia
secara kelembagaan mendapatkan akreditasi A.
Gambaran awal yang terlihat dari PG TKIT harapan Mulia adalah adanya
penekanan kedisiplinan baik bagi guru maupun muridnya dan perekrutan tenaga
pendidiknya diharuskan dari lulusan PG PAUD atau PG TK juga ada peningkatan
profesionalisme melalui beberapa pelatihan dan pendidikan. Manajemen yang
diterapkan lembaga dikatakan baik secara keseluruhan.

Karakte- Aspek Manajemen


ristik Mutu
Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Humas
Kurikulum Kesiswaan Tenaga Pendidik
Menentukan Membentuk panitia Kepala PAUD HUMAS lembaga ini
lebih memahami bahwa
memprioritaskan kedekatan emosional
dan pelaksanaan
RKH, RKM, yang memiliki antara pihak sekolah
penerimaan siswa
RKS pengalaman dan dengan para
baru
ijazah orangtua sangat
PGTK/PGPAUD dibutuhkan
Melaksanakan
pendekatan
Calon pendidik
sentra melalui
yang lulus tahap
lima sentra
administrasi akan
bermain yaitu
dipanggil untuk
IMTAQ, serta
melakukan ujian
bermain peran,
mikro teaching,
pembangunan,
mengaji, dan juga
IPA, dan sentra
tes wawancara.
senin

Pengend- Sentra bermain


alian Mutu dilengkapi
dengan APE
atau alat
permainan
edukatif.
Kepala PAUD
Merancang SOP
memonitoring
Komunikasi yang yang berdampak Para guru mengikuti
dan
baik dengan pada kualitas PPG yakni persatuan
mengevaluasi
orangtua siswa kinerja para guru RI
kurikulum yang
pendidik
telah dibuat
Penilaian terhadap
siswa melalui
penilaian unjuk
kerja, observasi,
anecdote record,
pemberian tugas,
melalui
percakapan,
penilaian skala
bertingkat
Melaksanakan
Kepala PAUD program kegiatan
memberikan menunjang
kesempatan kegiatan kurikuler
Pembinaan tenaga
kepada para seperti Mempublikasikan
Perbaik-an kerja melalui
pendidik untuk cooklingclass dan media cetak maupun
Mutu kegiatan diklat
mengikuti music, kunjungan media elektronik
berjenjang.
pelatihan ke tempat umum
kurikulum seperti museum,
PAUD graha, teknologi,
dll.

Dari hasil penelitian juga dijelaskan, bahwa penerapan manajemen mutu


terlihat dari beberapa instrument ketercapaian sperti kepuasan pelanggan yang
merespon pelayanan system pendidikan yang baik, disamping itu pula manajemen
mutu terpadu telah memberikan garis besar kordinasi untuk semua pihak bekerja
sama dalam keterlibatan pendidikan di PG TKIT Harapan Mulia. Karena faktor
keterlibatan inilah menjadi kredit poin bahwasanya kualitas mutu suatu lembaga
tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling mewarnai mengambil manfaat dengan
tujuan penguatan kelembagaan, peningkatan mutu pendidikan, yang merupakan
dampak dari penerapan manajemen mutu terpadu.20
20
Maya Novita sari. 2017.Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di PAUD PGTK IT Harapan Mulia.
Jurnal literasi, Volume VIII No 2 2017
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian
anak. Sedangkan mutu pendidikan berarti menunjukkan keunggulan dan kualitas
suatu produk atau hasil dari sebuh lembaga pendidikan.
Adapun Kehadiran manajemen sesungguhnya menjadi kunci dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan . Manajemen ini merupakan bentuk akivitas penting
dalam aktivitas-aktivitas untuk meningkatkan relevansi mutu pendidikan. Maka atas
dasar itu diharapkan seluruh civitas akademika ataupun stakeholder dalam dunia
pendidikan mampu memahami perannya sekaligus mampu mengimplementasikan
tugasnya di lapangan.
Hasil penelitian Maya Novita Sari di PG TK IT Harapan Mulia menjadikan
bukti implementasi adanya manajemen peningkatan mutu pendidikan Anak usia Dini.
Instrumen keberhasilan implementasi manajemen mutu terlihat dari faktor kepuasan
pelanggan atas hasil pendidikan yang diberikan serta terjalinnya keterlibatan yang
lebih baik dari semua pihak perihal perencanaan manajemen sekolahnya, baik itu dari
kurikulum pembelajaran, tenaga pendidik, maupun aspek lainnya.

B. SARAN
Sebagai insan yang berkecimpung di dunia pendidikan, maka haruslah kita
menjadikan lembaga pendidikan yang kita bina atau dibawah tanggungjawa kita
menjadi lembaga pendidikan yang berkualita atau bermutu dan memiliki relevansi
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Sehingga melalui upaya
peningkatan mutu tersebut mampu membantu tercapainya tujuan pendidikan dan
pembangunan Nasional Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Jahari Jaja, 2013. Syarbini Amrullah. MANAJEMEN MADRASAH Teori Strategi


dan Implementasi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Rohiat. 2010.Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT Refika


Aditama.

Mesiono. Manajemen Pendidikan Raudhatul Athfal (RA) Pengantar Teori dan


Praktik. Bandung: Perdana Publishing.

Soemiarti Patmonodewo.2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Penerbit PT


Rineka Cipta.

Syaodih, Nana dkk. 2010. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah


(Konsep, Prinsip, dan Instrumen). Bandung: PT Refika Aditama.

Hartono Dzoko, Dzumrotin.2013. Rencana Strategi Meningkatkan Mutu


Manajemen Pendidikan , Menyorot Manjemen PAUD. Surabaya: Ponpes
Jagad Alimussury.

Edward Sallis, 2012. Total Quality Management in Education. Yogyakarta:


IRCiSoD.

Syaiful Sagala,2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.


Bandung: Alfabeta. Hal 173

Muhson, Ali. (2008). Penelitian Tindakan Kelas . Staff Pengajar Jurusan Pendidikan
Ekonomi FSE UNY : Yogyakarta.

Umaedi, (2004). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktoral Pendidikan Menengah Umum.
Yusutria. 2019. “Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini melalui
Peningkatan ProfesionalIsme Guru”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
Volume 3 Nomor 2 (Juni 2019)

Novita Sari, Maya. 2017. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di PAUD PGTK
IT Harapan Mulia. Jurnal LITERASI Volume VIII No 2.

Abdul Hadi.2018. Konsepsi Manajemen Mutu dalam Pendidikan. Modeling Jurnal


Program Studi PGMI. Vol. 5 Nomor 2 September

Muhammad Fadli. 2016 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Itqan.


Volume 7 No.1 Januari-Juni

Abdul Basyit. 2018. Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam. Jurnal


KOORDINAT Vol. XVII No1 April.

Anda mungkin juga menyukai