Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Bulu Tangkis

Oleh Jensen Topata

Pernahkah terbersit bagaimana sejarah bulu tangkis dimulai?


Asal Mula Lahirnya Bulu Tangkis
Bulu tangkis bukanlah permainan asli Indonesia. Menurut catatan sejarah bulu tangkis, permainan
ini diperkirakan berkembang sejak 2000 tahun sebelum masehi di Mesir Kuno. Namun, sumber lain
mengatakan permainan berasal dari India atau Tiongkok. Berbeda dengan permainan abad ini, saat
itu jianzi (sebutan bulu tangkis di Tiongkok) memainkan kok tanpa menggunakan raket. Aturan
permainannya sederhana, hanya memindahkan kok menggunakan kaki tanpa menyentuh tanah.

Permainan jalanan ini berubah menjadi sebuah kompetisi ketika tentara Inggris mulai menambahkan
penggunaan tongkat dan net di antara dua pemain. Kala itu, para tentara yang bertugas di Pune,
India yang membuatnya. Setelah kembali ke Inggris, permainan tersebut dimainkan pertama kali di
Badminton House, kediaman Duke of Beaufort, Glouchestershire, Inggris.

Rancangan pertama pertandingan bulu tangkis dibuat pada 1877 oleh Badminton Bath. Setelah
beberapa tahun, asosiasi bulu tangkis di Inggris terbentuk, tepatnya pada 1893. 6 tahun berselang,
pertandingan dengan skala internasional pun diselenggarakan. Hingga kini kita mengenal
pertandingan tersebut sebagai Kejuaraan All England.

Pada abad ke 19 pula, bulu tangkis mulai dikenal sebagai shuttlecocks dan populer di kalangan anak-
anak Inggris. Pada 1854, majalah Punch menggambarkan versi kartun dari permainan yang ramai di
jalanan London kala itu.

Saat masa pendudukan Inggris di Asia, permainan ini diperkenalkan ke daratan Asia, seperti Jepang,
Tiongkok, dan Thailand. Permainan ini pun cepat menyebar dan menjadi permainan favorit anak-
anak. Oleh karena itu, sejarah bulu tangkis mencatat Inggris sebagai negara yang menyebarkan
permainan bulu tangkis.

Perkembangan Bulu tangkis di Indonesia


Indonesia sendiri mengalami beberapa fase dalam perkembangan sejarah bulu tangkis.
Berikut adalah penjelasan singkatnya.

Masa kolonialisme
Dikenal sebagai salah satu negara yang dipertimbangkan dalam pertandingan bulu tangkis
Internasional. Mulanya, Indonesia mengenal permainan ini pada masa pendudukan negara
sekutu. Pada masa ini, perkumpulan bulu tangkis dikenal sebagai Bataviasche Badminton
League. Kemudian, kata League diganti menjadi Unie seiring dengan perubahan anggota
yang bersifat umum. Beberapa tahun setelahnya, pergantian nama kembali terjadi menjadi
Persatuan Badminton Djakarta seiring dengan jabatan ketua yang diampu oleh Tjoang Seng
Tiang.

Permainan ini mulai dikenalkan secara luas pada abad ke-20 oleh Ikatan Sport Indonesia.
Selain itu, terdapat beberapa perkumpulan bulu tangkis di tiap wilayah. Perkembangan
sempat terhenti di masa kedudukan Jepang. Namun, percepatan mulai terlihat kembali saat
Indonesia merdeka dengan membentuk persatuan olahraga berskala nasional pada 1947.

Masa setelah Kemerdekaan


Beberapa tahun setelah pembentukan PORI, tokoh bulu tangkis nasional mulai
mempertimbangkan cara agar organisasi bulu tangkis dapat menjangkau seluruh Nusantara.
Pada mulanya, pertandingan bulu tangkis hanya terjadi pada tiap wilayah perkumpulan.
Hingga pada 1948, Pekan Olahraga Nasional pun diadakan pertama kali di Surakarta.

Selain itu, Indonesia mencatat sejarah bulu tangkis dalam bentuk organisasi khusus (PBSI)
dibentuk di Bandung pada 5 Mei 1951. Jabatan ketua dipegang oleh Rochdi Partaatmaja.
Berbagai persiapan, seperti peraturan pertandingan dan mengumpulkan atlet bulu tangkis
nasional dilakukan. Hingga akhirnya Indonesia mencoba peruntungannya di kancah
Internasional dengan mengikuti IBF di tahun 1953 serta kejuaraan Thomas Cup di tahun
1958. Indonesia berhasil menyabet gelar juara Thomas Cup kala itu.
Setelahnya, PBSI membuat kepengurusan di berbagai daerah sebagai perpanjangan dari
pengurusan pusat berbentuk pengurusan daerah serta cabang. Kepengurusan ini
berkembang cukup pesat, hal ini dilihat dari terbentuknya 26 pengurusan daerah serta 224
pengurusan cabang dengan total anggota kurang lebih 2000 kelompok (yang terdaftar
berupa nama perkumpulan). Persebaran ini berada diseluruh pelosok negeri kecuali daerah
timor-timur.

Mulai diperhitungkan di Kancah Internasional


Setelah kemenangan pertama di Thomas Cup, nama Indonesia mendapatkan spotlight
berbagai negara. Bagaimana tidak? Bangsa yang sedang membangun setelah berhasil
melepaskan diri dari kungkungan kolonialisme langsung menyabet gelar prestise bulu
tangkis internasional. Indonesia pun mulai berlenggang di kejuaraan internasional yang lain,
seperti Asian Games, All England, serta Uber Cup. Beragam prestasi mulai ditorehkan
dengan masa keemasan terjadi pada tahun 1960 hingga 1970an.

Meskipun sempat mengalami keterpurukan di 1980-an, Indonesia kembali bangkit. Hal ini
dimulai dengan kembali diraihnya Thomas Cup pada 1994. Tak hanya sekali, Indonesia
rupanya menjadi juara bertahan selama 5 kali berturut-turut hingga 2002. Tak puas hanya
menyabet Thomas Cup, Indonesia menambah kebanggaan sejarah bulu tangkis dengan
membawa pulang Uber Cup pada 1994 serta 1996.

Indonesia juga dikenal tidak pernah absen membawa pulang medali emas pada olimpiade.
Pada masa uji coba Olimpiade Munich 1972 misalnya, bersama dengan Korea Selatan
Indonesia berhasil membawa pulang 2 medali emas. Setelah masuk secara resmi di tahun
1992, Indonesia hanya pernah gagal membawa pulang emas di 2012. Tercatat ada 19 medali
emas yang dikumpulkan dari kejuaraan tersebut, dan belum termasuk medali pada
olimpiade uji coba di tahun 1972.

Anda mungkin juga menyukai