Bab Iii - 3
Bab Iii - 3
id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
post test only control group, karena pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian
B. Lokasi Penelitian
C. Subyek Penelitian
Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi larutan NaCl 8 % sehingga
menjadi hipertensi.
D. Teknik Sampling
penelitian berupa Tikus Putih (Rattus norvegicus) dipilih dengan kriteria tertentu dan
E. Hewan Percobaan
Hewan uji yang digunakan dalam percobaan berupa tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) karena tidak terpengaruh siklus menstruasi dan proses kehamilan, dengan
galur Wistar (supaya didapat latar belakang genetik yang seragam) yang diperoleh
dari Laboratorium Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dengan usia kurang
lebih 2-3 bulan dengan berat badan kira-kira 100-200 gram. Sampel sebanyak 30 ekor
yang dibagi secara acak dalam 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri atas 6
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
ekor tikus putih jantan. Semua tikus tersebut sebelumnya telah diinduksi larutan
NaCl.
Federer, yaitu :
(k-1)(n-1) ≥ 15
k : jumlah kelompok
(k-1)(n-1) ≥ 15
(5-1)(n-1) ≥ 15
n-1 ≥ 3,75
n ≥ 4,75 ≈ 5 (dibulatkan)
Pada penelitian ini jumlah sampel untuk tiap kelompok ditentukan sebanyak 6
F. Variabel Penelitian
2. Variabel terikat :
wuluh.
b. Efek diuresis. Diukur dengan menghitung volume urin tikus putih jantan tiap 6
jam sebanyak 4 kali dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul 09.00 sehari
setelahnya.
3. Variabel pengganggu :
commit to user
a. Variabel pengganggu yang terkendali
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
1) Kondisi fisik hewan uji yang meliputi berat badan, usia, jenis kelamin,
2) Adanya stres yang terjadi pada hewan uji akibat adaptasi lingkungan
tempat percobaan.
1) Variasi kepekaan tikus putih jantan terhadap zat dan obat yang digunakan.
G. Definisi Operasional
menggunakan pelarut yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari
pelarutnya, dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya
(Ansel, 1989). Ekstrak etanol daun belimbing wuluh adalah ekstrak dari daun
belimbing wuluh yang telah dikeringkan kemudian diproses dengan suatu cairan
tersebut akan diberikan ke hewan uji secara peroral, yang dibagi kedalam 3 dosis
perlakuan.
Tekanan darah hewan uji diukur dengan cara tail cuff method menggunakan
alat blood pressure analyzer untuk hewan uji. Metode ini memungkinkan peneliti
untuk mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah hewan uji
diukur sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dosis ekstrak daun belimbing
wuluh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Efek diuresis adalah volume urine yang dikeluarkan oleh hewan uji setelah
setiap 6 jam setelah pemberian perlakuan. Skala yang digunakan adalah skala
Tikus putih yang digunakan berjumlah 30 ekor dengan galur Wistar agar
variasi genetiknya seragam, berjenis kelamin jantan dan memiliki berat 150-200
Makanan digunakan adalah pakan standar yakni pelet BR-II dan minum
selama 7 hari adaptasi dan 7 hari pemberian induksi larutan NaCl. Selanjutnya
tikus putih dipuasakan selama lebih kurang 18 jam sebelum perlakuan, tetapi air
mengosongkan lambung tikus agar ekstrak biji pepaya yang diberikan akan
bekerja maksimal.
6. Suhu
Tikus putih dikandangkan selama 14 hari dalam kandang yang sama dengan
suhu ruangan berkisar 250-280C agar dapat beradaptasi dan untuk menyamakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
H. Rancangan Penelitian
K1 P1 T1
K2 P2 T2
S I T0 K3 P3 T3 A
K4 P4 T4
K5 P5 T5
K1 P1 U1
K2 P2 U2
K3 P3 U3 A
K4 P4 U4
K5 P5 U5
Keterangan :
P5 : pemberian ekstrak daun belimbing wuluh dosis III (172,5 mg/100 g BB)
A : analisis data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
I. Instrumentasi Penelitian
a. Kandang tikus putih untuk tempat mengadaptasi tikus putih jantan pada
tempat percobaan.
c. Spuit pencekok untuk memasukkan sampel uji ke tikus putih jantan per oral.
d. Metabolic cage for rats kandang uji diuretik untuk tikus putih jantan.
jantan.
h. Tensimeter untuk tikus untuk mengukur tekanan darah tikus putih jantan.
b. HCT dosis 0,225 mg/100 g BB tikus putih jantan sebagai kontrol positif
J. Perhitungan Dosis
1. Hidroklorotiazid (HCT)
dengan BB 200 gram adalah 0,018. Dosis HCT yang digunakan sebagai diuretik
Volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus putih
100 𝑥 0,225
X= 25
X = 0,9 ml
Volume maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus putih adalah 5
ml/200 g BB. Jadi, dalam memperkirakan volume ekstrak etanol daun belimbing
wuluh yang akan diuji tidak boleh melebihi 5 ml/200 g BB atau 2,5 ml/100 g BB
tikus putih.
penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hernani et al. (2009)
yang menggunakan hewan uji berupa kucing. Faktor konversi kucing dengan berat
badan (BB) 2 Kg ke tikus putih dengan BB 200 gram adalah 0,23. Dosis ektrak
angka konversi dosis tersebut, sedangkan dosis II adalah 2 kali dosis I dan dosis
III adalah 3 kali dosis I. Masing-masing kelompok diberikan ekstrak selama 1 hari
commit to user
sesuai dengan dosisnya.
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
3. Kontrol Negatif
Volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus putih
adalah 5 ml/100 g BB. Penentuan takaran dosis maksimal yang digunakan untuk
penelitian tidak disarankan untuk menggunakan lebih dari setengah volume cairan
4. Larutan NaCl 8%
adalah 3 ml per hari untuk tikus putih jantan selama 14 hari. Dosis tersebut sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
K. Cara Kerja
Ukur volume urin dari semua Ukur tekanan darah dari semua
kelompok perlakuan setiap 6 jam kelompok perlakuan
Analisis data
commit to user
bilimbi L.) diperoleh dari Merapi Farma Herbal, Jalan Kaliurang KM 21,
belimbing wuluh yang telah dikeringkan kemudian diproses dengan suatu cairan
yaitu perkolasi.
2. Langkah Penelitian
6 ekor tikus putih jantan. Kemudian tikus putih jantan ditimbang dengan
2011).
menggunakan larutan NaCl 8% per oral dengan volume 3 ml per hari pada
atau hipertensi buatan. Pengukuran tekanan darah dengan cara Tail Cuff
method menggunakan alat blood pressure analyzer untuk hewan uji. Metode
lahan. Pada saat tekanan darah mencapai di bawah tekanan sistolik nadi akan
muncul kembali. Cara pengukuran ini sesuai dengan cara pengukuran tekanan
darah pada metode Tail Cuff selain digunakan pada tikus juga dapat digunakan
pada mencit, anjing, dan primata kecil. Tekanan darah sistol normal untuk
tikus putih jantan adalah 122,25 ± 7,63 mmHg dan diastol 78 ± 9,44 mmHg.
Apabila nilai tekanan darah diatas normal maka dapat dikatakan hipertensi
b. Pemberian Perlakuan
1) Kelompok I yaitu tikus putih jantan diberi 2,5 ml aquadest sebagai kontrol
2) Kelompok II yaitu tikus putih jantan 2,5 ml HCT dosis 0,225 mg/100 g
3) Kelompok III yaitu tikus putih jantan diberi ekstrak daun belimbing wuluh
5) Kelompok V yaitu tikus putih jantan diberi ekstrak daun belimbing wuluh
Tekanan darah hewan uji diukur sebanyak 2 kali yaitu saat sebelum
dalam kandang khusus untuk uji diuretik (metabolic cage for rats) dengan
jam.
commit to user