oleh
Yoga Apri Mardiyono
D31181943
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.)
di Program Studi Manajemen Agribisnis
Jurusan Manajemen Agribisnis
oleh
Yoga Apri Mardiyono
D31181943
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI UPT PEMBIBITAN
TERNAK DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK REMBANGAN KABUPATEN
JEMBER
Pada Tanggal:
Tim Penilai
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen Agribisnis
iii
PRAKATA
Penulis
iv
RINGKASAN
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PRAKATA.......................................................................................................iv
RANGKUMAN...............................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat....................................................................2
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja............................................................3
1.4 Metode Pelaksanaan....................................................................3
BAB 2. KEADAAN UMUM INSTANSI.......................................................5
2.1 Sejarah Instansi............................................................................5
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan................................................5
2.3 Kondisi Lingkungan....................................................................7
BAB 3. RANGKAIAN KEGIATAN.............................................................8
3.1 Manajemen Perkandangan.........................................................8
3.2 Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah...................................8
3.3 Manajemen Pakan.......................................................................10
3.4 Proses Pemerahan........................................................................11
BAB 4. MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH.......................12
4.1 Pemberian Pakan.......................................................................12
4.2 Pemberian Air Minum..............................................................13
4.3 Penanganan Sanitasi Kandang dan Ternak............................13
4.4 Manajemen Reproduksi Sapi Perah........................................13
4.5 Perawatan dan Penanganan Sapi Bunting hingga
Melahirkan.................................................................................14
4.6 Proses Pemerahan Induk Laktasi............................................15
vii
4.7 Produksi Susu............................................................................15
4.8 Pencegahan dan Penanganan Penyakit...................................16
4.9 Pengelolaan Limbah..................................................................17
4.10 Analisis Usaha............................................................................17
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................19
5.1 Kesimpulan...................................................................................19
5.2 Saran.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
LAMPIRAN....................................................................................................21
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan......................6
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Formulasi Pakan Tambahan.......................................................................11
4.1 Formulasi Pakan Campuran/Tambahan .....................................................12
x
BAB 1. PENDAHULUAN
4. Magang/PKL
Pelaksanaan PKL mengacu pada jadwal yang telah ada dan ditentukan oleh
pihak lokasi. Kegiatan PKL mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak Rembangan.
5. Studi Pustaka
Studi pustakan dilakukan guna melengkapi informasi-informasi yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di lapangan
dengan mencari pustaka, buku teks, jurnal dan sumber data yang relevan.
BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
5
6
SEKSI KETERSEDIAAN
DAN KERAWANAN
PANGAN
SEKSI PENGOLAHAN,
PEMASARAN DAN
UPTD STANDARISASI MUTU
PRODUKSI HASIL
PETERNAKAN DAN
PANGAN
BAB 3. RANGKAIAN KEGIATAN
8
9
02.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan pada tiap ekor sapi sebanyak ± 15 kg
(untuk setiap pemberian).
3.2.4 Sapi Perah Masa Kering
Perawatan sapi perah periode kering disini sama dengan perawatan sapi perah
periode dara, yakni melakukan sanitasi kandang dan ternak setiap harinya. Untuk
pemberian pakan, sapi periode kering juga diberi hijauan sebanyak ± 30 kg dan
Konsentrat Japfeed Standart 2 sebanyak ± 5 kg per ekor per hari.
3.2.5 Sapi Perah Bunting
Untuk perawatan sanitasi kandang dan ternaknya hampir sama dengan
perawatan sapi perah pada umumnya. Sedikit perbedaan pada pemberian pakan.
Untuk hijauan pakan diberikan sebanyak 30 – 40 kg per ekor per hari. Pakan
hijauan tersebut diimbangi dengan pemberian pakan penguat yang terbuat dari
campuran bekatul dan konsentrat Japfeed Standart 2, masing – masing sebanyak 5
kg. Selain perawatan dan pemberian pakan, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan
pada sapi perah. Pada pemeriksaan ini, terkadang sapi perah yang sedang bunting
diberikan Injectamin yang berguna untuk menambah nafsu makan dan
menguatkan kandungannya.
pakan tersebut meliputi: mengumpulkan bahan pakan dari yang terbanyak ke yang
paling sedikit dan pencampuran dilakukan dengan metode manual. Adapun
formulasi pakan tambahan merupakan campuran konsentrat dengan bahan-bahan
lain sebagaimana terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Formulasi Pakan Tambahan
Selain itu, setiap sapi perah yang tidak sedang berada dalam periode
laktasi juga diberi pakan tambahan yaitu Konsntrat Japfeed Standart 2 sebanyak 5
kg per ekor sapi. Untuk sapi yang sedang bunting diberi pakan tambahan (pakan
penguat) yaitu campuran bekatul dan konsntrat standart 2 masing masing
sebanyak ± 5 kg. Pakan tambahan tersebut juga diberikan setiap pukul 11.00 WIB.
12
13
dilakukan berupa pemberian obat obatan yakni cairan biosan dan biodin masing
masing 10 ml sebanyak 10 kali yang pada tubuh sapi. Selama masa karantina,
induk sapi tetap diperah selama 7 hari untuk diambil kolostrumnya, dimana
kolostrum tersebut nantinya diberikan pada pedet (anak sapi) yang baru lahir.
Setelah melewati masa 7 hari, induk sapi siap dipindahkan ke kandang kelompok
untuk selanjutnya diperah susunya (masuk masa laktasi).
tenang dan lebih memiliki banyak waktu untuk proses pembentukan susu. Rata-
rata produksi susu yang dihasilkan pada pemerahan pagi hari berkisar antara 8-9
liter per ekor. Sementara untuk rata-rata produksi susu pada yang dihasilkan
pemerahan siang hari hanya berkisar antara 6-7 liter per ekor.
2. Abses
Abses disebabkan oleh luka-luka yang tidak segera diobati. Gejalanya
berupa pengelupasan kulit yang terluka dan berupa pembengkakan dan kadang-
17
kadang bernanah. Hal ini biasanya disebabkan sapi terpeleset di lantai yang licin
atau bagian atas tubuh sapi yang terlalu sering bergesekan dengan besi pembatas
pakan. Pengobatan yang dilakukan yaitu hanya dengan memberikan obat luka
luar/ spray gusanex pada bagian yang terluka secara teratur sampai luka tersebut
mengering/sembuh.
3. Foot Rot
Penyakit kuku busuk (atau sering juga disebut sebagai foot rot) merupakan
salah satu penyakit yang banyak ditemui pada sapi sapi perah di UPT Pembibitan
Ternak dan Hijauan Pakan Ternak Rembangan. Kuman yang masuk kemudian
berkembang dan menyebabkan kelumpuhan sel di telapak kaki sapi dan
menyebabkan sapi tidak dapat berjalan. Biasanya, sapi yang terserang penyakit ini
akan ditumbuhi ulat/belatung pada bagian telapak kakinya. Pengobatan yang
dilakukan adalah dengan menyemprotkan obat luar/gusanex secara rutin hingga
luka pada kaki sembuh.
sebesar Rp. 1.200.000. Selain itu dalam kegiatan usahanya, juga melakukan
pembelian bahan pakan konsentrat berbagai jenis sebanyak 40 karung tiap
bulannya. Harga konsentrat per karung adalah Rp. 250.000. Sapi-sapi perah,
khususnya induk laktasi juga diberi perlakuan kesehatan dengan perkiraan biaya
sebesar Rp. 1.000.000 per bulan.
Dari keenam sapi perah induk laktasi, diperoleh rata-rata produksi susu per
hari sebanyak ± 100 liter. Jika dikonversikan dalam waktu satu bulan, rata rata
produksi susu dapat mencapai ± 3000 liter. Apabila harga susu mentah sebesar
Rp. 10.000 per liter, maka penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp.
30.000.000. Sementara untuk pengeluaran total dari usaha peternakan sapi perah
diketahui sebesar Rp. 24.200.000, yang berasal dari pembelian konsentrat dan
obat-obatan untuk satu bulan. Berdasarkan total penerimaan dan pengeluaran dari
usaha peternakan yang dilakukan, maka keuntungan yang diperoleh sebesar ± Rp.
5.800.000 per bulan.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Manajemen pemeliharaan sapi perah khususnya induk laktasi meliputi
manajemen perkandangan, manajemen pemberian pakan, sanitasi kandang dan
ternak, manajemen reproduksi, manajemen pemerahan, hingga pencegahan
dan penanganan penyakit.
2. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pemeliharaan sapi perah
khususnya induk laktasi dapat ditangani dengan baik seperti ketepatan waktu
dalam pemberian pakan tambahan untuk sapi laktasi.
5.2 Saran
Sebaiknya setelah pemerahan dilakukan, puting pada induk laktasi diberi air
hangat agar kondisi puting tetap steril dan mencegah terjadinya penyebaran
penyakit. Selain itu, untuk manajemen perkandangannya sebaiknya sapi sapi
perah yang sedang dalam periode laktasi dipisah (ditempatkan pada kandang yang
berbeda) dengan sapi sapi periode lainnya agar saat proses pemerahan, baik sapi
maupun pemerah tidak terganggu.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, A.G.A. 1995. Pengaruh Cuaca dan Iklim Pada Produksi Susu. Institut
Pertanian Bogor, Fakultas Kedokteran Hewan. Jakarta.
LAMPIRAN