Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

“DIAGNOSA KEPERAWATAN”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Nama : Diana Tri Oktafiani (P1337420418011)

Irma Kusumawati (P1337420418025)

Yulis Septiana (P1337420418039)

Yanna Regita Pramesti (P1337420418055)

Ega Veriyanti (P1337420418065)

Belya Meirose Putri C (P1337420418081)

Nurul Fadia Oktaviana (P1337420418095)

Tingka :2A
Dosen Pengampu : Tutik Setyowati,S.Kep.,Ners.,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN BLORA
2019

KATA PENGANTAR

i
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah mata kuliah Pancasila yang
berjudul ”PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN”. Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Tutik Setyowati,S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan yang telah meluangkan waktu dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Keperawatan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Blora, 10 Juli 2019

Penulis

DAFTAR ISI

ii
Halaman Judul....................................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................................ii

Daftar Isi..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosa Keperawatan...............................................................................3

B. Komponen Diagnosa keperawatan...............................................................................3

C. Persyaratan penyusunan Diagnosa Keperawatan….....................................................5

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan Diagnosa Keperawatan.............5

E. Alasan Penulisan Diagnosa Keperawatan....................................................................5

F. Proses Penyusunan Diagnosa Keperawatan.................................................................6

G. Kategori Diagnosa Keperawatan.................................................................................9

H. Masalah Kolaboratif Diagnosa Keperawatan.............................................................11

I. Mencegah Kesalahan dalam membuat Diagnosa Keperawatan..................................11

J. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan.........................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……........................................................................................................14

Daftar Pustaka…………………………………...…………………...........................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA). Komponen
diagnosa keperawatan ada tiga komponen.Problem Merupakan gambaran
keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan. Etiologi
merupakan Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Sign &
Symptom (S/tanda & gejala) merupakan Ciri, tanda atau gejala, yang merupakan
informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.didalam
penulisan diagnosa keperawatan terdapat berbagai cara penulisan dan alasan
dalam menulis dan banyak harus diperhatikan agar dalam pembuatan askep
tidak terjadi kesalahan dalam proses pembuatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Diagnosis Keperawatan ?
2. Apa saja komponen Diagnosis Keperawatan ?
3. Apa saja persyaratan penyusunan Diagnosis Keperawatan ?
4. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penulisan dan menentukan
Diagnosis Keperawatan ?
5. Apa alasan penulis Diagnosis Keperawatan ?
6. Bagaimana Proses penyusunan Diagnosis Keperawatan ?
7. Apa kategori Diagnosis Keperawatan ?
8. Apa saja masalah kolaboratif Diagnosis Keperawatan ?
9. Bagaimana mencegah kesalahan dalam membuat Diagnosis Keperawatan ?
10. Bagaimana cara dokumentasi Diagnosis Keperawatan ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengerahui Diagnosis Keperawatan
2. Untuk mengetahui komponen Diagnosis Keperawatan
3. Untuk mengetahui persyaratan penyusunan Diagnosis Keperawatan
4. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
penulisan dan menentukan Diagnosis Keperawatan
5. Untuk mengetahui apa sajaalasan penulis Diagnosis Keperawatan
6. Untuk mengetahui proses penyusunan Diagnosis Keperawatan
7. Untuk mengetahui kategori Diagnosis Keperawatan
8. Untuk mengetahui apa saja masalah kolaboratif Diagnosis Keperawatan
9. Untuk mengetahui cara mencegah kesalahan dalam membuat Diagnosis
Keperawatan
10. Untuk mengetahui cara dokumentasi Diagnosis Keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon


individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi


data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan
memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata
(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan
dalam batas wewenang perawat.

A. KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Rumusan diagnosis keperawatan mengandung tiga komponen utama, yaitu :

1. Problem (P/masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat
diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya tidak terjadi.

Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien


secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan
menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes,
Carpenito, Gordon, dll), supaya :

1. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara


umum
2. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan

3
3. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan
dengan masalah medis
4. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari
data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
2. Etiologi (E/penyebab) 
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang
memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi :
perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.

Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :

1. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis


yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.
2. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi
sosial, dll)
3. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) :
keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu
memberikan perawatan.
4. Maturasional :
          Adolesent : ketergantungan dalam kelompok

 Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua

          Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas

3. Sign & Symptom (S/tanda & gejala)

Ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis keperawatan.

Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES

4
C. PERSYARATAN PENYUSUNAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau
keadaan yang dihadapi
2. Spesifik dan akurat (pasti)
3. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
4. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
5. Dapat dilaksanakan oleh perawat
6. Mencerminan keadaan kesehatan klien

D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN


DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat


2. Bersifat aktual atau potensial
3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta
faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut

E. ALASAN PENULISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif


2. Memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan
3. Meningkatkan komunikasi antar sejawat dan profesi kesehatan lainnya
4. Membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam
menjamin mutu asuhan keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih
akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi
5. Menciptakan standar praktik keperawatan
6. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan

5
F. PROSES PENYUSUNAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Klasifikasi & Analisis Data

Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data - data klien atau


keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelompokkan data
dapat disusun berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA)
dan/atau pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982).

Respon Manusia (Taksonomi NANDA II) :

1. Pertukaran
2. Komunikasi
3. Berhubungan
4. Nilai-nilai
5. Pilihan
6. Bergerak
7. Penafsiran
8. Pengetahuan
9. Perasaan
Pola Fungsi Kesehatan (Gordon, 1982) :

1. Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan


2. Nutrisi : pola metabolisme
3. Pola eliminasi
4. Aktivitas : pola latihan
5. Tidur : pola istirahat
6. Kognitif : pola perseptual
7. Persepsi diri : pola konsep diri
8. Peran : pola hubungan
9. Seksualitas : pola reproduktif
10. Koping : pola toleransi stress
11. Nilai : pola keyakinan

6
2. Mengindentifikasi Masalah Klien

Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan
untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya, atau
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai dengan
kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.

Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien


yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah
potensial sehingga kemungkinan besar mempunyai masalah dan pasien yang
mempunyai masalah aktual.

a. Menentukan Kelebihan Klien


Apabila klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat
kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal
tertentu. Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah yang klien hadapi.

b. Menentukan Masalah Klien


Jika klien tidak memenuhi standar kriteria, maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan
pertolongan.

c. Menentukan Masalah yang Pernah Dialami oleh Klien


Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial klien.
Misalnya ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien, tetapi
dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan adanya suatu kelainan.
Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi. Perawat
kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu
melawan infeksi.

1. Penentuan keputusan
–   Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan) : tidak ada indikasi respon keperawatan,
meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif
promosi kesehatan untuk memastikan ada atau tidaknya masalah
yang diduga.

7
–   Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan
data yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah
yang diduga

–   Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat


karena klien menolak masalah dan pengobatan, mulai untuk
mendesain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk
mencegah, menurunkan, atau menyelesaikan masalah.

–   Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan


profesional yang ompeten dan bekerja secara kolaboratif pada
masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis
yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan
pengobatan dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah
memonitor, untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan
tenaga medis guna pengobatan yang tepat.  

3. Memvalidasi Diagnosis Keperawatan

Menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang


kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat penting
untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang tepat.

Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat, yang
dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi tersebut
dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang reflektif
kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis
keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.  

4. Menyusun Diagnosis Keperawatan Sesuai dengan Prioritasnya

Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan memvalidasi


data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah
merumuskan suatu diagnosis keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat
bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan wellness.  

8
Menyusun diagnosis keperawatan hendaknya diurutkan menurut
kebutuhan yang berlandaskabnhirarki Maslow (kecuali untuk kasus
kegawatdaruratan — menggunakan prioritas berdasarkan “yang mengancam
jiwa”) :

1. Berdasarkan Hirarki Maslow : fisiologis, aman-nyaman-keselamatan,


mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri
2. Griffith-Kenney Christensen : ancaman kehidupan dan kesehatan, sumber
daya dan dana yang tersedia, peran serta klien, dan prinsip ilmiah dan
praktik keperawatan.

G. KATEGORI DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Diagnosis Keperawatan Aktual

Diagnosis keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosis yang menyajikan


keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor
yang diidentifikasi. Diagnosis keperawatan mempunyai empat komponen :
label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan.

Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan


karakteristik. Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk
diagnosa. Batasan karakteristik adalah karakteristik yang mengacu pada
petunjuk klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan ini juga mengacu pada
gejala yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis keperawatan,
yang teridiri dari batasan mayor dan minor. Faktor yang berhubungan
merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi
perubahan status kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat
komponen : patofisiologi, tindakan yang berhubungan, situasional, dan
maturasional.

Contoh diagnosis keperawatan aktual : Intoleransi aktivitas berhubungan


dengan penurunan transport oksigen, sekunder terhadap tirah baring lama,
ditandai dengan nafas pendek, frekuensi nafas 30 x/mnt, nadi 62/mnt-lemah,
pucat, sianosis.

9
2. Diagnosis Keperawatan Resiko

Diagnosis keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu,


keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah
dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir
sama.

Validasi untuk menunjang diagnosis resiko adalah faktor resiko yang


memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau
kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan
diagnosis ini adalag : PE (problem & etiologi).

Contoh : Resiko penularan TB paru berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang resiko penularan TB Paru, ditandai dengan keluarga
klien sering menanyakan penyakit klien itu apa dan tidak ada upaya dari
keluarga untuk menghindari resiko penularan (membiarkan klien batuk
dihadapannya tanpa menutup mulut dan hidung).

3.  Diagnosis Keperawatan Kemungkinan

Merupakan pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data


tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda
dan gejala utama adanya faktor resiko.

Contoh : Kemungkinan gangguan konsep diri : gambaran diri berhubungan


dengan tindakan mastektomi.

4.  Diagnosis Keperawatan Sejahtera

Diagnosis keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu,


kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke
tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnsosis ini adalah
dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola
kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam
menentukan diagnosis keperawatan sejahtera, menunjukkan terjadinya
peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.

Sebagai contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah


melaprkan fungsi positif dalam peran pola hubungan. Perawat dapat memakai

10
informasi dan lahirnya bayi baru sebagai tambahan dalam unit keluarga,
untuk membantu keluarga mempertahankan pola hubungan yang efektif.

Contoh : perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru.

5.  Diagnosis Keperawatan Sindrom

Diagnosis keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan yang


terdiri dari sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang
diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

Contoh : sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan


fisik.

H. MASALAH KOLABORATIF

            Masalah kolaboratif adalah masalah yang nyata atau resiko yang


mungkin terjadi akibat komplikasi dari penyakit atau dari pemeriksaan atau
akibat pengobatan, yang mana masalah tersebut hanya bisa dicegah, diatasi, atau
dikurangi dengan tindakan keperawatan yang bersifat kolaboratif. Label yang
digunakan adalah : Potensial Komplikasi (PK).

I. MENCEGAH KESALAHAN DALAM MEMBUAT DIAGNOSIS


KEPERAWATAN

1. Tidak menggunakan istilah medis. Jika harus, hanya sebatas memperjelas,


dengan diberi pernyataan `sekunder terhadap`.
Ex : mastektomi b.d kanker
2. Tidak merumuskan diagnosis keperawatan sebagai suatu diagnosa medis
Ex : Resiko pneumonia
3. Jangan merumuskan diagnosis keperawatan sebagai suatu intervensi
keperawatan
Ex : Menggunakan pispot sesering mungkin b.d dorongan ingin berkemih
4. Jangan menggunakan istilah yang tidak jelas. Gunakan istilah / pernyataan
yang lebih spesifik.
Ex : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d kesulitan bernafas
5. Jangan menulis diagnosis keperawatan yang mengulangi instruksi dokter

11
Ex : Instruksi untuk puasa
6. Jangan merumuskan dua masalah pada saat yang sama
Ex : Nyeri dan takut b.d prosedur operasi
7. Jangan menghubungkan masalah dengan situasi yang tidak dapat diubah
Ex : Resiko cedera b.d kebutaan
8. Jangan menuliskan etiologi atau tanda/gejala untuk masalah
Ex : Kongesti paru b.d tirah baring lama
9. Jangan membuat asumsi
Ex: Resiko perubahan peran b.d tidak berpengalaman menjadi ibu baru.

10. Jangan menulis pernyataan yang tidak bijaksana secara hukum

Ex : Kerusakan integritas kulit b.d posisi klien tidak diubah setiap 2 jam.

J. DOKUMENTASI DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah
resiko
2. Catat diagnosis keperawtaan resiko ke dalam format diagnosis keperawatan
3. Gunakan istilah diagnosis keperawatan yang ada dalam NANDA ( terbaru :
2007 – 2008 )
4. Mulai pernyataan diagnosis keperawatan dengan mengidentifikasi informasi
tentang data untuk diagnosis keperawatan
5. Masukkan pernyataan diagnosis keperawatan ke dalam daftar masalah
6. Hubungkan setiap diagnosis keperawatan ketika menemuan masalah
perawatan
7. Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian,
perencanaan, intervensi dan evaluasi.

Tujuan Dokumentasi Diagnosis Keperawatan :

1. Mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan


2. Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam identifikasi masalah klien
3. Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi
keperawatan.

12
Diagnosis keperawatan saat ini dapat mengacu ke NANDA 2007-2008 dengan
beberapa revisi diagnosis, contohnya: 

“Gangguan pola tidur” (2005-2006) menjadi “Insomnia” (2007-2008).

Selain itu terdapat juga diagnosis keperawatan yang baru, diantaranya untuk
peningkatan gula darah. 

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai