Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

TEORI KEPERAWATAN

(APLIKASI MODEL KONSEPTUAL CALISTA ROY)

Oleh:

Nama : Ainun Mutmainah

NIM : P1337420820010

PRODI : Keperawatan Magister Terapan Kesehatan

Mata Kuliah : Teori Keperawatan

DOSEN : Dr. Tri Johan Agus Yuswanto, S.Kp, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI PASCASARJANA TERAPAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah Subhanahu Wata’ala, atas rahmat dan

karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas “Teori Keperawatan” ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai

rahmatan lil’alamin

Penulisan makalah tentang “Aplikasi Model Konseptual Calista Roy” ini dapat

menjadi referensi bagi berbagai pihak. Selain itu, saya berharap pembaca mendapat

manfaatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan; maka dibutuhkan

saran serta kritik demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan padaa

makalah ini, saya pribadi memohon maaf. Demikian yang dapat saya sampaikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

1 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

APLIKASI MODEL KONSEPTUAL CALISTA ROY DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN ..................................................................................................................... 1

A. Mode Adaptasi Fisiologis ................................................................................................... 2

B. Mode Adaptasi Interdependensi ......................................................................................... 9

C. Mode Adaptasi Konsep Diri ............................................................................................. 12

D. Model Adaptasi Fungsi Peran........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

iii
APLIKASI MODEL KONSEPTUAL CALISTA ROY DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL

Contoh kasus:

Ny. A berumur 36 tahun datang ke IGD RSUD Haji pada tanggal 25 September 2020

dengan keluhan utama sesak nafas sejak 1 minggu. Sesak menyebabkan klien tidak bisa

beraktifitas maupun tidur telentang (tidur harus dengan posisi duduk). Pada saat pengkajian

(27/09/2020) di ruang rawat penyakit dalam, keluhan utama klien adalah batuk, kaki

bengkak, lemas, dan nafas terasa sesak. Klien menjalani hemodialisis rutin 2x perminggu

(setiap rabu dan sabtu) sejak dua bulan yang lalu (Juli 2020) namun klien sering melewatkan

sesi dialisis karena alasan biaya. Klien juga mengatakan tidak rutin mengkonsumsi obat-

obatan yang diberikan karena takut ginjalnya semakin rusak. Dua minggu sebelum masuk

rumah sakit, klien dirawat di RS Faisal dengan keluhan yang sama dengan saat ini. Klien

pulang setelah dilakukan hemodialisis dan mendapat transfusi. Setelah seminggu di rumah

klien kembali mengalami keluhan demam, sesak nafas, lemas, bengkak pada kaki, mual dan

tidak nafsu makan, BB saat ini 52 kg, BB sebelum sakit 62 kg, TB 160 cm, IMT: 20,31kg/m2

hingga kemudian dibawa ke RSUD Haji dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

pH: 7.273, pCO2: 28,7 mmHg, pO2: 131,4 mmHg, HCO3: 18,7 mmol/L, Sat O2: 93.5%, Hb

8.6 gr/dl, Ht 26,1 mg/dl, ureum 278 mg/dl, kreatinin 9.7 mg/dl, Na/K/Cl: 148/5.8/106 mEq/L.

Dari hasil radiologi ditemukan pneumonia bilateral, kardiomegali dengan aorta elongasi dan

bendungan paru.

Berdasarkan riwayat penyakit dahulu Ny. A mengatakan bahwa dirinya menderita

hipertensi sejak 5 tahun yang lalu namun tidak kontrol secara rutin. Obat-obat hipertensi yang

biasa diminum adalah amlodipin dan captopril. Riwayat penyakit keluarga adalah hipertensi

(ibu klien) dan diabetes mellitus (ayah klien).

1
A. Mode Adaptasi Fisiologis

1. Pengkajian Perilaku

a. Oksigenasi

1) Gejala : Penurunan fungsi ginjal, asidosis metabolic, infeksi sekunder

(pneumonia) serta adanya riwayat penyakit hipertensi.

2) Tanda : batuk, adanya sputum, klien mengatakan sputum sulit

dikeluarkan, menurun pada area basal (ronchi basah kasar), R :32 x/menit,

Saat pengkajian klien menggunakan O2 5 ltr/mnt melalui nasal kanul, Klien

tampak lemah, keluhan pusing, akral hangat namun tampak pucat. terdapat

sianosis pada jari CRT 3 detik, konjungtiva anemis, terdapat edema

ekstremitas bawah (+2), terdapat distensi vena jugularis.

b. Nutrisi

1) Gejala : perubahan pola, menu dan pengaturan diet

2) Tanda : Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual,

keluhan nyeri ulu hati, BB saat ini 52 kg, BB sebelum sakit 62 kg, TB 160

cm, IMT: 20,31kg/m2. Halitosis, reflek menelan normal. Pemeriksaan fisik

konjunktiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada stomatits

c. Eliminasi

1) Gejala : penurunan filtrasi ginjal, infeksi saluran kemih dan kurangnya

kepatuhan klien untuk melakukan dialisis sesuai jadwal

2) Tanda : klien mengatakan ada urine menjadi sangat sedikit sejak satu

bulan terakhir namun klien tidak pernah melakukan pengukuran jumlah

urine, frekuensi BAK hanya 1x/hari, Klien telah menjalani HD sejak 2

bulan yang lalu namun sering melewatkan sesi dialysis

2
d. Aktivitas dan Istirahat

1) Gejala : penurunan energi metabolik, keletihan

2) Tanda : Aktivitas klien dirumah sakit hanya lebih banyak di tempat

tidur karena klien masih terlihat lemah dan mengeluh sesak nafas jika

beraktifitas turun dari tempat tidur, pemenuhan ADL sebagian besar

dibantu oleh perawat dan keluarga, Klien mengatakan susah tidur, lama

tidur malam ± 4-5 jam dan sering terbangun akibat sesak nafas

e. Proteksi

1) Gejala : Gangguan koordinasi

f. Perasaan

1) Gejala : tidak ada

2) Tanda : tidak ada

g. Cairan dan elektrolit

1) Gejala : ketidakpatuhan klien dalam pembatasan cairan

2) Tanda : Pasien mengatakan selama dirumah tidak pernah mengukur

jumlah minum dan tidak membatasi minum karena haus dan mulut terasa

kering, manajemen cairan

h. Fungsi neurologi

1) Gejala : adaptif

2) Tandaa : Kesadaran compos mentis (GCS 15), emosional dan

kemampuan bahasa baik

i. Fungsi endokrin

1) Tanda : Terdapat riwayat DM dari orang tua. Kadar gula darah

sewaktu 178 mg/dl

3
2. Pengkajian Stimulus

Stimulus fokal : kadar glukosa darah meningkat

Stimulus kontekstual : riwayat keluarga dengan DM

Stimulus residual : pola hidup sebelum sakit

3. Diagnosa Keperawatan

Pengambilan diagnosa keperawatan menggukan SDKI (2017); maka

diagnose pada kasus ini sebagai berikut:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan

dibuktikan dengan tidak mampu batuk, sputum berlebih

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan merasa

lemah

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)

dibuktikan dengan penurunan berat badan

4. Intervensi Keperawatan

Penetapan intervensi keperawatan menggunakan SIKI (2018) dan untuk

kriteria hasil menggunakan SLKI (2018); maka intervensi yang akan dilakukan

sebagai berikut:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan

dibuktikan dengan tidak mampu batuk, sputum berlebih

1) Kriteria hasil

Ekspektasi: meningkat, dengan kriteria hasil:

a) Batuk efektif meningkat

b) Produksi sputum menurun

c) Pola napas membaik

4
2) Intervensi

Intervensi yang dilakukan, sebagai berikut:

a) Latihan batuk efektif

b) Manajemen jalan napas

c) Pemantauan respirasi

Aktivitas yang dilakukan, sebagai berikut:

a) Observasi

(1) Identifikasi kemampuan batuk

(2) Monitor adanya retensi sputum

(3) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas

(4) Monitor input dan output cairan

(5) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

b) Terapiutik

(1) Atur posisi semi fowler atau fowler

(2) Pasang perlak dan bengkok dipangkuran pasien

(3) Buang secret pada tempat sputum

(4) Berikan minum hangat

(5) Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan

(6) Dokumentasikan hasil pemantauan

c) Edukasi

(1) Jelaskan prosedur dan tujuan batuk efektif

(2) Anjurkan tarik napas melalui hidung semalam 4 detik, ditahan 2

detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir dibulatkan

selama 8 detik

(3) Anjurkan mengulang tarik napas dalam hingga 3 kali

5
(4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam

yang ke-3

d) Kolaborasi

(1) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika diperlukan

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan merasa

lemah

1) Kriteria hasil

Ekspektasi: meningkat, dengan kriteria hasil:

a) Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari

b) Kekuatan tubuh meningkat

c) Keluhan lelah menurun

d) Dipsnea saat dan setelah beraktivitas menurun

e) Perasaan lemah menurun

2) Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dilakukan, sebagai berikut:

a) Manajemen energy

Aktivitas yang dilakukan sebagai berikut:

a) Observasi

(1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakitbatkan kelelahan

(2) Monitor kelelahan fisik dan emosional

(3) Monitor pola dan jam tidur

(4) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

b) Terapiutik

(1) Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus

(2) Lakukan latihan rentang gerak pasif dana tau aktif

6
(3) Berikan aktivitas yang distraksi yang menegangkan

(4) Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah dan

berjalan

c) Edukasi

(1) Anjurkan tirah baring

(2) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

(3) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan

berkurang

(4) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

d) Kolaborasi

(1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan

makanan

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)

dibuktikan dengan penurunan berat badan

1) Kriteria hasil

Ekspektasi: membaik, dengan kriteria hasil:

a) Berat badan membaik

b) IMT membaik

c) Frekuensi makan membaik

d) Nafsu makan membaik

e) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan

2) Intervensi keperawatan

Intervensi yang dilakukan, sebagai berikut:

a) Manajemen nutrisi

b) Pemantauan nutrisi

7
Aktivitas yang dilakukan, sebagai berikut:

a) Observasi

(1) Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi

(2) Identifikasi status nutrisi

(3) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

(4) Identifikasi makanan yang disukai

(5) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi

(6) Monitor asupan makanan

(7) Monitor berat badan

(8) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

b) Terapiutik

(1) Lakukan oral hygiene sebelum makan jika diperlukan

(2) Fasilitasi menentukan pedoman diet

(3) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

(4) Berikan makanan tinggi kalori dan protein serta tinggi serat

(5) Berikan suplemen makan jika diperlukan

(6) Dokumentasikan hasil pemantauan

c) Edukasi

(1) Anjurkan posisi duduk jika mampu

(2) Ajarkan diet yang diprogramkan

d) Kolaborasi

(1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

(2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan jika diperlukan

8
5. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakuan sesuai

dengan intervensi kepawatan atau rencana keperawatan

6. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan untuk menilai

keberhasilan dari implementasi keperawatan

B. Mode Adaptasi Interdependensi

1. Pengkajian

a. Pengkajian perilaku

1) Orang lain yang signifikan

a) Memberi : Klien masih belum mampu membatasi minumnya

karena hal iini disebabkan udara di runganan yang panas dan pasien

sering merasa haus.

b) Menerima : Pasien masih sering kepikiran dan merasa sedih,

namun pasien masih mau menjalani prosedur pengobatan dan perawatan

yang dilakukan terhadapnya

2) Sistem dukungan

a) Memberi : Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan

keluarga, tetangga dan kerabat / teman sejawat sopir angkot. Pasien juga

dapat melakukan interaksi dengan perawat ataupun teman sekamarnya.

b) Menerima : Pasien mendapatkan dukungan dari keluarganya,

terutama suami dan orangtuanya yang selalu bergantian menunggu klien

b. Pengkajian stimuli

Stimulus fokal : penyakit kronis menyebabkan stress dan

ketergantungan akan terapi

9
Stimulus kontekstual : kelemahan fisik

Stimulus residual : kurang pengetahuan

2. Diagnosa Keperawatan

Pengambilan diagnosa keperawatan menggukan SDKI (2017); maka diagnose

pada kasus ini sebagai berikut:

a. Defisit pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpapar

informasi ditandai dengan menunjukkan menyalahkan masalah yang dihadapi,

menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

3. Intervensi Keperawatan

Penetapan intervensi keperawatan menggunakan SIKI (2018) dan untuk

kriteria hasil menggunakan SLKI (2018); maka intervensi yang akan dilakukan

sebagai berikut:

a. Defisit pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpapar

informasi ditandai dengan menunjukkan menyalahkan masalah yang dihadapi,

menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

1) Kriteria hasil

Ekspektasi: meningkat; dengan kriteria hasil:

a) Perilaku sesuai anjuran meningkat

b) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat

c) Perilaku sesuai dengan pengetahuan

d) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

2) Intervensi Keperawatan

Intervensi yang akan dilakukan sebagai berikut:

a) Edukasi kesehatan

b) Edukasi prosedur tindakan

10
Aktivitas yang akan dilakukan, sebagai berikut:

a) Observasi

(1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

(2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan

motivasi perilaku pasien

b) Terapiutik

(1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

(2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

(3) Berikan kesempatan untuk bertanya

c) Edukasi

(1) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

(2) Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan yang dilakukan

(3) Jelaskan perlunya tindakan dilakukan

(4) Jelaskan keuntungan dan kerugian jika tindakan dilakukan

(5) Jelaskan langkah-langkah tindakan yang dilakukan

(6) Jelaskan persiapan pasien sebelum tindakan dilakukan

(7) Infotmasikan durasi tindakan dilakukan

(8) Anjurkan bertanya jika ada seuatu yang tidak dimengerti sebelum

tindakan dilakukan

(9) Ajarkan teknik untuk mengantisipasi/mengurangi ketidaknyamanan

akibat tindakan, jika perlu

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakuan sesuai dengan

intervensi kepawatan atau rencana keperawatan

11
5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan untuk menilai

keberhasilan dari implementasi keperawatan

C. Mode Adaptasi Konsep Diri

1. Pengkajian

a. Pengkajian perilaku

1) Physical self

a) Sensasi tubuh

(1) Gejala : klien tampak cemas, namun klien tampak bersemangat

ketika mendiskusikan penyakitnya dengan perawat

(2) Tanda : Pasien mengatakan sedih atas penyakit yang

dideritanya. Hal itu juga yang membuat ia tidak bersemangat untuk

mengikuti program terapi secara disiplin. Pasien juga mengatakan

cemas setiap akan dilakukan hemodialisis karena nyeri saat

penusukan di area femoral

b) Citra tubuh

(1) Gejala : pasien merasa sedih setelah sakit

2) Personal self

a) Konsistensi diri

(1) Tanda : Ekspresi wajah klien tampak cemas, namun klien

tampak bersemangat ketika mendiskusikan penyakitnya dengan

perawat

b) Ideal diri

(1) Tanda : Pasien menyadari bahwa setiap orang bisa sakit

termasuk dirinya.

12
c) Moral-etika-spiritual diri

b. Pengkajian stimuli

Stimulus fokal : proses penyakit kronis

Stimulus kontekstual : perasaan tidak berdaya dan kecemasan klien terhadap

rencana terapi dialisis jangka panjang

Stimulus residual : cemas terhadap penyakit karena kurang terpapar

informasi

2. Diagnosa Keperawatan

Pengambilan diagnosa keperawatan menggukan SDKI (2017); maka diagnose

pada kasus ini sebagai berikut:

a. Antietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan merasa

khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadap,

3. Intervensi Keperawatan

Penetapan intervensi keperawatan menggunakan SIKI (2018) dan untuk

kriteria hasil menggunakan SLKI (2018); maka intervensi yang akan dilakukan

sebagai berikut:

a. Antietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan merasa

khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadap

1) Kriteria hasil

Ekspektasi: menurun; dengan kriteria hasil:

a) Verbalisasi kebingungan menurun

b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun

c) Perilaku gelisah menurun

d) Pola tidur membaik

e) Keluhan pusing menurun

13
2) Intervensi Keperawatan

Intervensi yang akan dilakukan sebagai berikut:

a) Terapi relaksasi

b) Reduksi ansietas

Aktivitas yang akan dilakukan, sebagai berikut:

a) Observasi

(1) Indentifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan

berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kognitif

(2) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan

(3) Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik

sebelumnya

(4) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah

(5) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

(6) Monitor respon terhadap terapi relaksasi

(7) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

b) Terapiutik

(1) Gunakan pendekatan yang tenangdan meyakinkan

(2) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan

dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan

(3) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik

relaksasi

(4) Gunakan nada suara yang lembut dengan irama lambat dan berirama

(5) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau

tindakan medis lainnya, jika sesuai

(6) Temani pasien untuk mengurangi cemas, jika memungkinkan

14
(7) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

(8) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

c) Edukasi

(1) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis teknik relaksasi yang

tersedia

(2) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih

(3) Anjurkan posisi yang nyaman

(4) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi

(5) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih

(6) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi

d) Kolaborasi

(1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakuan sesuai dengan

intervensi kepawatan atau rencana keperawatan

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan untuk menilai

keberhasilan dari implementasi keperawatan

D. Model Adaptasi Fungsi Peran

1. Pengkajian

a. Pengkajian perilaku

1) Instrumental

a) Peran primer : Klien merupakan seorang ibu rumah tangga dengan 2

orang anak

15
b) Peran skunder : Klien mengatakan sejak sakit aktifitasnya sebagai ibu

rumah tangga tidak dapat dilakukan secara optimal akibat sering lelah,

capek dan merasa tidak bertenaga

c) Peran tertier : Sebelum sakit klien bekerja sebagai karyawati di

perusahaan swasta dengan penghasilan di atas UMR.

2) Ekspresif

a) Peran primer : Setelah sakit klien berhenti bekerja dan sumber

penghasilan keluarga saat ini hanya berasal dari suami yang bekerja

sebagai supir perusahaan, penghasilan suami hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari hari

b) Peran sekunder : Klien mengatakan biaya hemodialisis selama ini

hanya sebagian yang ditanggung oleh jamkesmas dan sisanya dari

tabungan klien serta bantuan keluarga

c) Peran tertier :-

b. Pengkajian stimuli

Stimulus fokal : cemas karena penyakit kronis

Stimulus kontekstual : kehilangan pekerjaan

Stimulus residual : perubahan peran

2. Diagnosa Keperawatan

Pengambilan diagnosa keperawatan menggukan SDKI (2017); maka diagnose

pada kasus ini sebagai berikut:

a. Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan perubahan peran

dibuktikan dengan merasa harapan tidak terpenuhi

16
3. Intervensi Keperawatan

Penetapan intervensi keperawatan menggunakan SIKI (2018) dan untuk

kriteria hasil menggunakan SLKI (2018); maka intervensi yang akan dilakukan

sebagai berikut:

a. Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan perubahan peran

dibuktikan dengan merasa harapan tidak terpenuhi

1) Kriteria hasil

Ekspektasi: membaik; dengan kriteria hasil:

a) Verbalisasi harapan terpenuhi meningkat

b) Verbalisasi kepuasan peran meningkat

c) Adaptasi peran meningkat

d) Stategi koping yang tidak efektif meningkat

e) Konflik peran penurun

f) Perilaku cemas menurun

2) Intervensi Keperawatan

Intervensi yang akan dilakukan sebagai berikut:

a) Dukungan penampilan peran

b) Promosi koping

Aktivitas yang akan dilakukan, sebagai berikut:

a) Observasi

(1) Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat

perkembangan

(2) Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

(3) Identifikasi adanya peran yang tidak diketahui

(4) Identifikasi pemahaman proses penyakit

17
(5) Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

b) Terapiutik

(1) Diskusikan perubahan peran yang dialami

(2) Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang

tidak diinginkan

(3) Fasilitasi diskusi perubahan peran, jika perlu

(4) Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua. Jika perlu

(5) Fasilitasi diskusiharapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

(6) Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami

pengalaman sama

c) Edukasi

(1) Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

(2) Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau

ketidakmampuan

(3) Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran

(4) Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien untuk memenuhi

peran

(5) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

d) Kolaborasi

(1) Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakuan sesuai dengan

intervensi kepawatan atau rencana keperawatan

18
5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan untuk menilai

keberhasilan dari implementasi keperawatan

19
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPNI, 2018. Standar Intervensi keperawatan Indonesia; Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPNI,2018. Standar Luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

20

Anda mungkin juga menyukai