Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA SMK

MELALUI KEGIATAN BENGKEL OTOMOTIF UNTUK


MENUMBUHKAN SOFT SKILLS SISWA
Puji Hartini
Email: pujihartini76@yahoo.co.id
Hp. 085868685533

Abstract
The background study of this research is to develop a learning model of the world of
temperature and heat for vocational school that does not have a physics laboratorium and
also to improve SMK students soft skills who want to enter the world of work. The goals
of this research are (1) developing a learning model to study temperature and heat
through automotive workshop activity (2) knowing the learning model contribution of
temperature and heat through automotive workshop activity on improving vocational
students’ soft skills. This research material is temperature and heat, and the subject of
this research is the 1Ith grade students of SMK 1 Sukoharjo, Wonosobo which consist of
three classes. One class acts as small-scale experiment group, and two classes act as
large-scale experiment group. The method used in this research is the Research and De-
velopment method (R&D). Data where gathered from self-evaluation list about soft skills
through pre-test and post-test and observation. Implementation data of this learning
model were taken from the score level of learning accomplishment. The analysis of soft
skills being used in this research is the score taken into percentage, whereas normality,
homogencity and differential test are using SPSS. Analysis results of the students soft
skills percentage in the first small-scale experiment is 31%, in the second small-scale ex-
periment is 44%, in the third small scale experiment is 59%, and differential test for
those three experiments show significant difference, which means there is an improve-
ment of soft skills on each experiment. The results of the percentage analysis for large-
scale experiments on experimental class for the improvement of students’ soft skills
through pre-test and post-test score is 65% whereas control class is 38%. SPSS analysis
of the data are normally distributed and homogenous, differential test shows that the ex-
perimental class gives a better result than control class, so it can be concluded that the
learning model through automotive workshop activity is effectively improving vocation-
al scholl students’ soft skills.

Keywords: Soft Skills, Learning Model, Vocational Automotive.

Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran fisika bagi
Sekolah Menengah Kejuruan yang belum memilki laboratorium fisika dan masih ren-
dahnya tingkat soft skills siswa SMK yang masuk ke dunia kerja. Tujuannya adalah (1)
Mengembangkan model pembelajaran fisika melalui kegiatan bengkel otomotif (2)
Mengetahui kontribusi model pembelajaran fisika SMK melalui bengkel otomotif ter-
hadap pertumbuhan soft skills siswa. Materi Penelitian ini adalah Fisika dan populasi
penelitian ini adalah siswa SMK 1 Sukoharjo, Wonosobo kelas XI yang terdiri dari 3 ke-
las. 1 kelas untuk uji coba skala kecil, dan 2 kelas untuk uji coba skala luas. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Data dalam
penelitian ini dikumpulkan dari evaluasi diri tentang soft skills melalui pre tes dan post
tes serta hasil pengamatan. Data keterterapan model pembelajaran diambil dari skor ting-
kat keterlaksanaan pembelajaran. Analisis soft skills yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skor yang diprosentasekan sedangkan normalitas, homogenitas serta uji beda

190
191 JURNAL PP VOLUME 1, NO. 2, DESEMBER 2011

menggunakan SPSS. Hasil Analisis prosentase soft skills siswa pada uji coba 1 skala
kecil sebesar 31%, uji coba 2 skala kecil sebesar 59%, uji coba 3 skala kecil sebesar
44%, dan uji beda pada ketiga uji coba ada perbedaan yang artinya tiap-tiap uji coba ter-
jadi pertumbuhan soft skills. Hasil analisis prosentase uji coba skala luas pada kelas ek-
sperimen pertumbuhan soft skills siswa melalui pre tes pos tes sebesar 65%.dan kelas
kontrol pertumbuhan soft skills sebesar 38 %. Analisis SPSS data berdistibusi normal
dan homogen, uji beda menujukkan hasil pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol sehingga dikatakan model pembelajaran melalui kegiatan bengkel otomotif efek-
tif meningkatkan soft skills siswa SMK.

Kata Kunci : Soft Skills, Model Pembelajaran SMK, Otomotif.

PENDAHULUAN Kendro (2010) dalam work shop Im-


RKPD Jawa Tengah 2010 menyebut- plementasi soft Skills terhadap penempatan
kan bahwa Provinsi Jawa Tengah tanggal 12 tamatan SMK menyatakan bahwa problemat-
April 2008 mendeklarasikan diri sebagai ika penempatan tamatan SMK karena
Provinsi Sekolah Kejuruan atau Provinsi ketersediaan lapangan kerja yang terbatas,
Vokasi pertama se-Indonesia. Untuk 85% lulusan SMK terbelenggu pada hard
mengembangkan Jawa Tengah menjadi Competency (Hard Skills). Solusi alternatif
Provinsi Vokasi langkah yang dilakukan di- dari permasalahan tersebut adalah menyelip-
antaranya membekali siswa SMK dengan kan muatan soft skill pada proses belajar
kecakapan hidup (life skills: Soft skills dan mengajar, membangun kesadaran dan pema-
hard skills). haman siswa akan pentingnya soft skills da-
PP No.29 Tahun 1990 tentang Pen- lam dunia pendidikan dan dunia kerja dan
didikan Menengah bahwa Pendidikan pembekalan soft skills bagi tamatan pra
Menengah Kejuruan mengutamakan penyia- penempatan dan pasca penempatan.
pan siswa untuk memasuki dunia kerja & Metode pembelajaran fisika di SMK I
mengembangkan sikap profesional. Kompe- Sukoharjo Wonosobo cenderung pasif karena
tensi lulusan SMK mengacu kebutuhan tena- guru melakukan kegiatan pembelajaran
ga kerja yang mampu bersaing dalam era in- secara konvensional (ceramah) dan monoton
formasi, komunikasi, dan teknologi untuk itu sehingga belum mampu meningkatkan soft
siswa SMK diwajibkan menempuh Praktek skills siswa, karena pembelajaran terpusat
Kerja Industri. Kurikulum SMK terdiri dari pada guru maka siswa selama dalam proses
kelompok mata pelajaran normatif, adatif, pembelajaran cenderung pasif. Pembelajaran
dan produktif. Normatif menunjang siswa praktik kejuruan di bengkel otomotif siswa
dalam ahlak dan perilaku, adaptif yang berisi cenderung termotivasi dan aktif selama pros-
materi untuk menjembatani pemahaman un- es pembelajaran, karena praktik di bengkel
tuk menerapkan ilmu pengetahuan dan otomotif lebih interaktif dan siswa menge-
teknologi, membentuk kompetensi kecaka- tahui secara nyata (realita) benda atau alat-
pan dan kemandirian kerja. alat yang dipelajari. Praktikum fisika
Mata pelajaran produktif sebagai ma- dibengkel otomotif dapat dilakukan melalui
ta pelajaran kejuruan sesuai dengan program proses kegiatan laboratorium verifikatif yaitu
keahlianya. Standar kompetensi lulusan SMK rangkaian kegiatan pengamatan atau pen-
diantaranya menunjukkan sikap kompetitif gukuran, pengolahan data dan penarikan kes-
dan sportif, kemampuan menganalisis dan impulan yang bertujuan untuk membuktikan
memecahkan masalah kompleks, me- konsep yang sudah diajarkan atau diajarkan
manfaatkan lingkungan secara produktif terlebih dahulu.
dan bertanggung jawab (Direktorat Pem- Pembelajaran fisika dengan prak-
binaan SMK, 2008: 69). tikum adalah pembelajaran aktif yang diper-

ISSN 2089-3639
Puji Hartini; Pengembangan Model Pembelajaran …. 192

lukan oleh peserta didik untuk mendapatkan kegiatan bengkel otomotif untuk meningkat-
hasil belajar yang maksimum (Wi- kan soft skills siswa adalah evaluasi soft
yanto,2008). Materi fisika untuk siswa SMK skills, LKS, RPP, Silabus dan Materi Ajar.
jurusan otomotif yang digunakan guru dan Setelah semua perangkat draft awal selesai
siswa belum mengarah pada pertumbuhan sebagai tahap perancangan, selanjutnya dil-
soft skills, sehingga siswa menganggap pela- akukan penilaian (validasi) oleh ahli (expert
jaran fisika sebatas teori yang tidak dapat di- judgment) dengan tujuan untuk mengetahui
aplikiasikan dalam teknologi, untuk itu mate- validitas produk. Pakar ada tiga yaitu
ri fisika SMK jurusan otomotif harus banyak Dr.Endang Soelistiyowati,M.Pd koordinator
muatan fisika yang diterapkan dibidang oto- Partnership Division Sekolah Vokasi Univer-
motif. Pembelajaran fisika di bengkel otomo- sitas Gajah Mada (UGM). Validator senior
tif dilakukan secara berkelompok yang dapat oleh Agus Arianto,M.Sc pengajar fisika di
meningkatkan soft skills seperti kemampuan MAN Mendolo Wonosobo dan Af-
team work, kreativitas, kemampuan komu- fendy,S.Pd Instruktur Otomotif BP DIKJUR
nikasi (lesan dan tulisan) dan kedisiplinan Semarang. Validator mengisi blanko instru-
dalam kelompok kerja. Rumusan masalah men penilaian produk. Secara umum validasi
yang dapat diambil dari latar belakang diatas ahli mencakup tiga hal yaitu Validasi Isi, val-
adalah (1) Bagaimana model pembelajaran idasi muka, validasi instrumen.
fisika melalui kegiatan bengkel otomotif ?
dan (2) Bagaimana kontribusi model pem- Pada tahap II pengembangan produk
belajaran fisika melalui kegiatan bengkel melalui uji coba skala kecil. Tujuannya un-
otomotif terhadap pertumbuhan soft skills tuk mendapatkan kepraktisan produk yang
siswa SMK ? Tujuan penelitian adalah (1) terdiri dari kepraktisan model pembelajaran
Mengembangkan model pembelajaran fisika dan kepraktisan instrumen pembelajaran. Uji
melalui kegiatan bengkel otomotif, (2) coba pada kelompok kecil, ini dilakukan
Mengetahui kontribusi model pembelajaran dengan One-Shot Case Study
fisika melalui kegiatan bengkel otomotif ter- (Sugiyono,2010) dengan tiga kali pengujian,
hadap pertumbuhan soft skills siswa SMK. pada tiga kelompok dengan satu kelompok
sampelnya tiga siswa. Sampel yang
digunakan dengan metode criterian based
METODE PENELITIAN sampling. Sukardi (2010) mengemukakan
Metode penelitian pengembangan bahwa criterian based sampling adalah pem-
model pembelajaran fisika melalui kegiatan ilihan siswa yang bertujuan untuk mem-
bengkel otomotif untuk meningkatkan soft peroleh informasi yang paling diharapkan,
skills siswa SMK ini menggunakan Research atau pengambilan sampel menggunakan
and development (R&D). Menurut Sugiyono teknik bertujuan (purpose sampling). Sampel
(2010) metode penelitian R&D adalah untuk uji coba produk dipilih 9 siswa yang
penelitian yang digunakan untuk termasuk kelompok atas 3 siswa, kelompok
menghasilkan produk tertentu, dan menguji tengah 3 siswa, dan kelompok bawah 3
kefektifan produk tersebut. Desain siswa dari kelas XI Jurusan Otomotif
Penelitian sesuai dengan Sugiyono (2010), SMKN 1 Sukoharjo Kabupaten Wonosobo.
secara singkat desain penelitian R&D. Data soft skills siswa diambil dengan cara
Pada tahap ini peneliti mengem- mengukur soft skills awal sebelum (pre tes)
bangkan model pembelajaran fisika sesuai menggunakan angket dan sesudah (post tes)
dengan deskripsi temuan model melalui pembelajaran menggunakan angket soft skills
langkah membuat draf desain produk, vali- serta diukur pada saat proses pembelajaran
dasi pakar, dan revisi produk. Draf produk berlangsung yang dilakukan oleh guru kimia
yang dikembangkan pada Pengembangan dan guru produktif otomotif. Data pre tes dan
Model Pembelajaran fisika SMK melalui post tes untuk mengukur pertumbuhan soft

ISSN 2089-3639
193 JURNAL PP VOLUME 1, NO. 2, DESEMBER 2011

skills siswa. Data dari pengamatan guru melakukan wawancara kepada beberapa guru
digunakan untuk mengukur tingkat soft skills untuk mengetahui gambaran umum pembela-
siswa. Tingkat soft skills siswa dihitung jaran fisika di SMK N 1 Sukoharjo, Wono-
menggunakan prosentase. Selanjutnya data sobo. Menurut beberapa guru, selama ini
skor pretes dan skor postes dianalisis dengan nilai pada mata pelajaran fisika cukup mem-
uji t untuk mengetahui apakah ada pertum- perihatinkan, semangat belajar siswa juga
buhan soft skills setelah siswa mengikuti rendah, hal ini terlihat dari minimnya aktivi-
pembelajaran. tas siswa di dalam kelas.
Pengembangan tahap III melalui uji Kebutuhan siswa secara lebih lanjut,
coba pemakaian skala luas, yang bertujuan dilihat pada data penelusuran alumni di bagi-
untuk mendapatkan keefektifan produk. an Bimbingan Karir (BK) mengenai alumni
Produk dikatakan efektif dan praktis jika re- SMK N 1 Sukoharjo. Ternyata hanya sebagi-
liabilitas instrumen angket pre tes post tes an kecil alumni SMK N 1 Sukoharjo yang
serta tingkat soft skills ≥ 4,00, pada uji va- meneruskan ke jenjang pendidikan yang
liditas instrumen berada pada posisi valid, lebih tinggi. Sebagian besar target mereka
dan pada uji beda nilai t hitung lebih besar setelah lulus adalah mencari kerja. Padahal
dari t tabel. Dugaan terjadinya pertumbuhan untuk bisa bertahan dan bersaing di dunia
soft skills adalah kerja diperlukan soft skills yang cukup. Fasil-
Ho : Tidak terjadi pertumbuhan itas untuk pembelajaran fisika di SMK N 1
soft skills Sukoharjo belum cukup memadai dilihat be-
H1 : Terjadi pertumbuhan soft skills lum adanya laboratorium fisika. Kondisi ini
Adapun kriteria penilaian ditetapkan memang tidak ideal, karena minimal pada
sebagai berikut : tiap bab dilakukan kegiatan praktikum.
Ho ditolak jika t hitung > t tabel Kegiatan praktikum yang diadakan akan
H1 diterima jika t hitung < t table lebih meningkatkan pemahaman siswa dalam
Metode uji coba skala luas pelajaran fisika, sekaligus membuat ling-
menggunakan dua kelas sebagai kelompok kungan pembelajaran lebih menyenangkan
kontrol dan kelompok eksperimen dan dapat menumbuhkan soft skills siswa.
(Sugiyono,2010). Sampel dalam penelitian Apalagi dengan banyaknya lulusan yang tid-
ini adalah siswa kelas XI Jurusan Otomotif ak melanjutkan ke Perguruan Tinggi, Pem-
SMK I Sukoharjo Kabupaten Wonosobo belajaran dengan praktikum perlu diperban-
terdiri dari 50 siswa, terbagi dalam dua ke- yak karena bermanfaat bagi siswa dalam
las, tiap-tiap kelas terdiri dari 25 siswa. mengetahui aplikasi ilmu Fisika yang di-
Semua populasi dijadikan sampel dalam pelajari dalam lingkungan, teknologi dan
penelitian, sesuai dengan sugiyono (2010) masyarakat.
sampel penuh digunakan apabila sampel ku- Penyebaran angket dilakukan pada
rang dari 30. Sebelum digunakan, sampel pengguna lulusan SMK Jurusan Otomotif
diuji normalitas dan homogenitasnya terlebih untuk mengetahui soft skills yang dibutuhkan
dahulu, kemudian diuji validitas dan reliabili- dunia industri. Dari angket yang diperoleh
tasnya. kemudian diimplemantasikan dalam
penelitian. Hasil angket terhadap sepuluh
HASIL PENELITIAN bengkel yang ada di wonosobo terungkap
Kegiatan penelitian diawali dengan bahwa soft skills yang dibutuhkan lulusan
studi pendahuluan secara teoritis kebutuhan SMK dari empat rangking teratas yang paling
siswa, yaitu menganalisa adakah ketidakco- banyak untuk diimplementasikan kedalam
cokan kondisi saat ini dengan kebutuhan penelitian, diantaranya komunikasi, kreativi-
siswa, dan menentukan tujuan pembelajaran. tas, kedisiplinan dan kerjasama. Perangkat
Langkah pertama yang dilakukan adalah dari model pembelajaran dan instrumen

ISSN 2089-3639
Puji Hartini; Pengembangan Model Pembelajaran …. 194

penelitian melalui tahap validasi oleh pakar. Hasil penelitian uji coba skala kecil
Tahap validasi untuk mengetahui kesesuaian pada uji coba materi sifat termometrik bahan
perangkat pembelajaran dengan materi. Pakar menunjukkan pertumbuhan soft skills siswa
yang bertindak sebagai validator akan mem- sebesar 31% dengan rincian pertumbuhan
berikan pendapat apakah perangkat pembela- tiap-tiap komponen soft skills dapat dilihat
jaran dan instrumen tersebut dapat digunakan pada Gambar 1.
tanpa perbaikan atau masih memerlukan per- Hasil penelitian uji coba skala kecil
baikan. Pakar yang dimaksud Agus Arian- pada uji coba materi asas black menunjukkan
to,M.Si selaku pakar fisika disebut sebagai pertumbuhan soft skills siswa sebesar 59%
validator senior I dan Dr. Endang dengan rincian pertumbuhan tiap-tiap kom-
Soelistyowati, M.Pd. selaku pakar di bidang ponen soft skills dilihat pada Gambar 2.
soft skills selaku validator ahli serta Af- Hasil penelitian uji coba skala kecil
fandy,S.Pd selaku pakar bidang otomotif di pada uji coba materi sifat termometrik bahan
BP DIKJUR Provinsi Jawa Tengah selaku menunjukkan pertumbuhan soft skills siswa
validator senior II. Pakar yang bertindak se- sebesar 44% dengan rincian pertumbuhan
bagai validator akan memberikan penilaian tiap-tiap komponen soft skills dapat dilihat
tentang perangkat pembelajaran. Validasi pada Gambar 3
empiris dilakukan melalui uji coba atau ek- Hasil penelitian uji coba skala besar
sperimen menggunakan instrumen yang te- pada kelas eksperimen menunjukkan per-
lah divalidasi ahli dan telah direvisi, ber- tumbuhan soft skills siswa sebesar 56%
tujuan untuk mendapatkan keefektifan dan dengan rincian pertumbuhan tiap-tiap kom-
kepraktisan produk ponen soft skills dapat dilihat pada Gambar 5

Gambar 1. Pertumbuhan Soft Skills Siswa Pada Uji Coba I

Gambar 2. Pertumbuhan Soft Skills Siswa pada Uji Coba II

ISSN 2089-3639
195 JURNAL PP VOLUME 1, NO. 2, DESEMBER 2011

Gambar 3. Pertumbuhan Soft Skills Siswa pada Uji Coba III

Gambar 4. Pertumbuhan soft skills kelas kontrol

Hasil perhitungan menggunakan impulan bahwa terdapat perbedaan yang sig-


SPSS pada kelas eksperimen dan kelas nifikan antara soft skills sebelum dan sesudah
kontrol pada uji beda menggunakan uji t penerapan pembelajaran. Siswa mengalami
dihasilkan seperti pada Tabel 1. pertumbuhan soft skills setelah implementasi
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai pembelajaran secara signifikan. Pada uji beda
t hitung > t table, sehingga dapat ditarik kes- menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih

Gambar 5. Pertumbuhan Soft Skills Kelas Eksperimen

ISSN 2089-3639
Puji Hartini; Pengembangan Model Pembelajaran …. 196

Tabel 1. Uji Beda Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Jumlah Rata- Varians Standar Jumlah Tingkat ke- t hi- T


rata deviasi sampel percayaan tung Tabel
Eksperimen 1693 67,72 90,043 9,49 25 95% 5,449 2,068
Kontrol 1463 58,52 71,26 8,44 25 95% 5,449 2,068

baik dari pada kelas kontrol dalam hal perhatian yang lebih kepada siswa yang ke-
meningkatkan soft skills siswa. mampuannya lebih rendah dari rata-rata ke-
lasnya. Teori tersebut menguatkan bahwa
PEMBAHASAN penggunaan LKS dalam pembelajaran dapat
Pada analisis uji coba kelas kecil di- mengontrol kegiatan siswa sehingga mengu-
peroleh hasil yang menunjukkan bahwa in- rangi aktifitas siswa yang tidak sesuai dengan
strumen penelitian yaitu evaluasi soft skills kegiatan belajar. Siswa disibukkan dengan
dan LKS adalah valid dan reliabel. Hal ini tugas mengerjakan LKS sehingga kesem-
menunjukkan bahwa instrumen dapat patan untuk diam dan aktivitas lain yang tid-
digunakan pada uji coba skala luas. Se- ak sesuai dapat diminimalkan. LKS menun-
dangkan pada analisis uji beda skala kecil tun siswa untuk memahami konsep yang se-
menunjukkan adanya pertumbuhan soft skills dang dipelajari secara runtut dalam lembar
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. kerja.
Pertumbuhannya tidak sama pada tiap-tiap Hasil analisis menunjukkan bahwa
indikator. Pada uji coba 1 Pertumbuhan pal- Pertumbuhan soft skills siswa pada kelas ek-
ing tinggi pada kemampuan kerjasama dan sperimen adalah 56% sedangkan pada kelas
kedisiplinan, hal ini terjadi karena pada LKS kontrol 38%. Pertumbuhan soft skills siswa,
sifat termometrik bahan banyak kegiatan terutama kemampuan komunikasi dan ke-
yang membutuhkan kerjasama kelompok da- mampuan kerjasama akan lebih efektif apabi-
lam satu tim kerja. Sedangkan kedisiplinan la dilaksanakan pada pembelajaran dengan
meningkat karena pada pada LKS juga metode praktikum atau eksperimen, hal ini
menuntut ketepatan dalam pembacaan alat sesuai dengan wiyanto (2008) yang menya-
ukur yang ada hubungannya dengan ke- takan bahwa peranan penting praktikum ada-
displinan penggunaan alat. lah sebagai wahana untuk mengembangkan
Pembelajaran pada kelas eksperimen keterampilan komunikasi, menganalisis data
menggunakan metode praktikum di bengkel dan keterampilan bekerjasama dalam tim.
otomotif yang dipandu menggunakan LKS, Pengembangan model pembelajaran
dari hasil perhitungan presentase menunjuk- melalui bengkel otomotif ada beberapa ken-
kan bahwa Pertumbuhan soft skills siswa dala yang muncul dilapangan. Kendala terse-
lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol. but merupakan hal penting untuk diketahui
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukamto bagi guru maupun peneliti lain yang akan
(1993) bahwa salah satu tujuan pemberian menggunakan model pembelajaran tersebut.
LKS adalah lebih mengaktifkan siswa Kendala pembelajaran akan lebih dirasakan
melakukan kegiatan belajar mengajar untuk jika sudah memasuki tahap skala luas,
menemukan dan mengelola sendiri perolehan dengan jumlah siswa lebih dari 20. Pada
belajar yang perlu dikuasainya. Suwardi proses pembelajaran guru akan kesulitan
(2004) menyatakan bahwa keuntungan mengontrol aktivitas siswa pada ruang
penggunaan LKS adalah memberikan kes- bengkel yang luas, untuk itu diperlukan
empatan pada siswa yang mempunyai ke- seorang guru pendamping untuk ikut serta
mampuan lebih untuk belajar lebih cepat dan melakukan pengawasan pada siswa. Kelebi-
memungkinkan guru untuk mencurahkan han pada proses pembelajaran melalui

ISSN 2089-3639
197 JURNAL PP VOLUME 1, NO. 2, DESEMBER 2011

bengkel otomotif bagi siswa adalah siswa kan soft skills siswa yaitu pada uji coba 1
bersemangat mengikuti proses pembelajaran pertumbuhan soft- skills sebesar 31%, pada
dan menyatakan senang melaksanakan prak- uji coba ke 2 pertumbuhan soft skills siswa
tikum fisika di bengkel, walaupun ada yang 59% dan pada uji coba ke 3 pertumbuhan soft
menyatakan praktikum fisika sebaiknya di skills siswa 44%. Pada uji coba skala luas
laboratorium fisika. Kendala membuat LKS meningkatkan soft skills sebesar 65%. Model
yang dapat meningkatkan soft skills siswa pembelajaran ini praktis karena tingkat
adalah memerlukan pemikiran yang cermat keterlaksanaan pembelajaran sebesar 86%,
sehingga sesuai dengan evaluasi yang pada uji validasi empiris skala luas
digunakan sehingga memerlukan kesabaran menggunakan kelas eksperimen dan kelas
sehingga konsep yang akan kita sampaikan kontrol menurut analisis statistik valid dan
dapat efektif dipahami siswa. LKS yang reliabel. Pada uji beda keduanya menunjuk-
digunakan pada kelas eksperimen telah me- kan perbedaan yang signifikan, disimpulkan
lalui uji coba pada kelas kecil sehingga telah bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari
mengalami perbaikan-perbaikan. Perbaikan pada kelompok kontrol. Jadi pembelajaran
dilaksanakan sesuai masukan dari siswa yang fisika melalui kegiatan bengkel otomotif
terdiri dari kalimat perintah yang sulit dipa- efektif untuk menumbuhkan soft skills
hami atau salah ketik. Biaya yang dikeluar- siswa SMK.
kan untuk menggandakan LKS juga tidak
sedikit, apalagi jika LKS membutuhkan lem- Saran
bar yang banyak. Kendala membuat LKS
Model pembelajaran ini dapat dit-
fisika yang dilaksanakan pada bengkel oto-
erapkan pada SMK jurusan otomotif,
motif adalah guru harus memahami karakter-
disekolah yang belum memiliki laboratorium
istik siswa, yaitu siswa yang sudah paham
fisika dengan karakteristik siswa yang sama,
dengan bagian kendaraan yang akan
dengan karakteristik siswa yang berbeda un-
digunakan untuk praktik sehingga pada pros-
tuk menggunakan instrumen pada model
es pembelajaran dapat berjalan lancar tanpa
pembelajaran ini perlu ada penyesuaian. Un-
banyak pertanyaan dari siswa. Jadi
tuk pelaksanaan praktik memerlukan
penggunaan LKS fisika yang diterapkan pada
obeservasi tentang jumlah alat dan peralatan
bengkel otomotif paling tepat untuk siswa
yang tersedia. Untuk membelajarkan soft
SMK jurusan otomotif.
skills kepada siswa, guru perlu memahami
soft skills yang perlu dikembangkan di
SIMPULAN DAN SARAN sekolah yang bersangkutan. Guru dan
Simpulan pengamat perlu memahami tentang soft skills
Karakteristik model pembelajaran sehingga hasil penilaian terhadap soft skills
fisika melalui kegiatan bengkel otomotif ini siswa lebih baik.
adalah metode pembelajaran yang digunakan Terima kasih peneliti ucapkan kepada
eksperimen di bengkel otomotif, strategi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
yang digunakan adalah kerja kelompok, Mayarakat, Daftar Isian Pelaksanaan Ang-
model pembelajaran yang digunakan adalah garan (DIPA) Universitas Negeri Semarang
model tersarang yang mengaitkan tiga materi Nomor : 0597/023-04.2.16/13/2011 tanggal
dalam satu pembelajaran yaitu soft skills 20 Desember 2010 sesuai dengan Surat Per-
siswa ditingkatkan melalui eksperimen di janjian Kontrak Kerja Hibah Penelitan Tesis
bengkel otomotif dengan materi fisika yang Nomor: 2288/H37.2/TU/2011, tanggal 20
telah diaplikasikan pada sistem pelumasan April 2011 yang telah membiayai penelitian
dan pendinginan kendaraan bermotor. Model pendidikan dalam bentuk hibah tesis, sehing-
pembelajaran ini efektif karena pada uji vali- ga dapat selesai tepat waktu.
dasi empiris skala kecil mampu meningkat-

ISSN 2089-3639
Puji Hartini; Pengembangan Model Pembelajaran …. 198

DAFTAR PUSTAKA uasi Penempatan Kerja Lulusan


Arikunto,S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi SMK. Dinas Pendidikan Propinsi Ja-
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. wa Tengah. Ungaran 4 Desember
2010.
Badan Penelitian dan Pengembangan Provin-
si Jawa Tengah. 2008. Laporan Makmun, A.S. 2003. Psikologi Pendidikan.
Penelitian keterkaitan Pendidikan dan Bandung: Rosda Karya Remaja.
Penyediaan Lapangan Kerja di Jawa
Tengah. Putra, I.S dan A.Pratiwi. 2005. Sukses
dengan Soft Skills. Bandung: ITB.
Daryanto. 2003. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bengkel. Buku Acuan untuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Siswa SMK. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 . Provinsi Jawa Tengah . I – 26

Depdiknas.2000. Hakekat Pembelajaran Savinainen,A & P.Scott. 2002. The Force


MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika Concept Inventory: a tool for mentor-
di Perguruan Tinggi. PEKERTI ing student learning. Phys. Education
MIPA. Buku 3.02. Direktorat Jendral .37:45-52
Pendidikan Tinggi. Jakarta: Proyek
Pengembangan UT. Senjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran;
Berorientasi Standar Proses Pendidi-
Depdiknas.2004. Pedoman Penyusunan kan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Lembar Kegiatan Siswa dan Skenario Group.
Pembelajaran di Sekolah. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Soelistiyowati,E. 2008. Pengembangan
Umum. Model Evaluasi Soft skills. Disertasi.
Yogyakarata: Universitas Gajah Ma-
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah da. (tidak dipublikasikan)
Kejuruan. 2008. Bimbingan Teknis
Penyusunan KTSP pada SMK. Jakar- Sonhaji,A. 2002. Laboratorium sebagai basis
ta: Departemen Pendidikan Nasional. pendidikan Teknik di Perguruan
Tinggi. Departemen Pendidikan Na-
Elfindri. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. sional. Malang: Universitas Negeri
Baduose Media. Malang.

Ihmeideh,F.M. 2010. Attitudes towatrd Spektor,O.L. 2008. Teaching communication


Communication Skill Among Stu- skills in Science: Tracing teacher
dents’- Teachers’ in Jordanian Public change. Teaching and Teacher Educa-
University. Australian Journal of tion. The Departemen of science
Teacher Education. 35:4 Teaching. The Weismann Institute of
Science. Rechovot. Israel.24: 462-477
Jama,J. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 1.
Direktorat Pembinaan Sekolah Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuanti-
Menengah Kejuruan. Jakarta: Depar- tatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
temen Pendidikan Nasional. Alfa Beta.

Kendro,C.S 2010. Implementasi Soft Skills Sukamto,H. 1993. Petunjuk Penyusunan


terhadap Penempatan Tamatan SMK. Lembar Kerja Siswa (LKS) Bidang
Disampaikan pada Workshop Eval- Studi Geografi. Makalah disajikan

ISSN 2089-3639
199 JURNAL PP VOLUME 1, NO. 2, DESEMBER 2011

pada latihan kerja Instruktur (LKI) 4 Pendidikan Lintas Bidang. Ban-


Pemantapan Kerja Guru (PKG) IPS dung: FIP-UPI.Grasindo.
Geografi.
Utama, I.M.S. 2008. Konsep Pengembangan
Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pen- Panduan Evaluasi Pengembangan
didikan, Kompetensi dan Praktiknya. Soft skills Mahasiswa Melalui Proses
Jakarta: Bumi Aksara. Pembelajaran di Universitas Udaya-
na. Tim Program Hibah Kompetisi
Suwardi. 2004. Meningkatkan Prestasi Bela- Berbasis Institusi (PHK-I) Bali: Uni-
jar Matematika pada Sub Bahasan versitas Udayana.
Pembagian Pecahan dengan Pem-
berian Lembar Kerja Siswa. Skripsi. Wiyanto.2008. Menyiapkan Guru Sains
Semarang: UNNES. Mengembangkan Kompetensi La-
boratorium. Semarang: UNNES
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. PRESS.
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bagian

ISSN 2089-3639

Anda mungkin juga menyukai